Kisah Cinta Cucu Manja Oma
"Nyonya sepuh, Tuan Muda kabur lagi." Telpon dari seorang pengawalnya membuat Oma Alima yang masih duduk santai terperanjat panik mendengarnya.
Pagi itu Oma Alima sebut saja, seorang ibu dari almarhum Suryo Pranoto komlomerat terkaya di negri ini yang sudah berusia tujuh puluh tahunan lebih kembali dipusingkan oleh tingkah cucu kandung semata wayangnya Ranan Aldiano Pranoto yang sering akrab dipanggil Al.
Lagi-lagi Al kabur dari mobil yang mengantarnya menuju kampus untuk membolos kuliah Semester awal. Tingkah Al yang selalu bermain-main dan suka berhura-hura membuat Oma Alima geram dibuatnya.
Al dibesarkan kan oleh Oma Alima dengan pengawasan yang ketat. Orang tuanya meninggal saat Ia masih berusia satu tahun. Meninggalkan kedua orang tua Al, membuat nya tumbuh menjadi anak yang keras kepala dan manja.
"Cari anak pembangkang itu, dia harus menerima hukuman ku kali ini!" Oma Alima memerintah dengan tegas para pengawalnya itu. Oma Alima sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan cucunya yang sering sekali membuat semua orang gelimpungan dibuatnya.
"Tenang Oma, biar saya saja yang akan mengerahkan semua pengawal untuk menemukan bocah itu," timpal Dekha yang tengah duduk di sofa tak jauh dari sang Oma berdiri. Dekha sangat mengenal kepribadian adik angkatnya itu, hanya kesabarannya dan ketelatenannya lah yang membuat Oma Alima senang memiliki dirinya.
Radekha Wijaya namanya dia memiliki perawakan yang tak kalah tampan dari Al yang masih berusia dua puluh tahun jauh lebih muda darinya. Dia adalah putra salah satu anak pelayan di rumah mewah itu, orang tua nya juga sudah meninggal. Karena pengabdian dan pengorbanan orang tua Dekha itulah hingga akhirnya Oma Alima memutuskan mengangkatnya menjadi seorang cucu yang sekaligus merangkap menjadi pengawas dan pelindung seorang Al mengingat banyak bahaya yang sedang mengancam keselamatannya.
"Dasar anak payah, kerjaannya menyusahkan saja," Oceh Oma Alima melengos lalu duduk disamping Dekha di sofa setelah Ia memutus sambungan sepihak.
"Sabar Oma, namanya saja anak Muda," timbal Dekha terkekeh.
"Ish, Kau ini, sama saja dengan adik mu," gerutu Oma dengan gaya hendak memukul Dekha yang kini berada disampingnya. "Ya sudah, temukan anak itu, ancam dia dengan ancaman yang sama seperti sebelumnya!" Delik sang Oma.
"Oke Oma," jawab Dekha sembari mengulum senyum, karena Ia melihat mata tua itu sedang menahan marah. "Dekha pergi dulu," pamit Dekha lalu mencium punggung tangan wanita itu.
Dekha segera bergerak menyuruh semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Al. Al sengaja tidak mau mengangkat telpon dari Dekha.
Dekha dan anak buahnya menyisir ke beberapa tempat yang biasa menjadi pelabuhan Al saat kabur dari pengawasan, tapi belum juga menemukan keberadaan dari Al.
Lain halnya dengan Al, orang-orang tengah sibuk mencarinya, Ia justru melajukan mobil yang Ia bawa kabur dengan tertawa puas, Karena Ia bisa berhasil terlepas juga dari pengawasan yang membatasi ruang geraknya.
"Hahaha... terbebas juga hari ini, dasar nenek peyot, bisa-bisanya menyuruh orang untuk terus mengikuti dan mengawasi ku, emangnya aku ini anak kecil, apa? untung pengawal-pengawal itu bodoh semua hingga mudah ku kelabui," Oceh Al bangga sembari memonyongkan bibirnya.
Ia terus menyetir dan menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti alunan musik yang Ia setel lewat ponselnya melalui headsead otomatis yang terpasang ditelinganya.
"Dasar, ngapain sih Kak Dekha nelpon terus." Decak nya merasa terganggu, saat yang Ia dengar bukan lagi musik yang Ia setel, melainkan nada dering ponsel nya yang terus berbunyi akibat panggilan masuk dari Dekha yang tak pernah menyerah untuk terus menghubunginya.
"Pasti ini ulah nenek peyot itu, dasar kutil! kurang kerjaan aja ngikutin aku terus," Celetuknya lagi.
Al melirik layar ponselnya yang terus menyala sambil pokus mengemudi. Ia berusaha untuk tetap membiarkan agar Dekha berhenti mengganggunya.
Wajahnya tampak semakin kesal melihat Dekha yang ternyata tidak mudah menyerah. Sembari emosi, Al mengusap rambutnya dengan kasar.
Al yang tak tahan pun akhirnya terpaksa menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari Dekha.
📲 "Halo, ada apa, Til?" maki Al langsung menyemprot Dekha dengan panggilan yang sering Ia ucapkan pada Kakaknya.
📲 "Hey adikku tercinta, mau pergi kemana kamu?" goda Dekha dari sebrang telponnya sambil senyum-senyum sendiri. Ia sudah membayangkan wajah Al yang cemberut lucu saat kesal kepadanya saat ini.
📲 "Ck, suka sekali menggoda ku ya, awas kau!" Al melotot geram karena merasa diejek.
📲 "Cepat kembali kuliah!" perintah Dekha berpura-pura garang sambil memegangi perutnya menahan tawa agar ancaman nya yang sifatnya megertak tak ketahuan cucu manja itu.
📲 "Gak mau, ngapain kuliah? kita 'kan udah punya segalanya," tolak Al yang langsung meninggikan suaranya.
📲 "Ow, jadi mau main-main ni? ya sudah kembalikan semua barang yang kau gunakan saat ini!" ancam Dekha kemudian.
📲 "Enak saja, ini 'kan punya ku," gerutu Al semakin kesal.
📲 "Punya mu, kalau kau mau kuliah, kalau tidak Oma akan menarik paksa aset yang kau nikmati saat ini." Dekha mulai bersikap garang agar Al takut akan ancamannya.
Al terdiam, seketika nyalinya untuk kabur langsung menciut mendengar ancaman Dekha, Karena Ia lebih takut miskin dari pada dijaga ketat.
"Aah, Sial," decak Al yang langsung memukul stir mobilnya. Ia terpaksa harus kembali menyerah mendengar ancaman itu.
📲 "Bagaimana? apa kau sudah pikirkan? atau kau mau jadi gelandangan saja, ha?" tanya Dekha yang kembali terdengar suaranya dari layar ponsel.
📲 "Dasar Kutil, bisa nya cuma mengancam terus," timpal Al mendelik. Ia tak punya pilihan lain selain menurut dari pada gak punya uang dan memakai pasilitas mewah lagi, bisa lebih gila dia dibuatnya.
📲 "Bagaimana, sudah kau pikirkan?" Dekha mengulang lagi pertanyaannya untuk memastikan.
📲 "Iya, iya, aku kuliah sekarang, puas?"
📲 "Hehehe... bagus, awas kalau bohong!"
📲 "Iya iya, dasar kutil."
📲 "Bodo' amat, by."
Dekha langsung mengakhiri telponnya setelah mendapat kan jawaban dari Al.
Al yang masih diselimuti kesal pun mendadak terkejut saat seorang gadis tiba-tiba melintas didepan mobilnya.
"Aaaa... ." nampak nya gadis itu juga berteriak karena terkejut. Ia menyilang kan kedua tangan untuk menutupi wajah sambil menunduk.
Ssssttt!
Al seketika mengerem dengan cepat. Mobil Al berhenti hanya berjarak sejengkal saja dari tubuh gadis itu.
Gadis itu langsung duduk dan menunduk gemeteran dibuatnya sambil terisak menangis.
"Ibu, aku belum mau mati, huhuhu..," rancau gadis itu ketakutan. Ia tak berani membuka matanya karena ketakutan.
Al yang juga terkejut pun langsung berdebar-debar tak karuan. "Aku nabrak enggak ya? jangan-jangan orang itu mati lagi?" Al bertanya-tanya sendiri. Ia nampak bingung tak karuan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang mendadak gatal.
"Oma, aku gak mau dipenjara," ucap Al lirih dan gemetaran. Kali ini pasti Ia membuat kesalahan
Al tetap diam di mobilnya tampa berani memeriksa sedikit pun, Namun tiba-tiba seseorang lagi-lagi mengejutkannya ketika mengetuk jendela mobil nya ditengah kekhawatiran di dalam hatinya.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi," panggil orang itu.
"Aaa... hantu ." Al berteriak sekencang-kecang nya dan replek menutupi wajahnya dengan telapak tangan lalu pindah ke kursi sebelahnya, Setelah mendapati gadis yang mengetuk kaca jendela mobilnya terlihat mengurai rambutnya yang panjang dan samar-samar memakai baju putih.
"Mas, buka Mas, hig.. hig.. ." gadis itu terdengar terisak-isak rupanya.
"Ka_ kau siapa? Ka_ kau hantu ya?" tanya Al gagap.
"Enak saja, tega banget doain aku mati," gerutu gadis itu.
"Ka_ kau hantu yang ba_ baru saja ku tabrak 'kan?" tanya Al panik.
"Hey, Mas, buka dulu jendela mobilnya, aku mau minta pertanggung jawaban." gadis itu terus mengetuk-ngetuk kaca mobil milik Al sambil mengusap air matanya dengan perasaan kesal karena tak dihiraukan oleh Al.
"Ma_ mau apa? ja_ jangan bunuh a_ aku." Al semakin ketakutan mendengar ancaman gadis itu. " Hus, hus, pergi hantu, aku gak sengaja nabrak kamu," ucapnya lagi dengan cepat.
"Wah sialan! aku masih hidup Mas," gerutu gadis itu. Ia tak terima akan ucapan yang Al lontarkan barusan.
"A_ apa! ma_masih hidup? sungguh?" tanya Al mendadak tenang mendengar ucapan gadis itu.
"Iya, buka dulu!" timpal gadis itu dengan tenang.
"Bener, masih hidup?" Al berusaha memastikan.
"Iya, nyebelin banget sih," kecam gadis itu berkaca pinggang.
🙆❤️❤️❤️Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya! Kalau udah baca Karya recehan ku.💗💗💗🤭🤭🤭🤭 Like, komen and favorit nya dan jangan lupa juga tambahkan ke rak buku kalian agar bisa langsung 😄😄😄😄membaca part terbarunya, TERIMA KASIH, Love-love deh buat para reader ku🙏🙏🙏🙏🤟🤟🤟🤟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Indah Nihayati
baguss thor
2022-03-01
0
Lestari Yess
👍👍👍😂
2022-02-13
1
Rika Adja
mampir kakak
2021-12-07
1