CVE Group
Pagi-pagi sekali perusahaan CVE Group dikagetkan oleh ulah para karyawan yang tiba-tiba melakukan aksi demo. Semua stap jajaran tertinggi di perusahaan CVE Group gelimpungan dibuatnya, Perusahaan CVE Group adalah perusahaan terbesar di wilayah Asia, CVE Group di besarkan oleh Ayah Ranan Aldiano Pranoto yang dikenal dengan nama kebesarannya Suryo Pranoto hingga mencakup keluar negeri.
Perusahaan ini hanya dikendalikan oleh orang Kepercayaan Oma Alima kepada Pak Arya setelah meninggalnya Suryo Pranoto bersama istrinya Feriska, Mereka meninggal dalam kecelakaan maut pesawat terbang yang menuju Amsterdam untuk melakukan perjalanan bisnis disana. Pesawat pribadi yang mereka tumpangi jatuh kelaut, Ke delapan dari kesembilan korban ditemukan dalam keadaan meninggal, Salah satu dari kedelapan korbannya adalah Pak Tyo dan istrinya Amina, orang tua Radekha Wijaya yang juga ikut mendampingi perjalanan mereka, tapi sebenarnya sampai saat ini hanya jasad Suryo Pranoto yang tidak diketemukan di laut itu, pencarian dilakukan kurang lebih selama dua mingu oleh Tim Sar Gabungan. Mereka menghentikan pencarian karena tidak menemukan hasil dan mengklaim jasad Suryo Pranoto sudah di makan binatang penghuni laut amazon.
Selama ini pihak CVE Group masih merahasiakan CEO perusahaan itu kepada publik selama dua puluh tahun lamanya, Mengingat usia Al yang belum cukup dewasa untuk memimpin perusahaan sebesar itu, mereka memilih merahasiakan jati diri Al sampai waktunya tiba, Salah satu penyebabnya juga adalah Perusahaan CVE Group banyak saingan bisnis, dan mereka sedang mengincar keselamatan keturunan Suryo Pranoto.
Itulah salah satu alasan yang membuat Oma Alima memerintah ajudannya menjaga dan mengawal ketat kemana pun Al pergi.
Para karyawan melakukan aksi demo dengan berbagai spanduk di depan gedung kantor CVE Group. Mereka menuntut agar CEO perusahaan itu di dikenalkan kepada mereka. Mereka merasa penasaran dengan pewaris tunggal Suryo Pranoto, pemimpin sebenarnya CVE Gruop.
"Tunjukkan kepada kami Pak, dimana pemimpin kami sebenarnya? kenapa kami tidak diperkenalkan dengan pemimpin kami sebenarnya?" Teriak salah seorang karyawan yang menjadi ketua demo.
"Iya Pak, apa alasannya kalian terus menyembunyikan jati diri pewaris Pak Suryo Pranoto selama ini?" teriak seorang lagi.
"Tolong kenalkan kami pada Pak Ranan Aldiano, Pak. Kami ingin mengetahui CEO kami, kenapa dari dulu hanya namanya saja yang kami dengar?" Begitulah suara yang saling bergantian mempertanyakan jati diri seorang Al.
Arya panik bukan main, para karyawannya terus berteriak-teriak tidak jelas di depan gedung, banyak juga para wartawan yang meliput aksi demo mereka. "Bagaimana ini, semua bisa berantakan dan akan mengakibatkan menurunkan performa perusahaan kita jika liputan dari wartawan itu sampai di tampilkan di media internasional," Ucap Pak Arya pada sekertaris nya Fara yang juga terlihat panik dari balik kaca jendela kantor di lantai empat.
"Hubungi Bu Alima saja Pak, siapa tahu mereka punya solusinya, mungkin sudah waktunya Pak Al memperkenalkan dirinya didepan publik," jawab Sekertaris nya yang berada dibelakang dirinya berdiri sekarang.
"Ck, apa hebatnya mengetahui CEO perusahaan ini, mereka sangat berlebihan sekali," Sahut seseorang yang muncul tiba-tiba dengan tatapan yang tidak bersahabat, Dia adalah Danu Wirawan adik kandung Feriska Wirawan istri Suryo Pranoto.
Arya dan Fara langsung membungkuk saat mengetahui siapa yang kini ada dihadapan mereka. "Apa yang membuat orang-orang bodoh itu sangat penasaran, ha?" kecamnya dengan nada yang sedikit meninggi.
"Kami juga tidak tahu Pak, sepertinya mereka ada yang menghasut," jawab Arya yang sesekali memandang Danu.
"Heh, Kalian tau, putra Feriska lah yang akan menjadi CEO perusahaan ini, sebentar lagi," ucap Danu dengan senyum sinis nya.
Arya mengernyit hingga kedua alisnya saling bertautan. Arya mencoba menangkap maksud ucapan Danu. "Maksud Bapak apa?"
Danu yang berdiri dengan angkuh langsung menepuk pundak Arya dengan senyuman yang masih sama. "Aku tidak sudi jika anak haram Suryo Pranoto menikmati kedudukan di kantor ini, Perempuan ****** itu sudah menghancurkan pernikahan adikku, Feriska."
Arya terdiam dan tak mampu menjawab, Ia khawatir jika Danu akan berbuat sesuatu yang akan menyulitkan tuan nya suatu saat nanti. "Tunggu saja ya, Kau akan menjadi kaki tangan keponakanku Dewa Wirawan," tukas Danu terkekeh. Ia pun meninggalkan Arya dan Fara yang saling melempar pandang
"Ini bukan masalah baik Fara, aku harus menghubungi Ibu Alima," tuturnya pada Fara yang masih setia mendampinginya. Arya segera meraih ponsel disaku celananya dan segera menghubungi Oma Alima.
******
waktu itu suasana dimeja makan tampak hening, Oma Alima dan kedua cucu nya tengah asyik menikmati sarapan pagi dengan berbagai menu yang lezat.
Drrrrttt!
Oma Alima langsung menatap kearah ponselnya yang bergetar, Tampa basa basi Oma Alima langsung menghentikan aktivitasnya dan segera menjawab panggilan masuk itu dengan raut wajah yang sedikit kesal, Pasti ada masalah sehingga Arya menghubunginya di pagi buta begini.
"Halo, Ada apa Arya? apa kau tidak tahu, kau sudah menganggu waktu sarapanku?"
"Maaf Bu, di kantor sedang terjadi kericuhan, para karyawan melakukan aksi demo menuntut agar CEO dari perusahaan ini segera di kenalkan kepada mereka," timpal Arya dari dalam layar.
"Apa!" Oma tersentak dan langsung berdiri dengan geram.
Al dan Dekha saling bertatapan heran melihat aksi Oma nya itu.
"Apa yang membuat mereka bersikap demikian, Arya?"Wanita tua itu mendadak kaget.
"Entahlah Bu, Ibu bisa saksikan aksi mereka dilayar televisi sekarang juga!" jawab Arya.
"Ya sudah Usaha kan mereka tidak berbuat aneh-aneh didalam kantor, buat mereka semua tenang, dan sampaikan pula pada mereka kalau satu minggu lagi CEO mereka akan memperkenalkan diri dihadapan mereka," Ucap Oma Alima yang menatap lekat kearah Al. Ia sedikit merasa tidak tenang akan kemampuan Al dan belum yakin untuk menampilkan Al dikalangan pembisnis besar, mengingat Al yang suka bersenang-senang dan tingkahnya yang sangat manja.
"Ahk, Mungkinkah IQ anak itu sudah mampu memimpin perusahaan sebesar itu." begitulah pemikiran Oma Alima.
"Baik Bu." jawab Arya yang tak lagi mendengar ucapan Oma Alima yang tengah sibuk dengan pemikirannya. Setelah memutuskan sambungan, Oma Alima langsung meraih remote kontrol untuk menyalakan televisi yang ada di ruangan itu.
"Apa yang terjadi Oma?" tanya Dekha yang langsung melihat kejadian di televisi itu.
Al pun menghentikan makananya, Ia langsung mendekati Omanya yang kini berdiri didepan televisi.
"Bukanya itu kantor kita Oma?" sahut Al yang menunjuk kearah layar televisi sambil membulatkan kedua bola matanya.
Bug!
Tongkat Oma Alima yang ada ditangannya langsung mendarat di bokong Al.
"Aduh Oma sakit, kenapa Oma suka sekali memukul bokongku?" sungut Al mendengus meringis. Tangannya langsung menggosok-gosok Bagian yang tercium tongkat kesayangan Omanya itu.
"Iya Bodoh, kau lihat mereka, mereka ingin bertemu kamu, tapi bagaimana bisa aku mengenalkan anak bodoh yang belum mengerti apa-apa soal bisnis seperti kamu?" kecam Oma. Mata sipitnya tampak melotot kearah Al.
"Aku itu tidak bodoh Oma, biar aku pergi sekarang," timpal Al yang tak terima disebut bodoh.
Bug!
lagi-lagi tongkat Oma Alima melayang di bokongnya.
"Aw, Oma jangan pukul bokongku terus menerus, bokongku bisa mengecil dan berbentuk nanti!" sungut Al yang lagi-lagi menggosok-gosok bokongnya.
Dekha dan para pelayan yang ada disana lebih memilih diam dan menahan tawa melihat adegan Tuan mudanya dianiaya Oma Alima.
"Emang apa yang akan kau lakukan disana, Ha!" Dengus Oma yang kembali duduk setelah memperhatikan ulahnya di saksikan para pelayan.
"Aku bisa kok memimpin perusahaan itu tampa harus kuliah," timpal Al lagi yang tak perduli dengan sekelilingnya dan juga tampa ada rasa malu sedikit pun. Oma Alima kembali tersulut emosi saat mendengar Al meremehkan pekerjaan nya, Ia kembali bangkit dan memukul bokong Al berulang-ulang.
"Sialan kamu! cucu bodoh! tidak berguna! kau pikir di perusahaan itu hanya cukup datang dan duduk manis, lalu memerintah jika kau butuh, ha? kau pikir kantor itu kumpulan Orang-orang bodoh seperti mu?" maki Oma yang terus melayangkan pukulan nya.
Al seperti anak kecil yang berlari-lari kesana kemari seperti cacing kepanasan untuk menghindari pukulan wanita lansia yang masih sangat gagah itu. "Aduh Oma, hentikan Oma sakit, Kakak tolong! kenapa diam saja?" Al terus berteriak-teriak dan kesal bukan main pada Dekha yang hanya terpingkal-pingkal melihat Ulah konyol Cucu manja dan Oma keriput itu.
😄😄😄jangan lupa tinggalkan jejak ya😄😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
kosong
😀😀😀😀😀😀💪💪💪💪💪💪💪💪💪
2022-03-07
1
Strobery 🍓
maaf thor baru mmpir lg 😁😁
2021-11-16
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
aku mmpir lg y thor
2021-11-14
1