Part_04 Tersinggung

📲 "Oma akan bantu kamu, tapi ada syaratnya," tukas Oma Alima kemudian.

📲 "Ha" Al melongo. "kok pakek syarat sih Oma, Oma mau aku dipenjara?" rayu Al lagi dengan nada yang terdengar sedih.

📲 "Bodo' amat, kali ini Oma gak akan bantu kamu sebelum kamu berjanji untuk rajin kuliah dan belajar bekerja di kantor."

Oma berusaha kembali mengancam agar Al patuh dengan aturan-aturannya. Karena Ini lah jalan satu-satunya supaya Al merubah sifat nya yang suka semena-mena.

📲 "Oma, aku itu masih muda, Oma. Masak disuruh menguras otak untuk bekerja dan belajar, orang seusia aku itu, masih suka main Oma," tolak Al merasa keberatan sambil kembali mengerucut.

📲 "Terserah, Mau ikut aturan Oma atau cari sendiri uangnya," kekeh sang Oma dengan tegas.

Tut!

Oma memutuskan percakapan mereka.

"Astaga, Oma! Oma! kenapa di putus sih?" teriak Al yang berusaha mencegah Oma nya mematikan Sambungan mereka.

"Is, Oma, tega sekali sama Al!" sungut Al kemudian. Bu

Dekha dan yang lainya terkekeh melihat Al yang tampak sangat panik.

"Ni, ponselnya!" Al pun menyerahkan kembali ponsel milik Dekha sambil berlalu meninggalkan mereka yang masih menertawakannya.

Ia tiba di kelas diikuti Tomky dan Ilyas yang sudah berpamitan pada Dekha.

Seperti biasa, dua bangku kosong itu hanya di borong oleh Al, Ia tak mengijinkan siapa pun duduk disampingnya.

"Siang anak-anak!" sapa Dosen pembimbing mereka hari ini yang datang bersama Cinta.

"Siang Pak!" jawab mereka serempak.

Al sedikit mengernyit mengetahuinya Cinta yang bersama Dosen.

"ternyata dia masuk ke kelas ini," batin Al dalam hati.

"Ih, cewek lusuh itu masuk sini lagi, bikin kelas ini bauk bangkai aja," decak Mikhaila dengan tatapan sinis.

"Oke, hari ini kita kedatangan siswa baru dikelas ini, dia adalah Cinta Kania Almaira, salah satu siswa terbaik yang menjuarai Kejuaraan Matematika di tingkat di provinsi, maka dengan sangat membanggakan Dia akan kuliah disini bergabung bersama kita, saya harap kalian bisa berteman dengan nya, ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya Sang Dosen yang mengedarkan pandangan kearah semua siswa di kelas itu.

Bara anak salah satu seorang pengusaha mengangkat tangan.

"Ya Bara, ada apa?" Dosen itu menatap kearah Bara.

"Katanya dia menjuarai Pelajaran Matematika Pak, kenapa ikut kelas Ekonomi, teknologi dan Akutansi?" tanya Bara yang ingin mengetahui alasannya.

Dosen tersenyum akan pertanyaan Bara.

"Silakan Cinta, apa alasan mu memilih Jurusan ini?"

"Baik Pak," jawab Cinta.

"Oke, saya akan menjawab pertanyaan mas ini," Cinta mengarahkan tanganya pada Bara. Sedang yang lainya tampak memperhatikan dengan raut wajah yang berbeda-beda. ada yang penasaran, ada juga yang menghina akan penampilanya. "Alasan ini saya ambil, karena saya ingin bekerja di perkantoran, makanya saya memilih untuk belajar tentang masalah yang sering di gunakan di perkantoran terutama teknologi, bukankah perkantoran akan sering berbaur dengan alat teknologi seperti, laptop, CPU atau proyektor dan semacamnya," terang Cinta dengan tenang.

"Alah, anak kampung kayak kamu, emang ada yang merekrut di kantor besar jadi pengawai hanya modal kecerdasan, paling juga lamaran nya langsung ditolak!" seru Mikhaila dengan tatapan sinis.

"Iya, tampang nya juga pas-pasan, bukanya di kantor itu gak cukup cerdas, tapi juga cantik dan berwawasan luas," timpal Kalina.

"Hahaha...."semua siswa tampak menertawakannya.

"Cocok nya jadi tukas sapu, Pak!' timpal Albert salah seorang mahasiswa lainnya.

"Hus, ngomong Apa kalian!" sentak Pak Dosen membuat mereka langsung terdiam. "Nasib orang emang ada yang tahu, banyak orang dari kalangan bawah, bisa mendapat kedudukan bagus setelah berusaha dan belajar dengan gigih bahkan dari mereka ada yang jadi Dokter, Menteri, Tentara dan sebagainya, Apa kalian gak sadar, banyak diantara mereka yang justru mengendalikan kita saat ini termasuk kantor yang kalian punya, kantor itu tidak akan berdiri tampak ijin dari pemerintah yang mungkin mereka adalah salah satu dari kalangan bawah yang berhasil," jelas Pak Dosen memberi pengertian. " Kalian paham?"

"Paham Pak!" jawab mereka serempak.

Al hanya milih diam menatap kearah Cinta yang menunduk.

"Cinta!"

"Iya Pak." Cinta kembali menegakkan kepalanya.

"Duduk disana!" tunjuk Pak Dosen pada bangku disamping Al.

Al melengos menatap kursinya.

"Kok harus disini sih Pak, cari yang lain saja!" decak Al tak terima.

"Jangan bantah Al, ini adalah tempat belajar bukan tempatnya berkuasa!" delik Pak Dosen.

"Tapi Pak_." Al berusaha Protes.

"Apa perlu aku mengadu pada Oma Alima!" gertak Pak Dosen mengancam.

Al langsung menciut, mendengar nama Omanya.

"Iya iya, semua orang kok jadi suka ngadu sih sama nenek peyot itu," gumam Al kesal.

Cinta pun akhirnya mendaratkan bokongnya disamping Al, dan disambut tatapan sinis dari Al.

"Hati-hati ya!" desis Al pada Cinta.

"Ih, bayar saja hutang mu," balas Cinta tak mau kalah.

Dua jam telah berlalu, semua siswa berhamburan keluar termasuk Cinta. Namun saat hendak beranjak, Al justru menarik tanganya hingga Cinta hilang keseimbangan dan tak sengaja mencium pipi Al. Al dan Cinta terkejut sama-sama saat keduanya mengadu pandang.

Al replek mendorong tubuh mungil milik Cinta dengan kasar.

"Jangan cari kesempatan ya!" Al melotot karena pipinya telah ternodai oleh bibir Cinta sambil mengelap bekas ciuman basah di pipinya.

"Maaf, aku gak sengaja," timpal Cinta yang menunduk malu.

Aku tahu kamu itu sama kayak cewek lain, caper dan murahan, apalagi kamu udah tahu kalau aku kaya, pasti cari-cari alasan dapat perhatian dari aku, dasar matrek!" Kecam Al sambil memasukan semua bukunya kedalam tas dan hendak meninggalkan Cinta setelah merendahkannya.

Cinta yang notabennya bukan anak orang kaya merasa tersinggung akan ucapan Al. Cinta langsung mengejar Al dan menarik tas yang baru saja Al sampaikan di pundak Kanannya.

"Hey tikus got!" Cinta mengepal dan melayangkan tinjuan kewajah Al. Al tak sempat menghindar dan menikmati dogeman mentah dari Cinta.

"Oma, cucu mu di aniaya sama cewek kunti," kelu Al yang memegangi pipinya.

Cinta berkaca pinggang dan melotot menatap geram. "Apa maksud mu, ha? aku bukan wanita seperti itu, aku kan gak sengaja tadi, bukankah kau yang menarik ku, dasar tikus got!" Maki Cinta yang tersulut emosi. Bukan Cinta namanya kalau gak melawan orang yang menghinanya.

"Apa?" Al ternganga mendengar Cinta yang telah berani kepadanya. "Berani sekali kau, kau tidak tahu siapa aku?"

"Apa peduliku, aku gak takut sama siapa pun," timpal Cinta.

Cinta bergegas meraih tasnya dimeja dan meninggalkan Al yang tertegun menatapnya. "Ck, dasar Kunti, berani sekali dia."

Cinta yang baru saja keluar langsung menemui Yudha sahabatnya. "Hai Yud!" sapanya.

"Woy, Cinta jadi juga kamu kuliah disini." mata Yudha menyipit menatap Cinta.

"Huh, Iya Alhamdulilah, suatu keajaiban bisa kuliah disini." Cinta langsung menghela nafas dengan lega dan mengamati gedung-gedung mewah yang berdiri mengitari taman kampus itu.

"Tapi hati-hati ya, anak-anak di sini suka bully." Yudha mendahului Cinta melangkah setelah memberi tahu.

"Oya? apa mereka semua kejam?" Cinta segera mengimbangi langkah Yudha dan ingin tahu maksud omongan Yudha.

"Iya, intinya apa pun yang mereka omongin, jangan ditanggepin, tapi gak semua kayak gitu kok," Jawab Yudha tersenyum.

Yudha pun menarik tangan Cinta menuju kantin.

Mereka memesan beberapa makanan ringan.

"Gak mau makan bakso, Cin, enak lo, harganya tiga puluh ribu aja kok?" tanya Yudha.

Cinta terdiam, Ia bukan tak ingin beli bakso enak itu, tapi uang disakunya hanya cukup membeli beberapa bungkus roti. "Enggak Yud, kamu beli aja aku masih kenyang kok."

"Yakin? aku traktir?" Yudha berusaha meyakinkan.

"Enggak, ini aja," jawabnya. Ia segera membuka bungkus roti dan melahap penuh di mulud nya hingga mengembung. Sebenarnya Ia sangat lapar karna dari kemaren hanya makan satu bungkus roti, tapi Ia mengingat Ibunya yang tengah sakit, sebisa mungkin Ia harus menghemat uang agar dapat membeli obat yang lumayan mahal agar Ibunya bisa segera sembuh.

Yudha yang memesan satu mangkok bakso dan dua mineral kemasan kembali duduk bersama Cinta. Cinta meneguk liur, saat bau bakso yang diletakkan Yudha diatas meja itu memasuki rongga penciumannya.

"Oh Tuhan, enak sekali bakso itu," pikirnya dalam hati.

Yudha menyeruput Bakso itu dengan sangat nikmat. "Apa Yudha tidak tahu, bahwa kelakuannya sudah membuat Ia tersiksa karena menahan lapar sejak kemaren hingga cacing-cacing diperutnya memberontak." begitulah pikiran Cinta menatap Yudha.

"Cin, Ibu mu sudah sehat?" tanya Yudha sesaat setelah meneguk air botol mineral itu . Ia sudah mengetahui keadaan Ibu Cinta.

"Ha? Iya masih seperti biasa, Yud," timpalnya dengat perasaan sedih atas pertanyaan Yudha.

Sluruuup!

Yudha meneguk tandas kuah bakso itu kembali.

"Sayang kalau di sisain," ucapnya cengengesan kearah Cinta.

"Ih kau ini, kenapa gak sekalian mangkoknya tu," dengus cinta setelah meminum air mineral di tanganya sambil melirik ke arah mangkok Yudha yang sudah kosong.

🤟🤟🤟🤟🤟🙏🙏🙏🙏 jangan lupa tinggalin jejak ya....

Terpopuler

Comments

kosong

kosong

💪💪💪💪💪💪💪💪

2022-03-07

1

Miracle Tree

Miracle Tree

semangat ya kak
aku mampir 🥰

2021-11-26

1

KINOSANN

KINOSANN

"mana ada kantor gede yg mau rekrut modal kecerdasan doang" 💔 bener bgt sekarang kerja di kantor gede bukan butuh otak pinter tapi butuh orang dalem 🤣

2021-11-17

2

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kabur Nya Tuan Muda
2 Part_02 Bertemu Cinta
3 Part_03 Di Omeli
4 Part_04 Tersinggung
5 Part_05 Demo
6 Part_06 Cinta deg-degan
7 Part_07 Tantangan
8 Part_08 Berusaha Menghasut
9 Part_09 Di antar
10 Part_10 Serangan Misterius
11 Part_11 Jemuran Sialan
12 Part_12 Mengaku Pacar
13 Part_13 Dekha Dijebak
14 Part_14 Khawatir
15 Part_15 perasaan Cemburu
16 Part_16 Cemburu dua kali
17 Part_17 Ungkapan Dekha
18 Part_18 Kalut
19 Part_19 Tawaran
20 Part_20 Terpesona
21 Part_21 Menginap
22 Part_22 Salah Paham
23 Part_23 Awal Dari Masalah
24 Part_24 Rahasia Jam Antik
25 Part_25 Permintaan Terakhir
26 Part_26 Nikah Dadakan
27 Part_27 Keputusan Oma
28 Part_28 Kesal
29 Part_29 Pujian Untuk Al
30 Part _30 Usil
31 Part_31 Pengorbanan Dekha
32 Part_32 Rahasia Masa Lalu
33 Part_33 Salah sangka
34 Part_34 Pernyataan Yudha
35 Part_35 Bulying
36 Part_36 Kekhawatiran Al
37 Pert_37 Hanya Satu Hari
38 Part_38 Perhatian
39 Part_39 DP
40 Part _40 Di Tikung Galih
41 Part_41 Pesta Pernikahan Dan Kabar Tak Di duga
42 Part_42 Salah Kaprah
43 Part_43 Malam Ini Milikku
44 Part_44 Malamnya Al dan Cinta
45 Part_45 Gagal Mengulang
46 Part_46 Bertemu Mantan
47 Part_47 Kecewa
48 Part_48 Menyimpan Dendam
49 Part_49 Bahaya
50 Part_50 Kesempatan Dewa
51 Part_51 Kemarahan Al
52 Part_52 Siapa Gadis itu?
53 Part_53 Bohong
54 Part_54 Bersaing
55 Part_55 Cepat Akrab
56 Part_56 Siapa aku?
57 Part_57 Menyembunyikan Perasaan
58 Part_58 Pengakuan Oma
59 Part_59 Mengungkap Kebenaran
60 Part_60 Dikira Kunti
61 Part_61 Ngidam nya Keytara
62 Part_62 Telpon Misterius
63 Part_63 Terungkap 1
64 Part_64 Gara-Gara Siomai
65 Part_65 Di Culik
66 Part_66 Bulan Madu 1
67 Part_67 Cinta Terbesar
68 Part_68 Cemburu
69 Part_69 Ku Kira
70 Part_70 Rebutan Caper
71 Part_71 Aduh Key!
72 Part_72 Gara-Gara Mantan Dan Alergi
73 Part_73 Menahan Diri
74 Part_74 Pergi
75 Part_75 Amarah Dan Cacian
76 Part_76 Di Tolong
77 Part_77 Kecelakaan
78 Part_78 Menyamar
79 Part_79 Keajaiban
80 Part_80 Lupa Ingatan
81 Part_81 Kabar Tak Di duga
82 Part_82 Kembali Kuliah
83 Part_83 Ngidam
84 Part_84 Kesampaian
85 Part_85 Ayo Menghitung
86 Part_86 Terungkap 2
87 Part_87 Terungkap 3
88 Part_88 Kejujuran Dekha
89 Part_89 Pertemuan Kembali
90 Part_90 Al sakit
91 Part_91 Rasa Yang Aneh
92 Part_92 Aneh Bin Ajaib
93 Part_93 Bukannya Cemburu Malah Di cemburui
94 Part_94 Terpaksa Menginap
95 Part_95 Perjuangan Al
96 Part_96 Berharap Kejujuran
97 Part_97 Ada Jalan
98 Part_98 Titik Terang
99 Part_99 Surat
100 Part_100 Keytara Bertemu Suryo
101 Part_101 Suryo Bebas
102 Part_102 Pulang
103 Part_103 Aksi
104 Part_104 Kehadiran Malaikat Kecil
105 Part_105 Sakit perut
106 Part_106 Kabar buruk
107 Part_107 Keturutan
108 Part_108 Pemberian Nama
109 Part_109 Undangan Yang Menyakitkan
110 Part_110 Sibuk
111 Part_111 Ijab Qobul
112 Part_112 Terbongkar tampa sisa
113 Part_113 Bahagia Bersama
114 Part_114 Saling Mengerti
115 Part_115 Diterima
116 Part_116 Tersampaikan
117 Part_117 Panik
118 Part_118 Menolak
119 Part_119 Bermain Cantik
120 Part_120 Akhir Si Bos Mafia
121 Part_121 Rencana
122 Part_122 Bahagia Akhirnya Meski Kehilangan
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Part_01 Kabur Nya Tuan Muda
2
Part_02 Bertemu Cinta
3
Part_03 Di Omeli
4
Part_04 Tersinggung
5
Part_05 Demo
6
Part_06 Cinta deg-degan
7
Part_07 Tantangan
8
Part_08 Berusaha Menghasut
9
Part_09 Di antar
10
Part_10 Serangan Misterius
11
Part_11 Jemuran Sialan
12
Part_12 Mengaku Pacar
13
Part_13 Dekha Dijebak
14
Part_14 Khawatir
15
Part_15 perasaan Cemburu
16
Part_16 Cemburu dua kali
17
Part_17 Ungkapan Dekha
18
Part_18 Kalut
19
Part_19 Tawaran
20
Part_20 Terpesona
21
Part_21 Menginap
22
Part_22 Salah Paham
23
Part_23 Awal Dari Masalah
24
Part_24 Rahasia Jam Antik
25
Part_25 Permintaan Terakhir
26
Part_26 Nikah Dadakan
27
Part_27 Keputusan Oma
28
Part_28 Kesal
29
Part_29 Pujian Untuk Al
30
Part _30 Usil
31
Part_31 Pengorbanan Dekha
32
Part_32 Rahasia Masa Lalu
33
Part_33 Salah sangka
34
Part_34 Pernyataan Yudha
35
Part_35 Bulying
36
Part_36 Kekhawatiran Al
37
Pert_37 Hanya Satu Hari
38
Part_38 Perhatian
39
Part_39 DP
40
Part _40 Di Tikung Galih
41
Part_41 Pesta Pernikahan Dan Kabar Tak Di duga
42
Part_42 Salah Kaprah
43
Part_43 Malam Ini Milikku
44
Part_44 Malamnya Al dan Cinta
45
Part_45 Gagal Mengulang
46
Part_46 Bertemu Mantan
47
Part_47 Kecewa
48
Part_48 Menyimpan Dendam
49
Part_49 Bahaya
50
Part_50 Kesempatan Dewa
51
Part_51 Kemarahan Al
52
Part_52 Siapa Gadis itu?
53
Part_53 Bohong
54
Part_54 Bersaing
55
Part_55 Cepat Akrab
56
Part_56 Siapa aku?
57
Part_57 Menyembunyikan Perasaan
58
Part_58 Pengakuan Oma
59
Part_59 Mengungkap Kebenaran
60
Part_60 Dikira Kunti
61
Part_61 Ngidam nya Keytara
62
Part_62 Telpon Misterius
63
Part_63 Terungkap 1
64
Part_64 Gara-Gara Siomai
65
Part_65 Di Culik
66
Part_66 Bulan Madu 1
67
Part_67 Cinta Terbesar
68
Part_68 Cemburu
69
Part_69 Ku Kira
70
Part_70 Rebutan Caper
71
Part_71 Aduh Key!
72
Part_72 Gara-Gara Mantan Dan Alergi
73
Part_73 Menahan Diri
74
Part_74 Pergi
75
Part_75 Amarah Dan Cacian
76
Part_76 Di Tolong
77
Part_77 Kecelakaan
78
Part_78 Menyamar
79
Part_79 Keajaiban
80
Part_80 Lupa Ingatan
81
Part_81 Kabar Tak Di duga
82
Part_82 Kembali Kuliah
83
Part_83 Ngidam
84
Part_84 Kesampaian
85
Part_85 Ayo Menghitung
86
Part_86 Terungkap 2
87
Part_87 Terungkap 3
88
Part_88 Kejujuran Dekha
89
Part_89 Pertemuan Kembali
90
Part_90 Al sakit
91
Part_91 Rasa Yang Aneh
92
Part_92 Aneh Bin Ajaib
93
Part_93 Bukannya Cemburu Malah Di cemburui
94
Part_94 Terpaksa Menginap
95
Part_95 Perjuangan Al
96
Part_96 Berharap Kejujuran
97
Part_97 Ada Jalan
98
Part_98 Titik Terang
99
Part_99 Surat
100
Part_100 Keytara Bertemu Suryo
101
Part_101 Suryo Bebas
102
Part_102 Pulang
103
Part_103 Aksi
104
Part_104 Kehadiran Malaikat Kecil
105
Part_105 Sakit perut
106
Part_106 Kabar buruk
107
Part_107 Keturutan
108
Part_108 Pemberian Nama
109
Part_109 Undangan Yang Menyakitkan
110
Part_110 Sibuk
111
Part_111 Ijab Qobul
112
Part_112 Terbongkar tampa sisa
113
Part_113 Bahagia Bersama
114
Part_114 Saling Mengerti
115
Part_115 Diterima
116
Part_116 Tersampaikan
117
Part_117 Panik
118
Part_118 Menolak
119
Part_119 Bermain Cantik
120
Part_120 Akhir Si Bos Mafia
121
Part_121 Rencana
122
Part_122 Bahagia Akhirnya Meski Kehilangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!