Perawan Tua

Perawan Tua

#Omongan tetangga

"Mak Ipah, ntar mau ikut ga njenguk cucunya Mak Saodah. Ini udah cucu ke 3 lho. padahal kan si rini masih muda banget" kata Bu Tati

"Hooh Mak. Mau ikut ga entar bada ashar,pulang dari pengajian Mak" lanjut Bu Lela.

" Insyaallah. Liat entar aja lah." mak Ipah memilih satu bungkus sayur sop, sekilo ayam dan bahan membuat sambel.

"Mari saya duluan ibu-ibu", pamit Mak Ipah.

ini untuk kesekian kalinya mereka mengajak ku tilik bayi. untuk kesekian kalinya pun aku bilang insyaallah. Aku memilih untuk menjenguk sendiri. Bukan apa-apa, aku malas saja kalau mereka membahas cucuku yang tak kunjung menikah. Membandingkan dengan si anu yang baru lulus sekolah sudah menikah. si anu yang muda anaknya tiga. Si anu lagi yg masih mudah udah bolak balik nikah. Sedangkan cucuku? Sudah memasuki 30 tahun masih betah menyendiri. Padahal cucuku juga cantik, gak kalah cantik nya sana Citra Kirana yang artis sinetron itu. Sudah jadi guru sejak muda pula. Tapi ga tau kenapa dia belum memikirkan pasangan hidupnya. Aku pun tak berani menanyakannya langsung, takut dia tersinggung. Kadangkala aku memberikan kode padanya , tapi dia selalu menimpali dengan senyumnya yang khas.

Brakkkk....

Kubuka pintu dapur. Fidinni yang sedang menyalakan kompor gas pun terkejut.

"Assalamualaikum", sapa Mak Ipah.

"Walaikumsalam", jawabku. Meskipun aku neneknya, fidi terbiasa memanggil dengan kata mak.

"Kenapa marah-marah gitu Mak? Masih pagi koq udah cemberut?",tanyaku pelan mendekati Mak Ipah, nenek yang sangat aku sayangi.

"Itu Bu Leli sama Bu Tuti ngajakin nengok cucunya Mak Saodah yang baru lahiran kemaren"

"Terus, masalahnya apa? Mak bingung mau apa yang dibawa kesana? Ntr fidi beliin ya"

"Bukan itu cu. Mak masih ada uang kalo sekedar jenguk. Mak cuma ga suka, ujung-ujungnya cucu Mak yang jadi bahan ghibahan mereka. Mak ga terima"

Aku menarik nafas dalam-dalam, ini bukan untuk pertama kalinya Mak merajuk seperti anak kecil setiap pulang dari warung. Mak Ipah memang baper akut. Sedangkan aku, orang yang sedang diomongin menaggapinya santai.

"Ya sudah Mak ga usah marah-marah lagi. mending sekarang masak, biar ilang marahnya. Fidi bantu deh...."

"Eh....jangan, kamu bersiap-siap aja berangkat kerja. biar Mak yang masak. !"

Aku pun menuruti kata Mak. Bersiap-siap menuju sekolah menengah pertama . Tempat dimana hampir 6 tahun ini mengajar.

Jarak dari rumah ke sekolah tak terlalu jauh, naik motor tak sampai 5 menit.

#####

"Selamat pagi semua....", aku sapa sesama rekan guru yang sudah terlebih dahulu datang di ruang kantor kami.

Mereka pun menyambut salam ku seperti biasa. Usai meletakkan tas ku, bel tanda masuk berbunyi. Kami para guru berhamburan teratur keluar dari ruang guru. Kebetulan aku mengampuh pelajaran matematika untuk kelas 8 & 9. Aku berjalan menuju ruang kelas 8A yang tak jauh dari ruang guru.

Anak-anak sudah rapih dibangku masing-masing.

Aku tahu, kebanyakan anak-anak seusia mereka menganggap pelajaran matematika itu membosankan ,bikin pusing dan macam-macam. Tapi aku punya cara tersendiri, menyiasati agar mereka menerima materi yang kusajikan. Sejauh ini, tak ada masalah. Mereka bisa mengikuti dengan baik. Sesekali ku buat kuis, agar mereka termotivasi untuk bisa mengerjakan soal matematika sesulit apapun. Ada reward setiap kuis itu kuberikan pada mereka. Entah itu sebuah voucher kuota yang hanya sebesar 1GB atau dalam bentuk makanan. Mereka tetap antusias. Mereka selalu menjuluki ku 'Dokter Angka.' Aku saja tidak tahu kenapa julukan itu diberikan padaku. padahal disekolah ini ada 5 guru yang mengampuh pelajaran matematika. Dan diantara mereka, aku lah yang paling junior. Meski usiaku sudah tak muda lagi hehehe

Dua jam sudah ku mengajar dikelas 8A. usai istirahat nanti, aku akan melanjutkan mengajar dikelas 9A sampai istirahat kedua. Selanjutnya mengajar kelas 8B. Aku menikmati peran sebagai pendidik, meskipun gajiku tak terlalu besar namun selama ini aku tak pernah kekurangan uang. Bahkan aku bisa memberikan Mak Ipah sebagian kecil gajiku walaupun tak banyak. Mak Ipah seringkali menolak uang yang kuberikan. Dia beralasan, uang itu untuk keperluan ku saja. Untuk masa depan ku kelak. Tapi aku tetap memaksa. Dan aku tau, dia menyimpan nya lagi dalam bentuk perhiasan. Katanya lagi, jika suatu saat nanti membutuhkan uang bisa dijual kembali.

Jam 2 siang, pelajaran sudah selesai. Sebagian anak-anak memakai kendaraan roda dua. Jadi saat keluar dari gerbang, pemandangan macet seperti mudik lebaran.

Aku kembali keruang guru, sebagian ada yang sudah pulang sisanya ada beberapa saja termasuk aku.

"Bu fidi, nanti saya sama guru yang lain mau ke rumah Bu Anne. Bu fidi mau ikut?" kata Bu Sasa.

"Maaf Bu Sasa, kebetulan saya ada janji sama pak Dika dan Bu Lisa untuk mengerjakan laporan. Malah sudah menunggu di ruang Pokja."

Bu sasa hanya ber"oh" saja. Lalu aku pun berpamitan untuk menemui pak Dika dan Bu Lisa.

"Maaf pak Dika, Bu Lisa saya baru selesai mengajar."

"Ga papa Bu fidi, ini masih bisa kita diskusikan"

Akhirnya laporan sudah selesai kami kerjakan bertiga. Jam 4 sore kami pulang ke rumah masing-masing.

####

"Assalamualaikum Mak....", panggilku. Mak Ipah mungkin sedang dikebun belakang rumah. Kebun yang tak terlalu luas, ditanami beberapa sayuran. Jadi, kami jarang membeli sayur.

Benar dugaan ku, Mak Ipah sedang serius memilih cabai yang mulai merah.

"Mak...." panggilku.

"Hey , cucu Mak. Baru pulang?"

"Iya Mak, tadi ngerjain laporan sama rekan guru"

"Fidi masuk dulu ya, mau mandi sekalian solat ashar". Mak Ipah mengangguk sedikit sambil tetap memanen cabainya.

Setelah aku selesai solat, ku lihat Mak sudah bersandar di kursi depan tv.

"Mak...", panggil ku. Mak menengok sebentar.

"Kamu ga makan dulu? apa Mak Angetin lagi?"

"Ga usah Mak. Nanti kalo mau makan fidi bisa Angetin sendiri kok"

Mak mengangguk, dan fokus kembali ke sinetron di chanel ikan terbang.

Aku keluar menuju teras sambil membawa novel yang belum sempat ku baca. Baru saja duduk beberapa saat, Bu Tati menyapaku.

"Eh....Bu guru fidi. Sibuk Bu?" tanyanya

Aku tersenyum melihat dia mendekat ke arah ku.

"Nggak Bu Tati, cuma iseng baca novel aja. sambil nunggu magrib" jawabku.

"Enak ya Bu fidi, pulang dari sekolah bisa santai. Mak Ipah yang udah tua malah seperti pelayan kamu Fid. Kasian tuh Mak Ipah. Makanya Fid, buru-buru nyari laki. Biar kamu gantian ngurusin Mak Ipah. Ada yang tanggungjawab sama kamu"

nyesss....hatiku terasa ditusuk. Aku tak pernah meminta Mak selalu melayaniku. Mak yang memaksa menyiapkan semuanya. Sepeninggal Aki, Mak memang lebih sering menyibukkan diri dengan berkebun ,pengajian atau mengurusi keperluan ku. Aki seorang pensiunan di salah satu kantor pemerintah , jadi Mak mempunyai gaji pensiun dari alm Aki.

"Heh, Bu Tati. segitunya ya sama cucu saya. sebenernya salah fidi tuh apa Bu sama situ?" tanya Mak marah-marah yang tiba-tiba sudah muncul dari balik pintu. Bu Tati gelagapan menghadapi Mak.

"udah Mak, jangan marah-marah. Sabar...." kataku mencoba menenangkan.

Bu Tati kabur setelah mendengar omelan Mak.

Aku sendiri tak tahu, kenapa tetangga yang satu ini sangat peduli padaku.

Apakah salah jika status ku masih sendiri diusia setua ini? Ini bukan mauku sepenuhnya. Tapi, mungkin ini yang terbaik. Daripada nantinya aku mengalami kegagalan, yang justru membuat Mak malu. Jadi lebih baik ku jalani saja seperti sekarang ini. Sendiri. Jomblo akut istilah kerennya saat ini.

Bukan hanya bu Tati yang sering membicarakan kesendirianku. Ada ,bahkan sering aku mendengar ibu-ibu tetangga mengghibah ku. Bilang aku ga laku lah, jual mahal lah, ketinggian level lah dan macam-macam. Aku anggap perkataan mereka seperti angin lalu. Aku merasakan, tapi tak berbekas padaku. Mungkin lebih baik seperti itu. Toh, memang kenyataannya sendiri itu menyakitkan. Seandainya dari awal aku bisa menjaga diriku, mungkin penyesalan ini tak kan pernah hadir.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

ditusuk itu jleb, bukan nyess thor

ada baik'a nama orang awalan huruf besar thor

lanjut

2024-06-08

0

andi hastutty

andi hastutty

sabar

2024-01-27

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2022-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!