Melza
Ini karya pertama saya, jadi mohon di maklumi jika ada bagian bab yang tidak nyaman saat di baca. saya akan mencoba untuk memperbaiki tulisan di awal-awal bab, jadi mohon bersabar! Saya pasti akan revisi ulang.
******
New York
Di depan sebuah hotel dengan gaya arsitektur klasik banyak orang orang dari jajaran status sosial yang tinggi tampak memasuki hotel tersebut, nyatanya ada sebuah acara pelelangan yang sedang di lakukan oleh orang orang dengan status sosial tinggi di dalam sana. Rata rata orang yang menghadiri acara tersebut adalah konglomerat atau pengusaha baru yang tengah naik daun, ya mereka tampak saling menujukan kekayaan mereka dengan gaya berpakaian yang tampak mewah.
Pintu hotel kembali terbuka, sepasang kekasih baru muncul di balik pintu tersebut. Pasangan itu mendadak menjadi pusat perhatian orang orang yang sudah ada di dalam hotel tersebut, mereka tidak mempedulikan tatapan mereka kearahnya. Ia masih berjalan dengan begitu tenang untuk memasuki area gedung perhotelan.
"Apa targetnya terlihat? " Bisik Leo dengan nada pelannya.
"Mode mencari"Jawab Elza dengan nada pelan juga.
"Kita harus berpencar "
"Baiklah"
Sepasang kekasih itu langsung berpencar begitu saja untuk mencari sang target yang sejak tadi menjadi tujuan utama mereka ke sini.
"Harga di mulai 5 juta USD"
Matanya yang tajam seolah olah menjadi mesin pemindai yang tengah menemukan seseorang yang ia cari, Elza sebenarnya enggan untuk masuk keacara ini. Tapi ia tidak memiliki pilihan lain karena ini adalah misi nya.
"Arah jam 2"
Mendengar instruksi dari Leo, Elza langsung menatap kearah apa yang di tunjukkan oleh Leo. Di sana ia melihat seorang pria yang menjadi targetnya, pria kulit hitam dengan setelan jas berwarna emas. Sungguh terlihat konyol di mata Elza.
Tangannya langsung terulur begitu saja mengambil minuman yang di bawakan oleh pelayan yang tidak sengaja lewat di dekatnya, Elza langsung melangkahkan kakinya mendekat kearah Felips, targetnya.
Secara natural Elza pura pura terjatuh hingga minuman dan tubuhnya langsung mendarat di dada Felips dengan mulus, dalam waktu yang bersamaan tangannya terulur untuk mengambil sesuatu di balik setelan jas berwarna emas itu. Lalu dengan gerakan secepat kilat, Elza melemparkan dompet tersebut ke udara hingga mendarat di tangan Leo yang tengah berdiri tak jauh dari belakang tubuhnya.
"Sepatu sialan"Umpat Elza lalu menjauhkan tubuhnya dari Felips "Sorry mr" Ucap Elza dengan raut menyesal sambil menatap wajah Felips dengan sedih.
"Kamu orang Indonesia? "Tanya Felips ketika telinganya tidak sengaja mendengar umpatan gadis cantik bergaun merah di depannya.
"Iya, anda juga? "Tanyanya formal
"Iya, aku Felips" Felips mengulurkan tangannya kearah Elza.
"Aku Starla"Ucapnya asal lalu menyambut uluran tangan Felips "Maaf tentang jas anda tuan, aku akan menggantinya"
"Tidak apa apa nona" Felips tersenyum manis, dan itu terlihat menjijikan di mata Elza "Ini hanya jas, aku tinggal membeli lagi"
"Ah begitu" Elza tersenyum manis "Lalu aku harus bagaimana? Aku merasa sangat bersalah tuan"
"Bagaimana kalau kita berkencan? "
Elza tampak berpikir dengan ajakan Felips, namun akhirnya ia menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.
Felips langsung melingkarkan tangannya di pinggang Elza membuat gadis itu tersentak kaget, namun ia bisa menyembunyikan rasa kagetnya dengan baik.
Tangan sialan!!!
Mereka berdua langsung berjalan memasuki lift menjauh dari orang orang yang tengah menikmati acara pelelangan.
Lift langsung tertutup ketika Felips menekan salah satu tombol di sana.
Dengan gerakan cepat Elza menghindar ketika Felips berusaha mendapatkan bibirnya, demi apapun Elza tidak mau kalau bibirnya yang suci harus ternodai oleh bibir hitam menjijikan milik Felips.
"Apa kau memiliki pacar? "Tanya Felips bingung.
Elza tersenyum tipis.
"Ah maafkan aku"Ucapnya menyesal
"Tidak apa apa, kita lakukan di kamar hotel saja"Ucapnya dengan senyuman menggoda
Felips terkekeh pelan "Kau begitu agresif sayang"
Ting...
Mereka berdua langsung keluar dari dalam lift ketika pintu terbuka lebar, Felips melangkah lebih dulu sementara Elza berada di belakang pria itu menatap punggung Felipa dengan lekat.
"Apa kau sering menginap di sini? "Tanya Elza.
"Hanya sementara "Jawab Felips.
"Apa kau tidak takut tinggal sendirian? "
"Tidak nona"
"Ayok masuk"
Elza langsung masuk ketika salah satu pintu hotel yang di gunakan untuk Felipa tidur sudah terbuka, ia menatap isi kamar hotel itu dengan wajah datarnya. Terlihat sangat mewah, tapi Elza justru tidak suka dengan dekorasi kamar yang terlihat mencolok.
"Aku ke kamar mandi dulu"Pamit Elza.
Ia melangkahkan kedua kakinya memasuki kamar mandi tersebut, tangannya langsung meraba raba di bawah meja wastafel mencari sesuatu yang sudah di persiapkan didalam sana.
Setelah menemukan sesuatu yang ia cari, seringai muncul di bibir cantiknya ketika pistol kesayangannya sudah ada di tangannya. Tidak hanya itu saja, Elza juga memasang peredam suara agar bunyi dari pistolnya tidak berisik.
Elza menyembunyikan pistol miliknya di balik gaun merahnya, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kamar mandi. Tangannya terulur untuk menekan knop pintu lalu menariknya dengan pelan hingga pintu terbuka, kakinya langsung melangkah keluar tapi sesuatu yang dingin menempel di sisi kanan kepalanya sehingga tubuh Elza mematung.
"Kau pikir aku bodoh hah" Bentak Felips menyeringai sambil menodongkan moncong pistol ke sisi kepala Elza.
Elza langsung menggerakkan tubuhnya hingga menghadap kearah Felips yang tersenyum puas melihat dirinya yang tidak berdaya, Elza tersenyum tipis membiarkan moncong pistol itu berada di keningnya.
"Benarkah? "Tanya Elza dingin.
"Apa mak... Sialan!! "
Dengan gerakan secepat kilat Elza merebut pistol di tangan Felips lalu membalikan moncong pistol itu ke kepala Felips.
"Nyatanya kau bodoh"
"Benarkah? "Tanya Felips menantang.
Tanpa di duga beberapa pria berbadan besar muncul di balik pintu masuk, mereka langsung mengepung Elza dengan seringai menyeramkan, tak hanya itu saja di tangan mereka ada kapak yang menjadi senjata untuk mereka bertarung tarung.
"Jangan bermain main dengan ku nona"Kekeh Felips.
"Apa gue harus pasang wajah ketakutan? "Tanya Elza dengan wajah dinginnya.
Felips menaikan sebelah halisnya tidak mengerti dengan ucapan yang di katakan oleh gadis yang ada di depannya ini, apa dia gila?.
Bughhh...
Elza langsung memukul wajah Felips dengan gagang pistol, ia langsung berlari dan menerjang pria besar yang ada di depannya hingga dia terjatuh.
Felips mengerang ketika hidung mancungnya patah.
"Bunuh wanita itu!! "Erangnya.
Dorr...
Dorr...
Dorr...
"Shittt"Umpatnya.
Dengan sekuat tenaga Elza langsung membanting pistol kosong itu kesalah satu wajah pria berbadan besar yang hendak menyerangnya, Elza langsung membalikan badannya berlari lalu melompat keatas kasur.
Orang orang itu langsung mengejarnya dan berkumpul di sisi ranjang dengan seringai menyeramkan masih tercetak di wajah mereka, bahkan dari salah satu mereka melayangkan kapak itu kearah Elza namun bisa Elza hindari bahkan ia mematahkan tangan pria yang berusaha melukai dirinya itu.
Elza langsung melompat hingga dengkulnya menabrak wajah seseorang hingga tubuh pria malang itu terjengkang ke belakang, dengan gerakan cepat ia mematahkan leher pria itu hingga tidak bernyawa.
Jresss...
Kalau saja Elza tidak cepat menghindar mungkin isi perutnya langsung keluar karena ada seseorang yang melayangkan kapak itu ke perutnya, walau hanya tergores tapi darah langsung merembes ke gaunnya.
Elza meringis, buru buru ia menendang tulang kering pria itu lalu membanting kepala pria itu ke lampu tidur yang ada di nakas.
Seseorang kembali melayangkan kapaknya dibelakang Elza, namun dengan cepat Elza membungkuk badannya hingga kapak itu menancap di lemari. Pada saat yang bersamaan, Elza mengambil pisau kecil yang berada di balik dress nya.
"Akhhhttt"
Erang pria itu ketika Elza menancapkan pisau yang sudah di beri racun agar tubuh manusia yang terkena racun itu akan mati dalam waktu singkat.
"Shittt... "Umpat Elza ketika melihat pria pria dengan kapak di tangannya kembali memasuki kamar hotel ini, sial. Sepertinya Elza tidak mungkin mengalahkan mereka, bisa mati di kalau masih berniat melawan orang orang itu.
Darah sudah banyak yang berceceran didalam kamar hotel ini, bahkan ada beberapa mayat yang sudah tergeletak dengan luka yang mengenaskan di sana.
Jalan satu satunya adalah melarikan diri, tapi sebelum ia pergi alangkah baiknya ia harus membunuh Felips dulu.
"Menyerahlah nona"Ucap salah satu gerombolan pria yang tengah mengepung Elza.
"Nyerah"Elza tersenyum angkuh "Kalian itu cuma hama yang harus gue singkirkan "Sinisnya.
"Sialan kau!! "
"Dasar wanita gila"
"Bunuh saja dia"
Mereka sibuk mengumpat kepada Elza, hingga mereka tidak sadar jika Elza sudah menggenggam pistol kesayangannya itu. Kedua mata tajam Elza menjelajahi setiap sudut kamar hotel ini, ia harus mencari jalan keluar agar ia bisa tetap hidup. Melihat ada jendela kaca, membuat ia bisa bernapas lega.
Dorrrr...
Wajah mereka begitu terkejut ketika Felips merenggang nyawa dengan peluru bersarang di kepala.
"BUNUH WANITA SIALAN ITU!! "
Sebelum mereka berhasil menyerangnya Elza sudah lebih dulu melarikan diri dari hadapan mereka dengan gerakan yang cepat, ia langsung menabrakkan tubuhnya ke jendela kaca tersebut hingga hancur berkeping keping. Tubuhnya langsung terjatuh dari atas sana, tapi untung sebelah tangannya dapat meraih besi yang menjadi pagar balkon kamar seseorang.
Tubuhnya melayang layang di udara, apalagi udara malam ini begitu dingin. Dengan mudah Elza langsung mengangkat tubuhnya hingga ia mendarat mulus di balkon kamar hotel seseorang, sebelum orang orang itu berhasil mengejarnya Elza langsung menerobos masuk kedalam kamar hotel itu lewat pintu kaca yang untungnya sedang terbuka.
"Oh shitt"Umpat Elza ketika ia tidak sengaja melihat sepasang kekasih yang tengah melakukan percintaan begitu panas, Elza berusaha tidak peduli dan keluar dari kamar hotel itu dengan cepat.
Ia langsung berlari di lorong kamar hotel itu dengan kaki telanjang, Elza tidak tahu sejak kapan sepatu haig heels nya terlepas dari kakinya. Tapi tanpa sepatu sialan itu kakinya bisa berlari dengan cepat, tidak takut keseleo atau apalah itu.
Elza tersentak kaget ketika ada seseorang yang menarik tangannya dengan begitu kuat, bahkan kepalanya harus menabrak dada pria itu karena ia tidak mampu untuk menahan dirinya.
"Diamlah"Ucapnya menggunakan bahasa Indonesia.
Tangan pria itu langsung membekap mulutnya begitu saja, Elza berusaha meronta namun tubuhnya langsung terdiam begitu saja ketika langkah gerombolan orang orang mulai terdengar di lorong ini.
Tubuh besar pria ini mampu menutupi tubuh mungilnya dengan sempurna di pojok lorong hotel ini, jadi tidak heran jika anak buah Felips langsung melewati mereka begitu saja.
Ketika mereka sudah jauh Elza langsung mendorong tubuh pria ini dengan kuat, agar dia menjauh dari tubuhnya.
"Terimakasih "
Ia hendak melangkah pergi namun pria itu menarik tubuhnya lagi mengurung tubuh mungilnya di pojokan itu lagi, kedua mata Elza membulat sempurna ketika merasakan bibir hangat itu menyentuh bibirnya. Pria itu mencium bibirnya dengan begitu lembut, sialnya Elza hanya bisa diam mematung.
Sebuah cahaya kamera menyadarkan dia dari ciuman itu, dengan kasar Elza kembali mendorong tubuh pria itu.
"Sialan"Umpat Elza.
Plak..
Bughhh..
"Akhht"
Setelah melayangkan tamparan di wajah tampan pria itu dan menendang ******** pria itu Elza langsung melangkah pergi dari sana meninggalkan pria ******** yang sudah mencium bibirnya tanpa permisi.
Sementara pria itu menatap punggung wanita yang baru saja di ciumnya sambil tersenyum geli melihat wanita itu menghentak hentakan kakinya karena kesal, sungguh dia tampak sangat mengemaskan membuat dirinya ingin memiliki wanita itu segera.
"Mine" Ucap nya dengan seringai yang menghiasi wajah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Hasnah Siti
awalan yg bagusss...🤩
2022-10-01
0
Elly Adisusetyo
karya yg bagus thorr
2022-09-10
0
uups
play cap kodok,,, maen nyosor aj
2022-01-30
0