Indonesia.
Deum.. Deum.. Deumm
Bar adalah tempat dimana semua orang bisa bersenang senang dan melupakan sejenak hiruk pikuk kehidupan mereka yang mungkin terasa rumit atau malah membosankan, sering kali Bar menjadi tempat pilihan orang orang untuk melampiaskan perasaan kacaunya atau malah menjadi tempat favorit mereka. Hanya tempat inilah mereka bebas melakukan apa pun, bergoyang mengikuti irama musik Dj, merokok sepuasnya, minum minuman beralkohol dan bermain dengan beberapa wanita penghibur yang siap melayani kapan pun jika anda mau.
"So, lo nggak bisa menemukan keberadaan cewek itu? "
"Gue udah cek seluruh CCTV di area itu, tapi gue nggak bisa menemukan wanita yang lo maksud"Jelasnya.
Melvin menghembuskan napasnya kasar, ia kembali menyuruh sang bartender untuk segera mengisi gelasnya yang kosong dengan minuman keras, Vodka.
"Lo udah mabok!! "Bentak Alex langsung mencegah Melvin ketika pria itu hendak meminum cairan bening tersebut.
Melvin menggeram marah, ia menatap tajam Alex.
"Gue belum mabok!! "Bentaknya.
Alex berdecak kesal melihat sifat keras kepala Melvin kembali kambuh, akhirnya ia hanya bisa diam melihat Melvin beberapa kali meminum cairan bening tersebut. Ia tahu jika saat ini Melvin sedang tampak kacau, dan mungkin saja Melvin melampiaskan rasa kacaunya itu dengan minum minuman.
"Hai Lex" Sapa seorang wanita.
Alex yang sendari tadi menatap Melvin langsung teralihkan kepada seorang wanita yang mengenakan pakaian seksi sudah berdiri di sampingnya.
"Ada apa? "Tanya Alex menatap Qia.
Qia tersenyum manis "Nggak usah jutek sama gue"Cemberutnya.
Alex tersenyum tipis "Gue nggak bisa booking lo malam ini "
Qia tersenyum tipis, ada perasaan kecewa ketika pelanggan VIP nya tidak bisa menghabiskan malam dengannya. Qia melirik kearah pria yang ada di dekat Alex, ia membulatkan matanya ketika melihat siapa pria ini.
"Dia Melvin? "Tanya Qia menutup mulutnya tidak percaya "jadi bos lo itu Melvin Andrea Micheal, CEO di perusahaan Micheal'Grup "
Alex memutar bola matanya malas "Iya"
"Berisik lo berdua!! "Bentak Melvin menatap Alex dan Qia tajam.
Qia masih diam di tempat, menatap wajah Melvin tanpa henti. Bagaimana bisa ia menyia nyiakan kesempatan langka ini.
"Hai" Sapa Qia kikuk
Melvin melirik Qia sebentar, lalu ia tersenyum lebar ketika melihat bayangan gadis yang ia cari sedang berdiri di depannya. Tapi ia berdecak tidak suka ketika melihat penampilan gadisnya terlalu seksi.
"Sayang, kenapa baju mu seperti itu? "Tanya Melvin sambil melepaskan jas nya lalu di pakaikan lah ketubuh gadis itu.
Qia tersipu malu mendapatkan perhatian Melvin kepadanya, apalagi pria itu mengatakan sayang kepadanya.
"Vin! Sadar! "Bentak Alex mengguncang tubuh Melvin.
Melvin mendelik tajam kearah Alex.
"Lo itu **** ya, nyari cewek ajah susah. Nih gue langsung bisa nemuin"
"Dia bukan gadis yang lo cari! Dia Qia, wanita bar di sini"Jelas Alex.
Melvin menatap Alex tajam.
"Jangan hina cewek gue Lex" Melvin mencengkeram kerah baju Alex kuat "Lo mau mati huh" Melvin terkekeh pelan.
Alex memutar bola matanya malas.
"Terserah lo!! "
Melvin tersenyum senang, ia langsung turun dari kursi tinggi itu lalu merangkul bahu Qia yang sudah tertutup oleh jas hitam miliknya.
"Gue mau seneng seneng dulu ya"
Alex hanya bisa diam ketika melihat Melvin dan Qia sudah berlalu pergi meninggalkan dirinya seorang diri, Alex menghela napas kasar. Ia tahu jika saat ini Melvin sangat kacau, demi apa pun Alex sudah mencari gadis yang di maksud oleh Melvin. Tapi ia tidak menemukan apa pun, bahkan kamera CCTV di beberapa titik tertentu tidak berfungsi saat acara itu berlangsung dan ia tidak menemukan wanita itu di daftar acara pelelangan itu. Alex semakin curiga, sebenarnya apa yang tengah di lakukan wanita itu di sana.
****
New York
"Kita akan menyusup ke tempat ini, menjangkau titik titik yang akan kita hancurkan" Jelas Leo sambil memberikan lingkaran merah di gambar struktur ruangan bawah tanah "Gue sama Elza akan masuk lewat ini" Leo kembali memberikan lingkaran merah "Kita bakalan ledakan pintu baja ini"
Sesekali kerutan muncul di kening Elza ketika melihat struktur ruang bawah tanah itu.
"Jangan lewat sini! "Elza menujuk lingkaran merah itu lalu mendongakkan kepalanya mematap kearah Leo "Kita lewat saluran air saja"
Leo mengerutkan keningnya "Lewat gorong gorong? "Tanyanya memastikan.
"Iya" Jawab Elza "Kita nggak perlu meledakan pintu baja itu, itu bisa menarik perhatian anak buah Felips"
"Kita menggunakan peredam Za"
"Nggak! Itu terlalu berisiko"
Leo menghembuskan napasnya kasar, ia melirik kearah Rio yang sendari tadi hanya diam saja.
"Menurut lo gimana? "Tanya Leo meminta pendapat kepada Rio.
Rio menatap lekat struktur bangunan itu lalu melihat arah gorong gorong yang di tunjuk oleh Elza, Rio menatap lekat lalu tersenyum lebar saat ia menemukan sesuatu.
"Gue setuju sama Elza" Ungkap Rio menatap kearah Leo "Kita bisa menggunakan gorong gorong sebagai jalan masuknya, kebetulan gorong gorong ini mengarah kearah ruangan bawah tanah milik Felips" Rio mulai melingkari gambar struktur gorong gorong itu dengan spidol merah "Kita bisa menggunakan alat pemotong tembok untuk masuk kesana, nanti kalian berdua masuk melalui kamar mandi"Jelas Rio.
Elza tersenyum tipis, Rio memang selalu sepemikiran dengannya.
"Bagaimana? "Tanya Elza meminta keputusan Leo, Leo adalah ketua dari tim mereka. Sudah seharusnya Leo memutuskan sesuatu yang tepat "Gorong gorong ini juga bisa di jadikan pintu keluar setelah kita menyebar bom"Tambah Elza.
Leo terdiam cukup lama.
"Apa nggak terlalu berbahaya? Kalau misalkan cuaca sedang buruk, debit air akan meningkat. Kita bisa saja tenggelam di dalam gorong gorong ini" Leo mengungkapkan argumennya sambil menatap mereka berdua dengan tatapan datarnya.
Elza menghembuskan napasnya kasar.
"Kita nggak akan mati tenggelam, Leo. Lihat jalur gorong gorong ini, kita hanya perlu mengikuti arusnya. Lalu kita bisa keluar di sini, di sungai" Jelas Elza
Rio hanya bisa menyimak perdebatan antara Elza dan Leo, hal itu memang sudah sering terjadi jika perbedaan pendapat. Salah satunya saat ini, Leo dan Elza sama sama memiliki sikap keras kepala. Rio sangat yakin jika perdebatan sengit ini tidak akan selesai, jika tidak ada yang menengahi.
"Benar kata Elza, Le. Nanti Vian dan Calvin jemput kalian berdua di sungai ini, ini cukup aman untuk membantu kalian berdua melarikan diri" Rio berusaha menengahi perdebatan itu.
Leo menghembuskan napasnya kasar.
"Baiklah, kita masuk lewat gorong gorong"Ucapnya final.
"Ok, sebaiknya kalian berdua segera mempersiapkan alat alatnya"Suruh Rio.
Leo dan Elza langsung menganggukan kepalanya, mereka berdua langsung keluar dari kamar hotel Rio.
Selama mereka di New York, mereka memilih untuk menginap di salah satu hotel yang lumayan sepi dan aman. Satu anggota memiliki kamar hotel masing masing.
"Elza"
Langkah Elza langsung terhenti begitu saja, ia menoleh kearah Leo lalu menatap wajah pria tampan itu dengan datar.
"Jangan terluka lagi"
Elza menaikan sebelah halisnya bingung ketika Leo mengatakan itu, namun ia hanya membalas dengan anggukan sekilas lalu masuk kedalam kamarnya tanpa mengucapkan apa pun kepada Leo.
****
Indonesia
Melvin
Sinara matahari sudah masuk melalui celah celah lubang udara kamar hotel yang di guanakan sebagai tempat dimana Melvin dan Qia melakukan pergulatan yang panas dan panjang.
Kamar tampak sangat acak acakan, seluruh pakaian berserakan dimana mana bahkan selimut yang seharusnya di gunakan untuk menutup tubuh mereka sudah tergeletak tak berdosa diatas lantai. Bahkan posisi tidur mereka saling memeluk erat, walau Melvin hanya mengenakan bokser sementara Qia tidak menggunakan apa pun alias telanjang bulat.
Drtttt...drttt
Suara dering ponsel membuat Melvin sedikit terganggu, membuat dirinya menggeram marah didalam tidurnya.
"Shittt" Umpat Melvin kesal ketika suara HP nya tidak bisa berhenti berdering.
Melvin langsung melepaskan pelukannya dari guling nya, lalu meraba raba mencari keberadaan ponselnya yang ia letakan diatas nakas. Setelah tangannya menemukan HP nya, Melvin langsung mengangkat panggilan tersebut dengan perasaam kesal. Ia benci ketika ada yang mengganggu tidur nyenyak nya.
"Ada apa? "Tanya Melvin sedikit membentak.
"Maaf pak, apakah bapak lupa dengan jadwal hari ini. Saya sudah mengirimkan laporannya kepada bapak"
Melvin terdiam cukup lama ketika mendengar suara sekretaris nya lewat telepon.
"Jadwal? Apa hari ini ada jadwal? "
"Hari ini bapak ada pertemuan dengan salah satu mitra bisnis perusahaan kita pak, kita mau membahas peluncuran proyek baru"
Seketika kedua mata Melvin langsung terbuka sempurna, bahkan ia langsung terduduk di atas ranjang. Melvin memijat mijat keningnya ketika kepalanya terasa pening, sial apa ini karena efek minuman keras yang ia minum semalam.
"Pak, bapak denger saya kan? Pak bapak masih dis... "
"Iya saya denger"
"Lalu bagaimana pak? Pak Dilan udah menunggu di ruangan bapak"
"Kamu bilang ajah, saya lagi sakit"
"Tapi pak... "
"Bella!"
"Baik pak, nanti saya urus"
Setelah itu Melvin langsung memutuskan panggilannya begitu saja, ia melempar ponsel ke sebarang arah lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
Tapi gerakannya mendadak terhenti ketika melihat ada seseorang yang tertidur diatas ranjang yang sama dengannya, Melvin terdiam cukup lama mencoba memperhatikan wajah wanita itu dengan lekat. Kedua mata Melvin seketika membulat ketika mengingat kejadian semalam, Melvin menggelengkan kepalanya cepat. Tidak, itu pasti hanya mimpi. Ya hanya mimpi. Tapi, kenapa rasanya begitu nyata ya. Sial.
Melihat raut wajah Melvin yang cengo membuat Alex terkekeh pelan, bahkan Melvin masih belum juga sadar dengan keberadaan dirinya yang sedang duduk di sofa. Sungguh, Melvin seperti seorang pria yang baru saja meniduri seorang wanita.
Alex langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu meraih kemeja putih yang tergeletak di lantai. Alex berjalan mendekat kearah Melvin lalu melempar kemeja itu tepat mengenai wajah Melvin yang masih bengong itu.
"Alex, ngapain lo muncul di mimpi gue? "
Pertanyaan yang di lontaran oleh Melvin membuat Alex tidak bisa menahan tawanya, Alex langsung tertawa ngakak apalagi melihat raut bingung Melvin yang tampak konyol itu. Rasanya Alex ingin mengabdikan moment langka ini, lalu di publikasikan lewat akun sosial medianya. Wajah Melvin pasti akan viral.
"Ngapain lo ketawa? "Tanya Melvin tidak suka.
"Mau gue tonjok muka lo biar lo sadar kalau ini bukan mimpi? "Tanya Alex
"Jadi ini nyata? "
"Iya ****"
Sontak Melvin langsung menoleh kearah wanita itu, kedua matanya membulat raut wajahnya berubah horor. Melvin langsung merangkak mundur seolah olah wanita itu adalah hantu kepala buntung yang sangat menyeramkan, Melvin menoleh kearah Alex meminta pertolongan agar ia bisa menjauh dari wanita yang masih tertidur pulas itu.
Alex kembali tertawa ngakak melihat wajah konyol Melvin.
"ALEX ****, LO USIR CEWEK INI DARI HADAPAN GUE. CEPETANNNNN!!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Jaka Gd
kalo bisa kata" nya jangan ada hwanya thor
2022-04-03
1
Lindha Suryani
aq pling gak suka klo wanitany bisa mnjaga diri dr sexs bebas tapi dpt laki laki yg suka main jlang...maaf
2021-06-08
3
🏕👑ɱႦσƙʝαɠσ 💣<big><h1><i><u
🤣🤣🤣🤣
bener2 eror dianya
2020-11-18
0