Mobil hitam itu langsung keluar dari dalam garasi ketika Rio sudah menemukan informasi lokasi keberadaan sang target yang mereka cari, Elza menaikkan laju kecepatan mobil ketika mengingat jika sang target yang akan mereka selamatkan sudah 3 hari di culik. Sudah di pastikan jika keadaan pria yang bernama Melvin Andrea Micheal itu tidak akan baik baik saja, kemungkinan bertahan sangat minim. Bisa saja Melvin tidak bisa bertahan ketika mendapatkan siksaan dari pria pria yang katanya mantan tentara itu.
Walau jalanan di kotak tampak ramai tapi Elza dengan lihai bisa menyelip dari mobil mobil yang ada di depannya, tidak hanya itu saja Elza juga menggunakan jalan pintas agar ia terhindar dari kemacetan lalu lintas.
Misi penyelamatan kali ini hanya di kerjakan oleh Rio dan Elza saja, sementara Vian, Calvin dan Leo tengah sibuk menikmati waktu libur mereka dengan bersenang senang.
Padahal Elza juga sedang memanfaatkan waktu liburnya untuk mencari tahu tentang dirinya, tapi mendapatkan telepon dari Rio tentang misi ini. Mau tidak mau Elza harus mau, karena ini menyangkut nyawa seseorang yang membutuhkan pertolongan mereka.
Elza memang sudah tahu siapa pria yang akan ia selamatkan kali ini, pria yang menciumnya di sebuah hotel yang berada di New York. Kejadian memalukan itu hanya di ketahui oleh dirinya dengan Rio saja, Elza mengancam Rio agar tutup mulut soal kejadian itu. Rio pun hanya mengikuti perintah Elza, karena Rio merasa ter intimidasi oleh setiap tatapan dan ucapan Elza yang selalu membuat dirinya merinding.
"5 menit lagi lo nyampe lokasi Za, berhati hatilah. Mereka tentara bayaran"
Akhirnya setelah 5 menit berlalu, Elza menghentikan mobilnya di area pekarangan tepat di area rumah tua yang sudah tampak hancur itu.
Sebelum Elza keluar dari dalam mobilnya, Elza mempersiapkan beberapa senjata yang ia bawa bersamanya. Tidak hanya itu saja, Elza juga memakai masker hitam sehingga wajahnya tidak akan terlihat.
"Gue bakalan mulai"
"Hati hati Za, jangan sampai lo terluka. Gue nggak mau nyawa gue melayang"
Elza terkekeh pelan "Kalau gitu gue akan terluka, biar lo mati"
"Sialan lo Za! "
"Becanda"
Setelah semuanya selesai, Elza keluar dari dalam mobilnya. Ia melangkahkan kedua kakinya dengan berani menuju pintu masuk di depan rumah tua itu.
Dorrr...
Dorrr..
Para penjaga yang ada di depan pintu itu langsung tergeletak tidak bernyawa begitu saja ketika Elza mengarahkan moncong pistolnya tepat di kepala mereka.
"Lo masuk lewat depan? Gila! Lo mau cari mati hah" Bentak Rio heboh di sebrang sana.
Rasanya Elza ingin melepaskan atau mematikan handset kecil yang sudah terpasang di telinganya, tapi Rio akan marah besar jika ia nekad melakukan hal itu.
"Nggak ada waktu lagi"
Ya, ucapannya memang masuk akal. Jika Elza menyelinap masuk kedalam rumah ini secara diam diam, maka akan memakan waktu yang lama. Ia harus mencari pintu masuk, dan mengendap ngendap seperti penyusup.
Dorrr...
Dorrr..
Dorr...
Elza langsung menembaki mereka ketika para tentara bayaran mulai bermunculan.
"Shittt"
Elza langsung bersembunyi di balik kursi ketika peluru di pistol nya habis, Elza langsung mengisi pistol nya dengan peluru.
Tembakan masih menghujani kursi itu hingga hancur, tapi kursi itu sekana akan melindungi seseorang yang bersembunyi di balik sana.
Dorr..
Satu orang kembali tumbang, kali ini Elza tidak mengarahkan ke kepalanya tapi ke kakinya. Elza langsung muncul di balik sana, lalu menyeringai sebelum Elza membalas mereka dengan kedua pistol yang sudah di pegang oleh tangannya.
Orang orang itu tergeletak tidak bernyawa di lantai kotor, bahkan lantai itu sudah berubah warna menjadi merah. Bahkan ruangan ini sudah terasa bau amis yang bisa membuat siapa pun akan muntah jika mencium baunya.
Kedua kakinya langsung melangkah melewati mayat mayat itu, lalu menghampiri seseorang yang ia tembak kakinya itu.
"Dimana pria yang kalian tangkap? "Tanya Elza dingin.
"Jangan bunuh aku kumohon"Ucapnya dengan nada bergetar.
"Dimana? "
"Dia ada di lantai atas"
Dorrr..
Elza langsung menembak kepala pria itu setelah tahu keberadaan Melvin, Elza langsung melanjutkan langkahnya menuju lantai atas menggunakan tangga kayu yang tampak rapuh itu.
"Jangan mendekat!! "
Teriakan itu berhasil membuat langkah kaki Elza terhenti, ia melihat seorang pria yang bernama Melvin di gantung di atas sana dengan kedua tangan terikat diatas besi. Di sampingnya ada seorang pria yang mengarahkan pistolnya kearah kepala Melvin.
"Kalau sampai kau mendekat, dia akan mati"Bentaknya.
Elza tersenyum tipis.
"Baiklah, apa mau lo? "Tanya Elza dengan nada santainya.
"Keluarkan semua senjata mu, lalu buang jauh jauh "
Akhirnya Elza mengikuti perintah pria itu, ia langsung mengeluarkan semua senjata yang ia sembunyikan dibalik pakaiannya setelah itu ia melempar jauh pistol miliknya itu.
"Periksa dia"Perintah pria itu kepada anak buahnya.
Dia langsung menghampiri Elza, Elza mengangkat kepalanya diatas membiarkan pria itu memeriksa tubuhnya.
Seringai langsung muncul di wajah cantiknya ketika melihat pria itu tampak fokus melihat kearahnya, dengan gerakan cepat. Elza langsung merebut pistol yang di sembunyikan oleh pria yang tengah memeriksa nya itu dari belakang.
Dorrr....
Brakkk..
Tubuh pria itu langsung terjatuh ke lantai dan mengenai meja ketika Elza berhasil menembak pria itu tepat di area vitalnya, darah langsung mengalir begitu deras dari luka tembak pria itu mengenai lantai kotor yang mendadak warna merah akibat aliran darah itu.
Melvin yang melihat itu tampak syok, tubuhnya bahkan gemetaran. Apakah nasibnya akan sama seperti pria itu.
Pria yang ada di depannya tampak syok dengan apa yang di lakukan oleh wanita yang ada di depannya, tangan pria itu langsung meraih penutup wajah Elza ketika melihat Elza tampak lengah.
"Shittt"Umpat Elza langsung menjejek pria itu hingga terjatuh.
Elza langsung mengangkat kepalanya, ia melihat Melvin tampak syok ketika melihat wajahnya sudah terpangpang sempurna tepat di hadapannya.
"Sialan!! "Umpatnya.
Elza langsung menembak kepala pria itu dengan pistol yang ada di tangannya, setelah pria itu mati. Elza menjatuhkan pistol di tangannya.
Raut dinginnya membuat Melvin tidak bisa berkata kata ketika melihat sosok yang membunuh dua pria yang ada di hadapannya adalah wanita cantik yang ia cium di New York beberapa minggu yang lalu, Melvin mengerjap ngerjapkan matanya masih tidak menyangka jika pertemuan kedua mereka akan seperti ini.
Elza mendekat kearah Melvin, ia langsung melepaskan ikatan di tangan Melvin dengan sebuah pisau lipat.
Elza membalikan badannya hendak pergi dari sana, namun sebuah cekalan membuat langkah Elza terhenti.
"Elzabel Gilberth Nicholas, kau kah itu? "
pertanyaan itu sontak membuat tubuh Elza mendadak mematung di tempat, tidak ada yang pernah menyebut nama panjangnya. Bahkan tidak ada yang tahu, kecuali orang orang yang berada di dalam masa lalunya. Elza membalikan badannya, ia mendongakkan kepalanya menatap Melvin dengan wajah bingungnya.
"Bagaimana bisa ka... Maksud ku, bagaimana kau tahu nama itu? "Tanya Elza dengan wajah bingungnya.
Melvin tersenyum tipis, sebelum ia mengucapkan sesuatu dari mulutnya. Tubuhnya sudah lebih dulu ambruk, untung Elza dengan cepat menangkap tubuh Melvin yang jauh lebih besar darinya.
"Shittt"Umpat Elza kesal.
Akhirnya dengan susah payah Elza membawa tubuh Melvin yang sudah tidak sadarkan diri itu ke mobilnya.
"Cari rumah sakit terdekat sekarang juga!! "Bentak Elza sedikit panik.
"Ok gue cari"
****
Secara perlahan Melvin mulai membuka kedua matanya, ia mengerjap ngerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Melvin mengerang ketika rasa pening dikepalanya tiba tiba menyerang dirinya, Melvin menghembuskan napasnya kasar. Ia berusaha menggerakan tubuhnya, tapi terlalu sakit untuk ia gerakan. Akhirnya Melvin hanya bisa diam, menatap langit langit ruang rawatnya. Ia yakin jika saat ini ia berada di rumah sakit, bau obat yang terasa begitu kuat menyakinkan dirinya bahwa ia berada di rumah sakit.
Ceklek..
Pintu terbuka, disana ia melihat sosok Alex muncul. Alex langsung menghampiri Melvin yang sedang terbaring diatas brankar.
"Gimana keadaan lo? Gila gue khawatir banget sama lo, sorry gue nggak bisa menemukan lo lebih cepat kaya biasa. Maaffin gue" Ucap Alex dengan wajah bersalahnya "Lo nggak apa apakan? Lo inget siapa gue kan, coba lo liat wajah gue baik baik"
"Kita harus menuntun pak Gilang"
Alex mendengus kasar, ia langsung menarik kursi kayu lalu mendudukan bokongnya diatas sana. Alex menatap Melvin dengan lekat.
"Lo punya masalah apa si sama dia? "
Melvin diam.
Alex berdecak kesal "Mending lo diem ajah di rumah sakit dulu, kondisi badan lo masih nggak memungkinkan "
"Lex" Melvin langsung menoleh kearah Alex, lalu menatap sahabat nya itu dengan tatapan seriusnya "Kira kira orang yang udah mati, bisa hidup lagi nggak? "
Kerutan langsung muncul di kening Alex, detik selanjutnya Alex langsung tertawa ngakak mendengar pertanyaan itu.
"Orang yang udah mati, ya mati. Mana mungkin mereka hidup lagi, yang ada nanti bumi penuh. **** banget si luh"Kesal Alex sambil terkekeh "Anak sd juga tahu"
Melvin menghembuskan napasnya kasar, benar apa yang di ucapkan oleh Alex. Orang mati tidak mungkin bisa hidup lagi.
"Lo kenapa si? "
"Gue nggak apa apa"
Melvin kembali menatap lekat kamar VVIP tempat dimana ia menjalani perawatan untuk memulihkan tubuhnya seperti semula.
Walau merasa aneh dengan sikap Melvin sekarang, tapi Alex bersyukur karena Melvin selamat. Benar kata Opik, jika anggota hantu bisa menemukan sesuatu yang mustahil dengan mudah. Alex memang mendapatkan pesan email dari seseorang yang tidak ia kenal, isinya hanya alamat rumah sakit saja. Karena penasaran akhirnya Alex memutuskan untuk meluncur ke lokasi, benar saja saat ia menanyakan tentang seorang pasien bernama Melvin Andrea Micheal, nama itu terdaftar. Alex langsung menuju ruang rawat Melvin setelah di beritahu sang suster.
****
Jangan nyariin gue, gue bakalan pulang.
Hanya kalimat singkat itulah yang Elza kirim kepada Rio agar teman temannya tidak mencari keberadaannya atau mengkhawatirkan dirinya.
Saat ini Elza berada di sebuah atap gedung, gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi. Elza memang membutuhkan tempat seperti ini ketika otaknya sedang kacau atau sedang ada masalah tentang kehidupan masa lalunya.
Elza menghembuskan napasnya kasar, ia melihat kebawah. Menatap kedua kakinya yang terbalut sepatu hitam bergelantung di udara, tak hanya itu saja bahkan sesuatu yang ada di bawahnya tampak terlihat kecil. Lampu lampu mulai menghiasi jalanan, bintang bintang sudah bermunculan di langit yang gelap.
"Gue siapa? "
Pertanyaan itulah yang sering kali membuat Elza penasaran, ia tidak tahu siapa dirinya.
Sejauh ini Elza hanya bisa menemukan informasi kematian dirinya saja, bahkan foto dan data lengkap itu sama persisi dengan miliknya. DNA, sdikit jari, tife darah bahkan ciri cirinya sama dengannya.
Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Apakah orang tuanya membenci kehadirannya, sehingga membuat surat kematian palsu. Tapi apa alasannya, kenapa dia membenci dirinya? .
Jangan pernah membenci keluarga mu Elza, jangan pernah. Maafkan aku, aku hanya bisa melakukan ini.
Tiba tiba sebuah suaru muncul di dalam pikirannya, Elza meremas rambutnya kuat ketika merasakan pening di kepalanya. Elza berteriak, meraung kesakitan ketika rasa sakit itu belum juga berhenti.
Elza berusaha bangkit dari sana tapi tubuhnya terlalu lemah untuk beranjak dari sana, hingga yang bisa Elza lakukan adalah berbaring diatas lantai bersemen yang terasa sangat dingin itu.
Kedua matanya menatap lekat langit gelap itu, ada perasaan sesak setiap kali Elza melihat langit malam. Entahlah, Elza merasa jika langit malam pernah menyaksikan sebuah tragedi. Setetes air mata jatuh di sudut matanya ketika rasa sesak itu semakin membuat dadanya sakit, Elza memukul mukul dadanya berulang kali untuk menghilangkan rasa sesak itu. Tapi usahanya gagal, Elza hanya bisa meluapkan rasa sesaknya dengan cara menangis.
"Kenapa? Kenapa rasanya sakit sekali tuhan hiks hiks... Hiks"
Elza memeluk tubuhnya sendiri, membiarkan udara malam menyelimuti dirinya.
"Who am I" Ucapnya dengan suara serak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
uups
apa Dy kekasih Malvin dulu
2022-01-30
0
astri rory ashari
apa Elza korban konflik keluarganya...mengalami amnesia...makin penasaran ternyata Melvin kenal Elza ..🤔
2021-03-23
0
MamiihLita
lanjuutt lagii bacanya
2020-11-15
0