Keesokan harinya dikediaman Atmadja, mereka sedang sarapan bersama. Pagi ini kedua orang tua Callisa harus pergi ke London untuk urusan bisnis selama dua minggu. Sehingga sampai dua minggu ke depan dirumah itu hanya akan ada dirinya dan juga sang Kakak yaitu Dava.
Siang harinya Callissa pun pergi ke kampus dengan menggunakan dress putih bermotif dengan panjang dibawah lutut yang dipadupadankan dengan outer putihnya dan juga sneakers putihnya. Serta rambut yang dibiarkan tergerai dengan bagian poni yang diikatnya menambahkan kesan imut pada dirinya.
Sesampainya di parkiran kampus Callissa melihat Richo yang saat itu baru saja turun dari mobilnya dan sepertinya akan menghampiri Callissa, tapi tak lama Keysa datang lalu menggandeng tangannya. Richo mencoba melepaskan tangan Keysa sambil terus melihat ke arah Callissa.
Callissa pun tersenyum sinis melihat mereka sedangkan Keysa tersenyum puas karena akhirnya bisa merebut Richo walaupun dia sendiri tau bahwa Richo tak mencintainya tapi mencintai Callissa. Tapi itu tidak masalah untuk Keysa, karena dia bisa memberikan sesuatu yang tak bisa Richo dapatkan dari Callissa sehingga itu menjadi senjata Keysa agar Richo lebih memilih dirinya.
"Dasar cewek murahan" gumam Natasya kesal karena melihat Keysa yang terus menempel.
Callisa pun berjalan menuju kantin menghampiri sahabatnya yang mungkin telah menunggu dia. Benar saja Olivia, Nayla, Safira dan juga Marsha telah menunggunya sedari tadi. Dia pun langsung meminta maaf kepada mereka karena datang terlambat.
Belum lama dia duduk, Richo berjalan melewati mereka yang sedang duduk dan asik memakan bakso dan jus strawberry. Lalu tak lama dengan genitnya Keysa berlari mengejar Richo dan kembali menggandeng tangan Richo dengan posesif seperti yang tadi Callissa lihat. Ketiga sahabat Callissa (Nayla, Safira, dan Marsha) langsung menatap bingung melihat itu.
"Ca jadi bener kata Oliv yang di grup kemarin siang?" tanya Safira dan diangguki oleh Callissa.
"Ga nyangka ternyata Richo emang playboy. Tapi kayanya emang Keysa duluan deh yang godain dia" ucap Marsha.
"Kalaupun iya Richo digodain duluan, tapi ga seharusnya dia kena umpan tuh cewek" kesal Callissa.
"Aku yakin kamu pasti dapetin yang lebih baik dari dia Ca" ucap Nayla.
"Dan tentunya lebih populer dan lebih tampan dari pada tuh cunguk" ucap Olivia kesal.
"Ga! Aku ga mau sama cowok populer lagi kaya Richo" ucap Callissa geram.
"Kenapa?" tanya keempat sahabatnya.
"Tuh liat sendiri Richo, dia di kenal sama anak cewek kampus ini bahkan sampai kampus sebelah, banyak yang deketin dia, banyak yang goda dia tapi karena kepopulerannya itu yang bikin dia besar kepala sampai dia berani selingkuh gituh" ucap Callissa kesal.
"Tapi kalau lebih ganteng dari dia, ya aku mau" sambung Callissa kembali sambil tersenyum.
"Lah dikira ga mau juga Ca" ucap Marsha.
Mereka tertawa kecil di kantin. Tak terasa ternyata waktunya untuk mereka masuk ke dalam kelas karena jam mata kuliah pertama akan dimulai. Mereka pun berjalan ke ruangan kelas, ternyata saat Callissa dan sahabat-sahabatnya masuk dosen sudah ada didalam.
Untung saja mereka masih diizinkan untuk masuk. Setelah belajar dikelas selama dua jam setengah, mereka kini keluar menuju parkiran dimana mobil mereka terparkir disana. Tapi ditengah jalan Callissa meminta agar sahabatnya untuk duluan karena dirinya merasa kebelet ingin buang air kecil.
"Kalian duluan aja ya, aku mau ke toilet dulu. Nanti aku langsung nyusul ke rumah Oliv " ucapnya sambil berlalu pergi.
Ya sore ini Callissa akan pergi main ke rumah Olivia karena dia merasa jenuh jika harus di rumah sendirian, lagi pula walau pun ada Kakaknya dirumah itu tidak menyenangkan karena mereka lebih sering berantem dari pada akur dan saling memaki tapi ya terkadang juga mereka saling perhatian dan tak ingin jika saudaranya ada yang terluka.
Callissa pun langsung menuju toilet, setelah selesai akhirnya dia merasa lega. Dia pun berjalan melewati lapangan basket untuk menuju tempat parkir. Callissa merasa bingung pasalnya lapangan basket terlihat sangat ramai, padahal tadi saat dia akan ke toilet pun tempat itu sudah ramai hanya saja dia tak menyadari dan memperhatikan sekitar karena rasa tak tahannya untuk buang air kecil.
"Kayanya ada pertandingan deh" gumamnya.
Saat akan menyebrang menuju mobilnya tiba-tiba ada sebuah motor yang menyerempet Callissa membuat dirinya kaget dan terjatuh ke aspal.
"Awww" teriak Natasya.
Seketika pengemudi itu langsung berhenti menghampirinya dan membantunya untuk berdiri, Callissa merasa benar-benar kesal pada pria yang mengemudi itu. Bagaimana bisa di area parkiran kampus dia mengemudi dengan sangat kencang seperti itu.
"Bisa bawa motor ga sih?" ucap Callissa ketus sambil menepuk-nepuk lututnya yang kotor.
"Sorry sorry aku ga sengaja" ucap pria itu.
Natasya sepertinya tak asing dengan suara ini, dia langsung menegakkan pandangannya dan menatap orang yang memiliki suara tersebut dan kini keduanya saling menatap terkejut.
"Ca?" -------- "Kak?" Ucap mereka bersamaan.
Pria itu adalah Reynan sahabat dari Dava yang tak lain adalah kakaknya Callissa. Bukannya mengurungkan niat untuk mengomel tapi Callissa malah semakin menjadi setelah tau jika yang hampir membuatnya celaka adalah Reynan.
"Kak Rey gimana sih? Bisa bawa motor ga? Gimana kalau aku kenapa-kenapa? Aku kan belum lulus kuliah, belum juga nikah, Mau tanggungjawab? Aku bilangin Kak Dava nih Kak Rey nyerempet aku" omel Natasya sambil melihat sikut lengannya yang sedikit lecet akibat terjatuh ke aspal.
"Ngomel mulu lagi nih, kalau bukan adiknya Dava udah gue tinggal dan kasih uang aja. Beres" ucapnya dalam hati.
"Gue ga sengaja Ca. Sumpah! Gue lagi buru-buru. Yaudah sekarang kita ke rumah sakit ya" ucap Reynan.
"Ga usah nanti diobatin dirumah aja" ucapnya.
"Serius? Itu ga kenapa-kenapa?" tanya Reynan memastikan.
"Iyaa, lagian Kak Rey mau kemana buru-buru gituh?" tanya Callissa penasaran.
"Gue mau main basket udah ditungguin sama Kakak lu" jawabnya.
"Kak Dava ada disini?" tanya Callissa.
"Iyaa, lu mau nonton? Gue buru-buru nih" jawab Reynan dengan melihat jam ditangannya.
"Engga, yaudah Kak Rey sana" ucap Callissa.
"Padahal dari tadi nyuruh gue pergi" gerutu Reynan dalam hati.
Reynan pun langsung pergi kembali dengan motornya sedangkan Callissa langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengambil ponsel dari tasnya untuk menghubungi sahabatnya lewat pesan grup jika dia tidak bisa menyusul ke rumah Olivia karena kejadian tadi.
"Pantesan aja lapangan basket ramai ternyata ada pertandingan basket sama kampus Kak Dava" gumam Callissa sambil mengendarai mobilnya.
Sesampainya di rumah Callissa langsung duduk di sofa ruang keluarga dan meminta pembantunya untuk membawakan kotak P3K agar bisa mengobati lukanya.
"Aduuhh Non, ini kenapa?" tanya Bi Een khawatir.
"Ga sengaja keserempet motor Bi" jawabnya.
"Ada-ada aja atuh non, lain kali kalau lagi jalan teh liat-liat ya" ucapnya dengan nada bicara khas sundanya.
"Iyaa Bi, makasih ya Bi udah diobatin" ucap Callissa.
"Sama-sama Non. Yaudah mending sekarang Non makan dulu, Bibi udah masakin buat Non sama Den Dava"
"Iya Bi nanti aku makan, sekarang mau istirahat dulu" ucap Callissa.
Callissa pun langsung menaiki tangga menuju lantai dua kamarnya. Dia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang king sizenya itu. Tak terasa akhirnya Callissa pun tertidur.
.....
Reynan Wijaya
Safira
Nayla
Marsha
....
Ohhya yang Bab 1 ada yang aku revisi ya. Panggilan Natasya Callissa Atmadja itu jadi Callissa/Ca/Lissa.
Gimana nih sampai episode dua? Apa ada yang kurang paham sama ceritanya? Ada masukan atau saran silahkan di komen ya. Jangan lupa di like dan di vote💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Deli Momoidea Pelangiran
pon nawach
2023-03-14
0
BINTANG PENGHACUR
mantep visualnya
2021-12-12
0
Iiq Rahmawaty
visual calisa dan rey yg di film serial drakor tuh apa ya judulnya gw lupa..haha
tp cocok mrekaa
2021-11-05
0