Ini kali pertamanya Zein dibuat kagum oleh gadis yang sederhana itu.
"Kamu???...." ucap Tasya sambil menunjuk Zein.
Lamunan Zein buyar seketika, saat mendengar suara itu. Buru-buru ia langsung kabur dari tempat itu.
@@@@@@@@@@
Dikelasnya, Zein nampak sedikit kelelahan. Ia pun segera masuk kedalam kelas. Daniel menghampiri sahabatnya itu, dan duduk tepat disampingnya.
"Kamu kemana aja? Datang-datang kayak orang habis marathon... Nggak kayak biasanya" selidik Daniel.
Zein memilih untuk tetap diam saja tanpa menghiraukan pertanyaan Daniel. Bertatap muka tak sengaja dengan gadis tadi saja, rasanya jantungnya mau copot.
'Oh ayolah... Apakah gadis itu menyihirku? Sampai membuatku terus memikirkannya. Lupakan dia Zein...' batin Zein yang terus memaki dirinya sendiri.
"Woyy....!!!"
Zein langsung menutup kedua telinganya. Suara teriakan Daniel barusan sangat keras, dan tepat didekat telingan Zein. Saat dirasa situasi aman untuk membuka telinganya, Zein langsung memicingkan matanya pada Daniel.
"Niel, kamu tahu?" ucap Zein.
"Tahu apa?" Daniel pun kian penasaran.
"Kayaknya kamu jodoh kalo sama Cindy" ucap Zein dengan entengnya.
"Emangnya kamu kira aku bakalan mau sama koordinator sok kayak dia? Gitu?"
Mereka berdua terkejut, saat Cindy sudah berada tepat didepan mereka. Ada raut wajah kebencian terlihat diwajahnya.
"Ihhh... Macan bling-bling nggak usah sok ya kamu..." jawab Daniel dengan gaya banci.
"Apa? Apa? Kamu bilang aku Macan bling-bling?" Cindy makin kesal dengan ejekan Daniel.
'Mereka berdua sangat cocok... Sama-sama suka bikin ribut' pikir Zein. Ia pun menenggelamkan kepalanya dibangkunya.
"Eh awas aja kalo sampai kamu bilang aku Macan bling-bling, kamu nggak bakalan lagi lihat Fanya!" tukas Cindy dengan memalingkan wajahnya.
"Heleh... Emang kamu siapanya Fanya? Dia lhoo pacar aku" Daniel pun menjulurkan lidahnya.
"Kamu bilang aku siapanya? Aku calon kakak iparnya. Udah jelas aku bisa ngelarang dia buat dekat sama kamu lagi" jawab Cindy. Lalu ia duduk dibangkunya.
"Masih calon kakak ipar aja sombong..." sarkas Daniel.
"Kamu....!!!"
Cindy mengambil buku paket yang ada dimejanya dan langsung melemparkannya tepat diwajah Daniel.
Plakkk....
Buku paketnya cukup tebal. Wajah Daniel memerah seperti tomat. Ulah mereka berdua mengundang tawa beberapa murid.
"Diem ka... " ucapan Cindy terhenti saat ponselnya mendapatkan notifikasi chat.
Kling...Klong...
Ada nama tertera disana : Dear😘😙
Semula mood Cindy yang lagi nggak baik, karena ulah Daniel. Langsung berubah 180° . Ia langsung fokus chat-an sama doinya.
'Aneh...' batin Daniel.
"Omong-omong besok ada seleksi kan?" tanya Zein.
"Oh iya. Besok jangan lupa bawa baju olah raga!" jawab Daniel dengan semangat.
"Niel, besok seleksinya kan jam pertama. Bareng sama kelas apa kita besok?" kata Zein.
"Kurang tau aku" Daniel bergeleng.
》》》》》》《《《《《《
Ting...Tong...
Tak terasa bel pulang pun berbunyi. Para siswa keluar dari kelasnya masing-masing.
Tasya tengah menunggu ayahnya yang belum kunjung datang untuk menjemputnya. Padahal sekolah sudah usai 15 menit yang lalu. Bukannya tidak sabar, tapi Tasya ada tugas sekolah yang harus ia selesaikan sepulang sekolah.
Sementara itu, nampak dua orang siswa tengah mengendarai motor keluar gerbang sekolah. Saat mereka hendak pulang salah satu dari mereka dipanggil oleh pak guru.
"Daniel, sini dulu!" panggil pak Riko.
"Siap, pak!" Daniel pun turun dari motornya dan menuju ke pak Riko.
"Niel, ku tunggu disana" ucap Zein, lalu segera menuju tempat yang dimaksudnya. Daniel hanya menggangguk paham.
Zein pun berhenti sambil menunggu Daniel. Tanpa sengaja Zein melihat gadis itu lagi, yang tengah menunggu. Gadis itu melihat kearah kanan dan kiri. Sesekali pula gadis itu melihat Zein. Tapi karena Zein memakai helm, gadis itu tidak mengenalinya.
Zein tersenyum melihat gadis itu. Padahal ia bertemu dengannya baru tadi pagi. Tapi ia juga tak tahu mengapa ia begitu senang saat melihat gadis itu.
Tak lama kemudian, Daniel yang sudah ditunggu Zein dari tadi. Langsung meninggalkan Zein. Zein pun juga mengikuti Daniel dari belakang. Tak lupa juga ia sesekali melihat ke spionnya, untuk melihat gadis itu.
%%%%%%%%%%%%%%
'Kenapa ayah belum datang? Ini sudah 30 menit' batin Tasya. Ia sangat khawatir kalau ayahnya tidak menjemputnya, karena sekolah sudah terlihat sepi dan jarak rumahnya cukup jauh.
Saat Tasya sedang menunggu, ia tak sengaja mundur-mundur dan menginjak kaki seseorang.
"Awwww..!!!" teriakan mengaduh orang itu. Lalu orang itu segera membersihkan sepatunya.
Tasya melihat orang yang telah ia injak kakinya, secara tak sengaja. Dia seorang cewek.
"Ma...Maaf ya mbak...Say...Saya nggak sengaja" Tasya meminta maaf.
Cewek itu langsung menatap bengis kearah Tasya. Ada raut kesal diwajahnya. Tasya yang merasa bersalah, akhirnya menundukkan kepalanya.
"Huh...Dasar gak guna!!" ujarnya dengan ketus. Lalu segera berjalan menuju ke dekat teman-temannya.
Tasya menatap cewek itu. Penampilannya cantik, tapi kenapa dia kayak gitu? pikir Tasya.
Kemudian ayah Tasya pun menjemputnya. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, ia pun bisa pulang.
Disepanjang jalan ayahnya bercerita bahwa ban sepeda motornya sempat bocor. Lalu ayahnya menuju ke tempat tambal ban.
"Maafkan ayah ya, sayang. Gara-gara ban bocor tadi, kamu nungguin terlalu lama" ucap ayah Tasya.
"Nggak apa-apa kok yah" jawab Tasya dengan senyuman.
Mereka berdua pun telah sampai dirumah.
Setelah sampai Tasya segera berganti pakaian. Menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan membantu ibunya. Ia juga sempat mengajak adiknya bermain.
Malam harinya Tasya segera belajar, dan mengerjakan PR-PR nya.
############
Di tempat lain....
Zein tengah mengemas bukunya. Meskipun ia tak pernah belajar. Ia selalu rajin menyiapkan mata pelajarannya untuk besok. Tak lupa juga ia memasukkan baju olah raganya.
Pukul 21.55....
Tak terasa malam pun tiba, Zein segera menuju ke kasurnya. Namun saat Zein ingin menutup matanya dan tidur, sebuah notifikasi chat masuk membuatnya tidak jadi tidur.
Sayank😇❤
Semangat buat besok ya, sayang!!!
Aku bakalan support kamu besok.
Zein membaca chat itu, sebenarnya ia sudah sangat mengantuk. Tapi mau bagaimana lagi? Pacarnya memberi semangat untuknya, masa mau nggak dibalas. Kalau nggak dibalas ujung-ujungnya pasti ngambek.
Dengan energi tinggal beberapa watt, Zein pun membalas chat dari pacarnya itu.
Makasih Sayang.
Dua kata yang sangat singkat, namun jika tak dibalas, agak menjadi masalah.
Zein menutup ponselnya dan meletakkannya diatas nakas. Matanya sangat sulit untuk dipejamkan. Ia sedang memikirkan seseorang. Namun ia bukannya sedang memikirkan pacarnya, justru ia sedang memikirkan gadis itu terus.
"Pokoknya dia harus tanggung jawab, karena udah membuat pikiranku kacau, karena memikirkannya" ujar Zein. Lalu ia duduk dan mengambil figura foto didekat jam alarmnya.
Nampak Zein dan pacarnya, sangat senang sekali. Foto itu sudah lama, sekitar satu tahun yang lalu. Dimana Zein dan pacarnya baru jadian.
Zein melihat foto itu terus-menerus. Awalnya ia tersenyum, namun lama-kelamaan senyuman itu berubah menjadi senyuman kecut.
"Kamu berubah" ucap Zein sambil menyentuh foto pacarnya. Ada perasaan tak tenang dihatinya.Ia meletakkan kembali foto itu ditempat semula. Zein pun berbaring di kasur, dan terlelap begitu saja.
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
Like dan comment nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Anggra
yaaa ternyata Zein dah pny pacar
2021-03-03
0
Nelly Susy
wow
2020-09-22
1
Retno Marsudi
woww si zein mau berpindah kelain hati
2020-09-05
1