"Kamu berubah" ucap Zein sambil menyentuh foto pacarnya. Ada perasaan tak tenang dihatinya.Ia meletakkan kembali foto itu ditempat semula. Zein pun berbaring di kasur, dan terlelap begitu saja.
^^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi hari pun tiba....
Tasya pun bangun, ia merapikan tempat tidurnya dan membersihkan kamarnya. Ia segera mandi dan memakai seragamnya. Lalu menuju ruang makan, untuk sarapan.
Jam masih menunjukkan pukul 06.15....
Tasya berencana berangkat lebih awal hari ini. Karena ada jam olahraga dikelasnya. Jam pertama.
Ayahnya pun segera mengantarkannya ke sekolahannya. Ayahnya juga berpesan agar pulang bersama Keke hari ini, karena ayah dan ibunya sedang sibuk di ladang.
Tasya segera menuju kelasnya, beberapa murid dikelasnya satu persatu masuk kedalam kelas. Cukup lama Tasya menunggu Keke, sampai kemudian Keke datang.
"Pagi!!" sapa Keke.
"Pagi juga" jawab Tasya.
Mereka berdua langsung asyik mengobrol.
"Ke, boleh nggak aku bareng sama kamu pulangnya? Soalnya ayahku nggak bisa jemput aku" tanya Tasya.
"Iya boleh kok" jawab Keke.
Ting... Tong...
Jam pertama telah berbunyi, tandanya kelas 11 ipa 1 harus memakai pakaian olahraga dan menuju ke lapangan tengah.
Setelah memakai seragam olahraga lalu meeka segera menuju ke lapangan tengah.
Saat dilapangan tengah, pak Adam (guru olahraga) menghampiri mereka.
"Untuk kelas 11 ipa 1, jam olahraga hari ini bebas. Karena pak guru, akan menyeleksi beberapa siswa untuk lomba tahunan" jelas pak Adam.
"Ya, pak" jawab mereka dengan serentak.
Beberapa siswa ada yang memilih kembali kedalam kelas, ada juga yang ke kantin, ada lagi yang bermain voli. Namun, Keke mengajak Tasya untuk menonton seleksi dilapangan tengah.
"Ayo Sya!! Nonton bareng!" pinta Keke.
"Iya..ya... Ayo" Tasya mengangguk dan mengikuti langkah Keke.
■■■■■■■■■■■■■■■■■
Mereka berdua duduk dibawah pohon. Ya lebih dekat dengan tempat seleksi. Tasya tak tahu kenapa Keke begitu antusias untuk menonton seleksi ini. Bagi Tasya daripada menonton disini, lebih baik membaca buku dikelas.
Sementara itu.....
Zein dan Daniel menuju lapangan tengah, bukan hanya mereka saja banyak juga yang ikut seleksi.
Mereka semua menghampiri pak Adam dan beberapa guru olahraga lain yang sudah stand by disana.
"Baiklah disini bapak akan membagi kelompok untuk seleksi ini. Kelompok 1 untuk bidang atletik lari. Kelompok 2 untuk....
Zein mengikuti bidang atletik lari. Wajarlah dia sering ikut lomba lari, kecepatannya pun tidak perlu diragukan. Ia juga memiliki bentuk tubuh yang atletis.
"Semangat Zein!!!...."
Zein melihat kearah asal suara itu datang. Oh, ternyata itu pacarnya. Bukan orang yang ia harapkan. Zein membalasnya dengan senyum yang tipis.
'Paling dia dikelas' pikir Zein.
Saat pak Adam sudah menjelaskan secara rinci tentang seleksinya. Mereka semua pun berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.
"Ayo anak laki-laki dulu....." ucap pak Adam lalu berjalan menuju garis finish. Mereka pun bersiap digaris start.
"Bersedia.....Siap.....prittttt" peluit sudah ditiup, para peserta segera berlari. Mereka beradu kecepatan satu sama lain.
"Semangat Zein!!!....." lagi-lagi pacar Zein meneriakinya.
Yak....
Yang pertama masuk garis finish adalah Zein. Pak Adam pun menyuruh semua peserta untuk menyiapkan stamina, dan bersiap untuk putaran kedua.
Zein pun duduk didekat pohon. Tak lama kemudian pacarnya datang sambil membawa sebotol air mineral.
"Kamu hebat banget!! Semoga kamu jadi wakil untuk sekolah kita" senyuman mengembang diwajah pacar Zein.
"Iya, makasih" jawaban singkat dari Zein.
Saat Tasya menoleh kearah sampingnya. Ia melihat Zein dengan cewek yang sempat ia injak sepatunya kemarin. Tasya sebenarnya ingin pergi dari tempatnya sekarang, namun tangannya dicekal oleh Keke.
"Kamu mau kemana?" tanya Keke.
"Anu..Ak..Aku..." jawaban ragu dari Tasya.
Keke menyuruh Tasya agar duduk didekatnya. Terpaksalah Tasya kembali duduk dengan Keke. Awalnya tenang sampai cewek itu melihat Tasya.
"Kamu!!!......" cewek itu menunjuk Tasya dan melotot kearahnya.
Zein yang menyadarinya segera berbalik, dan ia melihat gadis itu lagi. Orang yang ia harapkan kehadirannya sejak tadi.
'Ah... Kenapa dia datang disaat yang tidak tepat? Dan ada apa dengan Naura? Kenapa dia nampak kesal dengan gadis itu?' batin Zein.
Keke pun menarik tangan Tasya dan berdiri. Sebelum mereka pergi, Keke berkata " Maaf ya Naura. Kami gak tau kalo kalian lagi pacaran. Kami permisi" lalu mereka segera pergi dan menuju kelas.
'Loh...kok pergi... Ah... gara-gara Naura!!' batin Zein. Ia sungguh kesal dengan pacarnya. Ya, namanya adalah Naura.
"Ihhhh...ganggu orang lagi berduaan!!!" Naura mendengus kesal.
"Ya, mereka kan nggak sengaja sayang" ucap Zein sambil mengelus puncak kepala Naura
'Aku berharap yang disini sekarang dia. Bukan kamu, Naura' batin Zein.
¤☆¤☆¤▪¤☆¤☆¤☆¤▪¤▪¤▪
Keke mencoba tersenyum saat melihat wajah Tasya yang sedikit ketakutan. Ini salahnya, kenapa ia tidak membiarkan Tasya pergi tadi. Kini sahabatnya nampak resah.
"Hei... Cerialah... Naura memang seperti itu" Keke berusaha menghibur Tasya.
Tasya berusaha tersenyum meski sedikit. Bagaimanapun juga ia tak mau sahabatnya ikut sedih.
"Ke, kamu kenal cewek itu?" tanya Tasya.
"Maksud kamu Naura. Ya, aku kenal" jawab Keke.
"Terus kamu juga kenal cowok tadi?"
"Zein? Ya, aku kenal. Bahkan aku juga tahu hububungan mereka berdua" jelas Keke.
"Hmmm mereka berdua memang pacaran?"
"Ya, sudah lama semenjak awal masukan kelas 10 dulu. Ya, sekitar satu tahunan lah" Keke mengambil snack yang berada didalam tasnya.
"Mau?"
Tasya bergeleng, Keke pun melanjutkan ceritanya.
"Naura itu terlalu possesive banget. Dia selalu merasa kalo Zein itu adalah miliknya, hanya miliknya. Sampai-sampai ia pernah bertengkar dengan kakak kelasnya. Gara-gara Zein menyapa kakak kelasnya" ujar Keke.
"Kakak kelasnya itu cewek?"
"Ya iyalah cewek" Keke pun asyik memakan snacknya lagi.
Tasya tidak mau menceritakan pertemuannya dengan Naura kemarin. Ia juga tidak mau cerita itu tersebar. Tasya dan Keke pun menghabiskan jam olahraga dengan saling bercerita dan membaca buku.
&&&&&&&&&&&
"Ayo anak-anak saatnya putaran kedua. Anak laki-laki bersiap...." panggil pak Adam.
Para peserta pun bersiap digaris start.
"Bersedia.... Siap..... Pritttttt...."
Putaran kedua nampaknya cukup sengit. Zein dengan Fatih (kakak kelas) memiliki potensi kecepatan yang sama. Tapi pada akhirnya Zein pun yang menang.
"Selamat Zein kamu lolos... Ingat lombanya satu Minggu lagi" ucap pak Adam.
Zein tersenyum dan mengangguk. Ia terlihat sangat senang, namun tidak hatinya. Ia merasa sangat resah.
Untuk menghilangkan keresahannya, ia mengunjungi kelas 11 ipa 1. mengunjungi gadis itu lagi.
'Semoga ia tidak sedih' pikir Zein.
Zein tidak bersalah sama sekali disini. Yang memiliki masalah adalah Tasya dengan Naura. Tapi, tidak tahu kenapa? malah Zein merasa bersalah dan harus bertanggung jawab terhadap Tasya. Bukan karena ia sayang pada Naura atau membela Naura. Namun demi perasaanya yang sedari tadi mengikatnya untuk menemui Tasya.
Zein telah sampai didekat kelas 11 ipa 1. Ia bersembunyi di dekat mading. Untuk memastikan tidak ada yang membuntutinya.
Saat Zein melihat siapa saja yang berada didalam kelas. Ternyata hanya ada dua orang, yaitu Keke dan gadis itu. Yang sampai sekarang ia tak tahu namanya.
"Kau tahu aku membeli produk yang salah kemarin...bla...bla..." Keke bercerita kegiatannya dimall kemarin pada Tasya.
Zein yang melihat itu semua. Ikut tersenyum, meski ia tak tahu apa yang sedang mereka bahas. Satu yang terpenting melihat gadis itu tersenyum itu sudah cukup membuatnya busa mengulum senyum bahagia.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Jangan lupa like dan comment😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Retno Marsudi
Kamu jatuh cinta ya zein pada pandangan pertama
2020-09-05
2
erenn_na
berasa sma lagi aku tuh 😂😂😂
2020-08-24
1