Sahabat Baru

Zein yang melihat itu semua. Ikut tersenyum, meski ia tak tahu apa yang sedang mereka bahas. Satu yang terpenting melihat gadis itu tersenyum itu sudah cukup membuatnya bisa mengulum senyum bahagia.

"Zein!"

Mendengar namanya dipanggil Zein melihat orang yang menyebut namanya. Dia adalah Naura.

'Bisakah kau tak membuntutiku untuk sehari ini saja' batin Zein.

Zein terpaksa tersenyum kepada Naura lagi. Hatinya yang baru saja bahagia. Kini kembali menjadi gundah karena Naura.

"Sayang ayo kita ke kantin!" ajak Naura yang langsung menggandeng tangan Zein. Zein pun mengangguk dan menuruti keinginan pacarnya.

££££££££££££

Kebanyakan para siswa sudah mengetahui hubungan Zein dan Naura. Tapi sebagian kecil juga ada yang tidak tahu. Pada awalnya semua orang mengatakan bahwa Zein sangat serasi dengan Naura. Pasalnya mereka berdua tampan dan cantik, tentunya juga anak orang kaya.

Lama kelamaan, beberapa orang yang mulai jengah dengan hubungan mereka memposting status-status di sosial media dengan tujuan menyindir dan mengolok-ngolok hubungan Zein dan Naura.

₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩

Mereka berdua sudah sampai dikantin. Setelah memesan, mereka berdua menunggu dimeja.

Sesaat Zein melamun, memikirkan kejadian yang pernah ia alami dulu dengan Naura.

*Kejadian dulu yang pernah membuat satu sekolah menjadi ramai, gara-gara kak Risa dan Naura bertengkar. Mereka berdua saling beradu satu sama lain. Penampilan mereka yang semula cantik dan mempesona berubah menjadi lusuh dan kotor.

Syukurlah ada Zein yang langsung melerai mereka berdua. Zein pun meminta maaf pada kak Risa atas perbuatan Naura. Zein juga mengerti alasan mengapa kak Risa sampai begitu marahnya pada Naura. Kak Risa membersihkan seragamnya dan langsung pergi dari tempat kejadian, sementara itu Zein membawa pergi Naura ke kelasnya.

Zein sebenarnya sangat marah pada Naura. Semalam Naura saling sindir-menyindir di akun sosmed-nya kak Risa. Naura mengumbar semua kelebihan Zein dan menonjolkan bahwa Zein yang terbaik, ia juga mengolok-olok pacar kak Risa. Yang katanya jelek, miskin, nggak keren, lusuh, pokoknya banyak banget. Tapi Zein justru sabar dengan kelakuan Naura. Ia akan selalu menjadi pelindung Naura*.

Zein berhenti melamun, ditatapnya Naura tengah asyik chat-an dengan seseorang. Entah siapa? Zein tak tahu. Sebagai pacarnya, Zein harus memberi privasi pada Naura agar merasa nyaman dengannya.

Zein terus melihat Naura, sesekali Naura tertawa kecil saat menerima pesan. Zein curiga? Awalnya iya. Ia penasaran dengan seseorang yang chat-an dengan pacarnya. Namun lagi-lagi hatinya seolah melarangnya.

'Dia pacarmu Zein.... Biarkan saja dia. Mungkin itu sanak saudaranya' positif thinking Zein.

Tak lama kemudian pesanan yang mereka pesan sudah tiba. Naura meletakkan ponselnya diatas meja.

Kling... Klong...

Naura langsung mengambil ponselnya lagi dan membalas chat itu. Memang benar mereka sedang berdua, namun Zein merasa hanya sendirian. Karena Naura hanya menggubris ponselnya.

Setelah beberapa saat, makanan mereka sudah habis.

"Sayang, kamu yang bayar ya!!... Aku ada repot dikelas" ucap Naura.

"Oke" ujar Zein.

Zein sering membayar pesanan mereka berdua. Zein keberatan? Tentu tidak, karena yang ia lakukan itu tulus. Tapi, mungkin ketulusannya itu tak setulus dulu.

'Kamu berubah' batin Zein.

Zein segera menuju ke kelasnya. Dibenaknya hanya terpikir satu hal, yaitu Masih cintakah dia dengan Naura?

Zein sebentar lagi sampai dikelasnya, sampai Cindy dan Keke keluar dari kelasnya. Tak sengaja pula ia mendengar berbincangan mereka berdua.

"... Tasya? Punya masalah sama Naura?" ucap Cindy sambil membenarkan tatanan rambutnya.

"Kayakanya begitu sih... Soalnya Naura tadi sempat melototin Tasya tanpa alasan yang jelas" ujar Keke.

Mereka berdua pun berbelok menuju lorong.

Zein mendapatkan dua informasi sekaligus. Yang pertama ia sangat senang bahwa gadis yang selama ini merasuki pikirannya bernama Tasya. Yang kedua, ia bingung karena Naura melototin Tasya tanpa alasan yang jelas.

'Apa jangan-jangan mereka saling mengejek di akun masing-masing.... Haahhh... Gak mungkin. Apa aku terlalu khawatir pada Tasya?' pikir Zein.

Zein pun segera masuk kedalam kelas.

######%%%%%######

Naura kini tengah asyik chat-an dengan seseorang.

"Udahlah, jangan kamu terusin. Kasihan Zein kan?" ucap Rin, teman sebangku Naura.

"Nggak usah ikut campur. Ini urusanku!" ujar Naura dengan ketus.

'Ini hidup aku. Urusan aku. Bukan urusanmu. Lagi pula Zein nggak bakalan tau' batin Naura.

Rin tau semuanya sejak awal. Namun ia memilih untuk diam saja.

"Rin....!!!" seseorang memanggil Rin dari luar kelas. Rin melihat kearah orang itu.

Itu Keke dan Cindy. Teman sekaligus sahabatnya sejak dibangku SMP. Rin hendak pergi dari kelasnya, sebelum pergi ia sempat mengajak Naura.

"Ra, mau ikut?" ajak Rin.

"Nggak ah, lebih baik aku disini aja. Kalo mau pergi ya pergi aja" jawab Naura tanpa melihat wajah Rin sama sekali.

Rin menggidikkan bahunya dan segera menuju ke Keke dan Cindy.

"Rin, ayo aku kenalin sama sahabat aku dan Cindy. Aku harap kamu mau juga bersahabat dengannya" ujar Keke dengan mantap.

"Iya, kamu bakalan seneng kalo sahabatan sama dia. Omong-omong gimana si famous itu?" Cindy melirik pada Naura yang masih berada didalam kelas. Rin menggelengkan kepalanya pelan. Ia tak mau membahas teman sebangkunya.

"Katanya mau ngenalin sahabat kalian, kalau begitu ayo kita kesana!" Rin sangat antusias.

Mereka bertiga pun segera pergi dari sana dan menuju ke tempat yang dimaksud Keke dan Cindy.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Mereka bertiga menuju ke perpustakaan. Disana mereka langsung menuju ke meja tempat membaca.

"Sya!!" Cindy memanggil Tasya yang tengah duduk didekat meja pegawai perpustakaan.

Mereka bertiga langsung menghampiri Tasya.

"Sya, kenalin ini Rin. Rin kenalin ini Tasya!" Keke memperkenalkan masing-masing sahabatnya

Mereka berdua langsung bersalaman.

"Tasya"

"Rin..."

Cantik.... Itu kata yang tepat untuk menggambarkan pemikiran Rin terhadap Tasya. Tasya sama sekali tidak terlihat mencolok, ia cantik tapi sangat sederhana. Apalagi senyumannya yang manis, hmm she's so beutiful.

Mereka berempat duduk bersama dan saling bercengkrama. Ada senda gurau terlihat diwajah mereka semua.

"Ke, temenin aku ke toilet yuk. Aku udah gak bisa nahan" pinta Cindy.

"Hmmm... Waktu ngerjaiin PR aja maunya ke Tasya aja, giliran ke toilet maunya sama aku. Udah ayo!" Keke memutar bola matanya malas.

Keke dan Cindy segera keluar dari perpustakaan. Kini tinggal Tasya dan Rin dimeja. Canggung sekali. Mereka baru saja mengenal.

"Ehmm kamu kelas 11 apa?" tanya Tasya membuka topik pembicaraan.

"Kelas 11 ipa 5" jawab Rin.

"Kamu sendiri, kelas 11 apa?" tanya Rin.

"11 ipa 1, sekelas dengan Keke plus teman sebangkunya" jawab Tasya dengan senyuman.

"Kalau aku dengan Naura? Kenal Naura?" tanya Rin.

'Naura? Cewek tadi? Kalau gak salah pacarnya Zein kan?' pikir Tasya.

"Aku tidak mengenalnya" jawab Tasya dengan nada agak ragu.

"Aku pikir kamu mengenalnya" ujar Rin.

"Begini saja bagaimana jika kita saling bertukar nomor ponsel? Mungkin kita bisa jadi lebih akrab" ucap Rin sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Kamu aja yang catat nomorku, soalnya aku nggak bawa ponsel" jawab Tasya.

Tasya memberitahu nomor ponselnya pada Rin. Setelah selesai mereka berdua kembali saling mengobrol.

Sampai...

Brooookkkkk......

Mereka berdua melihat kearah belakang mereka.

♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

Jangan lupa like dan commentnya 😁😄😄

Terpopuler

Comments

Retno Marsudi

Retno Marsudi

Apa Naura punya pacar yg lain ya

2020-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!