Cinta Tak Terkalahkan
Tasya adalah gadis yang cantik. Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya berkerja sebagai petani. Tasya bisa dikatakan sebagai salah satu murid yang cerdas. Ia memang cantik, namun penampilannya sederhana.
Kini Tasya sudah sampai disekolah, dengan diantar oleh ayahnya. Tasya bersekolah di SMA favorit dikotanya, yaitu SMA Primadona. Ia masih duduk dibangku kelas 11 ipa 1.
Tasya selalu akrab dengan dua orang sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Cindy (11 ips 3) dan Keke (11 ipa 1).
Tasya pun segera berjalan menuju kelasnya.
"STOOOOOPPPPP.......!!!!!" Cindy menghentikan langkah Tasya.
Tasya menutup kedua telinganya. Memang benar suara Cindy memang cetar dan merusak dunia. Setelah Tasya merasa telinganya tidak berdengung lagi, ia menurunkan tangannya.
"Ada apa sih? pagi-pagi udah ganggu orang.." ujar Tasya dengan tatapan datar.
"Oh sahabatku, yang cantik, yang pintar, yang baik, yang imut, yang...mmmpphhhh" Tasya langsung menutup mulut sahabatnya itu.
"Oke, oke. Nggak perlu muji-muji kayak begitu juga kali. PR apa yang nggak kamu kerjain?" tutur Tasya dengan terus terang.
Tasya sudah sangat hafal dengan tingkah sahabatnya yang satu ini. Kalo Cindy lagi memuji-mujinya, berarti ia minta tolong membantu mengerjakan PR-nya.
"..mmmpppp..." Cindy berusaha melepaskan tangan Tasya dari mulutnya.
"Eh iya lupa...." Tasya pun melepaskan tangannya.
"Haaaaahhh syukurlah aku udah bisa bernapas lega lagi. Kamu itu selalu tau apa yang ingin aku katakan dan pikirkan.... PR-nya ada dikelasku. Ayo!!" ucap Cindy.
Cindy langsung menarik tangan Tasya dan mengajaknya menuju ke kelasnya, yaitu 11 ips 3. Di sepanjang koridor dan lorong, Cindy terus saja berbicara, tanpa ada respon dari Tasya.
"Lho, kamu kok diam aja sih? Apa kamu marah sama aku?" ujar Cindy dengan mengerucutkan bibirnya.
"Enggak kok, lanjutin lagi ceritanya" balas Tasya dengan senyuman.
"Ooo... oke, jadi kemarin aku beli di olshop.... bla...bla..."
'lanjutin aja terus 😑' batin Tasya.
******
Mereka berdua sudah sampai didepan kelas 11 ips 3. Yap, kelas Cindy.
"Ayo masuk aja, ajarin aku didalam kelas!" ucap Cindy, sembari berlari menuju kelasnya.
"Ehmm..." kata Tasya dengan agak ragu. Ia sebenarnya mau-mau saja masuk kedalam kelas dan membantu Cindy, namun ia tak biasa masuk dikelas lain. Apalagi kelas ini, kelas yang sebagian besarnya adalah anak-anak nakal.
'Masuk gak ya?... Masuk gak ya?... Masuk gak ya?' pikirannya dipenuhi pertanyaan itu saja. Ia masih ragu, namun kakinya tetap melangkah menuju pintu kelas tersebut.
Dugh....
Tasya menabrak seseorang dan hampir jatuh. Merasa bersalah, Tasya hanya menundukkan kepalanya.
"Mau ngapain?" ucap orang itu. Terdengar dari suaranya, ia adalah laki-laki.
"Ehmm... mau ke Cin...Dy" ujar Tasya dengan ragu.
"Anak kelas lain nggak boleh masuk!!" ujar laki-laki itu dengan nada penuh penekanan.
Tidak mau membuat masalah, Tasya langsung berbalik dan hendak pergi. Namun, tangannya dicekal oleh Cindy.
"Lohhh!! Masuk aja, jangan takut sama Daniel!" kata Cindy sambil melotot kearah Daniel. Cindy menarik lengan Tasya, dan masuk kedalam kelas. Lalu, mengajaknya duduk dibangku dekat bangku Cindy.
"Cin.... Kok kamu melanggar peraturan sih? Ini kan kesepakatan kelas bersama!" tegur Daniel.
Cindy menghampiri Daniel dengan raut wajah kesal. Ia bertatapan dengan Daniel didekat pintu kelas.
"Eh kamu itu cuma koordinator bukan ketua kelas, jadi jangan sok ngatur dikelas. Kamu juga pernah mengajak pacarmu masuk kedalam kelas!" jelas Cindy.
"I... tu...itukan...du...lu..." ungkap Daniel dengan terbata-bata. Ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit kelas yang sebelumnya bertatapan dengan Cindy.
"Atau... Begini saja, ku adukan pada Zein saja.." ujar Cindy dengan senyuman kemenangan.
Air wajah Daniel yang semula biasa saja, menjadi ketakutan seketika. "Janganlah... kau tak perlu mengadukan itu semua padanya..."
jawab Daniel.
"Emang kenapa? Apa salahnya jika aku adukan pada Zein?" Tanya Cindy.
"Soalnya Zein itu....
"Zein itu kenapa?..."
Mereka berdua menatap sosok yang tiba-tiba muncul dari depan pintu. Cowok yang berpenampilan cool, bajunya rapi, tampan, tengah berhadapan dengan mereka.
Dia adalah Zein, lengkapnya Zeinal Roziqin. Ia adalah ketua kelas 11 ips 3. Zein dikenal sebagai orang yang disiplin dan tanpa pandang bulu dalam menghukum. Kalau satu saja peraturan kelas dilanggar oleh anggotanya, maka siap-siap saja mendapatkan sanksi darinya.
"Gini lho Zein, Daniel itu pernah..... mmmppphhh" Ucapan Cindy terpotong, karena mulutnya langsung disumpal kertas oleh Daniel.
"Apaan sih? Daniel pernah ngapain? Pernah ngajak kamu kencan gitu?" ucap Zein dengan nada datar.
"Buhhhh...." Cindy mengeluarkan sumpalan kertas dimulutnya. Ada raut wajah penuh amarah dari Cindy
"Maksudnya Cindy itu, aku pernah beli bensin di pom dekat rumah sepupu Cindy... hehehe" jawab Daniel.
'Dasar pembohong!!!....' batin Cindy. Ia mendengus kesal.
"Suka-suka kalian aku mau duduk di bangkuku" tukas Zein dan segera masuk kedalam kelas.
Mata Zein membulat sempurna ketika ia melihat seorang cewek, yang tengah duduk dibangkunya. Terlebih lagi, cewek itu bukanlah satu kelasnya. Dan ia tidak mengenalnya.
Cewek itu adalah Tasya, ia hanya bisa menunduk. Salah? Ya, Tasya salah karena masuk kelas tanpa izin dari wali kelas 11 ips 3. Ia malah menuruti Cindy untuk masuk kedalam kelas ini.
"Kamu kok...kok... disini!" Zein menunjuk Tasya. Ini kali pertama mereka bertemu. Pertemuan yang tidak baik.
"Anu...ini...ehmm...." Tasya tidak bisa menjawab pertanyaaan Zein dengan jelas dan lugas.
'Berilah keajaiban Tuhan!! Aku gak berani jawab' batin Tasya terus berdo'a.
Syukurlah Cindy datang menghampiri mereka. "Maaf ya Zein, temanku masuk kedalam kelas tanpa izin. Kamu tau kan??" ujar Cindy sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Zein mengrenyitkan dahinya, ia tidak mengerti maksud dari isyarat Cindy. Cindy pun berkacak pinggang dan menggeleng.
"Kamu tahu kan kalo aku itu masih butuh bimbingan??" jawab Cindy.
"Oh, bimbingan contekan PR kan?" kata Zein dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Bravo....Bravo... Kamu udah tahu itu! Kamu emang ketua yang pandai!" Cindy pun bertepuk tangan.
Tak lama kemudian Daniel menghampiri mereka semua.
"Zein, kau tahu kan? Kalau ada yang melanggar peraturan maka...." Daniel sengaja memutus perkataannya, ia sengaja menggoda Cindy dan temannya. Senyuman kemenangan nampak diwajah Daniel.
"Maka akan dihukum.... Tapi, untuk hari ini tak apa" ujar Zein yang lalu disambut tatapan aneh dari kedua temannya.
"Kenapa? Apa dihukum aja?" Zein pun mengajukan pilihan.
"Eh...nggak-nggak makasih Pak Zein!" Cindy pun segera duduk didekat Tasya.
Zein pun keluar dari kelas, dan menunggu diluar. Daniel pun juga mengikutinya. Mereka berdua duduk sejajar didekat taman kelas mereka.
"Zein, kok kamu biarin sih? Padahal kamu kan biasanya ngehukum teman-teman yang melanggar hukum... Dan hukuman darimu itu aneh-aneh. Tapi kok nggak kamu hukum aja, Cindy sama temannya itu?" tanya Daniel.
"Mumpung aku baik...." kata Zein. Senyuman kecil nampak diwajah Zein.
'Oh... Gitu jadi biasanya kamu jahat...😑' batin Daniel.
♡♡♡♡♡♡♡
Setelah beberapa saat, Tasya pun keluar dari kelas tersebut dan terburu-buru menuju kelasnya.
"Tuh cewek aneh ya?" tanya Daniel
"Aneh, kok bisa?" Zein pun bertanya balik.
"Iya aneh. Dia punya kekuatan ajaib..." jelas Daniel.
"Kau paranormal? Udahlah jangan mikir yang aneh-aneh. Emang kekuatan ajaib apa?" tanya Zein yang kian penasaran.
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
Jangan lupa like dan comentnya.....😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Anggra
kykny bagus nich cerita
2021-03-03
0
Dewi Komalawati
semangat thor aku suka sama semua cerita novel mu 👍👍👍
2020-09-22
1
Dian Anggraeni
Bagus Toor...mampir di ceritaku ya KUBALAS CINTAMU DENGAN SEBONGKAH BATU nama penaku Iyoy kesayangan Aa
2020-07-20
2