Bad Liar

Bad Liar

Bad Liar - Bagian 1

Gangnam, South Korea. 12 P.M

Cuaca yang begitu terik di siang itu rupanya tak mampu membuat seorang gadis muda berkulit kuning langsat itu terganggu dari aktivitas nya membaca sebuah novel terbaru karangan salah satu penulis novel ternama dari Indonesia. Theolicius.

Dengan di temani oleh semangkuk ice cream green tea di sisi kanan nya, gadis itu terlihat sangat menikmati novel yang ia baca. Sesekali terlihat gadis itu tersenyum dan menyerit kan dahi nya dalam saat membaca pengkalan kata dalam novel tersebut.

Tangan nya yang seolah tidak ingin diam, dia sesekali menyendokkan ice cream ke dalam mulut nya dan mengemut ice cream itu lama, dengan sendok yang masih berada di dalam mulut nya. Mengemut ice cream dan sendok besi itu secara bersamaan.

Gadis itu bahkan tidak menghiraukan ramainya pengunjung di dalam cafe --tempat yang menjadi lokasi persinggahan nya saat ini-- yang makin ramai oleh pengunjung yang hendak makan siang.

Cafe tersebut memang berlokasi dekat dengan salah satu kantor dari perusahaan ternama di korea sehingga tak heran bahwa banyak karyawan dari kantor tersebut yang makan siang di sana. Cafe dengan suasana vintage itu memang tempat yang sangat strategis untuk menikmati makan siang, dengan wifi yang di berikan secara gratis kepada para pengunjung disana menambah poin plus dari cafe tersebut.

Namun, harga yang mahal untuk satu porsi makanan membuat cafe ini hanya di kunjungi oleh orang orang berdompet tebal. Sehingga tidak heran bahwa kita akan lebih sering melihat manager, hingga ceo dibandingkan dengan karyawan biasa.

Drrrrrtttt...

Getaran ponsel di sisi kiri tubuh nya membuat gadis berkulit kuning langsat itu mengalihkan pandangan nya dari novel yang sejak 1 jam lalu ia baca. Ia melihat nama "Abang" muncul di ponsel milik nya. Dengan segera, ia mengangkat panggilan tersebut setelah meletakkan sendok di mulut nya dan novel di tangan nya.

"Halo," sapa nya dengan pelan.

"Kamu dimana?" Suara laki laki terdengar menyahut dari sebrang sana.

"Cafe bang, ada apa?" Tanya gadis itu dengan bahasa Indonesia, bahasa dari negara asal nya. Indonesia.

"Ngga. Cuma mau bilang kalo papa udah ngirim uang ke kamu tadi. Jadi kamu tinggal cek aja, " jawab laki laki itu menjelaskan.

"Oalah iya, bilangin makasih. Ya meskipun aku ngga akan make uang itu, tapi aku hargai niat baik dia," Gadis itu mulai menutup novel milik nya dan menggambil satu sendok penuh ice cream milik nya. Menghabiskan sisa ice cream green tea kesukaan nya.

"Dek..." laki laki bernama abang itu berkata dengan nada tertahan. Seolah mengingatkan gadis tersebut untuk tidak melanjutkan kalimat nya.

"Iya iya abangku sayang. Udah dulu ya Ara mau pergi dulu, ada yang harus Ara beli soalnya," gadis yang memanggil dirinya dengan Ara itu pun bergerak mengakhiri panggilan tersebut dengam cepat, tanpa menunggu balasan dari laki laki di seberang sana terlebih dahulu.

Setelah mengakhiri panggilan tersebut, ia bergegas memasukkan novel milik nya ke dalam tas dan bergerak meninggalkan cafe. Saat ia tengah melangkah dengan pandangan ke arah ponsel pintar milik nya, membalas pesan dari sahabat nya yang berada di Indonesia. Ia yang tidak terlalu fokus dengan langkah kaki nya itu pun menabrak suatu benda keras. Sangat keras hingga ponsel milik nya jatuh dan dahi nya terasa sakit akibat tabrakan itu.

"Uggghhh," keluhnya dengan tangan yang mengusap dahi nya perlahan. Lalu mengambil ponsel nya yang retak karena sempat terlepas dari tangan nya, sembari terus mengusap dahi nya dengan sesekali memejamkan mata. Ia pun membuka kedua mata nya dan menatap ke arah benda yang baru saja di tabraknya.

Ia berpikir bahwa ia baru saja menabrak tiang bangunan dari cafe itu, namun perkiraan nya salah. Benda yang baru saja di tabrak nya adalah dada seseorang. Ya dada yang kini berada di depan wajah nya dengan balutan jas berwarna hitam itu terlihat begitu kokoh di mata Ara. Ia menyerit heran dan tersadar bahwa ia telah mengganggu perjalanan seseorang.

Dengan segera, ia membungkuk kan badan nya singkat dan berujar "Sa..ya minta maaa...aaf," dengan bahasa korea yang masih terbata bata.

"Apakah kau pikir hanya dengan kata maaf, pakaian ku bisa kembali bersih Nona?" Kalimat yang terdengar dingin itu terdengar di telinga Ara.

"Huh?" Ujar Ara dengan bingung, ia dengan cepat menengadahkan kepala nya. Menatap ke arah laki laki yang kini berdiri didepan matanya dengan wajah heran.

"Apa maksud anda Paman?" Tanya Ara dengan perlahan, sembari tetap menatap wajah khas korea itu. Wajah yang kini tengah menunduk untuk melihat dirinya. Menatap dengan raut wajah yang datar.

"Paman?" Aksen korea yang sarat akan ketidak sukaan itu diucapkan oleh pria besar ini membuat Ara kembali mengangguk dengan cepat.

"Aku tidak setua itu adik kecil. Jadi jangan panggil aku paman. Selain itu, aku pun tidak menikah dengan bibi mu. Mengerti?" Kalimat yang diucapkan secara cepat oleh laki laki itu membuat Ara mengerjabkan matanya dengan cepat. Memahami kalimat tadi.

Ia memang tengah berada di Korea karena beasiswa ia peroleh berada disini. Namun karena ia masuk kedalam kelas internasional, komunikasi dengan bahasa korea jarang dilakukan baik antar mahasiswa maupun dosen. Sehingga belum begitu fasih dengan bahasa korea yang di ucapkan secara cepat tanpa spasi seperti tadi. Ia akan mudah mengerti jika orang mengucapkan nya secara perlahan. Oleh sebab itu, ia terdiam saat laki laki bertubuh dengan tinggi 185 cm itu berbicara dengan sangat cepat. Mencoba menalaah dan memahami.

Kata bibi dan menikah membuat Ara menebak bahwa laki laki itu tidak suka dipanggil Paman karna ia tidak merasa menikahi bibi Ara. Mungkin. Kalaupun iya, itu memang benar, semua bibi nya yang berada di Indonesia sudah menikah dan Ara tau pasti siapa suami mereka. Jadi tidak mungkin laki laki ini adalah suami dari bibinya. Aneh. Itu yang di pikirkan Ara.

"Hey!?!" Sentakan di wajah nya membuat Ara tersadar dari lamunan nya. Ia dengan cepat menjawab "Iiiyaaa..."

"Bagaimana kau akan bertanggung jawab dengan pakaian ku yang sudah kotor ini, Nona. Aku harus menemui klien penting sekarang!?!? " laki laki itu kembali berkata dengan cepat. Ara kembali menyerit. Memahami.

"Aku tidak membawa minuman apapun di kedua tangan ku, begitu juga dengan dirimu. Bagaimana mungkin aku membuat noda kotor di pakaian mu Paman?" Tanya Ara dengan kembali menggunakan kata 'Paman' dalam kalimat nya. Ia dapat melihat noda kecil berdiameter kisaran 2-3 cm di dada laki laki tersebut.

Laki laki itu menunduk dan mendekatkan wajah nya ke arah Ara hingga Ara dapat mencium bau mint dari nafas laki laki yang tidak di ketahui nama nya itu. Ia terpaku di tempat saat hidung mereka bersentuhan.

Ara memang termasuk orang berkategori hidung mancung bagi orang Indonesia. Tetapi hidung nya itu terlihat sangat kecil dibandingkan laki laki itu dan ketika hidung laki laki itu menyentuh ujung hidung milik nya. Ia sadar bahwa jarak diantara wajah mereka tidak lebih dari 5 cm dan hal itu membuat Ara harus menahan nafas nya sesaat. Ia tercekat.

Ketika Ara hendak menjauhi laki laki bergaris wajah tegas namun lembut di saat yang bersamaan itu, laki-laki itu mengusap sesuatu di sudut bibir kanan nya dengan jari telunjuk dan jempol milik nya secara perlahan.

Ia kembali menegakkan diri nya. Menjauhi wajah Ara yang kini sudah mulai memerah. Namun karena kulit nya yang berwarna kuning langsat, itu sedikit banyak menolong nya saat ini. Rona merah di pipinya tidak terlalu terlihat. Lalu memasukkan noda yang berada di jempol nya dengan cepat ke dalam mulutnua dan menyisakan noda yang terlihat cukup banyak di jari telunjuk nya.

"Manis," ucap laki laki tersebut dengan bergumam, namun masih dapat terdengar di telinga Ara.

"Kau memang tidak membawa apapun Nona, tapi sudut bibir mu yang membawanya. Kau lihat ini?" laki laki itu menunjukkan lelehan ice cream green tea yang tadi baru saja dilahap habis oleh Ara di jari telunjuk nya yang besar itu. Ara hanya meringis pelan dan merutuki kebodohan nya.

"Kebiasaan bener sih Ra," gumam Ara dengan bahasa Indonesia yang tidak dimengerti oleh laki laki tersebut.

"Jadi?" laki laki itu kembali berkata saat mendengar Ara yang bergumam dengan bahasa asing.

"Sekali lagi maafkan aku Paman. Apa yang harus kulakukan?" tanya Ara bingung saat menatap noda hijau itu. Ia berpikir tidak mungkin sempat membeli kemeja baru di saat yang mendesak seperti ini.

"Aku tidak tau, itu tanggung jawab mu, " jawab laki laki tersebut kesal. Ia bahkan kembali memasukkan jari telunjuk nya ke dalam mulut. Membersihkan noda tadi sembari berkata "Manis" dengan gumaman yang masih dapat terdengar Ara.

"Bagai---" kalimat Ara terhenti saat dering ponsel laki laki tersebut berbunyi.

"Halo," sapa laki laki tersebut ketika sudah mengangkat panggilan tadi.

"..."

"Baik, saya segera kesana," ujar laki laki tersebut sembari menutup panggilan nya dan kembali memasukkan ponsel pintar milik nya ke dalam saku celana nya.

"Kau lihat? Aku sudah di tunggu Nona," laki laki itu kembali bersuara setelah mengakhiri panggilan nya dan menatap ke arah Ara yang masih terdiam, menatap ke arah noda di kemeja putih nya.

"Aku ada ide!?!"

                             

                                           ***

                                          TBC

Halo semuaaa.... 👋👋👋

Aku lagi ikut kontes nih, jika berkenan bantu aku dengan terus memberi vote, komentar dan like kalian ya. Ditunggu vote nya semuaaa....

Oh iya, jangan lupa mampir di karya ku yang lain yaa!!!

Yang suka tema horror dan misteri bisa baca karya kedua ku yaitu "Haloween",

Ditunggu kehadiran nyya semuaaa!!!

Sampai jumpa di bab selanjutnya 👋👋👋

Yang mau mutualan sama nanya-nanya soal cerita ini bisa chat aku di instagram atau di grup chat yaaa

^ ^

                                             Follow my Instagram :

                                                       @chocho_lalattee

       

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku nyimaks thor

2022-10-25

0

Fitri Noviana

Fitri Noviana

baru ngaca..
nyimak dulu

2021-07-01

0

ayumi

ayumi

mampir kk...salam dr IM NUMBER SIX

2020-10-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bad Liar - Bagian 1
2 Bad Liar - Bagian 2
3 Bad Liar - Bagian 3
4 Bad Liar - Bagian 4
5 Bad Liar - Bagian 5
6 Bad Liar - Bagian 6
7 Bad Liar - Bagian 7
8 Bad Liar - Bagian 8
9 Bad Liar - Bagian 9
10 Bad Liar - Bagian 10
11 Bad Liar - Bagian 11
12 Bad Liar - Bagian 12
13 Bad Liar - Bagian 13
14 Bad Liar - Bagian 14
15 Bad Liar - Bagian 15
16 Bad Liar - Bagian 16
17 Bad Liar - Bagian 17
18 Bad Liar - Bagian 18
19 Bad Liar - Bagian 19
20 Bad Liar - Bagian 20
21 Bad Liar - Bagian 21
22 Bad Liar - Bagian 22
23 Bad Liar - Bagian 23
24 Bad Liar - Bagian 24
25 Bad Liar - Bagian 25
26 Bad Liar - Bagian 26
27 Bad Liar - Bagian 27
28 Bad Liar - Bagian 28
29 Bad Liar - Bagian 29
30 Bad Liar - Bagian 30
31 Bad Liar - Bagian 31
32 Bad Liar - Bagian 32
33 Bad Liar - Bagian 33
34 Bad Liar - Bagian 34
35 Bad Liar - Bagian 35
36 Bad Liar - Bagian 36
37 Bad Liar - Bagian 37
38 Bad Liar - Bagian 38
39 Bad Liar - Bagian 39
40 Bad Liar - Bagian 40
41 Bad Liar - Bagian 41
42 Bad Liar - Bagian 42
43 Bad Liar - Bagian 43
44 Bad Liar - Bagian 44
45 Bad Liar - Bagian 45
46 Bad Liar - Visual Tokoh
47 Bad liar - Bagian 46
48 Bad Liar - Bagian 47
49 Bad Liar - Bagian 48
50 Bad Liar - Bagian 49
51 Bad Liar - Bagian 50
52 Bad Liar - Bagian 51
53 Bad Liar - Bagian 52
54 Bad Liar - Bagian 53
55 Bad Liar - Bagian 54
56 Bad Liar - Bagian 55
57 Bad Liar - Bagian 56
58 Bad Liar - Bagian 57
59 Bad Liar - Bagian 58
60 Bad Liar - Bagian 59
61 Bad Liar - Bagian 60
62 Bad Liar - Bagian 61
63 Bad Liar - Bagian 62
64 Bad Liar -Bagian 63
65 Bad Liar - Bagian 64
66 Bad Liar - Bagian 65
67 Bad Liar - Bagian 66
68 Bad Liar - Bagian 67
69 Bad Liar - Bagian 68
70 Bad Liar - Bagian 69 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 1)
71 Bad Liar - Bagian 70 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 2)
72 Bad Liar - Bagian 71 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 3)
73 Bad Liar - Bagian 72
74 Bad Liar - Bagian 73
75 Bad Liar - Bagian 74
76 Bad Liar - Bagian 75
77 Bad Liar - Bagian 76
78 Bad Liar - Bagian 77
79 Bad Liar - Bagian 78
80 Bad Liar - Bagian 79
81 Bad Liar - Bagian 80
82 Bad Liar - Bagian 81
83 Bad Liar - Bagian 82
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bad Liar - Bagian 1
2
Bad Liar - Bagian 2
3
Bad Liar - Bagian 3
4
Bad Liar - Bagian 4
5
Bad Liar - Bagian 5
6
Bad Liar - Bagian 6
7
Bad Liar - Bagian 7
8
Bad Liar - Bagian 8
9
Bad Liar - Bagian 9
10
Bad Liar - Bagian 10
11
Bad Liar - Bagian 11
12
Bad Liar - Bagian 12
13
Bad Liar - Bagian 13
14
Bad Liar - Bagian 14
15
Bad Liar - Bagian 15
16
Bad Liar - Bagian 16
17
Bad Liar - Bagian 17
18
Bad Liar - Bagian 18
19
Bad Liar - Bagian 19
20
Bad Liar - Bagian 20
21
Bad Liar - Bagian 21
22
Bad Liar - Bagian 22
23
Bad Liar - Bagian 23
24
Bad Liar - Bagian 24
25
Bad Liar - Bagian 25
26
Bad Liar - Bagian 26
27
Bad Liar - Bagian 27
28
Bad Liar - Bagian 28
29
Bad Liar - Bagian 29
30
Bad Liar - Bagian 30
31
Bad Liar - Bagian 31
32
Bad Liar - Bagian 32
33
Bad Liar - Bagian 33
34
Bad Liar - Bagian 34
35
Bad Liar - Bagian 35
36
Bad Liar - Bagian 36
37
Bad Liar - Bagian 37
38
Bad Liar - Bagian 38
39
Bad Liar - Bagian 39
40
Bad Liar - Bagian 40
41
Bad Liar - Bagian 41
42
Bad Liar - Bagian 42
43
Bad Liar - Bagian 43
44
Bad Liar - Bagian 44
45
Bad Liar - Bagian 45
46
Bad Liar - Visual Tokoh
47
Bad liar - Bagian 46
48
Bad Liar - Bagian 47
49
Bad Liar - Bagian 48
50
Bad Liar - Bagian 49
51
Bad Liar - Bagian 50
52
Bad Liar - Bagian 51
53
Bad Liar - Bagian 52
54
Bad Liar - Bagian 53
55
Bad Liar - Bagian 54
56
Bad Liar - Bagian 55
57
Bad Liar - Bagian 56
58
Bad Liar - Bagian 57
59
Bad Liar - Bagian 58
60
Bad Liar - Bagian 59
61
Bad Liar - Bagian 60
62
Bad Liar - Bagian 61
63
Bad Liar - Bagian 62
64
Bad Liar -Bagian 63
65
Bad Liar - Bagian 64
66
Bad Liar - Bagian 65
67
Bad Liar - Bagian 66
68
Bad Liar - Bagian 67
69
Bad Liar - Bagian 68
70
Bad Liar - Bagian 69 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 1)
71
Bad Liar - Bagian 70 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 2)
72
Bad Liar - Bagian 71 Flashback - antara Ara dan Rara (Bag. 3)
73
Bad Liar - Bagian 72
74
Bad Liar - Bagian 73
75
Bad Liar - Bagian 74
76
Bad Liar - Bagian 75
77
Bad Liar - Bagian 76
78
Bad Liar - Bagian 77
79
Bad Liar - Bagian 78
80
Bad Liar - Bagian 79
81
Bad Liar - Bagian 80
82
Bad Liar - Bagian 81
83
Bad Liar - Bagian 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!