Maka dengan berat hati, Jeno menatap sejenak Ara sebelum akhirnya berkata pelan, "Kalau begitu, bantu aku," ujar nya lalu bangkit dan mulai melepas kan jas biru milik nya, meletakkan nya di sofa yang barusan ia duduki.
Ara pun bangkit dan mulai menarik dasi Jeno dengan sekali sentakan, membuat wajah Jeno mendekat ke arah wajah nya.
Tinggi badan mereka yang cukup jauh membuat Jeno harus menunduk agar mempermudah pekerjaan nya melepaskan dasi biru bergaris itu.
Ara melepaskan dan menarik dasi Jeno yang sudah terlepas sempurna, lalu meletakkan nya pada meja di dekat nya.
Ketika Ara hendak membuka kancing kemeja yang di gunakan Jeno, dering ponsel milik nya menghentikan kegiatan nya.
"Tunggu sebentar," ujar Ara mulai mengambil ponsel milik nya. Ia melihat nama 'Shahi' kembali muncul dalam id panggilan di ponsel nya. Dengan segera ia mengangkat panggilan tersebut.
"привет,¹" (Halo) sapa Ara hangat.
"Ара ??? где ты сейчас?²" ( Ara ??? dimana kamu sekarang? ) Teriak Shahi heboh ketika mendengar suara Ara.
"Я? У меня все еще есть бизнес. почему?³" ( Aku? Aku masih ada urusan. Kenapa? ) Tanya Ara heran pada Shahi yang berteriak heboh menanyakan keberadaan dirinya saat ini.
"Через 30 минут придет лектор, а вы еще не приехали. где ты сейчас?⁴" ( Dalam 30 menit dosen akan datang, dan kamu belum juga datang. dimana kamu sekarang? ) tanya Shahi tidak habis pikir dengan Ara saat ini. Tidak seperti biasanya Ara telat datang.
"What? Wait" ujar Ara dengan melotot mendengar apa yang diucapkan Shahi tadi. Ia menarik tangan kanan Jeno dan menatap jam rolex yang berada di tangan kiri Jeno.
Karena terburu buru ia sampai harus meletakkan dirinya tepat dihadapan Jeno dan meletakkan tangan tersebut melingkar di depan tubuh nya. Untuk memudahkan nya melihat jam dari tangan Jeno. Ia bahkan melupakan apple watch yang melingkar indah di tangan kiri nya.
Posisi kedua nya yang seperti back hug membuat Jeno harus menahan nafas nya saat Ara tanpa sadar menyenderkan tubuh mungil nya ke badan besar Jeno. Ia bahkan belum berpindah posisi, namun tetap melanjutkan kegiatan menelpon nya yang tertunda.
"Шахи, ты прав. Я опоздал Как насчет этого, расстояние от моей квартиры до кампуса занимает 45 на метро. не хватит времени как это?⁵" ( Shahi, kamu benar. Aku telat, gimana ini jarak apartemenku ke kampus butuh waktu 45 menit dengan bus. Tidak akan cukup untuk sampai tepat waktu?) Tanya Ara melanjutkan panggilan nya dengan Shahi dengan posisi tubuh nya yang masih berada di dekapan Jeno. Tak lama terdengar getaran dari apple watch milik nya. Alarm.
Ia menatap apple watch dengan menyerit. Alarm tentang jadwal kuliah nya sudah berdering, itu tanda nya ia terlambat. Namun ada yang lebih membuat Ara bingung, mengapa ia tadi tidak merasa melihat jam dari apple watch kesayangan nya ini melainkan dari jam rolex milik seseorang.
Tunggu, mengapa ada sebuah tangan melingkari leher nya? Tangan siapa ini?
Ara yang hendak mendongakkan kepala nya untuk mencari tangan siapa yang telah dengan tidak sopan melingkarkan tanganya ke arah leher nya. Namun sebuah beban terasa di pundak kanan nya, dengan segera Ara menoleh dan melihat wajah Jeno sudah berada di bahu nya.
Ia menatap Jeno yang tidak menatap ke arah nya, jarak antara wajahnya dengan wajah Jeno hanya sebatas ponsel pintar yang masih berada di telinga kanan nya.
Tidak ini berbahaya, mengapa laki laki ini memeluk ku?
Ara berpikir keras, namun saat hendak berteriak. Suara Shahi dari sebrang sana menyadarkan lamunan Ara.
"Ара? ты меня слышишь?⁶" (Ara? Bisakah kamu mendengarku?) panggil Shahi dengan frustasi karena tidak mendengar sahutan apapun dari Ara.
"да, я слышу тебя Я буду там сейчас,⁷" ( Ya, aku bisa mendengarmu, tunggu sebentar aku akan ke sana sebentar lagi, ) ujar Ara mengakhiri panggilan mereka. Dan memasukkan nya pada saku rok yang di kenakan nya.
Dengan cepat Ara melepaskan diri dari Jeno. Ia melotot menatap Jeno yang dengan tidak sopan nya memeluk dirinya tanpa izin.
"Apa-apaan kau ini Paman?" Tanya Ara tidak suka.
"Apa maksudmu Nona? Apa yang ku lakukan memangnya?" Tanya Jeno balik bertanya, dengan wajah tanpa dosa.
"Apa yang kulakukan? Kau baru saja memelukku Paman. Apa kau tidak sadar huh?" Tanya Ara tidak habis pikir dengan pertanyaan Jeno.
"Aku tidak memelukmu nona, kau sendiri yang mengarahkan tubuh mu pada ku agar kau lebih mudah melihat jam. Jadi aku pun meletakkan lengan ku pada mu, untuk memudahkan mu melakukan nya. Aku tidak salah. Ini murni kesalahan mu Nona," jawab Jeno dengan enteng nya.
"Aihh... mengapa kau tidak mendorong ku saja tadi?" Tanya Ara lagi tidak mau kalah.
"Aku tidak mungkin melakukan nya nona, aku tidak bisa kasar pada perempuan terlebih lagi pada gadis kecil seperti mu Nona," Jeno menyunggingkan bibir nya, tersenyum meledek.
"Heol?!" cibir Ara kesal. Ia kalah berdebat dengan laki laki itu.
"Terserah pada mu paman, tapi maaf aku tidak bisa melanjutkan yang tadi. Aku sudah terlambat. Jadi mungkin besok aku akan kemari lagi. Bagaimana?" Tanya Ara
"Tidak masalah. Tapi bagaimana dengan dasi yang sudah kau lepaskan ini?" Tanya Jeno bertanya, menatap ke arah dasi yang sudah berpindah posisi dari meja ke tangan kanan nya.
"Aku akan memasangkan nya kembali," Jawab Ara menenangkan. Ia mengambil alih dasi Jeno tersebut dan melangkah kan kaki nya untuk lebih dekat dengan Jeno.
Tubuh Jeno yang tinggi besar itu menyulitkan Ara yang hendak memakaikan dasi di leher laki laki itu.
Jeno yang menyadari kesulitan Ara, ia mengangkat tubuh Ara ke atas sofa yang berada di sisi kiri tubuh nya.
"Ohhhh!?" Ara yang terkejut dengan tindakan Jeno barusan pun meletakkan kedua tangan nya di bahu lebar Jeno. Takut terjatuh.
Saat sudah menempatkan Ara di sofa ruangan nya, Jeno tidak melepaskan kedua tangan nya dari pinggang Ara. Ia tidak mau gadis itu terjatuh karena sofa yang menjadi tempat nya berdiri itu, terlalu empuk sehingga akan membuat tubuh Ara tidak seimbang.
Setelah memastikan dirinya tidak akan terjatuh dari sofa ini, ditambah dengan kedua tangan besar Jeno yang melingkar erat pinggang nya, Ara mulai melepaskan pegangan nya pada bahu Jeno dan mulai memasangkan dasi yang tadi sudah dia lepaskan.
Dengan sofa yang tidak terlalu tinggi tersebut tak lantas membuat jarak yang terlalu jauh antara Jeno dan Ara. Ara hanya 5 cm lebih pendek dari tubuh Jeno yang sebenarnya sehingga membuat Ara menghela nafas pelan, Jeno yang menyadari apa yang membuat Ara menghela nafas itu pun tersenyum singkat.
Disaat Ara masih memasangkan dasi di leher Jeno sebuah suara pintu yang terbuka menginstrupsi kegiatan mereka. Park Seong Jo, sekertaris Jeno, masuk ke dalam ruangan.
Park Seong Jo tersentak saat melihat posisi atasan nya dengan Ara yang sangat intim di matanya. Ia berdehem singkat.
"Maaf mengganggu waktu Anda Mr. Lee, saya hanya ingin memberi tahu bahwa rapat akan seger dimulai dalam 10 menit," Ujar sang sekertaris sopan dan tetap menundukkan kepala nya, tidak ingin melihat kemesraan yang sedang dilakukan Jeno dengan sang kekasih, pikirnya. Kemesraan yang tidak pernah di lihat nya sepanjang dirinya bekerja dengan sang atasan.
"Batalkan itu," ujar Jeno dingin.
***
TBC
Halo semuaaa.... 👋👋👋
Aku lagi ikut kontes nih, jika berkenan bantu aku dengan terus memberi vote, komentar dan like kalian ya. Ditunggu vote nya semuaaa....
Oh iya, jangan lupa mampir di karya ku yang lain yaa!!!
Yang suka tema horror dan misteri bisa baca karya kedua ku yaitu "Haloween",
Ditunggu kehadiran nyya semuaaa!!!
Sampai jumpa di bab selanjutnya 👋👋👋
Yang mau mutualan sama nanya-nanya soal cerita ini bisa chat aku di instagram atau di grup chat yaaa
^ ^
Follow my Instagram :
@Choco_lalattee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
hurinaini_
thor langsung ditulis dong artinya yang bahasa asing. kalau kayak gini serasa ada percakapan yang dipotong. gak dapet feelnya. keren sih ada bahasa asing tapi kalau gak tahu artinya, buat apa juga coba. iya kalau bahasa inggris gpp gak langsung diterjemahi.
2020-09-26
4
Tionar Linda
bahasa asing harus nya di bikin artinya Thor..
2020-08-31
1
Vivianvellanie
whaatt kok batalkan
2020-07-19
0