"Aku ada ide !?!"
Setelah berkata bahwa ia memiliki ide, dengan segera Ara menarik tangan laki laki itu ke arah toilet yang berada di sudut cafe. Jalur yang menuju ke arah toilet ini terlihat sepi.
Dengan segera Ara mengambil sebuah palet eyeshadow kecil milik nya dari dalam tas dan mendorong tubuh besar laki laki itu ke arah dinding dengan tiba tiba.
Laki laki tersebut tersentak mendapat serangan tiba tiba dari seorang gadis kecil dihadapan nya kini hingga untuk beberapa saat. Ia terdiam ketika tangan mungil Ara mengambil warna putih dalam palet tersebut dan mulai meraba dada nya.
Ia melotot dan menegang seketika mendapat perlakuan seperti itu. Terlebih lagi, jari jari mungil yang menari nari diatas dadanya itu cukup membuat nya tak berkutik. Ia hanya bisa diam.
Menunggu gadis itu selesai dengan urusan nya, karena jika ia memberontak dan mendorong gadis itu sekarang itu tidak mungkin karena waktu nya hanya sedikit. Ia hanya bisa berpasrah, berharap ide konyol yang dilakukan gadis tersebut ampuh.
Selama gadis itu fokus pada noda di kemeja putih nya. Laki laki tersebut menatap nya dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun seolah tidak sadar, baik Ara maupun laki laki tersebut seakan tidak sadar atas apa yang mereka lakukan.
Ara tidak menyadari bahwa setiap ia menghela nafas pelan itu terdengar begitu lembut di telinga laki laki yang kemeja nya baru saja ia buat kotor. Bahkan laki laki itu tersenyum kecil saat Ara menyerit dan memastikan bahwa noda pada kemeja nya sudah tidak terlihat. Ia kembali tersenyum lebar saat Ara menatap puas hasil kerjanya.
"Selesai," ucap Ara tersenyum lebar saat noda di kemeja putih itu sudah tidak terlihat lagi. Ia pun menatap laki laki yang kini juga tengah tersenyum melihat tingkah Ara. Tidak sadar.
"Paman?!" panggil Ara saat tidak mendapat respon dari laki laki di hadapan nya, melainkan hanya senyuman yang terlihat di wajah nya. Tidak seperti tadi yang hanya datar tanpa ekspresi.
"Tampan," gumam Ara tanpa sadar saat melihat senyuman laki laki itu.
"Iya," laki laki itu tersadar dan mulai merapihkan kembali jas nya dan mulai melangkahkan kaki nya pergi. Namun belum 2 langkah ia berjalan, sebuah tangan mungil menarik lengan kiri nya. Menghentikan langkah kaki nya.
Gadis itu-- Ara-- melangkahkan kaki nya ke hadapan laki laki itu dan membenarkan dasi milik nya yang terlihat berubah bentuk dan sedikit berantakan.
"Aku akan bertanggung jawab. Namun karena saat ini kau sudah di tunggu. Bisakah aku mendapatkan kartu namamu paman?" tanya Ara ketika sudah membenarkan letak dasi dari laki laki yang belum ia ketahui namanya.
"Umm... Ya. Ya. Kau harus bertanggung jawab. Sebentar," Laki laki itu berkata dengan gugup. Ia kemudian meraba badan nya, mencari dompet milik nya dan mengeluarkan sebuah kartu nama berwarna silver dari dalam nya. Lalu memberikan nya pada Ara.
"Lee Elfensius Jeno,: gumam Ara saat melihat kartu nama itu.
"Itu nama ku. Kau bisa datang ke kantor ku untuk bertanggung jawab. Temui aku besok pagi pukul 10. Aku tunggu," laki laki bernama Lee Elfensius Jeno, atau yang kerap kali di panggil Jeno itupun hendak kembali melangkahkan kaki nya pergi.
Namun ia kembali teringat akan satu hal. Ia pun kembali memutar tubuh nya, menatap Ara yang kini tengah meletakkan kartu nama nya di balik case ponsel pintar milik nya.
"Lalu siapa nama mu Nona?" tanya Jeno pada Ara yang kini menatap dirinya.
"Theo. Theora Bathassa Ghazzy. Itu nama ku," Jawab Ara singkat.
"Baiklah, aku tunggu kehadiran mu besok Theo," ujar Jeno dan pergi meninggalkan Ara yang hanya menganggukkan kepalanya.
***
Jeno melangkahkan kaki nya keluar menuju klien nya yang sudah menunggu nya sejak 10 menit yang lalu. Ia melangkahkan kaki nya dengan gontai dan smirk di wajah nya.
"Theora Bathassa Ghazy" Jeno kembali menggumamkan nama dari gadis kecil yang baru saja di temui nya. Ia tersenyum saat mengingat wajah gadis itu. Bahkan ia sampai tidak sadar bahwa kini klien dan sekertaris nya menatap aneh ke arah nya yang masih tersenyum.
"Maaf atas keterlambatan ku, Tuan Kim." ucap Jeno saat sudah berdiri dihadapan klien nya, Kim Myung Joo. Laki laki yang menjadi klien sekaligus sahabat nya itu pun tersenyum wajar dan mempersilahkan Jeno untuk duduk di hadapan nya.
Mereka pun memulai rapat mereka dengan serius hingga lebih dari 2 jam. Rapat yang membahas masalah pembangunan apartemen mewah di kawasan gangnam itu pun berjalan lancar. Tidak mengalami kendala yang berarti.
"Baik. Rapat hari ini saya tutup. Terima kasih atas waktunya Mr. Kim," Jeno mulai menutup rapat mereka dan menjabat tangan Mr. Kim Myung Joo dengan formal. Ia pun menyuruh sekertaris nya, Park Seong Jo untuk mencatat hasil rapat mereka dan mengirimkan nya pada klien mereka.
"Apa jadwal ku selanjutnya?" tanya Jeno pada sang sekertaris.
"Anda kosong hingga sore Mr. Lee," jawab sang sekertaris dengan sopan.
"Baiklah. Kau boleh kembali ke kantor. Aku akan disini bersama Myung Joo," ucap Jeno singkat. Sang sekertaris pun menganggukkan kepala nya singkat lalu segera undur diri dari hadapan sang atasan, begitu pun dengan sekertaris Mr. Kim Myung Joo. Meninggalkan Jeno dan Myung Joo di sana.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Myung Joo memecahkan keheningan diantara mereka.
"Seperti yang kau lihat. Aku baik. Bagaimana dengan mu?" Tanya Jeno dan mulai menyenderkan punggung nya kearah kursi.
"Aku juga. Tapi ada apa dengan mu hari ini?" tanya Myung Joo pada Jeno yang kini sudah menutup kedua mata nya. Lelah.
"Tidak ada apa-apa," jawab Jeno singkat.
"Oh ayolah, tidak mungkin tidak ada apa apa saat kau datang dengan senyuman manis milik mu itu. Terlebih lagi noda kecil di kemeja milik mu itu menunjukman bahwa memang telah terjadi sesuatu yang tidak aku ketahui, " kalimat yang diucapkan Myung Joo membuat Jeno menghela nafas kasar. Seolah tidak kaget sedikitpun dengan tebakan Myung Joo -- yang sayangnya sangat tepat.
"Apakah terlihat jelas?" tanya Jeno dan mulai membuka kancing jas milik nya. Menatap noda yang sudah tertutup sempurna itu.
"Tidak. Hanya saja warna nya yang sedikit berbeda membuat ku menebak apa yang sedang ditutupi di belakang nya. Dan ternyata tebakan ku benar," jawaban Myung Joo membuat Jeno mengganggukkan kepala nya singkat.
"Jadi ada apa dengan noda itu hingga kau dapat tersenyum selebar itu eh?" tanya Myung Joo lagi setelah merasa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Jeno yang kembali memejamkan matanya.
"Tidak ada apa-apa," jawab Jeno sekenanya.
"Itu pasti ada sesuatu. Ayo jelaskan padaku. Aku punya banyak waktu saat ini," ujar Myung Joo memaksa. Jeno hanya menghela nafas pelan, mendengus.
Ia pun mulai menceritakan apa yang baru saja dialaminya dengan bersemangat. Tatapan mata nya membinar dan nada suara yang disampaikan oleh nya pun membuaf Myung Joo terkekeh ketika Jeno sudah menyelesaikan cerita nya.
"Mengapa kau tertawa?" Tanya Jeno heran.
"Tidak apa apa, hanya saja aku merasa bahwa kau menyukai gadis kecil itu." jawaban dari Myung Joo membuat dahi Jeno berkerut dalam. Tidak mengerti.
"Begini, aku tau kau bingung. Namun cara mu menceritakan gadis kecil itu sudah menunjukkan segalanya Jeno. Kau menyukai nya. Menyukai gadis itu pada pandangan pertama." penjelasan dari Myung Joo makin membuat Jeno menyerit. Tidak mengerti dengan kesimpulan yang diambil oleh sang sahabat.
"Tidak mungkin," sanggah Jeno cepat.
"Percayalah padaku," sahut Myung Joo
"Tidak akan pernah," ujar Jeno dengan keras kepala.
"Lihat. Kau memang sudah menyukai gadis itu Jeno," Myung Joo kembali berkata.
"Tidak mungkin. Tidak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama kawan. Kau mengada ada saja hahaha" Jeno tertawa dengan terpaksa. Memaksakan keadaan mereka saat ini.
"Baiklah, jika kau tidak percaya. Besok aku akan menemani mu menemui gadis itu. Dan kau bisa menyimpulkan nya sendiri, apakah kau menyukai nya atau tidak. Bagaimana?" tawaran Myung Joo yang bersifat menjebak itu terdengar menarik di telinga Jeno. Maka dengan kepercayaan diri penuh ia menerima tantangan tersebut.
"Baik aku terima." jawab Jeno yakin.
"Baik. Tunggu dan lihat saja besok," ujar Myung Joo dengan smirk di wajahnya.
***
TBC
Halo semuaaa.... 👋👋👋
Aku lagi ikut kontes nih, jika berkenan bantu aku dengan terus memberi vote, komentar dan like kalian ya. Ditunggu vote nya semuaaa...
Oh iya, jangan lupa mampir di karya ku yang lain yaa!!!
Yang suka tema horror dan misteri bisa baca karya kedua ku yaitu "Haloween",
Ditunggu kehadiran nyya semuaaa!!!
Sampai jumpa di bab selanjutnya!!!! 👋👋👋
Yang mau mutualan sama nanya-nanya soal cerita ini bisa chat aku di instagram atau di grup chat yaaa ^ ^
Follow my Instagram :
@choco_lalattee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Salmah S
mampir thor
2022-04-27
0
Fatma Wati
bagus ceritanya
2020-08-19
2
luthfie_18
maaf y thor..
koq aku rasa hmpir mirip crtny ada ku baca d salh satu aplikasi juga cmn beda negara,, crt yg asli yg mn ya?
2020-07-25
1