Dikejar Cinta CEO ( Lika Liku Cinta Aira )
Mentari mulai memudarkan sinarnya senja itu. Aira nampak menyusun makanan di meja makan untuk menyambut kedatangan suami tercinta. Suaminya telah satu Minggu dinas ke luar kota dan hari ini adalah hari kepulangan sang suami.
Aira memulas wajahnya dengan make up tipis. Ia tak menyukai dandanan yang terlalu berlebihan. Bahkan tanpa mengenakan make up saja, wajahnya sudah memancarkan kecantikan alami. Ia membalut tubuhnya dengan dress berwarna pink yang membuatnya semakin terlihat cantik.
" Ma... ma..." panggil Bayu, putranya yang baru berusia 2 tahun.
" Eh, anak ganteng mama, mau bantu mama beres-beres ? " ucapnya seraya menggendong Bayu yang dari tadi menarik-narik ujung dress yang dipakainya.
" Sebentar lagi papa pulang, sayang. Kamu kangen sama papa kan ? "
Bayu menganguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum.
" Hem... Mama juga kangen sama papa, sayang " gumam Aira sambil menciumi pipi tembem Bayu.
Tak lama berselang, terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya.
" Papa... " pekik Bayu senang.
Aira menurunkan Bayu. Bayu segera berlari ke arah pintu diikuti oleh Aira. Aira segera membuka pintu dan nampaklah Yuda, sang suami yang kini ada di hadapannya.
" Papa... " ucap Bayu dengan dengan wajah berseri-seri.
" Hey, anak papa yang ganteng. Papa kangen berat nih " ucap Yudha segera menggendong Bayu kemudian menciumi wajah dan perut bocah itu hingga ia merasa kegelian dan tertawa.
Aira mencium punggung tangan Yuda dan dibalas dengan ciuman di kening oleh sang suami. Mereka masuk ke dalam rumah setelah Aira menutup pintu.
Aira membawakan secangkir teh yang telah disiapkan untuk Yuda, saat sang suami duduk di sofa bersama Bayu.
" Sini sayang, ada yang ingin mas bicarakan " ucap Yuda sambil menepuk sisi sofa di sampingnya.
" Apa mas ? " tanya Aira sambil mmyimpan teh di atas meja, lalu duduk disamping Yuda.
Bayu turun dari sofa, kemudian mengambil mainan pesawat yang ada di atas karpet. Yuda menarik nafas panjang sambil menatap lekat pada Aira.
" Kamu kenapa sih mas ? Kok tegang gitu... Ada masalah di kantor ? " tanya Aira cemas saat melihat raut wajah Yuda.
Yuda meraih tangan Aira, menciumi jemarinya kemudian memeluk Aira. Melihat interaksi dari kedua orangtuanya membuat Bayu menghampiri mereka lalu ikut memeluk mereka. Yuda membawa Aira dan Bayu dalam pelukannya.
" Aku mencintaimu, sangat mencintaimu Aira. Aku mencintai kalian berdua lebih dari apapun. Kalian berdua hidupku " bisik Yuda membuat Aira tersenyum mendengar ucapan suaminya itu.
" Aku juga cinta kamu, mas " balas Aira.
Ketiganya berada dalam pelukan cukup lama hingga terdengar kembali suara mobil berhenti di depan rumah.
" Ada tamu, mas ? " tanya Aira sambil melepaskan diri dari pelukan Yuda.
Ketika Aira akan bangkit, Yuda mendahului Aira berjalan menuju pintu.
" Biar aku saja " ucapnya.
Yuda membuka pintu kemudian keluar. Tidak lama, ia kembali bersama seorang wanita muda yang membawa koper.
Melihat Yuda bersama seorang wanita, membuat Aira kaget dan bangkit dari duduknya.
" Siapa dia, mas ? " tanya Aira bingung.
" Dia... Istriku " jawab Yuda lirih.
" Ap... Apa mas ? Is...tri kamu bilang ? " tanya Aira tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Seketika tubuhnya lemas, seisi ruangan serasa berputar. Untungnya ia masih bisa menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Aira mencoba menguatkan diri, berharap ucapan suaminya tadi hanyalah gurauan semata.
" Apa maksud kamu, mas ? " tanya Aira lagi, melihat ke arah wanita yang sedari tadi menunduk dan berdiri di belakang suaminya.
Aira terduduk lemas di sofa, pandangannya mengabur, seluruh ruangan terasa berputar-putar, bahkan suara Bayu dan Yuda hanya sayup-sayup terdengar. Ia pun jatuh terkulai.
Yuda segera membawa istrinya itu ke dalam kamar diikuti Bayu yang kini mulai menangis melihat sang ibu menutup matanya. Setelah membaringkan Aira di atas ranjang, Yuda segera menggendong Bayu dan mengambil minyak kayu putih.
1 jam berlalu, Aira masih belum siuman. Bayu kini telah tidur dalam dekapan Yuda. Yuda memindahkan Bayu ke kamar tidurnya yang ada di sebelah kamarnya. Sedangkan wanita yang diakui sebagai istri oleh Yuda kini ada di kamar tamu di lantai atas.
Aira mengerjapkan matanya, masih merasakan pusing di kepalanya namun ia berusaha bangun. Aira menggapai segelas air minum yang ada di atas nakas. Menyadari sang istri telah sadar segera Yuda menghampiri Aira lalu memberikan segelas air untuk Aira.
Aira menolak berusaha mengambil sendiri gelas itu. Pengakuan Yuda tadi membuatnya menjadi antipati kepada suaminya itu. Yuda menghela nafas, mencoba memahami yang dirasakan oleh istrinya itu.
" Aku bisa jelaskan semua " ucap Yuda setelah Aira meneguk air yang ada di gelas.
" Aku tidak mau mendengar penjelasan kamu. Kamu jahat mas... Kamu khianatin aku, khianatin hubungan kita... " cerca Aira. Air mata mulai jatuh membasahi pipinya.
" Maaf... Maafkan, mas " lirih Yuda berusaha memeluk Aira.
" Gak usah dekat-dekat, mas... Pergi !! Aku benci kamu, mas " pekik Aira sambil melempar apa yang ada di sekitarnya ke arah Yuda.
Yuda bergerak cepat memeluk istrinya yang dilanda amarah. Mendekap erat istrinya itu. Aira berontak, ia memukul-mukul dada Yuda berusaha melepaskan diri dari pelukan sang suami. Tapi Yuda tak melonggarkan sedikit pun pelukannya. Air mata Aira semakin deras mengalir membasahi dada Yuda.
" Maafkan, mas... Mas cinta sama kamu " ucap Yuda sambil menciumi pucuk kepala Aira.
" Bohong... Mas bohong... Kalau mas cinta sama aku, mas gak akan bawa perempuan lain ke rumah ini " teriak Aira lagi.
" Mas tahu mas salah... Tapi semua ada alasannya " ucap Yuda mencoba membela diri.
" Alasan apa ? Alasan kalau mas sudah bosan padaku ? Begitu kan ? Jawab mas... ! " gertak Aira. Kali ini Aira berhasil melepaskan pelukan Yuda.
Yuda meraih tangan Aira tapi ditepis oleh Aira. Yuda merasa sedih, ia menatap istrinya itu dengan lembut.
" Bukan begitu, sayang... Dengarkan penjelasan mas dulu " mohon Yuda.
" Cukup mas... Tak perlu menjelaskan apapun lagi... "
" Sayang... " Yuda berusaha memeluk Aira kembali
" Gak usah sayang-sayang. Kamu pergi, mas. Aku gak mau lihat kamu " usir Aira.
Yuda menatap istri tercintanya dengan sendu. Ia sadar apa yang dilakukannya sudah sangat menyakiti perasaan Aira. Ia pun tak ingin ada dalam kondisi seperti ini. Ia terpaksa menikahi wanita itu sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang laki-laki yang telah merenggut kehormatan seorang wanita, walaupun itu karena kecelakaan yang tak ia sengaja.
" Mas tunggu kamu tenang. Nanti kita bicarakan lagi " ucap Yuda berusaha mencium kepala sang istri. Namun Aira bergerak menjauh.
Yuda keluar dari kamar, ia bersender di depan pintu. Membentur-benturkan kepalanya ke pintu kemudian terduduk lesu di depan pintu. Air matanya mengalir.
Sepasang mata memperhatikan Yuda yang tertunduk lesu. Ia merasa sangat bersalah telah memasuki kehidupan rumah tangga orang lain, merusak hubungan dua insan yang saling mencintai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
inayah machmud
baru baca part awal udah nyesek banget...😭😭
2022-09-29
1
MEMEY
salam kenal kak dari terbayang kenangan mantan
2022-04-06
1
Andayani Ahmat
jangan jangan itu jebakan dri rekan bisnis nya yudha???
2022-04-03
2