[RDY'S#2] THE DESTINY!
Ruangan terbuka yang penuh dengan warna-warni. Di tambah dengan dentuman musik keras yang membuat seisi ruangan meliuk-liukkan badan secara sensual.
Di tempat itu terdapat kursi tanpa penyangga yang berjejer rapi di sudut ruangan, di depan sang lelaki yang memakai celemek hitam.
Gelas-gelas berukuran kecil pun berbaris rapi di atas meja panjang, ditemani sebuah botol dengan aroma yang menyeruak masuk indra penciuman.
"Ahh." Desahan berat keluar dari mulut seorang gadis yang sedang duduk dengan tangan bertumpu pada meja. Di depannya sudah ada 5 botol kosong dengan gelas kecil di sampingnya. Gadis itu menggerakkan kedua tangan untuk memegang kedua matanya yang mulai sayu dan tertutup.
"Keras kepala." Suara berat itu membuat ia mendongak dengan mata sayu. Senyum manis terbit di bibir tipisnya ke arah lelaki yang sedang berdiri didepannya.
Suara dentuman musik yang sangat keras membuat lelaki tersebut mendesis dan ingin segera keluar dari tempat ini. Ia sangat benci dengan keramaian dan sesuatu yang membuat telinganya berdengung.
Ia menunduk untuk melihat jelas wajah gadis yang tidak ada kapoknya mendatangi tempat terkutuk ini. Melihat gadis itu sudah mabuk dan sebentar lagi tidak sadarkan diri, dengan decakan ia menggendong gadis itu keluar dan mengarahkannya kedalam mobil dan berlalu dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Lo nggak pernah dengerin ucapan gue." Suaranya terdengar sangat tenang. Ia hanya sedikit kecewa dengan gadis di sampingnya ini. Berulangkali ia melarang agar tidak mengunjungi tempat itu lagi, tetapi percuma! Semua ucapannya hanya di anggap angin lalu.
"Kali ini apalagi alasan lo, Keysa?"
Suara deruhan nafas teratur membuat lelaki tersebut berdecak. Ekor matanya melirik seorang gadis yang baru saja ia serukan namanya Keysa.
Pria itu menghela nafas, saat melihat Kesya sudah tertidur dengan kepala yang bersandar pada sandaran mobil. Gadis itu begitu rapuh di penglihatannya, sehingga ia tidak akan bisa memarahinya berlama-lama.
Tapi, sikap keras kepala Keysa tidak dapat di ragukan lagi.
"Ver--rel maafin gue." Lenguhan keluar dari mulut Keysa. Ia bergerak gelisah di dalam tidurnya. Sesekali mengucapkan kata maaf dengan menyerukan nama Verrel--- lelaki yang sedang mengemudi mobil hitam ini.
Verrel menginjak pedal rem saat ia telah sampai di depan sebuah rumah sederhana dengan pagar berwarna coklat.
Rumah yang terlihat sangat asri jika di pandang dari jarak yang lumayan jauh, tetapi terlihat sangat berantakan dan tidak tertata jika kaki sudah menginjak ke halamannya.
Verrel membuka seat belt mobil dan sedikit mendekatkan tubuhnya pada Keysa. Tangannya terangkat untuk menepuk-nepuk pelan pipi Keysa yang basah.
"Bangun, kita sudah sampai."
Suara datar itu hanya terdengar samar-samar di telinga Keysa. Ia lebih memilih menggeleng dengan mata terpejam. Entah kenapa kepalanya terasa sangat pusing malam ini. Oh mungkin, karena botol minuman yang ia habiskan masih belum cukup. Biasanya, ia meminum 6 sampai 7 botol berbeda dengan tadi ia hanya meminum 5 botol.
"Jangan banyak tingkah! Turunlah sekarang!"
Walau suara Verrel sedikit meninggi, tapi Keysa belum juga ingin membuka matanya. Gadis itu hanya menggeleng lemah dan melirihkan hal yang tidak jelas.
Verrel kembali pada posisinya, tangannya berpegangan kuat pada setir mobil. Lelaki itu beberapa kali berdecak dan menghela nafas panjang.
"Lo! Benar-benar menyusahkan." Setelah mengatakan itu, Verrel membuka seat belt yang masih terpasang di tubuh Keysa. Ia kemudian turun dari mobil dan berjalan cepat membuka pintu mobil di samping Keysa. Saat pintu mobil terbuka, ia menggerakkan tangannya ke bawah lipatan lutut Keysa, dan sebelah lagi berada di punggung gadis itu.
Diam-diam Keysa tersenyum dalam dekapan tubuh tegap Verrel. Gadis itu menggerakkan tangannya hingga berhasil mengalung di leher Verrel.
"Gue tau, ini tipu muslihat lo!"
Keysa mencebikkan bibir, ternyata lelaki ini mengetahui niat terselubungnya. Tapi, Keysa sudah cukup senang, berada dengan jarak dekat seperti ini membuat tubuhnya dihantui rasa menggelitik.
Sampai di depan rumah Keysa, tanpa berbasa-basi Verrel langsung menurunkan gadis itu, membuat Keysa tentu saja terkejut dengan gerakan tiba-tiba Verrel.
"Eh, lo tega nurunin gue?" tanyanya cukup tidak percaya, lelaki di depannya ini benar-benar berwajah datar dan berhati benteng yang susah untuk di jelajahi.
Jangankan untuk menjelajahi, berniat untuk masuk saja Keysa sudah terhempas sangat jauh.
Kejam memang!
"Ini rumah lo, kan? Sudah sampai! Dan berterimakasih-lah karena gue udah nolong lo. Lagi!" Kata terakhir Verrel yang sengaja ia tekan mengundang cibiran halus dari bibir Keysa. Lelaki itu tidak peduli, ia sudah cukup baik sampai di sini, tidak ada lagi yang harus ia lakukan.
"Hm. Lagi dan lagi, seorang Keysa Radmijaya berhutang budi pada laki-laki bernama Verrel Aryanka Radeya!"
Verrel hanya mengangguk satu kali. Ia lantas membalikkan badannya, kemudian berjalan dengan cepat kembali pada mobil hitam yang terparkir di depan rumah milik gadis bernama Keysa Radmijaya.
🌻
🌻
🌻
VOTE DONG:'(
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nacita
kgn zahra 😢
2022-01-28
0
🌜melody 🌛
thor aku mampir
2021-06-06
0
anotherb
Hai, kak! i'm come back. sambil baca La Tahzan icip2 dikitlah The destiny😁😁😁😁 mangatss
2021-05-23
0