Hari ini tim mereka sedang mengerjakan proyek baru yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan kosmetik brand internasional. Bahkan, sejak tadi studio di penuhi dengan banyak model dan beberapa utusan dari perusahaan kosmetik yang bersangkutan.
Setelah semua siap pemotretan akan berlangsung. Bahkan, Verrel tengah terlihat sangat sibuk memfokuskan kameranya pada satu objek, mengatur tinggi dari tripod yang ia gunakan agar pas dan terlihat sangat sempurna.
Verrel memang seorang fotografer yang profesional, ia sudah menekuni bidang ini saat menjabat sebagai mahasiswa semester dua. Tak sampai di situ, bahkan mimpinya untuk membangun dan menjalankan studio pemotretan pun sudah terkabul.
"Bos, gue manggil semua modelnya sekarang, agar bersiap-siap?" Suara itu milik Rangga Al-Ghifari, salah satu kru yang bekerja mengatur jadwal pemotretan, sekaligus memilih dan memilah model mana yang pas untuk produk yang akan mereka promosikan.
Rangga Al-Ghifari, lelaki yang mengambil jurusan yang sama dengan Verrel yaitu jurusan fotografi. Namun, Rangga berbeda ia adalah sosok lelaki sholeh yang terpaksa ikut bekerja di studio karena tuntutan ekonomi.
Verrel hanya membalas dengan deheman singkat, lekaki itu hanya fokus mengatur lensa kesayangannya.
Sama seperti Daniz Ravaelo, lelaki dengan jurusan bisnis itu tengah terlihat sangat sibuk di depan sebuah laptop bermerek iPhone. Laptop yang terhubung dengan kamera Verrel, jadi setiap foto yang Verrel bidik akan terkirim ke laptopnya, selanjutnya akan dibuatkan album baru.
"Jessica, ayolah, lo yang pertama." Rangga mulai memanggil salah seorang model yang duduk sambil memegang lipstik. Gadis yang dengan nama Jessica mengangguk, dan menyimpan lipstik-nya di dalam tas yang berada di atas meja.
"Lihatlah, Key. Gue yang pertama," ucapnya pongah. Jessica mulai bangkit dan berjalan dengan sangat anggun menghampiri sang fotografer yang akan mengambil gambarnya.
"Sombong!" cerca Keysa mencibir.
Kesal! Keysa sangat kesal pada Jessica yang selalu saja mencoba merayu Verrel. Gadis itu memperbaiki posisi duduknya saat Jessica baru saja mencolek dagu Verrel.
"Ih, murahan!" umpat Keysa dengan suaranya yang tertahan. Hatinya memanas melihat Jessica yang terus saja berusaha merayu Verrel. Walaupun ia melihat lelaki itu hanya diam dengan wajah yang memerah menahan emosi. Tapi tetap saja, Keysa tidak rela jika lelaki yang ia cinta di sentuh gadis lain.
Jessica tersenyum puas melihat wajah Keysa yang seperti ingin menikam seseorang. Apalagi saat Keysa mengepalkan tangan dan beberapa kali memukul ke arah meja yang berada di sampingnya.
"Jessica."
Teguran suara berat khas pria membuat Jessica menoleh dan tersenyum manis, nampak lesung pipi di sisi kanan. Gadis itu mulai berjalan dengan fokus dan berdiri di depan background pemotretan dengan anggun.
Verrel mulai mengarahkan kameranya agar fokus dan mendapatkan hasil jepretan yang terbaik. Hasil jepretan Verrel memang tidak dapat diragukan lagi, terbukti dengan Daniz yang terus saja tersenyum tipis dengan tangan kanan yang sibuk dengan mouse.
Tiga kali pemotretan. Jessica masih setia memperlihatkan postur tubuhnya yang jenjang, tinggi semampai dengan kulit yang mulus dan tidak terlalu putih, namun terlihat sangat manis.
Kilatan terakhir, berakhir dengan pose khas Jessica yang menggoda. Setelah selesai, Jessica berjalan dengan kaki menyilang ke arah Verrel yang sekarang tengah sibuk membersihkan lensa kamera.
"Hai."
Verrel hanya diam saat suara Jessica masuk ke pendengarannya. Itu karena Verrel sudah cukup lelah jika harus meladeni gadis seperti Jessica.
Melihat Verrel diam, seperti menjadi tantangan untuk Jessica agar semakin menggoda lelaki itu. Kini, kedua tangan Jessica sudah menempel dan bergelayut manja di lengan Verrel. Mau tidak mau, Verrel menghentikan aktifitasnya membersihkan lensa kamera dan memilih mengatur emosinya yang tiba-tiba mencuat keluar.
"Jangan ganggu gue!" Suara rendah Verrel tanpa mengalihkan pandangan dari kamera. Ia muak jika harus memandangi wajah Jessica dari dekat, jadi Verrel memilih menunduk ke arah kameranya saja.
"Bos, harus bersenang-senang. Bos juga membutuhkan istirahat," rayu Jessica, ia semakin bergelayut manja di lengan Verrel. Bahkan, kepalanya sudah bersandar di bahu lelaki itu.
Daniz dan Rangga yang sedang melihat-lihat hasil jepretan Verrel hari ini ikut menoleh ke arah Jessica yang sedang berusaha merayu sang bos yang datar dan dingin itu.
"Gue nggak butuh itu!" Verrel berucap dengan sarkas, ia menarik lengannya yang di peluk oleh Jessica. Setelah itu bangkit dan berjalan menjauh.
Di tengah perjalanan menuju ruangan pribadi miliknya, Verrel malah bertatap wajah dengan Keysa yang berdiri menyandar di depan tembok. Gadis itu melempar senyuman sangat manis ke arah Verrel yang hanya dibalas delikan mata.
"Ish, dasar Jessica! Tidak ada kapoknya menggoda Verrel." Dengan kekesalan yang membuncah Keysa berjalan ke arah Jessica yang tengah sibuk menata rambut di single sofa, tempat duduk yang telah Verrel tinggalkan.
🌻
🌻
🌻
HEEYY... AKU INGIN KAMU MEM-VOTE:-*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nacita
dmn s pendekkkkk 😔
2022-01-28
0
Yeti Susantri
Zahra dmn kamu ?
2021-09-22
0
Erni Fitriana
seru nih... cool nya vareel jadi data tarik terdendiri
2021-03-31
0