All For Dreams

All For Dreams

PERUSUH SEKOLAH

...Peringatan:...

...Ini adalah karya orisional pertama yang saya keluarkan secara serius. Jika ada kekurangan di setiap episode, mohon maaf yang mendalam...

...Good luck...

...Ikuti terus kisahnya...

.

.

.

“Sebelum bapak mengakhiri pidato pada pagi hari ini, ada satu orang yang ingin bapak panggil kedepan, salah satu siswa paling rusuh dan gak punya kerjaan,” Dengus Pak Bino kesal.

“Mari kita beri A+ untuk Alferon Adidjaya” Lanjutnya bertepuk tangan mandiri dan berharap akan banyak riuh makian dan hinaan dari para peserta upacara, namun sepertinya pak Bino harus lebih banyak ikhtiar dan Sedekah lagi, sepertinya?

Pak Bino menghentikan tepuk tangannya, memandang seluruh peserta upacara yang malah bermuka ketakutan hingga Feron datang dikawal oleh pak Ibram dan pak Puad, tangannya sengaja di diikat kebelakang dengan tali Polypropylene layaknya tahanan pidana,tapi bukannya bermuka kalut ataupun takut Feron malah bermuka ceria seperti baru menang piala oskar, dan pandangan itu tak luput dari pak Bino yang semakin kesal.

“Nah! Karna tokoh utamanya sudah ada didepan kita, mari bapak introgasi secara merakyat!"

Biar malu

Sambung pak Bino dalam hati.

“Skor kamu ditahun ini sudah 90 Feron!!!” Ucap pak Bino menekankan nama Feron didepan mic membuat suara nggiiiiiingggggg… yang memekakkan telinga.

Feron berusaha menutupi telinganya yang hampir tuli karna perbuatan pak Bino dan micnya, namun mengingat tangannya yang diikat usahanya-pun menjadi sia-sia, kasihan sekali.

“Lah? Terus apa hubungannya sama penangkapan saya ini pak 'Binosaurus' yang terhormat?” Jawab Feron ketus melirik pak Bino yang sudah bermuka marah siap memberikan kalimat hinaan.

Tidak ada rasa takut darinya, diperhatikan satu sekolah sudah menjadi makanan sehari-hari bahkan ibu-ibu kantin sengaja berhenti mengantar cemilan pagi keruang guru hanya untuk melihat Feron yang dipermalukan oleh pak Bino selaku pemimpin upacara senin pagi pada seluruh orang se-SMK 1 tapi gagal itu.

Kumis tebal pak Bino seketika berkedut melihat kelakuan satu murid ajaib ini, ya ampun lihatlah siapa yang dia lawan sekarang. Disebelah kirinya pak Ibram wakil kepala sekolah dan pak Puad selaku guru kedisplinan sekolah juga ikut mengapitnya namun hati Feron tidak bergetar sedikitpun.

“Astaugfirullah” Pak Bino hanya bisa istighfar mengusap dada sambil geleng-geleng kepala di tempatnya berdiri.

“Next question, siapa kompolotan kamu yang pagi ini nongkrong dan ngerokok di kedai janda itu?”

Kali ini pasti hahahahaha!!!

Pak Bino tersenyum iblis kembali mempertaruhkan keberuntungannya menghadapi pengikut jin Iprit satu ini.

“Hahahahahaha!!!!”

Kan,sudah ku tebak ni anak pengikut Iprit, gak ada yang lucu malah ketawa gaje

Seru hati pak Bino merutuk kesal.

“GAK USAH KETAWA, INGAT DURASI!!!!” Feron langsung berhenti tertawa memandang pak Bino yang sudah panas di podium.

“Tentu saja pak Ibram dan pak Puad, kami tadi ngerokok sambil main kartu remi bareng bahkan mereka sengaja nyamar lo buat main sama saya, sampai kami bertaruh Rp 10.000 buat menambah keseruan main remi lo pak Bino dan juga ni ya pak, kami bahkan olahraga bareng keliling sekolah, iyakan pak Ibram, pak Puad?” Terang Feron semangat memandang kiri dan kanannya.

Pak Bino di tempatnya hanya bisa face palm, bisa-bisanya ajudan kepercayaannya malah terhanyut pada permainan anak usia 16 tahun, benar-benar tidak bisa dipercaya.

Sementara itu, penonton hanya dapat tertawa dan memaklumi hal ini, melihat acara rutin gratis tiap pak Bino selaku kepala sekolah yang memimpin upacara mulai mempermasalahkan seorang anak DPIB Bernama Alferon Adidjaya dalam kesehariannya, yang jujur sebenarnya bukan merugikan malah menghibur.

Pak Bino hanya bisa terdiam dan memilih membubarkan massa, percuma melawan batu cepung seperti Feron yang otaknya saja sudah tenggelam ke dasar sungai itu.

“Buang waktu saja” Kata pak Bino cemberut.

.......

.......

.......

Setelah keluar dari ruang BK, Feron bukannya langsung ke-kelas untuk mengikuti pelajaran malah mampir ke koperasi buat beli jajan.

“Pas banget, habis mengelabui pak Bino enaknya minum yang dingin-dingin” Feron membuka kulkas dan memilih satu minuman kemudian menutup kembali pintu kulkas secara halus.

PLUP

Bunyi pintu kulkas tertutup pelan.

“Alferon Adidjaya~” Ucap suara itu menekan setiap huruf pada nama Feron.

Perasaan gua ngak enak banget dah, apa jangan-jangan ada kiamat kubro?

Monolog hati Feron mulai berkeringat dingin tidak ingin membalikkan badan.

Feron melirik kecil kebelakang “Kan hati kecil gua bener, seharusnya gua balek aja ke kelas dari tadi, ih sebel deeeeh!” Keluh Feron sok manja menjitak kepalanya sendiri dan mencoba ngesot tanpa membalikkan badan untuk menghindari makhluk yang sedang mengeluarkan aura mencekam tersebut.

Namun naas, belum sempat mencapai ambang pintu tangan sang guru sudah lebih dulu menarik rambut yang berada di depan telinga Feron hingga sang empunya harus berjinjit karna gurunya menarik kuat rambut malang itu setinggi dagu sang guru yang terbilang jangkung. Sungguh lebih baik jika telinga yang dijewer daripada rambut yang ditarik.

“Ampun pak Ryou ampun~” Ucap Feron menyatukan kedua tangannya membuat gekstur memohon yang kentara.

“Sudah berkali-kali saya mendengar kata itu dari mulut kamu tapi 5 menit berikutnya kamu pasti ulang lagi” Kesal sang guru semakin menarik kuat rambut Feron.

Ryouichi atau KTP indonesianya bernama 'William Birtrainy' adalah wali kelas Feron sekaligus orang yang bertanggung jawab atas perilaku apa saja yang dilakukan seluruh murid kelas 11 DPIB, termasuk murid ajaibnya satu ini, Feron yang terlampau aktif disetiap ia lengah.

Setiap hari bahkan menit, Ryou pasti akan menerima surat dari guru BK atas tindakan Feron yang semakin bertambah semester maka sifatnya juga ikut bertambah itu. Sungguh sebenarnya dosa sebesar apa yang pernah ia perbuat hingga mendapatkan sekumpulan murid seperti mereka ini tuhan terlebih tuyul berkepala jabrik ini.

Ryou dengan kesal menarik kerah baju Feron kuat hingga menyeretnya keluar koperasi tanpa memperdulikan Feron yang hampir meregang nyawa karnanya.

“Pak saya belum bayaaarrr!!!” Teriak Feron mencoba bernego namun Ryou seolah tuli, ia mencoba untuk tidak memperdulikan racauan sang murid yang pasti akan mencari jalan kabur di saat ia lengah, dan itu tidak akan terulang lagi. Feron mencoba melirik Ryou yang sudah bermuka sangar.

Tidak bisa.

Inner Feron menghela nafas gusar dan pada akhirnya dengan sisa tenaga Feron cepat-cepat merogoh saku bajunya mengeluarkan uang dan melemparnya pada penunggu koperasi.

“MAAF PAK, FERON GAK SOPAN!” Teriak Feron sudah jauh dari koperasi, ia masih diseret ryou tanpa ampun.

.......

.......

.......

Sesampainya dikelas, Feron dilempar hingga berhenti didepan kaki buk Mayang, guru matematika terdisiplin sepanjang sejarah Feron bersekolah di SMK dan kebetulan juga yang masuk hari ini.

“Maaf tidak sopan buk Mayang, silahkan dilanjutkan pelajarannya” Ucap Ryou pergi begitu saja meninggalkan Feron yang terduduk pasrah mengusap sayang kepalanya.

“Untung rambut gua jabrik jadi hantaman keras agak lama nyampe ke otak kapasitas 64 GB ini hehehehehe” Celetuk Feron masih mengusap kepala dan berdiri membersihkan pantatnya.

“Assalamualikum buk Mayang guru matematika paling cantik kuuu (mendekati Buk Mayang) hampir aja ibuk saya ajak kawin lari kalau gak ingat ada dua bontot yang nongol di belakang” Gombal Feron menarik turunkan alisnya, ia mencoba menarik simpati buk Mayang yang sudah menyilangkan tangan di dada, menatap Feron kecut.

Feron hanya bisa tersenyum canggung dan beralih mengambil tangan kanan buk Mayang dan menurunkan sebelah kakinya membuat gekstur seperti akan melamar dan langsung mengecup punggung tangan buk Mayang yang malah langsung tersipu malu di perlakukan seperti itu.

Buk Mayang cepat-cepat menjauhkan kembali tangannya “Udah?” Ucap buk mayang mencoba sinis pada Feron yang malah menampilkan smirk puas.

“Udah apa dulu ni buuukkk?”

Buk Mayang yang sudah hafal dengan siasat Feron langsung cepat-cepat mengalihkan topik, memilih merapikan buku pr di atas meja dengan cukup kasar agar Feron setidaknya peka dengan keadaan.

“Mana pr kamu?” Tanya buk Mayang tegas tanpa menatap Feron, takutnya buk Mayang kembali salah tingkah.

“Eh?”

“Hahhhh heh hah heh!!! Ambil ini cepat” Buk Mayang yang sudah jengah tidak ingin meladeni Feron, ia memilih menyerahkan spidol dan mengarahkan Feron untuk menghadap kearah papan yang sudah tersedia soal.

“UWAU!!” Teriak Feron takjub.

...*Soal*...

...Bentuk sederhana dari (A-2B6C-2)-2 . (A-1B-3C-5/4)4...

...adalah….....

Feron tercengang menatap soal dihadapannya, melirik buk Mayang malah matanya melebar nanar menatap Feron, gagal Feron kini mencoba peruntungan melirik Nanda teman sebangkunya sekaligus sahabat sepergoblokan yang malah cuek pura-pura mencari jawaban.

“Bangke lo Nan, mana arti persahabatan bagai kepompong kita” Gumam Feron mendengus kesal, dengan mulut monyong menatap Nanda dari depan kelas.

Sementara Nanda hanya bisa nyengir dibangku.

Sorry ya Feron, gua sengaja hahahahahahah

Isi hati Nanda mentertawai sang sahabat.

Feron yang sudah kesal memilih kembali fokus memperhatikan soal didepannya kemudian beralih melirik buk Mayang yang sibuk membuka buku pr teman-teman Feron untuk menilai jawaban mereka.

“Kalau saya bisa menjawab dengan benar, boleh saya bebas hukuman buk?” Tanya Feron menatap buk Mayang yang langsung berhenti dari kegiatannya memeriksa pr dan memandang Feron, mencoba menimang ucapan sang murid.

Dilihat dari soalnya yang merupakan pembahasan baru dan juga belum pernah dijelaskan pada Feron sepertinya boleh juga

Inner hati buk Mayang tersenyum jahat.

“Ok, tapi kalau kamu jawabnya salah, saya akan beri kamu hukuman yang lebih berat lagi, setuju!?” Tanya buk Mayang.

“Ok” Jawab Feron menyetujui ucapan buk Mayang tanpa berpikir dua kali.

Feron Kembali menatap kepapan tulis, menghembuskan nafas sejenak dan mulai menulis jawabannya dengan percaya diri.

Jawaban:

\= (A4B-12C4) . (A-4B12C-5)

\= A0B0C-1

\= 1 . 1 .1/C

\= 1/C

Feron meletakan Kembali spidol dan menatap buk Mayang dengan smirk andalannya, ia duduk dikursi sebelah Nanda dan mengeluarkan buku pelajaran. Sementara buk Mayang terus memperhatikan papan tulis dan bukunya bergantian, enggan percaya dengan jawaban Feron.

“Aura kepintaran seorang Feron memang tiada tanding” Kata Feron sombong.

“Sombong~ sombong~ gini nih kalau tuhan memberi pintar disebalik kebodohan” Ujar Nanda ketus tanpa menatap Feron.

“Ape tuh maksudnya?” Tanya feron langsung menatap Nanda meminta jawaban lebih.

“Ya itu maksudnya”

Nanda menatap Feron begitu juga sebaliknya.

“Aneh” Balas Feron mengalihkan atensinya kedepan.

.......

.......

.......

Bunga di barisan sebelah merenggangkan tangan bahagia dan ingin mengatakan…

“Jam paling menyiksa akhirnya berakhir juga, alhamdulillah~ yes!!!” Sayang sekali itu bukan bunga yang berbicara, melainkan Feron yang sedang mengeluarkan bekal dengan semangat.

“Kok lo bisa baca isi pikiran gua” Tanya Bunga menatap Feron.

“Itu manusiawi Bung, gua juga gak suka sama tu angka” Feron mulai semangat membuka dan melahap bekalnya dengan rakus.

“Pelan-pelan aja Ron, lu makan kayak orang gak ngemil setahun, sangat tidak kaya dan terkesan pengangguran” Feron tidak memperdulikan ucapan absurb Nanda, ia malah semakin semangat untuk memakan bekalnya dengan rakus.

BRAK!!!!

“Uhuk!”

Hingga Alfi yang datang seperti Jailangkung mengagetkan Feron dan Nanda yang tengah minum langsung menyemprot Alfi.

“Alfi an*ying!” Maki Feron pada Alfi yang tengah menyeka air hujan gratis dari Nanda.

“Ya maaf” Ucap Alfi nyengir.

.......

.......

.......

“Anterin gua ke kos Ron” Nanda mengekori Feron dan Alfi yang hendak pulang keparkiran siswa.

“Woke~” Balas Feron merogoh saku celananya, mengeluarkan kunci motor.

Alfi yang ingin megeluarkan motor seketika berhenti dan beralih merogoh saku bajunya mengangkat telfon dari seseorang.

“Hmm… ok iya” Ucap Alfi langsung mematikan telefon dan beralih menatap Feron dan Nanda bergantian.

“Guys gua duluan ya, sorry Nan gak bisa ikut ngantar”

“Ga apa-apa Fi, sans aja” Jawab Nanda calm.

Alfi yang ingin menarik gas motor langsung ditahan oleh Feron yang menampilkan wajah misterius.

“Besok jam 7 lo harus dah siap sama anak-anak, gua tunggu ditempat perjanjian kita”

Bisik Feron pada Alfi yang langsung diangguki oleh sang empu.

“Daaaaa Alfi~” Ucap Feron melambaikan tangannya mengantarkan kepergian Alfi yang mulai hilang ditikungan pagar, sementara Nanda kini malah menatap Feron curiga.

Tempat perjanjian? Jam 7? Apa maksudnya

Inner Nanda bertanya-tanya.

“Yok Nan naik”

Tiba-tiba saja Feron sudah duduk diatas motor dan menyuruh Nanda untuk segera naik keatas motornya, Nanda hanya dapat diam memikirkan pembicaraan Feron dan Alfi yang tak sengaja ia dengar itu, namun karna Nanda yang juga tidak ingin berpikir terlalu jauh akhirnya malah melepaskan fikiran negatif yang sempat singgah karna Nanda percaya apapun yang di lakukan kedua sahabatnya pasti tidak akan merugikan siapapun. Bernarkan?

.......

.......

.......

Sesampainya dirumah dua lantai bernuansa Victoria, Feron memarkirkan motor maticnya di Carport dan masuk kedalam rumah itu dengan pandangan bosan, memilih masuk seraya menatap smartphonenya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, sudah sangat larut.

Feron menatap sekilas pada lantai dua rumah tetangganya, lampu kamar itu menyala menandakan rumah sudah ditempati namun Feron acuh saja toh bukan urusannya juga. Sampai diruang tamu Feron mencium aroma gosong.

“Cobaan apalagi si ini?” Frustasi Feron bertanya lelah bercampur jengkel berjalan kedapur.

Kepulan asap semakin menebal, Feron mempercepat langkahnya dan melihat Adiniata tengah panik dengan masakannya yang mengeluarkan api. Sementara Feron hanya dapat terperangah dan mengeluarkan nafas lelah. Ia mengambil kain lap yang tak jauh darinya, kemudian mencucinya di zink dan langsung menutup masakan gosong ber-api tak lupa juga mematikan kompornya.

“Sudah Feron ucapin sama kakak, kalau dapur ini wilayah Feron, jadi kakak ngak usah nyentuh” Kalimat Feron berucap acuh membuang masakan gagal itu ke tong sampah.

“Maaf, kakak hanya ingin memasak makan malam Fer” Tutur Adiniata menunduk menatap mahakaryanya yang malah berakhir di tong sampah.

Feron menghela nafas dan tersenyum pada sang kakak.

“Mulai besok Feron akan buat makanan beku supaya kakak gak capek-capek masak lagi” Ucap Feron menepuk Pundak sang kakak yang langsung berbinar senang.

Meletakkan tas dan membuka pakaian sekolah menyisakan singlet hitam, Feron mengambil apron dan memakainya bersiap kembali mengepulkan asap di dapur.

“Biar Feron yang masak”

...****************...

Tok

Tok

Feron yang tengah termenung menatap plafond sambil terlentang di kasur seketika langsung duduk menatap pintu. Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, tak ayal rasanya jika Feron sedikit parno.

“Ron ini kakak” Setelah mengetahui si pengetuk akhirnya Feron berjalan santai kearah pintu dan membukanya, terlihat Adiniata yang tengah ketakutan melirik kiri kanan.

“Ada apa kak?” Tanya Feron.

“Kakak tidur dikamar Feron saja” Adiniata dengan muka takutnya langsung melesat kedalam kamar Feron, sementara pemilik kamar malah bertanya-tanya mengapa sang kakak bisa tiba-tiba ketakutan seperti itu. Feron tanpa sengaja malah melirik jendela yang langsung berhadapan dengan rumah tetangga dan menyadari ada sesuatu yang janggal.

Tanpa mengambil resiko di jam 1 malam, Feron memilih berbalik dan mengunci pintu. Dilihatnya Adiniata yang sudah meringkuk di tempat tidurnya, membuat Feron sebagai pemilik kamar harus rela merentangkan kasur tambahan dilantai karna tempat tidurnya telah di sabotase oleh sang kakak.

“Mengapa hantu itu suka menggagu si” Gumam Feron menatap dendam plafond kamarnya yang tak bersalah.

PRANK!!!

“Ck!” Feron langsung berdecih dan memilih menutup matanya mencoba tidur.

“Gak mungkin itu ayah, ayahkan keluar kota” Gumam Feron disela ketakutannya.

Sementara tetangga Feron yang kebetulan berjalan kedapurnya hanya dapat melihat dari jendela dapur, menatap seekor musang yang tengah mengacak-acak halaman rumah Feron dengan semangat seperti mencari sesuatu.

Ia mengalihkan atensinya kembali "ROBERT! DIMANA BEAR KU!" Teriak salah satu suara memerintah.

"Akan segera datang tuan" Ucap Robert mengalihkan pandangannya dari halaman rumah tetangga.

...TBC...

Terpopuler

Comments

liaa

liaa

astagfirullah😭🙏

2022-08-31

2

liaa

liaa

siapa tuh

2022-08-31

2

eksel_me

eksel_me

haloo othorr😁, untuk sarannya jika menunjukkan arah penggunaan kata hubung terpisah ya😉
cth : kedepan (❌)
ke depan (✅)

semangat terus menulisnya
semangat!!!

2022-08-02

2

lihat semua
Episodes
1 PERUSUH SEKOLAH
2 mari kita mulai
3 kau...!!!
4 walasku yang merepotkan
5 walasku yang merepotkan 2
6 bisakah kita fokus?
7 Sahabatku yang punya hati
8 diantara dua sahabat
9 Alay lu semua
10 Coba aja dulu
11 Satu ucapan
12 Seserahan
13 Sang penopang
14 Sebut aja Bang
15 Stimulasi
16 Pulang
17 Rencana
18 Chapter bonus
19 Tanpa
20 Mulai ada
21 LANGSUNGIN AJA
22 Ternyata aku salah
23 Ini ya itu
24 Rambut jabrik apa boleh di SMK?
25 Denada cemburu
26 Ayah gua
27 Ayah dan walas
28 Hari peringatan
29 Flashback
30 Keluarga (flashback)
31 Familia
32 Rasa (end flashback)
33 Beruntung
34 Rumahnya
35 Us
36 Tinggalkan
37 Regas memang paling romantis
38 Dikejar pengakuan
39 Gara-gara Gor
40 Dua pilihan
41 Kamu pilihan
42 Kita yang beda
43 Kasih jalan
44 Sudah dimulai
45 Alfi dan asmaranya
46 Please, be mine
47 Jodoh ditangan bapak mu
48 Haruskah percaya?
49 Theo Story (Jadi narator)
50 Theo Story (Bagaimana gua dan mereka berdua bertemu)
51 Theo Story (Secret ceremony)
52 Theo Story (Sadar posisi)
53 Theo Story (Bangkit dan melawan)
54 Theo Story end (Tawuran pertama)
55 Reyo
56 HUT kembali datang
57 Nasib buruk
58 Demi sahabat
59 Ganjil
60 HUT menyebalkan
61 Sahabat yang cuek
62 Eits, drama
63 Drama terburuk
64 Ehe! Walas
65 Ryou
66 Tetua bunga merah hadir
67 Sidang
68 Bete
69 SADNESS (promotion)
70 SADNESS (Promotion 2)
71 Pak Bino akhirnya tenang
72 Orang kampungan
73 Walas!
74 Maklumat guru sebelumnya
75 Guru dan perasaannya
76 Si Theo
77 Ada apa dengan si tolol ini?
78 Keluarga cemara ala Regas
79 Mulai masalah
80 Definisi gak bener
81 Taktik Fiona
82 Karna cemburu
83 Mimpi Kelabu
84 Simulasi gerakan memukul yang benar
85 Tidak akur
86 Beruntung banget
87 Jalan bareng ay-sahabat
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94. Karna ku sayang
95 95
96 96. Kau di mataku dan aku di matamu
97 97. Magang aye-aye
98 98.
99 99. Nada untuk suara
100 100
101 Masih air tenang
102 Keluarga Adidjaya
103 Cupid cinta
104 Pacar kontrak
105 Pacar kontrak 2
106 Hancur
107 Oh, iyakah?
108 It's wrong
109 Prasmanan
110 Gelud
111 Gladiator asmara
112 Malu
113 Salah arti
114 Sakit dan tak bisa
115 Tawanan
116 Harap
117 Cinta kita
118 Permohonan
119 Kenyataan dan keinginan
120 Strategi
121 Penyekap dan rahasia
122 Tolong gua Anwar
123 Jangan sakiti
124 Kembali pulang
125 emosi
126 Apa ci
127 Bukan
128 Kita putus dan maaf
129 Bisakah perasaan sahabat berubah?
130 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
131 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
132 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
133 That weapons
134 Just say that, Are you ok?
135 Gak bisa Nan
136 Maksud sebenar terungkap
137 Spekulasi
138 It's Dreams
139 Kawat berduri
140 Rencana beracun
141 E
142 N
143 D
Episodes

Updated 143 Episodes

1
PERUSUH SEKOLAH
2
mari kita mulai
3
kau...!!!
4
walasku yang merepotkan
5
walasku yang merepotkan 2
6
bisakah kita fokus?
7
Sahabatku yang punya hati
8
diantara dua sahabat
9
Alay lu semua
10
Coba aja dulu
11
Satu ucapan
12
Seserahan
13
Sang penopang
14
Sebut aja Bang
15
Stimulasi
16
Pulang
17
Rencana
18
Chapter bonus
19
Tanpa
20
Mulai ada
21
LANGSUNGIN AJA
22
Ternyata aku salah
23
Ini ya itu
24
Rambut jabrik apa boleh di SMK?
25
Denada cemburu
26
Ayah gua
27
Ayah dan walas
28
Hari peringatan
29
Flashback
30
Keluarga (flashback)
31
Familia
32
Rasa (end flashback)
33
Beruntung
34
Rumahnya
35
Us
36
Tinggalkan
37
Regas memang paling romantis
38
Dikejar pengakuan
39
Gara-gara Gor
40
Dua pilihan
41
Kamu pilihan
42
Kita yang beda
43
Kasih jalan
44
Sudah dimulai
45
Alfi dan asmaranya
46
Please, be mine
47
Jodoh ditangan bapak mu
48
Haruskah percaya?
49
Theo Story (Jadi narator)
50
Theo Story (Bagaimana gua dan mereka berdua bertemu)
51
Theo Story (Secret ceremony)
52
Theo Story (Sadar posisi)
53
Theo Story (Bangkit dan melawan)
54
Theo Story end (Tawuran pertama)
55
Reyo
56
HUT kembali datang
57
Nasib buruk
58
Demi sahabat
59
Ganjil
60
HUT menyebalkan
61
Sahabat yang cuek
62
Eits, drama
63
Drama terburuk
64
Ehe! Walas
65
Ryou
66
Tetua bunga merah hadir
67
Sidang
68
Bete
69
SADNESS (promotion)
70
SADNESS (Promotion 2)
71
Pak Bino akhirnya tenang
72
Orang kampungan
73
Walas!
74
Maklumat guru sebelumnya
75
Guru dan perasaannya
76
Si Theo
77
Ada apa dengan si tolol ini?
78
Keluarga cemara ala Regas
79
Mulai masalah
80
Definisi gak bener
81
Taktik Fiona
82
Karna cemburu
83
Mimpi Kelabu
84
Simulasi gerakan memukul yang benar
85
Tidak akur
86
Beruntung banget
87
Jalan bareng ay-sahabat
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94. Karna ku sayang
95
95
96
96. Kau di mataku dan aku di matamu
97
97. Magang aye-aye
98
98.
99
99. Nada untuk suara
100
100
101
Masih air tenang
102
Keluarga Adidjaya
103
Cupid cinta
104
Pacar kontrak
105
Pacar kontrak 2
106
Hancur
107
Oh, iyakah?
108
It's wrong
109
Prasmanan
110
Gelud
111
Gladiator asmara
112
Malu
113
Salah arti
114
Sakit dan tak bisa
115
Tawanan
116
Harap
117
Cinta kita
118
Permohonan
119
Kenyataan dan keinginan
120
Strategi
121
Penyekap dan rahasia
122
Tolong gua Anwar
123
Jangan sakiti
124
Kembali pulang
125
emosi
126
Apa ci
127
Bukan
128
Kita putus dan maaf
129
Bisakah perasaan sahabat berubah?
130
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
131
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
132
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
133
That weapons
134
Just say that, Are you ok?
135
Gak bisa Nan
136
Maksud sebenar terungkap
137
Spekulasi
138
It's Dreams
139
Kawat berduri
140
Rencana beracun
141
E
142
N
143
D

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!