walasku yang merepotkan 2

Pagi hari yang cerah, Feron membuka matanya perlahan. Mengucek sedikit kemudian duduk dan bengong sambil menguap lebar, merotasikan pandangannya kesamping dan-

"Hwaaaa!!"

Feron terkejut dengan tidak elitnya melupakan tangan kanan yang masih dalam tahap penyembuhan malah digunakan untuk membogem pelaku pengejutan tersebut.

Krak!

"Huwaaaaaaaa~!!!!"

“Hari yang damai” Adiniata meminum perlahan tehnya di meja makan diiringi oleh seriosa dari kamar sang adik.

.... ...

.... ...

...05...

...Walasku yang merepotkan PT. 2...

.... ...

.... ...

Di meja makan feron hanya bisa menatap makanannya dalam diam.

Bunda Neti melirik "Loh kenapa ron? Gak suka nasi lagi ya?" Tanya bunda Neti memperhatikan Feron yang hanya memandang makanannya dalam diam.

Feron memandang Neti "Bukan itu" Jawab Feron cemberut.

“Trus? (Neti teringat sesuatu) Ooo~ bilang dong Ron” Bunda Neti beranjak dari meja makan, berjalan ke dapur kemudian kembali lagi dengan kantung belanjaan, mengambil piring Feron yang masih belum disentuh kemudian menaburkan kembang kantil kedalamnya.

“Nah, bilang dong kalau kamu seperti tetangga bunda dikampung yang suka makan dan nyemilin kembang kantil” Bunda Neti menaruh makanan bercampur kembang kantil kehadapan Feron yang malah menatap aneh.

“Gak gitu juga bundaaaa!” Seru Feron frustasi.

Sementara Adiniata yang duduk disamping Feron malah bersusah payah menahan tawanya.

“Pffftt… gak taunya si Feron suka kembang kantil ya bwahahahahaha” Suara Adiniata tertawa keras, ia sudah tak sanggup untuk menahan rasa geli yang menggelitiki perutnya melihat kesalahan pahaman ini.

“Bukan gitu woy dengar gua dulu!” Cerca Feron langsung melempar sendok pada Adiniata, namun berhasil di hindari oleh sang kakak yang langsung diam, berhenti tertawa.

Adiniata mencoba menetralkan degup jantungnya yang hampir terkena lemparan sendok gratis dari sang adik, sementaran Feron kembali menetralkan dirinya setelah melempar sendok ke Adiniata dan kembali mengarahkan atensinya pada sang tante dengan serius.

“Pertama, kenapa bunda bisa nyampe kesini, naik apa dari terminal di jam 5 subuh? Kedua, kok gak kasih kabar?” Tanya Feron menuntut.

Neti menatap Feron “Jadi kamu gak ingin bunda berkunjung ya?” Tanya Neti menaikkan suaranya ikut emosi.

“Bukan begitu bundaaaa.... ” Seru Feron semakin kesal.

“Trus?” Ucap Neti masih dengan nada suara yang makin emosi.

“Ng-ngak jadi deh” Ucap Feron yang langsung kicep dan memilih untuk meyingkirkan kembang kantil dengan perlahan dan memakan sarapannya dalam diam.

Neti menghela nafas “Sebenarnya bunda kemari karna rindu pada kalian keponakan kesayangan bunda, dan yang menjemput bunda dari terminal tadi Adiniata, bunda cuma pengen ngasih surprise sama Feron yang bisa cuti ngurusin rumah dan fokus sama sekolah aja” Lanjut Neti tersenyum menatap feron dan Adiniata.

Feron yang menyuap makanannya seketika blushing.

“Waaaahhh, bunda so sweet sekali jadi terharu” Ucap Adiniata menyeka air mata palsu.

Setelah perbincangan singkat, mereka kembali melanjutkan makan dalam keheningan.

.... ...

.... ...

.... ...

Sampai disekolah, bukannya langsung kekelas seperti siswa dan siswi lainnya, komplotan Feron malah nongkrong di belakang toilet terbengkalai disudut sekolah paling ujung tempat biasanya mereka ritual lompat tinggi (manjat pagar).

Breo yang paling terakhir datang diperintahkan untuk membawa jajanan dan rokok sebagai hukuman.

“Dan walla, 5 bungkus rokok dan jajanan siap menemani diskusi eksklusif kita” Teriak Breo semangat meletakkan semua jajanan di tengah-tengah mereka, Feron mengambil sebungkus rokok dan membukanya kemudian mengambil sebatang.

“Nah” Feron menyodorkan sebatang rokok pada Alfi dan lanjut pada anggota lainnya.

Alfi menerima rokok dari Feron dan menyalakannya santai, yang lain juga ikut menyalakan rokok masing-masing.

“Gua benar-benar ngak habis fikir, setelah menghadapi Bruno sekarang malah datang dua masalah baru. Pertama Reo Alman yang diketahui berasal dari SMA 1 telah memberikan kita surat tantangan tidak jelas, kedua mengenai wali kelas gua sendiri, ” Ucap Feron memulai percakapan.

“Menurut kalian, yang mana yang harus kita urus terlebih dulu?” Lanjut Feron bertanya.

“Saran ketua, ” Seru Breo mengangkat tangan.

Feron memberi kesempatan dengan mengangkat alisnya.

“Bagaimana jika kita mulai dari yang terdekat” Lanjut Breo memberi saran.

Semua orang langsung menampilkan Smirk masing-masing, Feron mengangguk tanda menyetujui usulan yang disampaikan oleh Breo.

"Ide yang cukup bisa diterima Breo. Jadi, apa rencananya?" Tanya Alfi.

Breo menatap Alfi dan beralih melirik Feron "Sepertinya ketua lebih tau daripada gua, alangkah lebih baik jika kita serahkan pada ketua, benerkan Ron?"

Feron menyunggingkan senyum miring “Rencana kita adalah merebut bukti foto dari smartphone Ryou, lakukan apapun untuk mendapatkannya” Semua langsung menatap Feron serius.

“Lakukan apapun? Apa itu termasuk mencelakainya?” Stevan memandang Feron mencari jawaban.

“Ya” Singkat Feron mematikan rokok pertamanya.

Seketika tatapan Stevan berbinar senang.

“Apa rencana ini dilakukan secara individu?” Kali ini Desta membuka suara.

“Bisa saja, gimana enaknya saja. Kalau lo pada mau kerja sama maka lakukan, pokoknya sampai kita mendapatkan bukti itu apapun cara akan dihalalkan” Feron benar-benar tanpa beban mengatakan ambisinya kepada semua anggota inti hingga Alfi yang duduk disebelahnya sedikit terkejut.

Drrrttt.... Drrrttt.... (suara getaran smartphone Feron)

Feron langsung merogoh tasnya yang bergetar, mengambil smartphone dan seketika tatapannya menjadi aneh.

Regas melirik Feron yang ragu untuk mengangkat panggilan.

“Siapa?” Tanya Regas.

“Nanda” Jawab Feron santai dan langsung mengangkat telfon.

“Hal-“

^^^Feron lu dimana? ^^^

Belum sempat Feron memulai pembicaraan, Nanda sudah berteriak lebih dulu, membuat pendengaran Feron seketika tuli sesaat.

Sebelum menjawab pertanyaan Nanda, Feron menatap teman-temannya yang juga menatap Feron.

“Ngghhhh?” Gumam Feron tak jelas.

^^^Gak usah nghhh nguhh ngehh, sesak berak lo ya!? Ngomong yang bener! ^^^

Tuntut nanda dari seberang telfon.

Seketika muka Feron langsung pias.

"Gua lagi gak bisa best-"

^^^Sekali lagi lo ngomong gak bisa gua cincang online lu, BALEK KEKELAS SEKARANG Alferon Adidjaya !!!^^^

Alfi menepuk bahu Feron pelan.

“Dah pergi aja mungkin penting” Bisik Alfi.

^^^Ha!? Ngapain lo bisik-bisik Fi?^^^

Alfi langsung kicep dan memilih menjauh.

Anjir, pake speaker apaan tu si Nanda? Kok bisa kedengeran?

^^^Dan satu hal lagi, berhenti ngerokok di wc terbengkalai itu, jorok banget si lo semua^^^

Lulba yang sedang asyik menghisap rokoknya nikmat seketika langsung keselek.

Sementara Theo langsung menepuk dahinya.

“Cewek-cewekkk” Monolognya jengah memilih memandang mural di dinding.

“Emang ada apa si?” Tanya Feron mencoba tetap santai.

^^^Ada tante-tante ni nyar-^^^

^^^Hallo! (Suara berubah) ^^^

Feron langsung melihat layar smartphonenya, rasanya nama yang tertulis Nanda ku lope-lope tapi, kenapa yang didengarnya malah suara makhluk pengen keliang lahat?

^^^Feron kamu dimana? Bunda sekarang didepan kelas kamu ni, bunda datang bawain bekal kamu yang ketinggalan ni^^^

Dapat Feron dengar suara eti di seberang, dasar pikiran absurdnya. Tanpa sadar ia telah mengatai Neti, tanpa membuang waktu Feron langsung berlari menuju kelas seraya membuang puntung rokok kedua yang baru di hisap setengah secara asal.

Mengambil sepuluh Langkah, Feron berbalik.

“Ada celah langsung sikat smartphonenya” Seru Feron Falid.

Setelah mengatakan lima kalimat singkat, Feron langsung berlari tergesa menyisakan teman-temannya yang masih cengo ditempat.

“Sebaiknya gua kembali kekelas juga, bye semua” Ucap Alfi bangkit dan berlalu pergi.

.... ...

.... ...

.... ...

Proses pembelajaran di kelas berjalan dengan damai, Ryou yang sedang menjelaskan materi dan para siswa mendengarkan. Namun, dibalik sikap seriusnya memperhatikan Ryou, terselip sebuah rencana jahat. Feron menyeringai mengangkat tangannya.

“Bapak saya ingin bertanya” Ucap Feron.

“Ya Feron, silahkan” Balas Ryou.

“Nama-nama sambungan dalam kuda-kuda atap kayu pak, saya masih kurang ingat dan juga tolong Digambar dong pak, detailnya” Feron nyengir mencoba membuat Ryou jengah dengan menjelaskan materi yang ia tanyakan.

“Ok, saya akan menjelaskan secara singkat, ini bisa dicatat juga ya Feron agar ada contekan pas ujian besok” Ryou tersenyum kearah Nanda namun ucapannya malah mengejek Feron yang seketika dongkol.

“Pertama ada Perabung/bubungan (nok) yang berfungsi sebagai pengikat kuda-kuda satu dengan lainnya, letaknya dipuncak kuda-kuda lebarnya menyesuaikan dengan Panjang rangka atap. Kedua adalah Gording yang berfungsi sebagai penyangga Kasau terletak di atas kaki kuda-kuda. Ketiga …….” Ryou menggambar sebuah contoh potongan rumah dan kembali menjelaskan tanpa lelah ataupun jenuh.

Jujur saja, Feron mulai mengantuk mendengar penjelasan Ryou yang panjangnya menyamai jalan tol.

Wtf, nyesal gua nanya

Batin Feron yang berusaha tetap memperhatikan.

*Beberapa jam kemudian*

“Semua tugas kumpulkan kedepan” Titah Ryou dari mejanya.

“Ron sekalian ya” Nanda meletakkan bukunya diatas buku Feron, sementara sang empu hanya bisa menghela nafas melihat kemampuan malas sahabatnya yang malah sibuk mengetik cerita di smartphonenya.

Feron berjalan kedepan seraya menunggu antrian pemeriksaan, mencoba mencari hiburan Feron memandang kesekitar hingga pandangannya menatap smartphone Ryou yang menganggur, menciptakan pikiran siluman bersarang cepat.

Smartphonenya dibiarkan tergelatak, dasar! Tapi gapapa mumpung gua punya dendam ama ni smartphone gua langsung sikat aja

Inner hati Feron tersenyum jahat.

Saat ingin meraihnya, tiba-tiba smartphone itu malah berdering dan dengan cepatnya tangan Ryou meraih benda itu hingga Feron ternganga seketika.

“Hallo” Ryou berdiri memberi isyarat pada muridnya untuk menumpuk buku tugas disebelah laptopnya dan berjalan pergi.

“Hissshhhh!” Desis Feron gagal.

“Masuk saja nak” Ucap buk Ariani memepersilahkan anak TAV untuk masuk ke workshop DPIB.

“Nah yang ini AC-nya” Ujar Buk Ariani menunjuk AC yang tidak bisa menyala pada grup Lulba, mereka mulai bekerja. Lulba mengambil tangga dan naik keatas menatap sebentar bagian lubang baut di AC.

“Obeng Go” Kata lulba ingin membuka AC. Igo memberi obeng pada Lulba yang langsung menjalankan tugasnya dengan serius.

Setengah jam berlalu dan AC tersebut sudah kembali menyala, Lulba yang Lelah memilih untuk duduk sebentar di ruang guru bengkel DPIB.

Cklek!

“Eh, ada orang” Ucap Ryou masuk, mengabaikan Lulba yang masih duduk santai dilantai. Lulba tidak lengah, sekarang ia malah menatap intens smartphone yang di genggam Ryou.

Ryou yang melihat tatapan Lulba malah berpikir Lulba menginginkan minuman isotonik yang dibawanya.

Itu dia

Batin Lulba.

“Ini” Ucap Ryou menyodorkan botol air isotonik di depan muka Lulba yang sukses membuat perhatian Lulba buyar.

“M-makasih pak” Jawab Lulba grogi menerima minuman itu tanpa ada niatan menolak, sementara Ryou tersenyum memandang Lulba yang langsung salah tingkah.

“Saya yang seharusnya berterima kasih sama kamu, karna berkat kalian kami tidak kepanasan lagi hehehe- Oh! Astaga aku lupa” Ryou langsung berlari terburu menyisakan Lulba yang menatapnya aneh.

Saat ingin meminum air pemberian Ryou, tiba-tiba mata Lulba tak sengaja memandang  kearah meja, tergeletak apik sebuah smartphone incaran. Dengan sigap Lulba berdiri mengambil smartphone tersebut mengabaikan rasa hausnya dan membuka layar smartphone.

“Gotcha” Ucap Lulba tersenyum senang.

Sekelebat ingatan kembali singgah di otak Lulba “Jika kalian bertanya ciri smartphone Ryou maka jawabannya adalah, pelindung smartphone bergambar Pony Pinky dan wallpaper smartphone bergambar anime loli pony tile sinkha” Masih segar diingatan Lulba mengenai wasiat Feron tersebut hingga ia mengangguk mantap melihat smartphone incaran.

“Tidak salah lagi” Ucap Lulba langsung berlari keluar melupakan minumannya yang masih tergeletak di meja.

.... ...

.... ...

.... ...

Matahari yang terik, angin sepoi-sepoi melambai membuat nafsu ngemil Theo meningkat. Kali ini menunya adalah Roy*ko ibu kantin.

Ibu kantin yang berada didapur hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat anak Milenial satu ini hobinya malah ngemilin micin.

“THEO!!!” Tiba-tiba dan entah darimana Lulba datang dan mengejutkan Theo yang sedang asyik ngemil Roy*ko.

“Uhuk-uhuk!!! UHUK!” Theo langsung tersedak, dan dengan cepat meminum air di teko hingga tandas tak bersisa setetespun.

“Tuhan ya-ampun” Pekik Theo mengusap dadanya yang masih jedag-jedug menatap Lulba yang tidak ada simpatinya malah tersenyum lebar.

“PAAN!?” Teriak Theo marah.

“Eitsh kok marah si theo? Senyum dong heheheheheheeeee~” Balas Lulba tersenyum kikuk.

“Senyum mata lo picak, ngapain lo kesini?” Sinis Theo marah.

“Nyari elu” Jawab Lulba duduk dihadapan Theo.

“Darimana lo tau gua disini?” Tanya Theo lagi.

“Sebagai sahabat se-preman SMK, tidak sulit bagi gua untuk menemukan Theo dijam 12 siang. Masalahnya lo kan suka ngemil yang aneh-aneh di jam segini dan jawaban pasti ya di kantin ini yang ibu kantinnya rela berbagi micin ama lo” Kata Lulba senyum mengejek.

Seketika Theo emosi “Dan*cok lu” Ucapnya langsung memukul kepala Lulba kuat.

“Sak- ah! Ada yang lebih penting” Lulba menyingkirkan rasa sakitnya beralih merogoh kantung celananya, mengeluarkan sebuah smartphone.

“Saatnya lo kerja” Ujar Lulba tersenyum meletakkan sebuah smartphone kehadapan Theo.

“Hooo~ jadi ini” Gumam Theo meraih benda pipih itu.

Sementara Ryou sudah pusing mencari smartphonenya yang hilang.

...TBC...

Terpopuler

Comments

liaa

liaa

napa?

2022-08-31

2

Rini Antika

Rini Antika

Semangat terus kak..💪💪

2022-08-10

1

Lie Ara

Lie Ara

semangat kk nulis nya

2022-07-22

2

lihat semua
Episodes
1 PERUSUH SEKOLAH
2 mari kita mulai
3 kau...!!!
4 walasku yang merepotkan
5 walasku yang merepotkan 2
6 bisakah kita fokus?
7 Sahabatku yang punya hati
8 diantara dua sahabat
9 Alay lu semua
10 Coba aja dulu
11 Satu ucapan
12 Seserahan
13 Sang penopang
14 Sebut aja Bang
15 Stimulasi
16 Pulang
17 Rencana
18 Chapter bonus
19 Tanpa
20 Mulai ada
21 LANGSUNGIN AJA
22 Ternyata aku salah
23 Ini ya itu
24 Rambut jabrik apa boleh di SMK?
25 Denada cemburu
26 Ayah gua
27 Ayah dan walas
28 Hari peringatan
29 Flashback
30 Keluarga (flashback)
31 Familia
32 Rasa (end flashback)
33 Beruntung
34 Rumahnya
35 Us
36 Tinggalkan
37 Regas memang paling romantis
38 Dikejar pengakuan
39 Gara-gara Gor
40 Dua pilihan
41 Kamu pilihan
42 Kita yang beda
43 Kasih jalan
44 Sudah dimulai
45 Alfi dan asmaranya
46 Please, be mine
47 Jodoh ditangan bapak mu
48 Haruskah percaya?
49 Theo Story (Jadi narator)
50 Theo Story (Bagaimana gua dan mereka berdua bertemu)
51 Theo Story (Secret ceremony)
52 Theo Story (Sadar posisi)
53 Theo Story (Bangkit dan melawan)
54 Theo Story end (Tawuran pertama)
55 Reyo
56 HUT kembali datang
57 Nasib buruk
58 Demi sahabat
59 Ganjil
60 HUT menyebalkan
61 Sahabat yang cuek
62 Eits, drama
63 Drama terburuk
64 Ehe! Walas
65 Ryou
66 Tetua bunga merah hadir
67 Sidang
68 Bete
69 SADNESS (promotion)
70 SADNESS (Promotion 2)
71 Pak Bino akhirnya tenang
72 Orang kampungan
73 Walas!
74 Maklumat guru sebelumnya
75 Guru dan perasaannya
76 Si Theo
77 Ada apa dengan si tolol ini?
78 Keluarga cemara ala Regas
79 Mulai masalah
80 Definisi gak bener
81 Taktik Fiona
82 Karna cemburu
83 Mimpi Kelabu
84 Simulasi gerakan memukul yang benar
85 Tidak akur
86 Beruntung banget
87 Jalan bareng ay-sahabat
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94. Karna ku sayang
95 95
96 96. Kau di mataku dan aku di matamu
97 97. Magang aye-aye
98 98.
99 99. Nada untuk suara
100 100
101 Masih air tenang
102 Keluarga Adidjaya
103 Cupid cinta
104 Pacar kontrak
105 Pacar kontrak 2
106 Hancur
107 Oh, iyakah?
108 It's wrong
109 Prasmanan
110 Gelud
111 Gladiator asmara
112 Malu
113 Salah arti
114 Sakit dan tak bisa
115 Tawanan
116 Harap
117 Cinta kita
118 Permohonan
119 Kenyataan dan keinginan
120 Strategi
121 Penyekap dan rahasia
122 Tolong gua Anwar
123 Jangan sakiti
124 Kembali pulang
125 emosi
126 Apa ci
127 Bukan
128 Kita putus dan maaf
129 Bisakah perasaan sahabat berubah?
130 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
131 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
132 Pertengkaran dan maksud sebenarnya
133 That weapons
134 Just say that, Are you ok?
135 Gak bisa Nan
136 Maksud sebenar terungkap
137 Spekulasi
138 It's Dreams
139 Kawat berduri
140 Rencana beracun
141 E
142 N
143 D
Episodes

Updated 143 Episodes

1
PERUSUH SEKOLAH
2
mari kita mulai
3
kau...!!!
4
walasku yang merepotkan
5
walasku yang merepotkan 2
6
bisakah kita fokus?
7
Sahabatku yang punya hati
8
diantara dua sahabat
9
Alay lu semua
10
Coba aja dulu
11
Satu ucapan
12
Seserahan
13
Sang penopang
14
Sebut aja Bang
15
Stimulasi
16
Pulang
17
Rencana
18
Chapter bonus
19
Tanpa
20
Mulai ada
21
LANGSUNGIN AJA
22
Ternyata aku salah
23
Ini ya itu
24
Rambut jabrik apa boleh di SMK?
25
Denada cemburu
26
Ayah gua
27
Ayah dan walas
28
Hari peringatan
29
Flashback
30
Keluarga (flashback)
31
Familia
32
Rasa (end flashback)
33
Beruntung
34
Rumahnya
35
Us
36
Tinggalkan
37
Regas memang paling romantis
38
Dikejar pengakuan
39
Gara-gara Gor
40
Dua pilihan
41
Kamu pilihan
42
Kita yang beda
43
Kasih jalan
44
Sudah dimulai
45
Alfi dan asmaranya
46
Please, be mine
47
Jodoh ditangan bapak mu
48
Haruskah percaya?
49
Theo Story (Jadi narator)
50
Theo Story (Bagaimana gua dan mereka berdua bertemu)
51
Theo Story (Secret ceremony)
52
Theo Story (Sadar posisi)
53
Theo Story (Bangkit dan melawan)
54
Theo Story end (Tawuran pertama)
55
Reyo
56
HUT kembali datang
57
Nasib buruk
58
Demi sahabat
59
Ganjil
60
HUT menyebalkan
61
Sahabat yang cuek
62
Eits, drama
63
Drama terburuk
64
Ehe! Walas
65
Ryou
66
Tetua bunga merah hadir
67
Sidang
68
Bete
69
SADNESS (promotion)
70
SADNESS (Promotion 2)
71
Pak Bino akhirnya tenang
72
Orang kampungan
73
Walas!
74
Maklumat guru sebelumnya
75
Guru dan perasaannya
76
Si Theo
77
Ada apa dengan si tolol ini?
78
Keluarga cemara ala Regas
79
Mulai masalah
80
Definisi gak bener
81
Taktik Fiona
82
Karna cemburu
83
Mimpi Kelabu
84
Simulasi gerakan memukul yang benar
85
Tidak akur
86
Beruntung banget
87
Jalan bareng ay-sahabat
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94. Karna ku sayang
95
95
96
96. Kau di mataku dan aku di matamu
97
97. Magang aye-aye
98
98.
99
99. Nada untuk suara
100
100
101
Masih air tenang
102
Keluarga Adidjaya
103
Cupid cinta
104
Pacar kontrak
105
Pacar kontrak 2
106
Hancur
107
Oh, iyakah?
108
It's wrong
109
Prasmanan
110
Gelud
111
Gladiator asmara
112
Malu
113
Salah arti
114
Sakit dan tak bisa
115
Tawanan
116
Harap
117
Cinta kita
118
Permohonan
119
Kenyataan dan keinginan
120
Strategi
121
Penyekap dan rahasia
122
Tolong gua Anwar
123
Jangan sakiti
124
Kembali pulang
125
emosi
126
Apa ci
127
Bukan
128
Kita putus dan maaf
129
Bisakah perasaan sahabat berubah?
130
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
131
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
132
Pertengkaran dan maksud sebenarnya
133
That weapons
134
Just say that, Are you ok?
135
Gak bisa Nan
136
Maksud sebenar terungkap
137
Spekulasi
138
It's Dreams
139
Kawat berduri
140
Rencana beracun
141
E
142
N
143
D

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!