“Gua Anwar nan” Tukas Anwar duduk dibangku Feron, Nanda langsung salah tingkah dan memilih untuk mengacuhkan Anwar yang tiba-tiba bersikap aneh.
“Kok lo duduk disini? Emang si Adam gak kesepian?”
“Lo nanya kayak Adam cewek aja, noh liat sendiri” Anwar menunjuk bangkunya sambil mencari kesempatan untuk menipiskan jarak diantara mereka. Nanda mengikuti arah telunjuk Anwar, dapat ia lihat Adam yang tengah memprofokasi meja dan bangku Anwar untuk aksinya menggoda sang pujaan hati, Hawa yang duduk diseberang bangku Anwar.
“Dah jelaskan sekarang, nah mangkanya gua ngungsi kesini mumpung si Feron gak datang”
“Oooo jadi gitu toh” Ucap Nanda paham langsung mengalihkan wajahnya ke Anwar, wajah mereka sangat dekat bahkan Nanda dapat mendengar deru nafas masing-masing. Nanda yang sempat terpaku seketika langsung menghadap kearah sebaliknya dengan wajah blushing menunduk tidak ingin menatap Anwar, apakah Anwar mendengar detakan jantungnya yang semakin kencang ini? Nanda berd’oa semoga tidak.
...…..####*****#####..........
Disalah satu rumah mewah Kawasan perumahan elit, Feron dan kawan-kawannya duduk menunggu antrian pengobatan dari Luna sang dokter.
“Ini ada apa lagi si? Kok semuanya pada babak belur, kemana wajah tampan kalian?” Tanya Luna beruntun seraya datang membawa obat.
Luna mengambil duduk tepat dihadapan Feron yang sudah terkapar, ia memilih membersihkan luka Feron terlebih dulu.
“Pelan-pelan woy sakit ni, auch!” Protes Feron yang diacuhkan Luna.
“Kalo gak mau sakit gak usah kelahi, lagian pada ngapain si tiba-tiba hancurin SMA 2? Lu pada gila ya?” Caci Luna menekan luka Feron kuat.
“Cuma latihan tinju, siapa tau tendangan gua makin gak berasa” Jawab Regas yang ada di kursi seberang.
"YA GAK USAH SAMPAI HANCURIN SEKOLAH ORANG JUGALAH DUNGU!!!!! SAMSAK DIRUMAH LO APA FUNGSINYA SIH? HERAN" Teriak Luna tidak habis fikir.
"Sabar kak, tenang. Kami cuma silaturahmi ke sana kok" Tambah Alfi semakin aneh.
“Tuhan… maafkan hambamu ini karna memilih bergaul dengan makhluk-makhluk du*ngu seperti mereka” Do'a Luna.
"Sebenarnya aku hanya menyapa saudara tiri, dan memberikan beberapa hadiah pada tubuhnya" Smirk Regas misterius.
"A-apa? Re-Regas, jangan aneh-aneh. Itu bisa membuat hubungan kedua sekolah semakin merenggang lo" Tegur Luna pada Regas.
“Ini gak ada hubungannya dengan sekolah, apa yang hilang harus dibayar olehnya” Tersirat nada dendam di ucapan Regas.
“huhhhh~” Luna hanya dapat menghela nafas kasar, akhirnya mengingat apa yang menjadi pokok permasalahan.
“SMK 1 dan SMA 2 benar-benar tidak pernah akur, selalu mencari masalah satu sama lain. Jadi, bagaimana keadaan saudara tirimu itu?” Tanya Luna.
“Tulang kaki kirinya patah dan sedang kritis” Kata Regas santai berjalan kedapur untuk mengambil air. Luna hanya dapat memandang regas tanpa bisa berkomentar lagi.
“Lun, kira-kira ni lengan gua kapan sembuhnya?” Tanya Feron tiba-tiba menatap lengan kanannya yang sudah di perban Luna.
“6-8 minggu” Jawab Luna kembali melanjutkan kegiatannya.
“Anj*ir! Lama amat”
“Masuk issekai sana biar luka lu diobati palladin!!!” Marah Luna menjawab ngawur seraya beralih kearah Theo.
“Apa hubungannya?” Ucap Feron mengerucutkan bibirnya seraya membelai lengan yang sudah diobati Luna.
“Yang lebih penting, gimana cara kalian terutama kau Feron untuk mengelabui sekolah? Tentu saja berita akan cepat tersebar, jangan berpikir mereka bodoh!”
Feron menyeringai.
“Gua udah nyiapin suatu hal yang akan menyalahkan seorang Bruno, benerkan Theo”
Theo yang disangkut pautkan Feron dengan masalah ini malah ikut tersenyum misterius membenarkan ucapan sang ketua.
“Diujung koridor SMA 2, satpam menemukan graffiti Ditembok pagar, isinya….” Lapor pak Guntur memperlihatkan foto bukti yang ditemukan pada kepala sekolah SMA 2.
Sontak Kepala sekolah langsung terkejut dan tidak habis fikir dengan apa yang ia lihat.
“Bruno….” Monolog kepala sekolah menerawang marah.
“Bruno itu anak kepala sekolah, semua hal yang ia lakukan akan dilindungi oleh ayahnya termasuk yang satu ini” Ucap Feron meminum air yang sudah disiapkan oleh Luna sedari awal.
“Hah?” Luna tidak paham apa maksudnya.
“Dasar idiot” Sembur Alfi yang fokus memperban lukanya sendiri, sementara Luna yang mendengar ucapan Alfi langsung emosi melempar botol obat dan tepat mengenai luka memar di Pundak Alfi hingga sang empunya langsung menggeram sakit tak tertahankan.
...******...
Pagi hari dikelas 2 DPIB
“Nanda tolongin guaaaaa” Feron menangis Bombay pada Nanda yang baru saja datang.
“Ngapain lo meluk gua ha!?”
Bukannya menjawab Feron malah mengusapkan hidungnya pada jilbab Nanda hingga membuat gadis itu berjengit jijik.
“Jadi gini……” Feron mengeluarkan kitab agama dan membuka dihalaman pr.
“Gua kurang tau sama tajwid dalam pr ini Nan~ jadi please tolongin gue liat pr lo yaaa” Ucap Feron menatap mata Nanda lekat dengan jejak air mata dipipi ingin memberi gaya sok imut.
Ho’o tapi anda salah orang wahai Feronnnn~
Inner Nanda.
“Mau sok imut lo, mau kayak Arsy, iya! Najis woy” Nanda memencet hidung Feron kuat hingga membuat wajahnya terdorong kebelakang.
“Nannnnn~” Feron Kembali ingin mengeluarkan air mata buaya.
Pluk!
Sebuah buku terlempar tepat pada muka Feron.
“Nan~”
“Apa lagi!!?” Nanda mulai emosi memandang kearah Feron yang duduk disebelahnya.
Feron menggoyangkan tangan kanannya.
“Tulisin dong Nan” Ucap Feron bergelayut manja di tangan Nanda.
“Kapan sih lo gak nyusahin gua?” Tanya Nanda melirik Feron.
“Kalau gua udah dapat pacar” Balas Feron nyengir.
“Gua rasa itu mustahil. Makanya belajar kidal” Sungut Nanda.
“Kidalin kamu aja deh” Balas Feron Melirik Nanda genit.
“Itu gombal! Gombal an*ying jauh amat Bahasa lo dah!” Walaupun marah Nanda tetap membantu menulis jawaban dengan mencoba meniru tulisan ceker ayam Feron.
Sang empu sontak tertawa ceria memandang sang sahabat yang walaupun emosi tapi masih ada hati nurani untuk membantunya.
...*Pelajaran dimulai*...
Bismillahirahmanirrahim, ya allah semoga bukan hamba yang ditunjuk aamin
gumam Feron memegang al-qur’annya grogi.
“Hmmm~ lumayan selanjutnya” Buk Mila memperhatikan semua muridnya intens, Feron mencoba biasa-biasa saja agar tidak keliatan tegangnya, keringat dingin mengalir dari pelipis Feron yang melirik buk Mila yang memandang kearah bangkunya.
“Kamu!” Darah Feron hilang, buk Mila menunjuk kearahnya.
“A-“ Ucapan Feron seketika terintrupsi.
“Saya buk?” tanya Bunga yang duduk diseberang Feron.
“Iya” Ucap buk Mila, darah Feron langsung Kembali naik ke tubuhnya.
Sepanjang pelajaran Feron selalu baca ayat kursi agar buk Mila tidak menunjuknya untuk membaca al-qur’an. Feron sadar ini salah, tapi mengingat hari dimana buk Mila memberikan KULTUM manis kepada Feron sungguh tak terlupakan.
Pelajaran selesai, buk Mila keluar malah Alfi yang masuk dengan semangat 45.
“Hay… sahabat seperjuanganku!” Ucap Alfi datang dan langsung mengambil kursi untuk duduk dihadapan Feron, saat meletakkan bekalnya Alfi menatap Feron yang mukanya pucat pasih.
“Lu kenapa? Kok tegang gitu?” Tanya Alfi menatap Feron penuh tanya.
“Gua selalu sport jantung tiap buk Mila yang ngajar” Jawab Feron.
“Lah, bukannya buk Mila ngajar pelajaran agama? Kok lo sport jantung si?” Tanya Alfi tak paham.
“Gua lemah sama pelafalan al-qur’an Aalfiiiiii!!!!” Geram Feron.
“Ooo~”
Akhirnya mereka memulai makan dalam diam, sesekali nanda memperhatikan Feron dan Alfi yang makan dengan mulut berdesis mirip ular.
“Sebenarnya ni pertanyaan dah mau gua keluarin dari tadi, tapi gua pen nyari momen yang tepat aja”
Nanda meletakkan sendoknya dan menghadap kearah Alfi dan Feron yang sedang mengunyah makanan pelan.
“Kalen kemaren tu sebenarnya dapat musibah apa si? Kok bisa bonyok gini?”
“A…? i-itu nan kam-“ Jawaban Feron seketika terintrupsi oleh sebuah teriakan.
“Assalamualaikum!!!”
“Waalaikumsalam” Jawab ketiga sahabat itu kompak.
Seorang gadis pendek datang kekelas dengan semangat, mengganggu introgasi Nanda saja. Nanda jadi kesal.
“Lu ngapain disini?” Sewot Nanda.
“Lah, kakak-kan memang udah Kembali” Gadis itu tersenyum mengambil bangku dan duduk didepan Nanda.
“Kembali dari alam barzah ya? HAHAHHAHAHAHAH….” Feron langsung kicep memandang Nanda yang sudah bermuka kesal.
“Ya gak lah, kakak baru selesai magang kemaren dan hari ini langsung datang kesekolah. Sebenarnya kakak pengen datang dari tadi pagi tapi karna kalian masih belajar makanya kakak tunda sampai istirahat”
Jelas gadis itu Panjang lebar.
“Udah kak Ayu?” Tanya Nanda mengintimidasi.
“U-udah” Gadis yang Bernama Ayu itu langsung merapat ke Alfi.
"Nanda kenapa Fi?" Bisik Ayu.
"Datang bulan kayaknya" Bisik alfi membalas
“Ngapain lo bisik-bisik!”
Alfi dan Ayu langsung kicep sementara Feron malah lanjut makan hingga hanya tersisa satu suapan lagi.
“Woy sapu ijuk!!! Jawab pertanyaan gua dulu woy!” Nanda langsung memukul luka di punggung Feron hingga membuat Feron harus menahan jeritannya dengan susah payah.
“Omg~” Geram Feron tertahan.
“Lo juga luka disini!” Ucap Nanda yang sekarang persis seperti emak-emak yang memarahi anaknya.
“Alfi jelasin ke gua sebenarnya semalam kalian ngapain?” Desak Nanda menarik kerah Alfi.
“Se-sebenarnya kemaren tu kami kecelakaan tunggal Nan, Feron kecampak dan guling-guling di aspal sementara gua nyunsep ke tong sampah” Alfi menjelaskan kronologi yang tercipta karna grogi secara cepat.
Nanda melepaskan cengkramannya pada kerah baju Alfi hingga membuat sang empunya langsung bernafas lega, sementara Ayu hanya menyimak, memandang Feron yang masih menunduk.
“Trus kenapa kalian malah masuk sekolah?” Tanya Ayu.
“Kami gak ingin ketinggalan pelajaran lagi” Jawab Feron yang sudah menegakkan kepalanya Kembali.
“Sa-sakit banget ya Ron, sorry gua bener-bener gak tau” Kata Nanda bermuka sendu merasa bersalah.
Nanda benar-benar polos, mudah sekali mengelabuinya
Monolog hati Alfi.
Di depan ruang guru, seorang siswa mengenakan outfits sekolah lain berjalan santai tanpa takut akan ditangkap oleh anggota Passus yang berpatroli, ia bahkan dengan berani memandang kelayar CCTV yang sedang memperhatikannya.
“Sekolah ini cukup bagus” Monolog siswa itu memperhatikan sekitar, hingga pandangannya menangkap seorang anggota Passus putri yang tengah ber-isitirahat di Gazebo.
Siswa itu berjalan tanpa gentar, merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah surat.
“Permisi kakak”
Anggota Passus menatap siswa itu terkejut, saat ingin bersuara siswa itu langsung mengintrupsi.
“Tenang kak, saya datang kemari bersama teman-teman yang sekarang berada di ruang kepala sekolah. Saya gak ada niatan lain kok cuma pengen nitip ini aja” Siswa itu menyerahkan sebuah surat yang langsung diterima oleh anggota Passus itu.
“Tolong beri ini pada Alferon Adidjaya kelas 2 DPIB ya” Ucap siswa itu tersenyum ramah.
“O-ok” Jawab Pasuss putri.
“Terima kasih” Siswa itu langsung berlalu pergi.
Theo yang tak sengaja melihat siswa itu langsung bersembunyi dibalik dinding curiga, bersembunyi sampai siswa itu berlalu pergi dan kembali menatap ke anggota Passus yang membolak-balik surat tipis pemberian siswa misterius.
“Sepertinya aku kenal siswa tadi” Gumam Theo langsung pergi dengan tergesa.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
liaa
gak tau tuh
2022-08-31
2
Rini Antika
Wajah tampannya di umpetin dulu..🤭
2022-08-07
2
ilfindazaka ochtafarela
good story
2022-06-30
2