Murid Penakluk Hati
Hujan mengguyur dengan derasnya, membuat suasana menjadi lebih dingin sehingga orang-orang enggan bangun pagi.
Gadis imut dengan rambut panjang yang sedang tertidur semakin terlelap tidurnya karena hujan deras yang mengguyur membuat udara menjadi semakin dingin.
pukul 04.30 Mama Tantri telah bangun dan mulai berperang di dapur untuk membuat menu sarapan pagi untuk suami dan anaknya. Meskipun memiliki ART, namun Mama Tantri tidak pernah sekalipun absen untuk membuatkan sarapan suaminya yaitu Papa Banu.
Papa Banu merupakan seorang pemilik Universitas Swasta di wilayah tempat tinggalnya sementara Mama Tantri adalah Ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai pengacara.
Makanan sudah siap dihidangkan di atas meja, Bu Tantri kemudian melihat jam Dinding yang menunjukkan pukul 06.00
Terdengar suara sepatu dari Papa Banu yang menuruni tangga lalu menghampiri Mama Tantri di meja makan dan duduk di kursi dekat Mama Tantri. Selanjutnya Mama Tantri mengambilkan sarapan untuk Papa Banu.
"Vanya belum bangun?"Tanya Papa Banu sambil menikmati sarapannya.
Mama Tantri pun menggelengkan kepalanya "Belum Pa, Mama sudah membangunkannya, namun Vanya ya begitulah." jawab Mama Tantri
Papa Banu kemudian menyudahi sarapannya lalu menuju kamar Vanya.
Vanya yang masih terlelap dengan selimut tebalnya membuat Papa Banu merasa Kesal "Vanya Bangun" teriak Papa Banu yang membuat Vanya kaget lalu terjatuh dari ranjangnya.
"Aduh, Papa biasa saja banguninnya"gerutu Vanya sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit .
"Papa tunggu 10 menit lagi, kamu harus sudah siap ke Sekolah, ini sudah pukul 06.30." Ucap Papa Banu lalu keluar dari kamar Vanya. Vanya yang kesal karena dibangunin dengan cara dikagetkan tidak dapat marah melainkan menuruti ucapan papanya.
Pukul 06.45 Vanya keluar kamar dengan mengenakan seragam sekolah dan tas punggung yang ia kenakan dengan rambut yang di ikat cepol membuat auranya segar dan manis.
Vanya mendekati Mama dan Papanya di meja makan. Vanya meminum segelas susu dan memakan sepotong roti tawar yang sudah disiapkan Mamanya.
"Vanya, Kamu harus biasain bangun pagi." ucap Papa Banu dan Vanya yang mendengarnya hanya manggut-manggut.
"Vanya, dengerin kalau ornagtua bicara." tambah Mama Tantri dan Vanya pun menghentikan sarapannya.
"Mama, Papa, jarak sekolah Vanya dari rumah itu dekat, jalan kaki 5 menit sampai, Jangan heboh gini dong." jawab Vanya lalu berpamitan.
Mama Tantri dan Papa Banu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri satu-satunya itu.
DI SEKOLAH
Bel berbunyi banyak Siswa berlarian agar bisa masuk ke Lingkungan Sekolah sebelum pintu gerbang Sekolah ditutup.
Vanya datang terakhir dan pintu gerbang sudah ditutup penjaga Sekolah.
Vanya pun memutar lewat belakang Sekolah dan dapat masuk ke Sekolah melewati pintu belakang yang terhubung dengan Kantin.
"Vanya, kebiasaan ngagetin Ibu." ucap Ibu Yati penjual bakso di Deretan Kantin Sekolah sambil memegang dadanya yang kaget akibat ulah Vanya yang berlari.
"Hehe, Maaf Ibu Sayang, Vanya sudah telat." jawab Vanya lalu berlari menuju Kelasnya.
Dari luar kelas Vanya melihat Pak Heri sudah di dalam kelas dan mulai pembelajaran.
Vanya mengetuk pintu kelas "tok tok tok" ketuk Vanya.
"Vanya lagi, sini kamu!" ucap Pak Heri sambil memegang penggaris.
Vanya berjalan perlahan dan berdiri di depan papan tulis "Ada apa Pak?" Tanya Vanya seolah tidak salah.
Pak Heri menggelengkan kepalanya "Kenapa terlambat lagi?" Tanya Pak Heri sambil melotot sehingga Kumisnya tertarik ke atas yang membuat Vanya tertawa.
"hahaha, Kumis Bapak bergoyang." Jawab Vanya yang membuat seisi kelas riuh.
Pak Heri berteriak "Diam!" dan semua Siswa terdiam termasuk Vanya.
" Vanya, kamu ini memang keterlaluan" Ucap Pak Heri
"Saya kenapa Pak?" tanya Vanya sambil cengengesan.
"Sering terlambat, kamu Bapak hukum, kerjakan tugas di papan tulis itu sekarang." Jawab Pak Heri serius yang membuat Vanya mendekati pak Heri.
Vanya berjalan mendekat yang membuat Pak Heri penasaran akan tindakan apa yang akan Vanya lakukan " Mau apa kamu Vanya?"
"Vanya mau meminta Spidol yang Bapak pegang" jawab Vanya lalu mengambil Spidol di tangan pak Heri
Vanya dengan teliti mengerjakan tugas matematika di papan tulis dengan cepat.
Pak Heri bertepuk tangan melihat jawaban Vanya " prok prok prok"
Siswa lainnya juga bertepuk tangan.
Vanya kemudian mengembalikan Spidol.
"Sejak kapan, Bapak mengajarimu bahwa luas Persegi panjang adalah sisi x sisi ?" tanya Pak Heri sambil melotot
"Sejak tadi pak" jawab Vanya asal yang membuat Pak Heri kewalahan karena percuma berbicara dengan Vanya.
"Sudah, duduk sana, dan jangan ulangi lagi, Soal mudah saja tidak bisa"ucap Pak Heri
"Pak, kalau mudah ya kerjakan sendiri dong, sudah tahu Vanya gak bisa malah disuruh mengerjakan, Bapak ich"jawab Vanya lalu duduk di sebelah Meta sahabatnya.
Pak Heri hanya menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan Materi.
Bel Istirahat berbunyi dan Semua siswa keluar kelas mereka masing-masing.
Vanya dan Meta pergi ke kantin bu Yati untuk memesan Bakso.
Vanya makan Bakso dengan Meta dan tanpa sengaja Vito datang dan duduk untuk bergabung di Meja Vanya dan Meta.
Vanya terlihat kesal sementara Meta bersikap ramah.
"Banyak meja kosong, Ngapain disini?" tanya Vanya yang terlihat tidak suka lalu menghentikan makan.
Vito menjawab dengan ramah " Ingin dekat dengan kamu."
"Ta, Aku duluan." ucap Vanya lalu meninggalkan Meta dan Vito.
Saat Vanya berjalan dengan memainkan game di ponselnya, tanpa sengaja Vanya menabrak Reta yang merupakan primadona Sekolah dengan penampilan yang terbilang sempurna "bruk" Reta dan Vanya jatuh dan ponsel Vanya pun retak.
"Tuh kan retak, ganti." ucap Vanya pada Reta
Reta berdiri lalu merapikan rambutnya " Ogah." kemudian Reta berjalan meninggalkan Vanya.
"Hei, Nona Reta, Gimana dengan ponsel saya? Anda sudah merusaknya, setidaknya perbaikilah."Ucap Vanya kencang sehingga banyak Siswa yang mendengar dan itu membuat Reta merasa malu karena Reta terkenal akan sikap ramah nya dan juga kecantikannya.
Reta pun kembali "Kamu yang salah, kenapa aku yang harus tanggungjawab, Dasar bocah Nakal" lalu Reta memberikan 5 lembar uang pecahan seratus ribuan yang membuat Vanya tersenyum karena yang retak hanyalah tempered glass nya saja bukan Layar Aslinya.
"Lumayan dapat segini, Yang sering aja jatuhin ponselku" ucap Vanya pelan lalu melanjutkan permainan yang belum selesai di ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
aq nyimakk dulu
2022-08-29
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
heyyy thorrr ikutan hadir dengan 👍👍👍 pastinya
2021-11-22
1
Ari Dewi
ah dasar
2021-10-23
0