Hujan mengguyur dengan derasnya, membuat suasana menjadi lebih dingin sehingga orang-orang enggan bangun pagi.
Gadis imut dengan rambut panjang yang sedang tertidur semakin terlelap tidurnya karena hujan deras yang mengguyur membuat udara menjadi semakin dingin.
pukul 04.30 Mama Tantri telah bangun dan mulai berperang di dapur untuk membuat menu sarapan pagi untuk suami dan anaknya. Meskipun memiliki ART, namun Mama Tantri tidak pernah sekalipun absen untuk membuatkan sarapan suaminya yaitu Papa Banu.
Papa Banu merupakan seorang pemilik Universitas Swasta di wilayah tempat tinggalnya sementara Mama Tantri adalah Ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai pengacara.
Makanan sudah siap dihidangkan di atas meja, Bu Tantri kemudian melihat jam Dinding yang menunjukkan pukul 06.00
Terdengar suara sepatu dari Papa Banu yang menuruni tangga lalu menghampiri Mama Tantri di meja makan dan duduk di kursi dekat Mama Tantri. Selanjutnya Mama Tantri mengambilkan sarapan untuk Papa Banu.
"Vanya belum bangun?"Tanya Papa Banu sambil menikmati sarapannya.
Mama Tantri pun menggelengkan kepalanya "Belum Pa, Mama sudah membangunkannya, namun Vanya ya begitulah." jawab Mama Tantri
Papa Banu kemudian menyudahi sarapannya lalu menuju kamar Vanya.
Vanya yang masih terlelap dengan selimut tebalnya membuat Papa Banu merasa Kesal "Vanya Bangun" teriak Papa Banu yang membuat Vanya kaget lalu terjatuh dari ranjangnya.
"Aduh, Papa biasa saja banguninnya"gerutu Vanya sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit .
"Papa tunggu 10 menit lagi, kamu harus sudah siap ke Sekolah, ini sudah pukul 06.30." Ucap Papa Banu lalu keluar dari kamar Vanya. Vanya yang kesal karena dibangunin dengan cara dikagetkan tidak dapat marah melainkan menuruti ucapan papanya.
Pukul 06.45 Vanya keluar kamar dengan mengenakan seragam sekolah dan tas punggung yang ia kenakan dengan rambut yang di ikat cepol membuat auranya segar dan manis.
Vanya mendekati Mama dan Papanya di meja makan. Vanya meminum segelas susu dan memakan sepotong roti tawar yang sudah disiapkan Mamanya.
"Vanya, Kamu harus biasain bangun pagi." ucap Papa Banu dan Vanya yang mendengarnya hanya manggut-manggut.
"Vanya, dengerin kalau ornagtua bicara." tambah Mama Tantri dan Vanya pun menghentikan sarapannya.
"Mama, Papa, jarak sekolah Vanya dari rumah itu dekat, jalan kaki 5 menit sampai, Jangan heboh gini dong." jawab Vanya lalu berpamitan.
Mama Tantri dan Papa Banu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri satu-satunya itu.
DI SEKOLAH
Bel berbunyi banyak Siswa berlarian agar bisa masuk ke Lingkungan Sekolah sebelum pintu gerbang Sekolah ditutup.
Vanya datang terakhir dan pintu gerbang sudah ditutup penjaga Sekolah.
Vanya pun memutar lewat belakang Sekolah dan dapat masuk ke Sekolah melewati pintu belakang yang terhubung dengan Kantin.
"Vanya, kebiasaan ngagetin Ibu." ucap Ibu Yati penjual bakso di Deretan Kantin Sekolah sambil memegang dadanya yang kaget akibat ulah Vanya yang berlari.
"Hehe, Maaf Ibu Sayang, Vanya sudah telat." jawab Vanya lalu berlari menuju Kelasnya.
Dari luar kelas Vanya melihat Pak Heri sudah di dalam kelas dan mulai pembelajaran.
Vanya mengetuk pintu kelas "tok tok tok" ketuk Vanya.
"Vanya lagi, sini kamu!" ucap Pak Heri sambil memegang penggaris.
Vanya berjalan perlahan dan berdiri di depan papan tulis "Ada apa Pak?" Tanya Vanya seolah tidak salah.
Pak Heri menggelengkan kepalanya "Kenapa terlambat lagi?" Tanya Pak Heri sambil melotot sehingga Kumisnya tertarik ke atas yang membuat Vanya tertawa.
"hahaha, Kumis Bapak bergoyang." Jawab Vanya yang membuat seisi kelas riuh.
Pak Heri berteriak "Diam!" dan semua Siswa terdiam termasuk Vanya.
" Vanya, kamu ini memang keterlaluan" Ucap Pak Heri
"Saya kenapa Pak?" tanya Vanya sambil cengengesan.
"Sering terlambat, kamu Bapak hukum, kerjakan tugas di papan tulis itu sekarang." Jawab Pak Heri serius yang membuat Vanya mendekati pak Heri.
Vanya berjalan mendekat yang membuat Pak Heri penasaran akan tindakan apa yang akan Vanya lakukan " Mau apa kamu Vanya?"
"Vanya mau meminta Spidol yang Bapak pegang" jawab Vanya lalu mengambil Spidol di tangan pak Heri
Vanya dengan teliti mengerjakan tugas matematika di papan tulis dengan cepat.
Pak Heri bertepuk tangan melihat jawaban Vanya " prok prok prok"
Siswa lainnya juga bertepuk tangan.
Vanya kemudian mengembalikan Spidol.
"Sejak kapan, Bapak mengajarimu bahwa luas Persegi panjang adalah sisi x sisi ?" tanya Pak Heri sambil melotot
"Sejak tadi pak" jawab Vanya asal yang membuat Pak Heri kewalahan karena percuma berbicara dengan Vanya.
"Sudah, duduk sana, dan jangan ulangi lagi, Soal mudah saja tidak bisa"ucap Pak Heri
"Pak, kalau mudah ya kerjakan sendiri dong, sudah tahu Vanya gak bisa malah disuruh mengerjakan, Bapak ich"jawab Vanya lalu duduk di sebelah Meta sahabatnya.
Pak Heri hanya menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan Materi.
Bel Istirahat berbunyi dan Semua siswa keluar kelas mereka masing-masing.
Vanya dan Meta pergi ke kantin bu Yati untuk memesan Bakso.
Vanya makan Bakso dengan Meta dan tanpa sengaja Vito datang dan duduk untuk bergabung di Meja Vanya dan Meta.
Vanya terlihat kesal sementara Meta bersikap ramah.
"Banyak meja kosong, Ngapain disini?" tanya Vanya yang terlihat tidak suka lalu menghentikan makan.
Vito menjawab dengan ramah " Ingin dekat dengan kamu."
"Ta, Aku duluan." ucap Vanya lalu meninggalkan Meta dan Vito.
Saat Vanya berjalan dengan memainkan game di ponselnya, tanpa sengaja Vanya menabrak Reta yang merupakan primadona Sekolah dengan penampilan yang terbilang sempurna "bruk" Reta dan Vanya jatuh dan ponsel Vanya pun retak.
"Tuh kan retak, ganti." ucap Vanya pada Reta
Reta berdiri lalu merapikan rambutnya " Ogah." kemudian Reta berjalan meninggalkan Vanya.
"Hei, Nona Reta, Gimana dengan ponsel saya? Anda sudah merusaknya, setidaknya perbaikilah."Ucap Vanya kencang sehingga banyak Siswa yang mendengar dan itu membuat Reta merasa malu karena Reta terkenal akan sikap ramah nya dan juga kecantikannya.
Reta pun kembali "Kamu yang salah, kenapa aku yang harus tanggungjawab, Dasar bocah Nakal" lalu Reta memberikan 5 lembar uang pecahan seratus ribuan yang membuat Vanya tersenyum karena yang retak hanyalah tempered glass nya saja bukan Layar Aslinya.
"Lumayan dapat segini, Yang sering aja jatuhin ponselku" ucap Vanya pelan lalu melanjutkan permainan yang belum selesai di ponselnya.
Malam hari, Vanya sedang tiduran di paha mamanya sambil belajar. Sementara Mama Tantri sedang mempelajari berkas-berkas yang diberikan oleh client nya.
Papa Banu membawa nampan yang isinya sepiring pisang goreng dan tiga gelas teh manis.
"berhenti dulu, ni Papa bawakan pisang goreng dan teh manis."ucap Papa Banu kepada Vanya dan Mamanya.
Vanya dan Mamanya pun menikmati hidangan yang dibawakan Papa Banu.
"Vanya, gimana tadi sekolahmu?lancar?" Tanya Papa Banu lalu minum Teh
"Lancar Pa."jawab Vanya lalu makan pisang goreng
"Mama lihat buku tugas kamu hari ini."Ucap Mama Tantri yang membuat Vanya kaget karena nilainya merah.
Dengan berat hati Vanya memberikan buku tugasnya kepada mamanya.
Mama Tantri melihatnya dan Memarahi Vanya.
"Soal ini mudah , kenapa salah ? Kamu ini sudah kelas 11 Vanya, Jangan badung, Mau sampai kapan kamu begini" omel Mama Tantri lalu menjewer telinga Vanya. Vanya pun kesakitan.
"Aduh Ma, sakit, Ya itu matematika Vanya sama sekali gak paham Ma, Angka semua , Rumusnya banyak, Mana hafal Vanya" Jawab Vanya lalu mengambil bukunya.
"Udah Ma, Lainnya kan nilainya bagus"ucap Papa Banu
Vanya tersenyum lalu mendekati papanya.
"Papa gak marah?Vanya nilai Matematikanya merah?"tanya Vanya memastikan
"Tidak, tapi uang saku dipotong 100%"jawab Papa Banu yang membuat Vanya Menghela nafasnya lalu pergi ke kamarnya.
Di dalam Kamar Vanya ,Meta juga Vito melakukan obrolan bersama melalui ponselnya.
"Kenapa tu muka kaya kertas dilipet?"tanya Vito
"Palingan uang saku dipotong 100%,hahahaa."jawab Meta.
Vanya pun memanyunkan bibirnya.
"Gara-gara pak Heri kasih nilai Merah, Tapi gak apalah gak dapat uang saku satu minggu, tadi udah dapat 500 ribu dari Reta, Hahaha"jawab Vanya tertawa yang membuat Vito dan Meta heran.
"dari Reta?Primadona itu?kenapa bisa?."tanya Meta bingung
"Iya Nya, Kenapa Reta kasih kamu 500 ribu?, Reta ada hutang sama kamu?"tanya Vito
"Ssst, kalian kenapa heboh sih, Ya tadi kan aku dan Reta tabrakan di jalan menuju kelas, nah Ponsel ku jatuh dan retak, dan tau gak yang retak itu kaca luar bukan Layar Asli nya, Reta bodoh ya,"hahaha"jawab Vanya tertawa
Vito dan Meta menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan ulah sahabatnya itu.
Vanya pun mematikan obrolan mereka lalu bersiap tidur.
Di Sekolah
Reta sedang memandang Bragi di dekat pintu gerbang.
Vanya dan Meta berjalan melewati gerbang bersama dan melihat Reta memandangi Bragi.
Bragi adalah ketua osis sekaligus ketua tim Basket di sekolah.
Vanya dan Meta menoleh ke belakang dan ternyata ada Beagi yang sedang berjalan dari parkiran.
"Lihatin terus, deketin kalau suka Ta."ucap Vanya yang membuat Reta melotot
"Apaan sih, gangguin aja, lagi pula gak perlu aku mendekat Bragi akan mendekatiku, tuh lihat dia berjalan kesini." Jawab Reta antusias lalu tersenyum ke arah Bragi.
Bragi berhenti sejenak dan memandang tiga gadis di dekat pintu gerbang itu.
"Hem, ini Rambut kapan akan di gerai ,Perasaan di Cepol mulu."ucap Bragi sambil memegang rambut Vanya.
Reta pun kesal melihat Vanya mendapat perhatian dari Bragi
"Eh, jangan pegang-pegang, Nih Reta nungguin kamu dari tadi, malah megang rambut indahku"jawab Vanya ketus lalu mengajak Meta ke kelas.
Reta pun sedikit malu akibat ucapan Vanya yang ceplas ceplos itu.
Reta lalu berlalu ke kelasnya, Sementara Bragi masih berdiri sejenak "Yang lain berharap akan bisa dekat denganku, kamu malah menjauh, Vanya-Vanya."ucap Bragi dalam batin lalu menuju kelasnya.
Pak Heri memasuki ruangan dan melihat Vanya sudah di tempat duduknya.
"Tumben, gak telat lagi ."ucap Pak Heri yang membuat Vanya mengerti
"Kan, Vanya udah berusaha gak terlambat di tumbennin, Giliran Vanya terlambat di bilang sering,Gimana sih Bapak ich?."jawab Vanya yang membuat Seisi Kelas tertawa hahahaha.
Bel istirahat berbunyi dan semua keluar kelas menuju Kantin.
Vanya dan Meta sudah dipesankan bakso oleh Vito di warung bu Yati
"Tumben, udah duluan Vit?"tanya Meta lalu duduk
"Nih, Aku dapat nilai sempurna, kalian ku traktir."Jawab Vito dan Meta pun memberinya selamat juga Vanya.
Mereka menikmati bakso , Meta mendapat panggilan untuk ke ruang Guru.
"Vit, Nya, Aku ke ruang guru dulu ya, Kayaknya Olimpiade akan semakin dekat."ucap Meta yang membuat Vito senang namun Vanya menunduk.
"Kalian hebat, pandai, sementara aku,hiks hiks." Vanya merengek yang membuat Vito dan Meta saling memandang.
"Kamu cantik, baik, Pandai bisa di dapat bila kita mau belajar , Aku dan Vito pasti akan mengajarimu Nya."ucap Meta yang mendapat pelukan dari Vanya juga Vito.
Vanya mendapat panggilan dari bagian kesenian.
Vito dan Meta juga Vanya melepas pelukan.
"hah,Ngapain aku, biasanya yang manggil aku juga guru Bimbingan Konseling, la ini kenapa dari bagian kesenian?."tanya Vanya Bingung.
Akhirnya Meta, Vito, dan Vanya pergi masing-masing.
Vanya di ruang kesenian bersama Vito yang juga menjadi pengurus osis.
Disana sudah nampak Reta dan Beberapa pengurus osis yang tergabung dalam kelompok kesenian Drama.
Vanya duduk di dekat Vito.
Semua mendengarkan penjelasan dari guru kesenian "Mohon maaf atas ketidak nyamanan kalian terutama Vanya, Ibu mengundangmu kesini karena ibu rasa kamu cocok memerankan tokoh putri salju."ucap Guru kesenian yang mendapat tepuk tangan semuanya.
Vanya bingung karena ia sama sekali tidak mengerti akan peran.
"Tenang, kamu pasti bisa."ucap Vito
Tanpa disadari, Bragi duduk di samping Vanya yang membuat Vanya kaget.
"Astaga, Jangan dekat-dekat sudah berapa kali ku bilang."ucap Vanga ketus .
Bragi tersenyum ramah "hem, kamu pasti bisa, Semangat."
Vanya hanya diam lalu mengajak Vito pergi, Namun dihalangi Reta.
"uh, senengnya jadi pemeran utama."ledek Reta
"Kalau mau ,ambil aja, Aku gak tertarik."jawab Vanya lalu memakan permen lolipop yang ia bawa
Reta merasa kesal karena Vanya tidak menghargainya.
"Aku ini, primadona disini, setidaknya kamu harus menghormatiku."jelas Reta yang diketawain oleh Vanya.
"Hahahaha, Primadona tapi pangeran sekolah gak tertarik padamu, kasihan, Eh Pak Ketua Osis, apa kamu menyukai Reta si primadona ini?."teriak Vanya yang membuat Reta memelototinya dan Bragi pun mendekat ke arah mereka.
"Sorry Bro, mulut sahabatku ini emang gak bisa dikontrol, ceplas ceplos ."ucap Vito yang takut akan terjadinya keributan karena bila Bragi marah, maka semua akan kena.
Bragi tersenyum, lalu menjawab pertanyaan Vanya tadi dengan memandangi Vanya "Aku lebih nyaman memandangmu."
Mendengarnya Vanya kesal lalu mengajak Vito pergi.
"Nya, kamu gak tertarik dengan Bragi?" Tanya Vito dan Vanya hanya menggelengkan kepalanya.
"Gak ada waktu mikirin hal begituan Vit, lagipula akh sedang berjuang mendapat nilai hitam pada matematika agar mama dan papaku gak ngomel mulu."jawab Vanya.
Vanya,Meta dan Vito sedang jalan-jalan bersama di sebuah tempat perbelanjaan dan mereka berhenti untuk makan.
Vanya melihat ada Papanya yang sedang makan bersama pria seumuran papanya.
"Nya, kenapa ditutupin wajahnya?"tanya Meta
Vanya pun memberikan kode agar Meta melihat kirinya. Meta pun melihatnya dan menyapa "Om Banu, lagi makan disini juga, sekalian bayarin ya om hehe."
Vanya pun memutar bola matanya atas kelakuan Meta yang tidak paham akan maksudnya.
Papa Banu menoleh dan melihat Vanya.
"Pulang sekolah, bukannya pulang, malah main kesini?"Tanya Papa Banu
"Papa, kan Vanya butuh merefresh otak, agar tidak dapat nilai merah mulu pa."jawab Vanya lalu senyum
Papa Banu mengenalkan Vanya pada temannya.
"Ini, putri saya Bung, Vanya dia kelas 11."ucap Papa Banu
"Kenalkan saya Tio, Teman papamu."Ucap pak Tio yang merupakan teman papanya Vanya.
Vanya pun menjabat tangan om Tio.
Mereka makan dan papa Banu telah membayar pesanan Vanya dan teman-temannya.
"Nikmati harimu Nak, jangan pulang kemalaman, agar mamamu tidak marah."ucap Papa Banu yang mengingatkan Vanya. Vanya pun senyum pada papanya lalu memeluknya dan mengucapkan terimakasih atas pengertian papanya.
Di rumah
Mama Tantri sedang menerima tamu, Papa Banu sedang melakukan zoom meeting bersama .
Vanya dan Mbok di dapur sambil makan mie kuah bersama.
"Mbok, lihat mama dan papa sibuk masing-masing, Gimana Vanya gak kesepian coba."ucap Vanya yang membuat Mbok memahaminya.
"Mereka bekerja juga untuk nona, NonaVanya jangan sedih, kan ada mbok disini."jawab si Mbok.
Vanya pun kini telah terlelap di ranjang empuknya.
Mama dan papanya menghampiri Vanya di kamarnya.
"Maafin kami nak, kami sibuk sendiri tanpa memperhatikanmu."ucap Mama Tantri lalu mencium kening Vanya kemudian Papa Banu mematikan lampu kamar lalu mereka keluar kamar dan menutup pintu kamar Vanya.
Di Sekolah
Meta sedang sibuk mempersiapkan olimpiade, Vito sedang menyiapkan Pentas seni sekolah.
Vanya sendirian di kantin sambil makan bakso.
Reta datang dan duduk di dekat Vanya.
"Enak nih anget-anget makan bakso, apalagi lagi hujan."ucap Reta dan Vanya pun tidak menggubrisnya.
Salsa dan Lili yang merupakan teman Reta pun duduk mengapit Vanya " Apa apain ini?"mau apa kalian.?"tanya Vanya
Reta kemudian menuangkan jus jeruk ke kepala Vanya sehingga Vanya basah kuyup.
Bragi yang ada disana tanpa disadari Reta melihat ulat Reta pada Vanya dan menghampiri mereka.
"Reta, Sejak kapan kamu jadi arogan?"tanya Bragi kesal.
Bragi pun hendak membantu Vanya dengan memberikan handuk kecil di kepala Vanya.
Vanya menitikkan air matanya karena diperlakukan begitu.
"terimakasih, tidak perlu, berikan handuk ini pada Reta untuk mengelap kebencian di hatinya."jawab Reta lalu berlari ke toilet.
Di toilet Vanya membersihkan air jus di rambutnya dan dengan berlari Meta memasuki ruangan itu.
"Vanya, kenapa bisa begini?"Reta sungguh keterlaluan."Tanya Meta sambil membantu Vanya.
Vanya hanya senyum, "tak apa Nya, lagi pula cuma gini, gak ngaruh."jawab Vanya namun Meta memahami dari sorot mata Vanya yang terlihat habis menangis namun Vanya menyembunyikan kesedihannya.
Ke esokan Harinya Vanya menemui guru kesenian dan memohon maaf bahwa ia tidak dapat menerima tawaran menjadi putri salju "Maaf bu, saya menghormati kepercayaan ibu, namun saya sama sekali tidak bisa, saya tidak ingin mengecewakan ibu dan pihak pihak lainnya, berikan peran putri salju pada Reta bu, saya yakin Reta mampu menjalankannya."
Bu Mia pun tidak dapat memaksa Vanya dan menghargai keputusan Vanya. Vanya pun berterimakasih kemudian pergi.
Acara Pentas Seni
Para pelako sedang melakukan gladi bersih, Vanya dan Meta menyaksikan Vito berperan menjadi kurcaci sementara Bragi menjadi pangeran dan Reta menjadi putri saljunya.
Salsa dan Lili mendekati Vanya dan Meta
"Memang Reta itu pantas memerankan tokoh putri salju daripada Si bocah langganan BK ini."sindir Salsa yang membuat Vanya kesal lalu menampar nya
"Plak."
"Emang kenapa?langganan BK kan aku bukan kamu, kenapa kamu yang repot mendikte aku?"teriak Vanya yang membuat Bragi menghampirinya.
"Kalian kenapa selalu ribut, kami sedang gladi bersih."ucap Bragi kesal
"Dia ngajak ribut pak Ketua, emang kalau saya langganan BK, apa pengaruhnya, yang penting saya kan tidak mengganggu kalian."jawab Vanya dengan keras dan Bragi pun kesal hendak menampar Vanya, namun ia urungkan.
"Kenapa gak jadi pak ketua, Kalau saya salah dan membuat pak Ketua marah, lakukan saja tampar nih tampar, Lagian harusnya kalian berterimakasih padaku Salsa Lili, karena akulah yang memohon pada Bu Mia agar Reta menjadi Putri saljunya karena aku tahu betapa Reta mengingkannya dan bisa bersama Bragi."Jelas Vanya dan meta berusaha menenangkan Vanya dengan menarik pelan lengan Vanya untuk pergi
"Bentar Ta."ucap Vanya lalu mendekati Salsa dan Lili
"kalau sakit, Ngomong berapa yang harus aku bayar untuk mengobati lukamu itu."ucap Vanya yang membuat Salsa marah lalu mendorong Vanya hingga Jatuh ke bawah melewati tangga.
Vanya pun mengeluarkan darah dari hidungnya dan Bragi segera menbopongnya ke UKS. Vanya menolaknya namun Bragi terus berlari ke ruang UKS.
Selesai diobati, Bragi mendekati Vanya.
"Maaf atas tindakanku tadi."ucap Bragi
"Tak apa pak Ketua, santai saja."jawab Vanya lalu Meta dan Vito menemui Vanya dan mengabari bahwa Vanya harus ke ruang BK.
Vanya menghela nafasnya lalu pergi ke ruang BK sendirian karena menolak ditemani Meta dan Vito.
namun Bragi mengikuti Vanya dan menguping dibalik pintu ruang BK.
"Vanya, berikan surat ini pada orangtuamu, sudah banyak masalah yang kamu buat, dan orangtua Salsa menginginkan Kamu membayar pengobatan putrinya."ucap Guru BK
"Baik Bu,saya akan berikan surat inibpada orangtua saya."jawab Vanya lalu Guru BK yang bernama Bu Rosa mendekati Vanya
"Vanya, kamu ceritalah pada ibu, ada apa sehingga kamu begini?"berubah lah Nya, ini demi masa depanmu."ucap Bu Rosa hangat dan Vanya mulai menangis
"hiks hiks, Vanya hanya sepi bu, Orangtua Vanya sibuk dengan urusannya, Selama ini yang ke Sekolah adalah Mbok yang merawat Vanya ."Jelas Vanya yang membuat Bu Rosa memeluknya.
Bragi pun mengerti akan sikap Vanya seperti itu karena ia kurang mendapat kasih sayang orangtuanya.
DI RUMAH
Vanya memberikan surat dari BK kepada orangtuanya.
Mama Tantri marah dan Papa Banu pun memarahi Vanya.
"Kenapa orangtua Salsa minta ganti rugi sebanyak ini Nya?"tanya Mama Tantri
"Vanya menamparnya ma."jawab Vanya berterus terang
"Kenapa kamu begitu?"ini banyak Nya, pokoknya mama tidak akan memberimu uang jajan sebulan."jawab Mama Tantri
"Ma, lihat dong jidat Vanya di perban, Ini Vanya di dorong Salsa jatuh Ma, mama gak kasihan pada Vanya?"tanya Vanya mulai kesal dan Mamanya tidak peduli karena Sudah sering Vanya berbuat onar.
Papa Banu mendekati Vanya dan menahan emosinya "kenapa kamu menamparnya Nya?"
"Salsa membuat Vanya malu Pa, Vanya dibilang langganan BK,meskipun itu benar tapi Vanya cuma menamparnya Pa, dan Salsa mendorong Vanya ."jelas Vanya yang membuat Papanya memeluknya.
Namun Mama Tantri menghentikannya "hentikan Pa, anak Badung ini memang pantas mendapatkannya, anak lain berusaha membanggakan orangtuanya, tapi kamu kisteu bikin onar, suka buat Mama pusing."
Vanya berdiri sambil menangis "hiks hiks, Ma, kalau mama gak mau memberikan ganti rugi, Biar Vanya yang ganti, Vanya yang Salah, lagi pula mama pengacara kenapa mama tidak bisa membantu anaknya sendiri.?"
"Karena kamu membuat mama Marah."jawab Mama Tantri dan Vanya pun berlari ke kamarnya dengan menangis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!