" Mengikat Janji Dengan Mafia Kejam "
" Sofie...Sofie...ayo buruan..nanti anak - anak saya bisa telat kesekolah lho, kamu ngapain aja sih ? lama banget. " Kata Bibi Mary.
" Maaf, Bi. Tadi saya lagi nyuci Bi." Jawab Sofie sambil merapikan beberapa ember tempat cucian pakaian.
" Kamu ga lihat ini sudah jam berapa ?" Bentak Bibi Mary.
" Ia, Bi. Maaf Bi. Jesi dan Jason, sudah siap nak, kita pergi ya...! Ucap Sofie sambil merapikan tas - tas sekolah Jesi dan Jason.
" Ia Tante." Jawab Jesi.
" Ini kunci motor, kamu naik motor aja ngantarnya, hati - hati dijalan." Kata Bibi Mary.
" Ia, Bi. Kami pergi, Bi."
Setiap pagi, Sofie harus mengantar Jesi dan Jason pergi kesekolah. Setelah itu ia akan siap - siap pergi mengajar di salah satu Sekolah Dasar di tempat tinggalnya.
Dari pagi hari sampai malam hari, Sofie selalu sibuk. Setelah pulang mengajar dari sekolah, ia harus mengajar privat dari rumah ke rumah.
Sofie harus bisa bertahan hidup, bekerja dari pagi hari sampai larut malam, itu bukanlah hal yang mudah.
Ia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Dirumah Pamannya, ia pun tidak bisa bersantai ria, ia harus bekerja membersihkan rumah, memasak dan masih banyak lagi pekerjaan rumah lainnya.
Setelah mengantar Jesi dan Jason kesekolah, Sofie akhirnya berangkat bekerja. Ia tidak boleh naik sepeda motor, karena Bibinya tidak memberikan ijin padanya.
Sofie harus berjalan kaki ke sekolah untuk mengajar. Sekolah yang cukup jauh tidak membuat Sofie patah semangat. Demi anak - anak yang ia cintai ia tetap menjalaninya.
Sudah ada 2 jam perjalanan, akhirnya Sofie tibalah di sekolah ditempat dia mengajar. Wajahnya tampak lelah. Ia merasa haus. Keringat mengucur dari pelipis wajahnya.
" Selamat pagi, Miss Sofie? " Sapa Kevin sambil memberikan senyumannya. Kevin adalah guru bidang study Matematika di sekolah itu. Kevin adalah teman baik Sofie.
" Selamat pagi juga Sir. Kevin..!" Wah...hari ini cerah sekali ya wajahnya, sepertinya lagi dapat hoki nih ? hehehehehe..." Kata Sofie bercanda.
" Ahh... Miss Sofie bisa aja. Oh ya ntar malam sibuk ga ?''
" Emangnya mau kemana, Sir ?"
" Makan malam yuk, hehehe.."
" Makan malam? sepertinya ga bisa Sir, hari ini saya ngajar privat."
" Wah, kamu sibuk sekali ya ? Ya da deh lain kali kita makan bareng ya..!"
" Ya, makasih ya Sir."
Sofie pun melanjutkan pekerjaannya. Jam sudah menunjukkan waktunya ia mulai mengajar.
Sofie anak yatim piatu. Ia sudah lama ditinggal oleh Ibu dan Ayahnya. Dari kecil ia diurus oleh Paman dan Bibinya. Menjadi guru musik adalah cita - citanya, karena Sofie pintar bernyanyi dan memainkan beberapa alat musik.
Paman dan Bibinya tidak pernah sedikit pun mengerti akan keadaan Sofie. Bagi Paman dan Bibinya, Sofie melebihi seorang asisten rumah tangga.
Anak - anak Paman dan Bibinya setiap hari harus belajar dengan Sofie. Jika nilai ulangan mereka jelek, Sofie lah yang akan kena marah oleh Bibi Mary.
Hidup Sofie amatlah menderita. Kevin adalah teman kerjanya, ia sudah lama menyukai Sofie. Tapi Sofie belum mau menerima cinta Kevin. Karena ia tahu, bahwa Kevin dan Sofie mempunya perbedaan yang sangat jauh.
Kevin termasuk anak terkaya di daerah mereka. Ibu Kevin tidak menyetujui jika Kevin berdekatan dengan Sofie.
Setelah pulang sekolah Sofie harus membersihkan rumah, lalu pergi mengajar privat.
Cuaca sedikit mendung. Tapi Sofie tetap saja pergi mengajar privat. Hari ini ia akan pergi ke rumah Tante Raini, anaknya yang bernama Josea akan belajar musik piano.
Sofie terus berjalan kaki. Di tengah perjalanan, ia melihat ada mobil beriringan yang amat banyak. Ia pun menepi. Dalam benak Sofie mungkin itu adalah pejabat tertinggi di daerah itu yang sedang menjalani tugasnya.
Ada satu mobil mewah berwarna hitam pekat. Mobil itu berhenti. Kaca mobil itu sedikit terbuka. Sekilas ia melihat sang Paman ada didalam.
Sofie bertanya - tanya sedang apa Pamannya disana. Sekilas ia juga melihat ada seorang pria tampan dengan memakai kaca mata hitam.
Apa yang Pamannya lakukan dengan pria tersebut? Sofie pun menjadi penasaran. Sofie kembali lagi melanjutkan perjalanannya. Dan tibalah ia dirumah Josea.
Sofie mulai mengajarkan Josea bermain piano. Setelah selesai menjelaskan, Sofie memberikan latihan kepada Josea. Sofie duduk melamun. Ia masih memikirkan sang Paman. Apa yang Pamannya lakukan dengan pria berkaca mata hitam itu?
" Sofie, kenapa kamu melamun ?" Tanya Tante Raini.
" Ehhmm..maaf Tante, saya....???"
" Kamu ada masalah ya? cerita aja sama Tante, siapa tahu Tante bisa bantu kamu."
" Ga Tan, saya ga ada masalah. Mungkin hanya lelah saja." Jawab Sofie.
" Sofie, gimana kalau kamu itu ngontrak rumah Tante aja, rumah tante ada yang kosong mungkin kamu bisa tinggal disana supaya kamu ga terlalu capek untuk mengajar. "
" Maaf Tan, saya ga bisa ninggalin Paman dan Bibi. Anak mereka masih kecil - kecil, Tan."
" Ahh, kamu mau aja jadi pesuruh Bibi kamu itu. Dia itu sangat sombong, angkuh. Ya, saya tahu suami dia kerjanya bagus. Makanya dia seperti itu. "
Sofie hanya tersenyum. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 saatnya Sofie pulang. Sofie melanjutkan perjalanannya kembali. Ia tetap berjalan kaki.
Hari mulai gelap. Tibalah ia dirumah. Ia melihat kembali pria berkaca mata hitam itu. Pria itu ada dirumah mereka. Sofie melihat Paman, Bibi dan pria itu sedang berbincang - bincang.
" Selamat malam Paman, Bibi....." Sofie menyapa Paman dan Bibinya.
Pria itu melihat Sofie dari ujung kaki sampai ujung rambut.
" Sofie...kamu sudah pulang ?" Tanya Bibi Mary.
" Ia, Bi. Siapa pria ini Bi?" Tanya Sofie dengan lantangnya.
Bibi Mary langsung menarik tangan Sofie dan membawanya kebelakang.
" Kamu itu bisa ga sih sopan sedikit ?''
" Lah...saya kan cuma nanya siapa pria itu ? ada hubungan apa Paman dengan pria itu?"
" Kamu ga usah ikut campur masalah Paman mu. Dia itu boss nya Paman kamu. Dia adalah orang terkaya di dunia. Kamu ngerti ga sih ?"
"Terkaya di dunia ?''
" Ia. Kamu tahu ga, kita akan pindah dari rumah ini. Saya akan punya rumah yang mewah, besar dan mempunyai fasilitas yang mewah. Saya akan jadi orang kaya, Sof..."
" Bi, Bibi ga boleh sombong. "
" Eh..siapa juga yang sombong."
" Bi, tapi saya punya firasat tidak baik pada pria itu. Sepertinya dia orang jahat, Bi."
" Jangan nuduh macem - macem kamu ya..!"
" Tidak, Bi. Saya tidak menuduh dia macam - macam. Tapi sepertinya dia memang orang jahat Bi. Lihat saja cara berpakaiannya, jas hitam, pakai kaca mata hitam. Sungguh mengerikan. "
" Uda ah...kamu ga usah bawel. Sekarang kamu rapikan barang - barang, mungkin besok kita akan pindah. "
" Pindah ?"
" Ya , pindah."
Bibi Mary pun meninggalkan Sofie. Sofie masih tidak percaya dengan semua ini. Sofie semakin penasaran dengan pria itu dan pekerjaan Pamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Susi Andriani
haiii salam kenal✋✋✋
2022-11-28
0
Novianti Ratnasari
mampir
2022-11-18
0
💖syakilah💖
aq mampir thorrt....
2022-10-10
0