Hari yang dinantikan pun tiba. Akhirnya Paman dan Bibinya pindah ke rumah yang baru. Mereka telah membeli rumah yang sangat mewah dan megah.
Bibi Mary sangat senang sekali. Kesombongannya pun semakin menjadi - jadi.
Punya rumah besar, mewah, megah dan memiliki mobil yang super mewah dengan harga termahal itulah yang diharapkan Bibinya.
Bibi Mary tidak mengetahui uang itu dari mana, bagi dia yang penting hidupnya enak dan kaya. Orang - orang akan lebih memandang Bibi Mary.
Selama ini mereka tinggal hanya dirumah sederhana, dengan fasilitas apa adanya. Jika turun hujan, rumah tua itu akan bocor. Dimana - mana ember akan ditata dengan rapinya untuk menampung air hujan.
Sofie hari ini tidak mengajar. Ia membantu Paman dan Bibinya untuk bebenah pindah. Jesi dan Jason sangat senang sekali, karena rumah mereka juga dilengkapi dengan fasilitas kolam renang.
Tak perlu lagi Sofie membawa anak - anak Bibinya ke kolam renang. Semua tampak bahagia kecuali Sofie. Ia masih menanyakan dari mana uang untuk membeli rumah sebesar itu.
Selama ini, jika Sofie meminjam uang Bibinya, Bibi Mary selalu mengatakan tidak ada uang. Begitu juga dengan Pamannya. Mereka tidak mau meminjamkan uangnya kepada Sofie.
Rumah itu amatlah besar. Sofie akan semakin lelah untuk membersihkan rumahnya. Bibi Mary tidak mau memakai jasa asisten rumah tangga. Rugi besar jika ia akan memakai tenaga seorang asisten rumah tangga. Karena didaerah mereka, jasa untuk seorang asisten rumah tangga sangatlah mahal.
Setelah beberes pindah, mereka duduk bersama. Saling bercerita satu sama lain. Jesi dan Jason sangat senang mereka berlari - lari menaiki anak tangga.
" Sofie, kamar kamu dibawah dekat dengan dapur ya , supaya kamu bisa lebih cepat untuk memasak makanan. Sebelum berangkat bekerja, kamu harus bersihkan rumah ini. Kamu harus masak makanan dan kamu juga harus mengantarkan anak - anak sekolah. Kamu paham ?" Kata Bibi Mary dengan lantangnya.
" Bi, bagaimana dengan pekerjaan saya? privat saya juga ?"
" Sofie, kalau kamu membantah perintah Bibi mu, silahkan kamu pergi dari sini. Paman tidak suka dengan orang yang suka membantah. Kamu itu sama seperti Ibu mu. Suka membantah." Kata pamannya pada Sofie.
Sofie hanya diam. Ia tidak bisa lagi berkata - kata. Ia menahan air matanya. Begitu teganya Paman dan Bibi Mary. Tak sedikit pun ada rasa kasihan padanya.
****
Pagi yang cerah, selesai mengantarkan anak - anak, Sofie pun melanjutkan pekerjaan rumah. Hari ini sudah ada satu jam Sofie terlambat untuk mengajar. Ia sudah pasrah kalau Kepala Sekolah akan menegurnya kembali.
Ia tetap saja pergi mengajar. Di tengah perjalanan, ia melihat mobil Pamannya. Mobil itu memasuki kawasan terlarang.
Ya, kata orang - orang, itu adalah kawasan terlarang.
Kawasan terlarang ini sudah banyak diketahui orang, tapi orang - orang tidak berani memasukinya, karena mereka tahu kawasan itu milik seorang mafia kejam. Bukan saja kejam, bahkan ia mau juga membunuh.
Sofie semakin curiga dengan pekerjaan Pamannya. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi bekerja. Ia menghubungi Kevin agar memberitahukan kepada Kepala Sekolah, bahwa ia ada urusan yang sangat penting.
Sofie mengikuti arah mobil itu. Dengan cepat berjalan, ia pun memasuki kawasan terlarang itu. Benar saja disana banyak mobil bermuatan besar.
..." Apa yang paman lakukan disini? siapa mereka - mereka itu semua ?" gumam Sofie....
Sofie melihat tempat itu dikelilingi tembok yang tinggi. Ia tak dapat masuk ke tempat itu. Ia mencari jalan agar bisa melihat tempat misterius itu.
Dekat dengan tempat itu, ada sebuah pohon besar. Sofie pun berniat memanjat pohon itu. Ia perlahan - lahan naik ke pohon itu.
Usaha tidak pernah menghianati hasil. Sofie berhasil memanjat pohon itu. Dan ia pun sangat terkejut dengan penampakan yang ia lihat.
Disana ada Paman, pria berkaca mata hitam itu dan masih banyak lagi para lelaki yang menurut Sofie sangat menyeramkan. Disana juga banyak truk - truk besar.
Sofie semakin penasaran apa sebenarnya yang terjadi. Sofie dengan sabar bertahan di atas pohon itu. Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat seorang pria bertubuh tinggi dan besar, membuka pintu belakang truk itu.
Ternyata isi dari truk itu adalah senjata dan peluru. Sofie masih penasaran apa yang sebenarnya mereka lakukan. Sofie mengambil ponselnya dan membidik tempat tersebut.
Ia melihat Pamannya dan beberapa orang menaiki mobil besar dan pergi dari tempat tersebut. Dan tiba - tiba saja, dahan yang dipijak Sofie patah.
......Krakkkk.......
dan Sofie pun jatuh ..
" Aduhhh....sakit.....!"
Sofie merintih kesakitan.
" Ada mata - mata Bos.." Kata salah satu lelaki disana.
" Tangkap dia, dan bawa kehadapan saya." Titah Shane.
Dua orang pria langsung pergi keluar melihat apa yang terjadi.
" Siapa kamu ?" Tanya pria bertubuh tinggi besar.
" Maaf, saya ga sengaja. Saya hanya...?" Jawab Sofie sambil mencoba berdiri karena ia terjatuh.
" Kamu mau mencuri ya? seret dia bawa kehadapan Bos sekarang juga." Perintah pria itu.
" Lepaskan saya." Kata Sofie sambil mencoba melawan beberapa pria asing itu.
" Kamu sudah berani masuk kawasan kami Nona, kamu harus bertemu dengan Bos kami." Kata pria itu lagi.
" Ga perlu saya bertemu dengan Bos kamu. Lepaskan saya."
" Tidak Nona, kamu harus ikut bersama kami."
" Tidak ...lepaskan saya..."
" Tidak Nona, kamu harus ikut. "
Ya, begitulah terus Sofie tidak mau ikut bersama mereka dan akhirnya Shane pun keluar.
" Lepaskan dia..!!" Perintah Shane
Semua menjadi hening ketika Bos mereka Shane Denaro mendekati Sofie.
" Kamu..? Kamu mau apa disini?" Tanya Shane menatap Sofie dengan tatapan yang tajam.
" Kamu pasti tahu siapa saya kan? ada urusan apa kamu sama Paman saya? kamu jangan macem -macem ya sama Paman saya, kamu bisa saya laporin ke Polisi. Kamu ngerti ? " Gertak Sofie dengan suaranya yang kuat.
Shane tersenyum. Pria tampan itu menatap dalam wajah cantik Sofie.
" Jadi kamu saudara Paman Sammy? hahahaha...ya ampun ternyata Paman Sammy mempunyai ponakan secantik kamu ya? " Kata Shane sambil memegang dagu Sofie.
" Lepaskan tangan kotor mu. Apa yang kamu lakukan dengan Paman saya?"
" Kerja. Kerja sama dengan Paman kamu. Paman kamu itu sama seperti saya juga."
" Saya ga sudi Paman saya makan dengan hasil uang haram kamu."
" Hahahaha...uang haram hahahah..... eh wanita sombong, Paman kamu itu uda lama kerja dengan saya, masa kamu ga tahu sih?"
" Saya ga perduli lama atau tidak, yang jelas kamu lepaskan Paman saya. Kalau kamu ga mau melepaskan Paman saya, saya lawan kamu. Paham ?? saya ga takut sama kamu. "
" Nona, tolong dikecilkan suaranya. Saya tidak ingin berdebat dengan kamu. Atau kamu mau peluru - peluru itu bersarang di tubuh kamu?"
" Saya ga takut ancaman kamu. Kamu orang jahat. Kamu penghasut Paman saya. Saya akan melaporkan kamu ke Polisi, ingat itu. Saya tidak main - main."
" Baiklah. Sekarang kamu pergi dari sini sebelum saya marah."
" Ingat tuan, saya akan laporkan ke Polisi atas pekerjaan mu. Selama ini Bibi dan anak - anaknya makan dari uang haram yang kamu berikan untuk Paman."
" Pergi sekarang juga Nona, sebelum saya marah."
" Manusia iblis, kamu penjahat."
Sofie pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Diperjalanan ia menangis. Akhirnya ia pun mengetahui kalau Pamannya mempunyai pekerjaan yang tidak halal.
Sofie ingin segera memberitahukan kepada Bibinya, bahwa pekerjaan Pamannya sebenarnya adalah ikut sindikat dalam penjualan senjata tajam secara ilegal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
lanjut
2022-11-18
0
💖syakilah💖
UP
2022-10-10
0
👑Meylani Putri Putti
semangat thor
2022-03-24
1