Deni membelokkan mobilnya ke parkiran kafe yang dituju. Meira tertegun mengamatii kafe itu.
“Gimana kamu suka?” Tanya Deni
“Sukaa.. suka sekali.” jawab Meira senang
“Kafe ini menawarkan dua pilihan, yaitu indoor dan outdoor, kamu mau pilih duduk di mana Mir?"
“Di dalam aja ya,”
Deni mengangguk, lalu masuk ke dalam kafe sambil menggandeng tangan Meira.
Begitu masuk ke dalam kafe, Meira langsung merasakan suasana minimalis dan nyaman yang sangat terasa, interior meja berbahan kayu metal dipadukan dengan sofa yang empuk, di tambah dengan ornamaen pot-pot berisi tanaman hijau, membuat suasan kafe menjadi asri.
“Kita duduk di sana aja ya,” Meira menunjuk ke sebuah sofa di dekat jendela kaca besar.
“Oke!” Deni mengangguk setuju.
Meira mengarahkan pandangan ke setiap sudut kafe.
“Tempatnya cozy, kita bakalan betah berlama-lama di sini.”
Deni tersenyum, lalu melambaikan tangannya memanggil waiter.
Seorang waiter bernama Fandy, datang menghampiri meja mereka, sambil membawa buku menu, lalu menyodorkan ke Meira dan Deni.
“Apa kabar mas? Lama nggak kelihatan?“ sapanya sopan pada Deni, lalu dia menganggukkan kepala pada Meira. Meirapun membalas sapaannya dengan anggukan.
“Coba kamu tebak, saya lagi sibuk apa?“ gurau Deni
Lalu Fandy melirik sebentar ke Meira yang sedang sibuk memilih menu, lalu menebak dengan suara pelan “Pacaran pasti.”
“Nah itu tahu….” seru Deni sambil mengangkat jari telunjuknya.
“Pantes lama banget nggak ke sini, kirain sudah lupa sama tempat ini,” gada Fandy.
Deni tertawa. “Sudah..sudah..Saya mau pesan menu seperti biasa, masih ingat kan?“
“Ingat banget mas, nasi goreng kepiting tidak pedas dan jus jeruk.“
“Betul.” Deni mengangguk.
“Kamu mau pesan apa Mir? “
“Sebentar…,” jawab Meira. Ia masih sibuk membolak-balik buku menu.
“Di sini yang recommended apa mas?“
“Chicken Maryland sama iga bakar madu mbak.“
“Oke, kalau gitu saya mau coba chicken Marylandnya, terus minumnya ice lecy tea, gulanya sedikit aja,”
“Baik mbak.”
“Ditunggu pesanannya,“ pamit Fandy
“Nggak pake lama ya,” seru Deni
“Siap!!” Fandy mengangkat jempol tangannya
“Memangnya seberapa sering dulu kamu datang ke sini?“ tanya Meira
“Yaahh, bisa tiga sampai empat kali dalam seminggu.“ jawab Deni
“Sama siapa?“ gurau Meira menyelidik.
Deni tersenyum mendengar pertanyaan Meira.
“Kadang sama teman kantor, seperti Andra, Seno, terkadang juga sama teman kuliahku Reno, semua kamu kenal kan?”
“Yang perempuan nggak ada?” Meira berusaha untuk mengorek.
“Nggak ada. Semua laki-laki“ jelas Deni.
“Sama teman perempuan juga nggak apa-apa kali,” canda Meira.
“Enggak beneran Mir, temanku yang sering datang ke sini bersamaku, semuanya laki-laki.” Jawab Deni serius.
“Dan baru kali ini aku mengajak teman wanita“ Ungkap Deni sambil mengangkat kedua alisnya
“Ah, yang bener“ goda Meira
“Bener dong, masak bohong, kalau nggak percaya, kamu bisa tanya ke Fandy, atau ke yang lain, mereka semua karyawan lama di sini.“
Meira tersenyum mendengar jawaban Deni.
“Kamu kalau ke sini biasanya ngapain Den?” Tanya Meira ingin tahu
“Kadang untuk meeting, kadang cuma buat ngobrol, ngopi atau ngumpul bareng teman-teman… Bisa juga untuk nobar (nonton bareng) kalau ada event besar sepakbola, seperti Piala Dunia atau Piala Eropa.“
“Tapi kalau sekarang……..," Deni menggantungkan kalimatnya
“Kalau sekarang apa?“ tanya Meira penasaran
Deni masih terdiam.
“Untuk apa Den?” Desak Meira
“Kalau sekarang aku datang ke sini untuk berkencan.” Deni mengedipkan matanya.
Meira tersipu malu mendengar jawaban Deni. Ia memandang keluar jendela.
“Pemandangan dari sini bagus banget.” ujar Meira mengalihkan pembicaraan.
“Ya.” Deni mengangguk
“Pas banget kita pilih duduk di sini, jadi bisa menikmati keindahan panorama senja,“ ucap Meira
“Untuk itu aku ajak kamu ke sini, karena aku yakin kamu pasti menyukainya.”
Meira tersenyum sambil memegang tangan Deni “Makasih, udah ngajakin aku ke tempat yang bagus.”
“Nggak usah berterima kasih, karena kamu layak mendapatkan itu,” jawab Deni sambil membalas memegang tangan Meira.
“Oh iya, ada yang mau aku tanyakan…..Kenapa kamu begitu menyukai senja Mir?“ tanya Deni
“Karena menurut aku momen senja adalah panorama yang paling indah, banyak orang berupaya untuk tidak melewatkan senja, karena konon katanya ketika senja datang, hati kita dipenuhi dengan romantisme.“ Meira tersenyum. Mata cantiknya hampir tak berkedip menikmati keindahan cakrawala berwarna jingga itu.
“Tapi sayangnya kehadiran senja cuma sesaat dan harus berganti dengan gelapnya malam.“ ujar Deni
“Meskipun singkat, tapi kehadirannya sangat istimewa kan” Meira meminta persetujuan
“Istimewa seperti kamu,” senyum Deni mengembang
“Seperti aku?” Tanya Meira
“Iya seperti kamu,” ucap Deni meyakinkan Meira
“Kehadiran kamu benar-benar istimewa, bisa menemukan kamu adalah suatu keberuntungan buatku. Aku, dulu tidak pernah berusaha untuk mencari cinta, karena aku tidak pernah merasakan keindahannya. Aku selalu berpikir kalau hubungan dalam hal percintaan bukanlah suatu keharusan, tapi bersama kamu, aku menemukan keindahan dan kebahagiaan.”
Mata Meira berkaca-kaca mendengar perkataan Deni barusan. Meira tertegun mendengarnya. Selama ini Deni memang sangat mencintainya, tapi baru kali ini Deni mengungkapkan perasaannya yang terdalam, sehingga membuat dirinya terharu.
Meira meraih tangan Deni, menggegamnya, lalu menghembuskan nafas penuh kebahagiaan.
Deni tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Meira, lalu ia berbisik “Tapi aku tidak ingin kehadiran kamu hanya sesaat seperti senja“
Meira menggelengkan kepala.
“Maaf menunggu agak lama,“ suara Fandy mengagetkan Meira dan Deni
“Ahhhh syukurlah, makanan sudah datang, kami lapar sekali,“ kata Meira
Fandy meletakkan makanan dan minuman pesanan mereka berdua di atas meja.
“Silahkan… sudah semua ya pesanannya,“
“Terima kasih,“ jawab Meira dan Deni bersamaan.
“Chicken Marylandnya tampak enak“ pekik Meira melihat hidangan di depannya.
Ayam goreng disajikan bersama kentang goreng, saus tar tar dan salad hasil rebusan, membuat Meira tidak sabar untuk menikmatinya.
“Nasi goreng kepitingnya juga enak Mir, nih kalau kamu mau coba.“ kata Deni sambil menyuapkan sesendok nasi goreng kepiting ke mulut Meira.
“Iya enak,” jawab Meira sambil mengunyah nasi goreng dalam mulutnya.
“Kamu mau lagi?“ tanya Deni
Meira menggeleng.
“Aku masih harus menghabiskan ini.“ Meira menunjuk chicken marylandnya.
“Oh ya Mir, hari Sabtu depan kamu ada acara nggak?“ tanya Deni.
“Enggak..emang ada apa?“ tanya Meira
Deni menunjukkan isi pesan di ponselnya pada Meira.
“Hari Sabtu depan teman kuliahku ada yang menikah, dan aku diundang, kalau kamu tidak ada acara, kamu temani aku ya Mir,“ pintanya.
Meira mengangguk sambil membaca undangan di ponsel Deni.
“Ini undangannya untuk acara yang malam hari ya?” Meira menunjuk jam yang tertulis di dalam undangan tersebut.
“Iya… jam malam memang diperuntukkan untuk teman-teman sekolah dan kuliah kedua pengantin. Sedangkan di jam sore untuk teman- teman kerja mereka, serta kerabat dari orang tua keduanya .” Jelas Deni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
KumiKimut
nyicil like n fav , semangat
2021-11-02
0
lina
next
2021-10-28
0
Irma Kirana
aku udah mampir kak 🤗🤗
2021-10-27
0