Part 4

'Jangan salahkan rasa, karena ia tumbuh tak sengaja. Inilah yang sedang kau rasa. Kekhawatiran yang tanpa sengaja menumbuhkan sesuatu di dalam hatimu'

Happy Reading

.

.

.

Hingga bruukkk.......

Resya menutup matanya rapat-rapat saat ia menabrak sesuatu.

"Kok gak sakit ya? Malah nyaman kek gini?" Batin Resya dan perlahan mulai membuka matanya. Dan yang ia lihat adalah dada bidang seseorang. Resya mendongak untuk melihat cowok yang sedang memeluknya ini. Dan...OMG!!! Napas Resya tercekat yang memandangi cowok yang tingginya menjulang di depannya ini. Dia Aldrian Gavin Syalendra cowok yang ia damba-dambakan. Resya terus memandang Aldrian sedangkan Aldrian hanya menampilkan muka flatnya. Hingga Aldrian melepaskan tangannya dari pinggang Resya.

"Sorry ya. Gue gak liat tadi. Jadi nabrak deh," ucap Resya yang hampir gugup sambil memperbaiki poninya dengan kaku.

"Iya." balas Aldrian singkat lalu keluar dari kelas itu.

"OMG!!! Mimpi apa gue semalem bisa dipeluk sama Al!" Jerit Resya sambil menepuk pipinya girang.

"Lebay lo makin hari makin parah aja deh Sya!" Sahut seorang cewek di kelas itu.

"Yeeee biarin bilang aja kalau lo irikan sama gue? Karena bisa dipeluk sama Al!" Teriak Resya keras.

"Btw tadi ada yang foto gak?" Sambung Resya.

"Foto? Emang lo artis? Pake foto-foto segala?" Celutuk Kenan.

"Iya dong harus foto, kan gue harus upload di instagram supaya dunia tau kalau seorang Resya yang cantik imut lucu dan menggemaskan ini sudah ada yang punya," cerocos Resya.

"Narsis lo kebangetan! Emang lo siapanya Aldrian? Pacar?" Ledek Ken.

"Calon pacarnya Aldrian," balas Resya yang lansung mendapatkan toyoran dari Ken.

"Apaan sih lo Ken pake toyor kepala gue segala? Sakit tau. Poni gue jadi rusak juga nih. Isshhh nyebelin!" Sebal Resya tapi Ken malah sengaja mengacak poni Resya.

"Sialan lo Ken!!" Teriak Resya sambil menaikkan jari tengahnya di depan muka Ken.

"Berisik!" Ucap Adeeva dengan datar.

"Heheehee Adeeva, guntingnya disimpan aja ya," ucap Resya sambil cengiran.

"Hai pacarnya Arsen," sapa Ken yang baru menyadari keberadaan Adeeva disitu.

"WHAT!!! LO PACARAN SAMA ARSEN?" Jerit Resya dengan muka syoknya.

"Ehhh ******! Kan lo yang upload foto mereka kemaren. Malah pake sok sok an gak tau lagi," ucap Ken dengan geleng-geleng kepala.

"Dengar ya semua. Gue sama sekali gak pacaran sama Arsen. Kalian semua salah paham. Itu semua gara-gara Resya," jelas Adeeva dengan jengah sambil memandang Resya tajam.

"Ya sorry Va, gue gak tau kalau pada mikirnya kek gitu" Ucap Resya minta maaf.

"Padahal gue gak nulis mereka pacaran. Gimana sih!" Cibir Resya tapi tidak ada yang mendengarnya.

"Yaudah gue maafin. Baek kan gue," balas Adeeva dan kembali ke tempat duduknya yang membuat Resya bernafas lega. Poninya selamat.

"Ken lo ngapain ke kelas gue? Mau nyariin Arsen? Arsennya belum datang," ucap Resya.

"Siapa juga yang nyariin Arsen," balas Ken.

"Teruss? Lo ngapain?" Tanya Resya heran.

"Makanya jangan nyerocos mulu," balas Ken sambil menarik bibir Resya yang langsung dapat tabokan dari Resya.

"Tadi gue sama Al disuruh bawa buku ke kelas lo," sambung Ken.

"Ohhh gitu yaa......yaudah sana...ngapain masih disini..hushh huussshhhh!" Usir Resya. Ken pun beranjak keluar, tapi sebelum itu Ken mengacak poni Resya yang membuat Resya kesal.

"Hobi banget sih tuh anak bikin gue kesel!" Omel Resya sambil duduk di samping Adeeva.

"Sya! Ken itu teman lo juga ya?" Tanya Adeeva.

"Iya. Temen gue sama Arsen. Sebenernya masih ada satu lagi tapi dia lagi ngunjungin neneknya yang lagi sakit. Kalau udah masuk sekolah gue kenalin deh."

"Iya." balas Adeeva sambil memandang pintu.

"Kok Arsen belum datang ya?" Batin Adeeva.

***

Bel istirahat berbunyi.

"Kuyy kantin!" Ajak Resya

"Gak dehh gue mau keliling sekolah aja," tolak Adeeva.

"Mau gue temenin?" Tawar Resya.

"Gak usah.Lo ke kantin aja."

"Yaudah bye!"

"Bye."

Adeeva pun keluar kelas dan mulai keliling sekolah. Dan terakhir tempat yang Adeeva yang di datanginya adalah rooftop. Adeeva membuka pintu rooftop dengan pelan.

"Wow indah banget," batin Adeeva menatap takjub pemandangan kota di depannya. Namun tiba-tiba ia mendengar suara. Dan Adeeva pun mendapati seorang cowok yang sedang duduk di pinggir rooftop membelakanginya. Adeeva pun melangkah mendekati cowok itu. Ketika jaraknya sudah dekat cowok itu tiba-tiba berdiri dan berbalik. Sontak keduanya sama-sama kaget.

"Arsen." gumam Adeeva dengan mata terpaku ke arah tangan Arsen yang terdapat sebatang rokok tinggal setengah yang menyala. Langsung saja Arsen membuang rokoknya dan menginjaknya hingga mati. Lama mereka terdiam akhirnya Adeeva memecahkan keheningan itu.

"Lo ngerokok?" Tanya Adeeva.

"Seperti yang lo liat?" jawab Arsen enteng dengan muka datarnya.

"Kenapa lo ngerokok? Di sekolah pula."

"Bukan urusan lo!" Desis Arsen dan berlalu dari hadapan Adeeva. Tapi belum sampai di pintu, Adeeva berteriak yang menghentikan langkah Arsen.

"Iya, emang bukan urusan gue. Tapi gue khawatir sama lo gue peduli sama lo. Lo tau kan kalau ngerokok itu berbahaya! Lo itu tiap minggu 2 kali belajar biologi, masa gak ada gitu yang nyanto di otak lo kalau ngerokok itu gak baik buat tubuh!" Teriak Adeeva dengan napas memburu.

"Lo gak ikut belajar cuman buat ngerokok disini? Apa itu berguna? Orang tua lo udah susah-susah biayain lo sekolah tapi lo malah kek gini. Harusnya lo sekolah yang bener jangan bolos, biar orang tua lo bisa bangga nantinya," sambung Adeeva yang sedang berdiri di belakang Arsen.

"Gak usah sok tau. Lo gak ngerti apa yang gue rasain dan buat gue kek gini. Dan berhenti khawatir ataupun peduli sama gue!" Ucap Arsen dan melanjutkan langkahnya meninggalkan Adeeva di rooftop sendirian.

"Apa salah kalau gue peduli sama lo?" Batin Adeeva.

***

Kelas 11 Ipa 2 sedang free dan Adeeva memanfaatkan waktu itu untuk ke taman. Entah kenapa ia selalu kepikiran tentang Arsen. Ada sesuatu yang di sembunyiin cowok itu yang ditutupi dengan tingkah konyol seakan tidak ada beban.

"Otak gue udah error kayaknya," gumam Adeeva sambil memukul-mukul kecil kepalanya.

"Hai Adeeva," sapa Fandi yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya.

"Hai," balas Adeeva sambil bergeser agak menjauh dari Fandi.

"Luka lo udah sembuh?" Tanya Fandi.

"Iya udah sembuh. Lo sejak kapan duduk disitu?"

"Sejak lo ngelamun yang entah ngelamungin apa," jawab Fandi dengan senyum kecilnya.

"Mmm itu. Sorry ya kalau ganggu privasi lo. Gue mau nanya, apa bener lo beneran pacaran sama si Arsen?" Tanya Fandi dengan nada yang tak suka? atau pendengaran Adeeva yang bermasalah? Entahlah.

"Nggak. Gue nggak pacaran sama Arsen. Emang kenapa?" Tanya balik Adeeva.

"Syukur dehh kalau lo nggak pacaran sama Arsen. Ntar lo imut terjerumus dalam hal yang gak baik seperti Arsen."

"Maksudnya? Gue nggak ngerti."

"Lo tau kan kalau Arsen itu berandalan? Nakal? Kelakuan dia itu gak ada yang bener. Masih mending kalau dia pintar. Tapi apa? Dia itu bodoh. Udah gitu dia kalau di luar sekolah suka banget mainin cewek," cerita Fandi.

"Masa sih?" Ucap Adeeva merasa tidak percaya.

"Pokoknya gitu. Kalau lo gak percaya gpp," ucap Fandi sambil menatap Adeeva yang membuat Adeeva risih.

"Gue ke kelas gue dulu ya. Bye Fandi," pamit Adeeva dan berlalu dari hadapan Fandi tanpa menunggu balasan dari Fandi.

***

"Apa iya Arsen emang kek gitu? Tapi kok gue ragu ya. Tadi Fandi terkesan kayak jelek-jelekin Arsen. Tapi gunanya apa coba," batin Adeeva

"Wooooiiiiyyyyy!" Teriak Resya sambil menabok Adeeva.

"Paan sih pake nabok gue segala gak pake perasaan banget sih!" Kesal Adeeva.

"Iya lah gak pake perasaan ntar lo baper lagi," balas Resya dengan tawa yang menggelegar.

"Najisss!" Desis Adeeva menatap Resya jijik.

"Canda kali, lagian lo ngapain sih ngelamun mulu dari tadi?" Ucap Resya.

"Gpp.......... eh mau nanya dong," ucap Adeeva.

"Satu pertanyaan 100k," canda Resya.

"Gak jadi deh."

"Canda kali. Mau nanya apaan?"

"Arsen kan bad boy ya? Dia ngerokok gak sih?" Tanya Adeeva pelan.

"Selama gue kenal sama Arsen gue nggak pernah ngeliat dia ngerokok, emang kenapa sih?" Balas Resya.

"Ya gpp cuman nanya aja. Hmm. Kalau cewek?" Tanya Adeeva lagi.

"Nahh sama. Selama gue kenal sama Arsen gue gak pernah liat dia dekat ama cewek. Lo suka ya sama Arsen," goda Resya.

"Nggak ya," balas Adeeva melihat ke arah pintu dan bertepatan dengan itu Arsen masuk ke dalam ke kelas. Dan mata mereka kembali bertemu tapi Arsen langsung memalingkan wajahnya dan melangkah menuju ke bangkunya.

"Segitu marahnya lo sama gue. Sampai-sampai natap gue pun lo gak mau," batin Adeeva merasa sedih.

***

Hari-hari berlalu tapi keduanya masih saling mendiamkan. Entah kenapa Adeeva merasa.......entahlah. Padahal menurut Adeeva itu cuman sepele. Dan gak perlu ngejauh dari dia. Memang sifat Arsen kepadanya datar tapi sama yang lain? Arsen seperti biasanya. Huufffttt Adeeva bingung sekarang, ucapan Fandi padanya tempo hari masih terngiang-ngiang di kepalanya membuatnya pusing saja. Adeeva terus melangkah dengan tatapan kosong hingga ia tak menyadari bahwa ada bola yang melesat ke arahnya hingga mengenai kepalanya. Sebelum matanya terpejam, Adeeva sempat melihat Arsen yang berdiri terpaku di lapangan futsal. Hingga semuanya gelap.. Adeeva pingsan.

***

Adeeva meringis sambil memegang kepalanya.

"Adeeva lo nggak papa?" Tanya Fandi.

"Gpp kok," jawab Adeeva dan berusaha turun dari bangsal.

"Lo mau kemana? Istirahat aja dulu," tahan Fandi.

"Gue mau ke kelas," balas Adeeva masih berusaha turun.

"Ini semua gara-gara si bernadal itu!" Geram Fandi.

"Maksud lo?" Tanya Adeeva heran.

"Yang nendang bola hingga kena kepala lo itu Arsen," ungkap Fandi yang membuat Adeeva mematung seketika.

"Makasih udah nemenin gue tadi, gue pergi dulu," pamit Adeeva dan keluar dari uks meninggalkan Fandi yang menggeram kesal kepadanya tanpa ia ketahui.

***

Satu tujuan Adeeva saat ini. Yaitu rooftop. Adeeva membuka pintu rooftop dan melangkah hingga sampai tepat di belakang Arsen yang sedang berdiri dan menunduk di pinggir rooftop.

"Arsen," panggil Adeeva tapi Arsen tetap menunduk menghiraukan panggilan Adeeva.

"Lo kalau marah sama gue bilang. Gak perlu ngajuhin gue apa lagi buat gue celaka! Jangan kekanak-kanakan gini! Pengecut!" Jerit Adeeva dengan napas terengah-engah tapi Arsen masih diam membuat Adeeva sangat geram.

"ARSEN!!!" panggil Adeeva (lagi) sambil membalikkan badan Arsen. Adeeva langsung membulatkan matanya kaget melihat Arsen yang.......

-TBC-

Hai hai haiiii

Jangan lupa like and comment ya gaessss

Terpopuler

Comments

moemoe

moemoe

bonyok

2020-07-15

0

Titik Widiawati

Titik Widiawati

ini sifatnya adeva n arsen sebenarnya gmn sih thor?

2020-05-26

2

noname

noname

arsen:")

2020-05-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!