NovelToon NovelToon

(Not) A Perfect Boy

Part 1

'Kesialan yang membawa menuju cinta'

Happy Reading

.

.

.

Terlihat seorang siswi SMA turun terburu buru dari angkot.

"Tuh kan Bang dibilangin cepet ehh malah nikung sana nikung sini," ocehnya pada supir angkot sambil mengeluarkan uang 5000 dari sakunya. Sementara tak jauh dari sana, terdapat mobil yang melaju agak cepat. Dan mobil itu melewati genangan air yang ada di sampingnya dan tentu saja air menciprat di wajahnya masih mending seragamnya hanya terkena sedikit.

"Ya ampun untung aja baju gue kena cipratnya cuman dikit. Tapi muka gue? Astagaaaaa!" Cerocos gadis itu sambil mengusap wajahnya yang terkena cipratan air. Penghuni mobil pun keluar dengan cepat saat melihat seseorang yang terkena cipratan genangan air karenanya.

"Sorry sorry tadi gue buru buru banget. Aduhhh muka lo kotor banget lagi!" Ucap gadis yang keluar dari mobil tadi.

"Ehhh bentar ya. Gue ada tissu. Gue ambil dulu di mobil," sambungnya dan tanpa menunggu jawaban ia langsung ke mobilnya mengambil tissu. Hanya beberapa detik saja ia sudah kembali sambil bawa tissu basah.

"Nihhh tissunya. Sekali lagi maaf ya," ucapnya sambil memberikan tissu itu.

"Iya gak papa. Makasih tissunya." sambil menerima tissu itu.

"Ehhh lo anak baru ya?" Tanya gadis pemilik mobil sambil memandangi gadis di depannya yang memakai seragam yang sama dengannya.

"Iya, hari ini pertama gue sekolah disini."

"Hai. Kenalin nama gue Resya Anandita panggil aja Resya. Kalau lo?" Sapa Resya sambil mengulurkan tangannya.

"Iya. Gue Adeeva Quanecia panggil aja Adeeva," balas Adeeva.

"Ehhh lo 'kan murid baru disini. Pasti lo belum tau kan ruang kepsek dimana? Yukkk gue anterin," ajak Resya sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7.26.

"Gak ngerepotin nih?" Adeeva merasa tidak enak.

"Ya nggak lah. Anggap aja ini perminta maaf gue karena udah buat muka lo keciprat air tadi dan juga gue punya alasan gue telat hari ini. Hehehe," balas Resya dengan tawa kecilnya sambil memperbaiki poninya.

"Yaudah ayukk," balas Adeeva menyetujuinya.

"Tapi gue parkirin mobil gue dulu ya. Bentar." Belum sempat Adeeva membalas tapi Resya sudah ngacir ke mobilnya. Bener-bener tuh anak. Pecicilan. Pikir Adeeva sambil senyum tipis. Tak lama, Resya sudah ada di depannya.

"Udah?" Tanya Adeeva.

"Udah. Kuyy," balas Resya sambil menarik tangan Adeeva menuju ruang kepsek.

Sesampainya di depan pintu ruang kepsek.

"Ini ruang kepseknya. Kalau gitu gue ke kelas gue dulu ya," pamit Resya kepada Adeeva.

"Iya makasih," balas Adeeva sambil menatap Resya yang sudah berjalan menjauh tapi tiba tiba Resya berhenti dan berbalik kearahnya.

"Ada apa?" Tanya Adeeva.

"Lo jurusan apa?"

"Ipa."

"Ok. Semoga kita sekelas ya. Byeeee," pamit Resya (lagi) lalu berbalik dan berlari. Adeeva pun akhirnya masuk ke ruang kepsek dan tak lama kemudian dia keluar.

"Aduuhhh 11 Ipa 2 dimana lagi? Mana nih sekolah luas banget lagi. Huufffttt! Tadi kata pak kepsek sihh dari sini lurus................ terus belok kiri...................... abis itu belok kanan........... kelas kedua dari sini...berarti--" sambil bergumam dan akhirnya Adeeva sampai di depan kelas 11 Ipa 2. Ia pun mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh guru yang mengajar. Adeeva pun masuk ke dalam kelas dan tak sengaja ia melihat Resya yang sedang melambaikan tangan kepadanya yang ia balas dengan senyum. Setelah itu ia melihat Resya (lagi) yang sedang mengusir teman sebangkunya.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap guru matematika yang dikenal dengan nama Pak Rinto.

"Haiii semuanya perkenalkan nama Saya Adeeva Quanecia biasa di panggil Adeeva. Saya pindahan dari Makassar. Semoga kita dapat berteman dengan baik. Makasih," ucap Adeeva memperkenalkan diri.

"Baik Adeeva kamu duduk di kursi yang kosong," ucap Pak Rinto. Dan Adeeva pun segera ke samping Resya yang kosong. Dan tepat saat Adeeva duduk tiba-tiba pintu kelas terbuka dengan kasar.

"Astagfirullah! Kamu mau buat bapak jantungan? Ngagetin Bapak!" Kaget Pak Rinto sambil mengelus dadanya.

"Ya bagus dong kan kalau bapak sakit gak ada yang ngajar matematika *ehhhh 'upppssss! Canda Pak," ucap Cowok dengan rambut yang acak acakan, seragam yang jauh dari kata rapi.

"ARSENIO JUVENAL CANDRAKANTA!!!!!" geram pak Rinto

"Iya pak saya disini." jawab cowok tadi yang bernama Arsen.

"Kamu tau sekarang jam berapa?" Tanya pak Rinto masih dengan wajah geramnya.

"Wahhh gak tau nih Pak. Saya lupa pakai jam tangan. WOIIIYYYY SYAAA JAMBER?" Ucap Arsen yang diakhiri dengan teriakan.

"Udah jam 7.46, Sen!" Balas Resya dengan teriak juga.

"Jam 7.46 katanya Pak,"ucap Arsen dengan watadosnya.

"Terus kamu ngapain disini?" Tanya Pak Rinto.

"Lah Bapak sendiri ngapain disini?" Tanya Arsen balik.

"Ya jelas bapak mau mengajar disini. **** kok dipelihara!" Ucap Pak Rinto sambil geleng-geleng kepala.

"Nahhh -sambil mengacungkan jari telunjuknya- sama Pak, kan Bapak Guru, jadi bapak disini mau ngajar sedangkan saya kan siswa jadi saya disini mau belajar. **** kok dipelihara!" Balas Arsen sambil geleng-geleng kepala dengan muka sok seriusnya. Dan sontak saja 1 kelas langsung riuh dengan tawa. Apalagi Resya ia tertawa dengan sangat kencang sampai memukul meja.

"DIAMMMMM!!" Teriak pak Rinto yang langsung membuat kelas hening seketika. Kecuali Resya yang masih terkikik tapi menutupi mukanya dengan buku di depannya.

"Arsen," panggil Pak Rinto.

"Ya pak Saya masih disini," balas Arsen masih dengan watadosnya.

"Kamu sudah tau kan sekarang jam berapa? Yang artinya kamu sudah telat. Jadi sekarang KAMU KELUAR DARI KELAS INI!!!"

"Yaa ampun Pak gak usah teriak juga kalee. Bisa budek kuping Saya pak kayak pak Maman," ucap Arsen sambil mengusap kedua telinganya.

"Kamu itu kapan berubahnya? Gak ada sopan santunnya sama guru, suka telat, ngatain guru," ucap pak Rinto sambil geleng-geleng kepala.

"Sampai saya jadian sama Ariana Grande pak!" Jawab Arsen dengan watadosnya yang langsung saja mendapat lemparan spidol dari pak Rinto.

"Wadauuuuwww sakit pak!"

"KELUAR!"

"Nihhh pak saya kembaliin spidolnya. Masih baru nihhh pak," Arsen memberikan spidol pada pak Rinto dan pak Rinto mengambil spidol dari tangan Arsen dengan kasar dan nafas yang masih memburu. Dan saat Arsen akan berbalik mata hitam kelamnya bertemu dengan mata hazel Adeeva.

"Indah," batin Arsen.

"Ngapain malah bengong? Cepat keluar!" Bentak Pak Rinto yang mengagetkan Arsen hingga tatapan Arsen dan Adeeva terputus.

"Ya ampun Pak kan Saya udah bilang tadi. Gak usah teriakkk. Ini Saya juga mau keluar," protes Arsen lalu berbalik untuk keluar kelas. Belum sampai pintu Arsen sempat menengok ke arah Adeeva sebentar.

"Ganggu aja tuh Pak kribo, lagi nikmatin ciptaan Tuhan juga," gumam Arsen kesal.

"Cuman dia yang bisa bikin Saya naik darah. Jangan sampai ada yang seperti Arsen. Mengerti?" Ucap Pak Rinto.

"Ngerti Pak," jawab semuanya serentak.

Sementara itu, Adeeva yang tadi bersitatap dengan Aesen entah mengapa merasakan janfungnya dag dig dug serrrr gimana gitu.

"Kok gue deg degan ditatap sama dia ya? Gak mungkin gue suka sama dia. Gak mungkin" Batin Adeeva sambil geleng-geleng kepala.

"Lo kenapa geleng-geleng kepala gitu?" Tanya Resya heran.

"Hah? Gpp," jawab Adeeva.

"Btw lo kayaknya akrab ya sama cowok tadi, cowok lo ya?" Tanya Adeeva balik dan sontak saja Resya tertawa kencang.

"Hemm. Resya Anandita Atmaja kenapa kamu ketawa? Memangnya ada yang lucu. Ohh atau kamu mau nyusul teman kamu itu keluar?" Sembur Pak Rinto.

"Maaf Pak!" Ringis Resya dengan senyum kikuknya.

"Sorry ya," bisik Adeeva merasa tak enak pada Resya karena gara-gara dia Resya jadi di marahi guru *ehh tapi salah Resya juga kan ya? Siapa suruh ketawa.

"Gpp kok. Ntar kita lanjut ceritanya pas istirahat. Ok," balas Resya sambil mengedipkan mata kanannya pada Adeeva.

***

"Va, ke kantin yuk!" Ajak Resya sambil ngaca di layar ponselnya.

"Mmmm gimana ya."

"Udah ayo daripada lo sendirian di kelas." sambil menarik tangan Adeeva.

"Yaudah deh," pasrah Adeeva.

"Nahh gitu dong," ucap Resya dengan girang.

"Ehh Sya tadi kata lo mau cerita."

"Ohh itu. Jadi gue sama Arsen itu temenan sejak masuk SMA sebenernya kita berempat tapi yang dua beda kelas. Dan gue sama sekali dan gak akan pacaran sama Arsen," tegas Resya.

"Ohhh jadi gitu," balas Adeeva.

"Emang kenapa? Jangan-jangan lo suka ya sama Arsen?" Goda Resya menaik turunkan alisnya.

"Nggak. Gue cuman penasaran aja."

"Menurut lo Arsen itu gimana?"

"Bad boy, maybe," jawab Adeeva dengan muka kayak gak suka gitu.

"Bad boy itu keren tau, kayak novel novel gitu,"

"Kalau menurut lo keren, kenapa gk pacaran aja sama Arsen?"

"Kan gue udah bilang tadi. Gak akan. Lagian ya ada untungnya kalau Arsen buat kacau di kelas."

"Apa?" Tanya Adeeva heran.

"Karena pelajaran pasti tertunda karena gurunya lagi sibuk sama Arsen," jawab Resya cekikikan.

"Iyain aja dah biar seneng," balas Adeeva dengan lesu sedangkan Resya masih nyerocos hingga mereka sampai dikantin.

***

Pulang sekolah Adeeva berencana akan pulang dengan naik bis. Ya. Karena Adeeva masih kesal naik angkot yadi pagi. Setelah membereskan buku-bukunya. Ia pun segera keluar kelas. Sebenarnya tadi Resya mengajaknya pulang bersama tapi ia menolak karena merasa tidak enak. Meskipun Adeeva dan Resya sudah sangat akrab tapi tetap saja mereka baru saja kenal dan tentu saja Adeeva tidak mau merepotkan orang yang baru kenal bukan?

Mau berteman dengannya saja Adeeva merasa senang. Dan semua pemikirannya tentang sekilah baru pasti ia akan di bully, dikerjain, atau apakah. Itu tidak benar. Nyatanya teman-teman dikelasnya baik, humble. Yaa meskipun ada beberapa yang agak cuek. Dan seketika ia langsung teringat sama Arsen.Saat menatap mata cowok itu, ia merasa familiar namun asing. Mungkin cuma perasaannya saja. Mana pernah ia ketemu sama Arsen (?) Pindah ke Jakarta aja baru kemarin, sekolahnya baru tadi. IMPOSIBLE menurutnya. Masih dengan pemikirannya itu, ia sampai tidak sadar kalau ada motor yang melaju dengan kencang hingga menyerempet badannya hingga ia terjatuh di aspal jalanan.

"Aduuhhh sakit banget," ringis Adeeva memegang sikunya yang berdarah. Adeeva pun berusaha berdiri namun susah. Ternyata lututnya ikut terluka.

"Sial banget sih gue hari ini. Tadi pagi keciprat air sekarang keserempet motor," gerutu Adeeva. Sambil membersihkan roknya tiba-tiba ada sepasang sepatu di depannya dan tangan yang terulur. Adeeva mendongak untuk melihat siapa yang ada di depannya ini. Dan ternyata dia...

TO BE CONTINUE

Hai gaessss ini adalah karya pertama Aku. Jadi maaf kalau ceritanya gak menarik. Tapi Aku akan terus berusaha buat semenarik mungkin. Makanya kritik dan saran kalian sangat di perlukan. Jangan lupa kasih like yaa. Caranya gampang kok. Tinggal pencet aja di bawah🤗. Tapi kalau gk mau gak usah. Jangan di paksain karena author tau kok kalau sesuatu yang di pakasain itu gak enak'sakit.😂😂😂

See u next part.😗

Part 2

'Kebahagiaan dapat kita peroleh dari hal-hal sepele. Salah satunya dari seorang teman yang kocak.Tak hanya ada ketika kita bahagia, tapi juga saat kita berada di titik sulit sekalipun dia selalu menenangkan. Saat kita sedih dia selalu ada menghibur'

Typo bertebaran...

Happy reading

.

.

.

Dan ternyata orang yang berdiri di depannya ini adalah Fandi. Salah satu siswa populer di sekolah barunya. Nama lengkapnya Muhammad Affandi Nugraha. Kelas 11 Ipa 1, tinggi, ganteng, manis, pintar, merupakan ketua osis dan jangan lupa..tajir. Idaman banget kan? Begitu kata Resya tadi kepadanya.

"Hei!" Panggil Fandi dengan kikuk karena Adeeva memandangnya dari tadi.

"Ehh sorry," ringis Adeeva malu sambil menunduk.

"Lo mau duduk mulu disitu? Gak mau berdiri?" Tanya Fandi dengan masih mengulurkan tangannya pada Adeeva.

"Hah?" Cengo Adeeva yang langsung saja membuat Fandi tertawa.

"Lucu banget sihh. Ayoo gue bantuin berdiri," ucap Fandi masih dengan tawa kecilnya. Adeeva pun akhirnya membalas uluran tangan Fandi dan beruaha berdiri.

"Bisa jalan gak?" Tanya Fandi yang dibalas anggukan oleh Adeeva. Adeeva pun mencoba berjalan tapi lututnya masih sakit hingga membuatnya hampir terjatuh tapi untung saja ada Fandi yang menahan bahunya.

"Gue bantuin. Emang lo mau kemana?"

"Gue mau ke halte sana nungguin bis."

"Gue aja yang nganterin lo pulang, tapi sebelum itu kita obatin dulu luka lo," ucap Fandi lalu membantu Adeeva berjalan ke arah mobilnya dengan merangkul bahu Adeeva.

"Gak usah, gue pulang sendiri aja, gue gak papa cuman luka kecil ini, makasih udah bantu," tolak Adeeva.

"Luka kecil lo bilang? Jalan aja gak mampu. Udah masuk!" Tegas Fandi sambil membukakan pintu mobil untuk Adeeva.

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian, ayo masuk!" Perintah Fandi tak terbantahkan. Dan akhirnya Adeeva pun masuk ke dalam mobil Fandi. Lalu Fandi mengitari mobilnya dan masuk di samping Adeeva.

"Gue obatin dulu luka lo," ucap Fandi sambil mengeluarkan kotak p3k nya.

"Gak usah, gue bisa kok obatin sendiri di rumah,"tolak Adeeva halus.

"Kelamaan kalau di rumah, ntar infeksi lagi."

"Gak usah. Gue gak enak banget sama lo. Lo itu udah baik banget loh sama gue. Dan juga kita belum kenal kan?"

"Yaampun gak usah merasa gak enak gitu. Sesama manusia kan emang harus saling tolong menolong. Yaaa kecuali kalau lo bukan manusia. Dan kenalin nama gue Fandi kalau lo?"

"Adeeva."

"Nah udah kenal kan? Sini gue obatin luka lo."

Dan Fandi pun mengobati luka Adeeva dengan sangat hati-hati hingga selesai .

"Udah," ucap Fandi lalu menyimpan kembali kotak p3k nya.

"Makasih ya," ucap Adeeva tulus ďengan senyum yang menghiasi bibirnya.

"Sama-sama. Alamat rumah lo?" Tanya Fandi.

"Di jalan xxx."

"Ok." Fandi pun melajukan mobilnya. Dan yang tak mereka sadari, sejak tadi mereka diperhatikan oleh seseorang yang sedang duduk di atas motornya. Dialah orang yang tak sengaja menyerempet Adeeva.

"Baru aja gue mau minta maaf. Tapi yaudahlah," gumam orang itu lalu melajukan motornya segera.

***

"Mampir dulu Fan," ajak Adeeva.

"Lain kali aja ya, soalnya gue ada urusan setelah ini."

"Yaudah bye."

"Mau dibantuin?"

"Gak usah, udah mendingan kok. Sekali lagi makasih ya."

"Iya."

Adeeva pun keluar dari mobil dan berjalan tertatih-tatih masuk ke rumahnya. Di ruang tamu, Adeeva terdiam memandangi sekeliling rumahnya yang sepi ini. Ibunya memang belum pulang dari dari kantor tempatnya bekerja. Sedih? Sudah pasti. Ia sedih melihat ibunya yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Adeeva bertekat akan bersekolah sungguh-sungguh hingga ia bisa jadi orang yang sukses di masa depan hingga mengurangi beban ibunya. Karena ibunya sudah lama menderita.

Lamunan Adeeva terhenti ketika hp disakunya berbunyi.

Resya calling......

Via telpon

"Ya halo."

"Va jalan yuk!"

"Gak deh Sya, lutut sama siku gue sakit."

"WHAT!!! Kok bisa?"

"SIAPA YANG NYEREMPET ELO VA BILANG SAMA GUE BIAR GUE HAJAR TUH ORANG!" Teriak Resya yang membuat Adeeva segera menjauhkan hp dari telinganya.

"Gak tau Sya," balas Adeeva sambil mengusap kupingnya.

"Alamat lo dimana?"

"Di jalan xxx."

"Ok gue kesana."

Klikk... (telepon terputus)

"Ehh dasar nih anak belum dijawab malah langsung matiin," omel Adeeva lalu ke kamarnya untuk ganti baju. Dan satu masalah lagi, kamarnya berada di lantai atas yang artinya harus naik tangga. *huufffftttt......dengan susah payah Adeeva naik ke kamarnya untuk ganti baju meskipun dengan waktu yang lama. Setelah itu, Adeeva kembali turun ke bawah untuk memasak mie instan untuk ia makan. Baru saja ia sampai di bawah, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.

"Sebentar!" Adeeva masih dengan tertatih berjalan untuk membuka pintu.

*ceklekkk

"Hai Adeeva!!!" Sapa Resya.

"Hai Sya, yukk masuk."

"Kasian banget sih lo. Gue bantuin ya. Siapa sih yang bikin lo kek gini? Awas aja kalau ketemu gue gibeng tuhh orang!" Omel Resya.

"Udahh gue gpp kok cuma luka kecil."

"Gpp lo bilang? Hellooowww lo jalan aja pincang bilang gpp?" Teriak Resya.

"Lo bawel banget sih sama aja kayak Fandi," ujar Adeeva dengan muka manyunnya.

"Wait! Wait!! Fandi? Fandi anak ipa 1 itu?" Kaget Resya.

"Iya," jawab Resya dengan kikuk.

"Kenapa sih liatin gue gitu amat?" Sambung Adeeva.

"Kok bisa? Ceritain cepet!" Ucap Resya dengan histeris.Dan mengalirlah cerita Adeeva.

"Gitu," ucap Adeeva mengakhiri ceritanya.

"So sweet. Beruntung banget sih lo Va. Baru aja lo sekolah disini tapi udah diperlakuin romantis sama cogan. Kan jadi pengen juga," ucap Resya sambil menopang dagu dengan tangannya dan jangan lupakan dengan mupeng nya (muka pengen).

"Paan sih. Justru gue ngerasa gak enak sama Fandi. Dia udah baik banget sama gue," jelas Adeeva. Resya hanya me-roll eyes lalu berkata

"Ngapain harus ngerasa gak enak? Kan dia nawarin.*ehh atau jangan-jangan dia suka sama lo," tebak Resya sambil menarik turunkan alisnya menggoda.

"IMPOSIBLE!!! Ketemunya aja baru tadi, ngaco lo!" Balas Adeeva tidak percaya.

"Bisa aja kan dia love at first sight sama lo," ucap Resya.

"Dan kalaupun iya, gue gak suka sama dia!" Tegas Adeeva.

"Bener nih? Kalau gitu buat gue aja dehh," Ucap Resya.

"Yaudah sana gebet!" Ujar Adeeva sambil tertawa.

"Ehhh gak jadi dehh," ucap Resya tiba-tiba.

"Lohhh? Kenapa gak jadi?" Tanya Adeeva heran.

"Karena gue lebih suka sama cowok lain di kelasnya," jelas Resya sambil senyam senyum menatap Adeeva.

"Siapa? Bukannya kata lo Fandi itu udah perfect? Pacarable banget? Seberapa perfectnya sihh tuh cowok sampai-sampai buat seorang Resya Anandita klepek-klepek."

"Rahasia! Lagian ya gue masih tahap tertarik bukan suka!" Ujar Resya.

"Jelasin ciri-cirinya," pinta Adeeva.

"Tingginya 183 cm, tinggi banget kan? Putih. Pintar dia itu juara umum 1. Rambutnya brown. Apa lagi rahangnya itu lohh tegas banget. Teruss matanya yang warna coklat  kalau natap tuh tajem banget langsung nyessss sampai ke hati. Aduhhh rasanya gue sesak nafas ngebayanginnya!" Cerita Resya dengan senyum yang terus mengembang dari tadi .

"Lebay deh!" Ejek Adeeva.

"Ihh beneran tau, dan dia itu dingin banget orangnya. Bahkan dia pernah ditawarin jadi ketua osis sama guru tapi dia nggak mau malah langsung pergi dari ruang guru. Dan selama gue sekolah di Sylnd High School gue belum pernah liat dia senyumin gue. Duhh gimana ya kalau dia senyumin gue? Bisa melting gue," ucap Resya sambil menopang dagunya.

"Lebay banget sih lo, lagian cowok dingin gitu lo--"

"Heii cowok dingin, cuek, tapi tampannya kebangetan itu cowok novel banget tau!" Potong Resya sambil menunjuk Adeeva.

"Kebanyakan baca novel lo sampai-sampai bawa ke realita," ucap Adeeva yang hanya dibalas cengiran oleh Resya.

"Gue mau masak dulu ya," pamit Adeeva mau ke dapur.

"Ehhh gak usah masak, tadi sebelum kesini gue beli makanan. OMG gara-gara kebanyakan cerita nihh jadi lupa," ucap Resya. Mereka pun makan bersama. Setelah itu mereka lanjut bercerita hingga pada akhirnya Resya pamit untuk pulang.

Meskipun ia berpikir bahwa hari ini adalah hari yang buruk baginya, tapi setidaknya ada teman yang membuatnya melupakan hari buruk itu. Walaupun baru kenal tadi tapi mereka sudah seperti keluarga.

***

Adeeva menuruni tangga dengan perlahan-lahan lalu menuju meja makan yang sudah ada Mamanya disitu.

"Astagfirullah lutut kamu kenapa Nak?" Tanya Intan dengan khawatir sambil menghampiri Adeeva.

"Adeeva gpp kok Ma, kemarin cuma jatuh di sekolah,"jawab Adeeva menenangkan ibunya.

"Maafkan Mama, Nak. Mama belum bisa jagain kamu dengan baik, belum bisa bahagiain kamu," tangis Intan sambil memeluk Adeeva penuh kasih sayang.

"Nggak, Ma. Adeeva udah bahagia banget sama Mama," balas Adeeva.

"Udahh. Sekarang gak usah sedih-sedih lagi. Mending sekarang kita sarapan," tutur Adeeva dengan senyumnya. Mereka pun duduk dan mulai sarapan bersama.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Intan di sela sarapannya.

"Bagus, Ma. Teman-teman juga baik sama Adeeva. Apalagi teman sebangku Adeeva, dia baik banget. Bahkan kemarin dia dateng kesini," cerita Adeeva dengan antusias.

"Syukurlah kalau begitu, Mama bisa lega."

"Iya Ma."

"Mama sudah selesai.Kamu berangkat sama Mama aja ya."

"Iya Ma."

***

Baru saja Adeeva sampai di sekolah, dia sudah disambut dengan suara cempreng Resya.

"ADEEVA!!!" Panggil Resya dengan teriakannya yang bombastis sambil berlari ke arah Adeeva.

"Iya ada apa Sya?" Balas Adeeva.

"Lutut sama siku lo udah mendingan?" Tanya Resya.

"Iya udah mendingan," jawab Adeeva.

"OMG Adeeva!"

"Ada apa lagi Sya?"

"Gue di chat sama Fandi!" Balas Resya.

"Tumben chat gue lagi," sambung Adeeva dalam batinnya.

"Serius?"

"Iya serius, nihh liat!" Sambil memperlihatkannya kepada Adeeva.

"Mana? Lo save nomor Fandi pake nama apaan sihh?di hp lo tuh cuman ada beliebers, Alicious, Alicious Official, big family Alicious, ******* squad dan blablablablablabla," ujar Adeeva dengan kesal.

"Hehehe sorry, maklumlah. Nihh chatnya tenggelem. Gue buka ya," ucap Resya.

"Dia minta nomor lo Va," ucap Resya.

"Gak usah kasih," balas Adeeva.

"Why?"

"Pokoknya nggak usah."

"Yaudah. Tapi jangan nyesel ya," goda Resya

"Iya Resya cantik."

"Makasih loh. Gue emang cantik, dari dulu malahan," ucap Resya dengan pdnya.

"Tapi jomblo," goda Adeeva yang membuat Resya cemberut.

"Tunggu aja! Gak bakal lama lagi gue jadian sama Zayn Malik."

"Ngimpi!" Ejek Adeeva sambil tertawa. Adeeva pun berniat menyimpan bukunya di laci. Tapi rasanya ada yang mengganjal. Adeeva pun melihatnya yang ternyata sebuah coklat. Adeeva pun mengambil coklat itu. Tapi pada saat mengambil coklat itu, sebuah lipatan kertas jatuh. Adeeva lalu mengambil kertas itu.

"Wahhhh coklat!!!" Seru Resya.

"Mau?" Tawar Adeeva.

"Mauuuuu!!!" Balas Resya dan langsung saja ia mengambil coklat di tangan Adeeva dan langsung memakannya dengan lahap.

Sedangkan Adeeva mulai membuka lipatan kertas yang membuatnya penasaran apa di dalamnya. Setelah Adeeva buka, tertera tulisan 'SORRY'

"Sorry? Siapa yang ngasih gue ini?"

-TBC-

Hello gaesss jangan lupa kritik & sarannya dan pastinya like juga.

And see u next part😋

Part 3

'Awal pertemuan yang memberikan kesan buruk tanpa sadar telah membuatmu terus memikirkannya'

Typo bertebaran

Happy Reading

.

.

"Sorry? Siapa yang punya salah sama gue? Hari inikan baru hari kedua gue sekolah. Gak ada yang buat salah sama gue. Cuman Resya kemarin. Tapi kan Resya udah minta maaf sama gue. Kecuali satu...tapi gak mungkin," batin Adeeva.

"Makasih ya Va, coklatnya enak banget, lo sengaja ya bawain gue coklat," tutur Resya.

"Nggak! Gue dapat di laci," tukas Adeeva sambil nyengir.

"Serius? Ternyata lo punya secret admirer! Hidup lo kayak novel banget sihhh," kagum Resya.

"Eh tapi udah gue abisin coklatnya gimana kalau secret admirer lo marah karena gue makan coklat yang harusnya buat lo," sambung Resya dengan nada yang panik.

"Santai aja lagi. Mana mungkin gue punya pengagum rahasia. Ngaco lo!" Pungkas Adeeva.

"Teruss yang ngasih coklat siapa dong?" Tanya Resya.

"Mana gue tau," jawab Adeeva.

"Tapi bodo amat siapa yang ngasih. Kalau ada lagi kasi gue ya? Gue ikhlas lahir batin," ucap Resya sambil membuang pembungkus coklat yang dimakannya tadi. Dan yang tak mereka sadari ada tulisan di kertas kecil yang tertempel di pembungkus coklat itu.

"Iya..iya" balas Adeeva lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dan tepat saat itu Arsen masuk dengan penampilannya yang seperti biasa. Hingga mata hitam Arsen bertemu kembali dengan mata hazel Adeeva.

"8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..18" hitung Resya sehingga membuat Adeeva segera memalingkan wajahnya ke arah Resya dengan bingung.

"Lo kenapa ngitung Sya? Lo belum lancar ngitung ya? Tenang aja, mau gue ajarin?" Ejek Arsen disertai dengan tawa sambil berlalu ke kursinya yang di belakang.

"HEEMMM!!!CEK...CEK...GAES!!!" Teriak Resya yang sudah berdiri dia atas kursinya.

"Lo ngapain Sya? Turun!" Perintah Adeeva.

"Pada tau kan guys kalau cowok sama cewek yang tatap-tatapan selama lebih dari 15 detik itu artinya mereka bakalan saling jatuh cinta. Dan barusan yaaaa. Ada yang tatap-tatapan selama lebih dari 15 detik. Hampir 1 menit malahan!" Teriak Resya sambil melirik Arsen dan Adeeva. Sontak saja satu kelas langsung menggoda Arsen dan Adeeva.

"Apaan sih Sya. Gak lucu tau!" Ucap Adeeva dengan muka yang sudah memerah. Entah memerah karena kesal atau merah karena blushing.

"Cieee merah..lo emang suka ya sama gue!" Timpal Arsen di belakang yang membuat kelas semakin riuh saja.

"Nggak ya. Gak usah gr!" Cetus Adeeva tapi masih dengan muka yang memerah. Dan tepat saat itu, Guru yang akan mengajar masuk dan kelas hening seketika.

"Resya!!!Kamu ngapain berdiri di atas kursi? Turun cepat!!!!!!!!!!" Marah Bu Diana.

"Ehh Ibu, itu tadi ada kecoa. Kan saya takut sama kecoa, jadi saya naik di kursi. Gitu Bu," jelas Resya sambil memperbaiki poninya.

"Terus ngapain masuh berdiri disitu? TURUN!" Ucap Bu Diana yang lebih tepatnya teriakan yang menggelegar di dalam kelas.

"Kenapa sih di kelas ini hobinya pada teriak," batin Adeeva dengan bibir bawahnya yang sudah maju kedepan.

***

"Va, lo duluan aja ke kantin. Gue ada urusan dulu," ucap Resya sambil ngaca di Handphonenya dan memperbaiki poninya.

"Iya. Lagian gue gak mau ke kantin. Lagi mager," balas Adeeva.

"Yaudah gue peegi dulu ya. Bye!" Pamit Resya.

"Bye." balas Adeeva lalu ia berniat mengambil tasnya di atas meja tapi tak sengaja ia menjatuhkan pulpennya. Adeeva pun membungkuk untuk mengambil pulpennya yang terjatuh dan saat itu juga tak sengaja lututnya terbentur di kaki meja.

"Aaawwwssss!" Ringis Adeeva lalu melihat lututnya yang perbannya sedikit terbuka. Dan tiba-tiba ada seseorang yang membuka perban di lututnya dan menggantinya dengan sangat hati-hati. Setelah selesai, orang itu mendongkak sambil tersenyum menatap Adeeva.

"Sorry."

"Sorry? Kenapa lo minta maaf sama gue?" Tanya Adeeva.

"Sorry karena kemarin gue gak sengaja nyerempet lo," ucap Arsen pelan sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Mendengar ucapan Arsen sontak saja Adeeva membulatkan matanya.

"Jadi elo yang nyerempet gue kemarin? Bisa bawa motor gak sihh!" Sebal Adeeva sambil melipat tangnnya di depan dada.

"Ya bisalah. Lagian kemaren motor gue ada masalah dan belum gue bawa ke bengkel. Maafin gue ya," mohon Arsen.

"Terus kenapa lo gak nolongin gue kemaren?" Tanya Adeeva. Entah keberanian darimana ia sampai berani sama Arsen yang nyatanya cowok asing.

"Va, sebenarnya kemarin gue mau nolongin elu tapi gue liat lo udah ditolongin sama Fandi *ehh nama lo Va kan?" Ucap Arsen dengan muka bingungnya.

"Iya. Tepatnya Adeeva," jawab Adeeva dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Karena gue udah tau nama lo jadi kenalin nama gue Arsenio Juvenal Candrakanta umur gue otw 17 tahun tinggi gue 172 cm terakhir ngukur berat badan gue 60 kg terakhir nimbang ukuran baju gue M ukuran sepatu gue 42 yang pastinya gue jomblo belum punya pacar. Lo mau daftar jadi pacar gue?" Ucap Arsen dengan panjang × lebar × tinggi.

"Lo mau kenalan apa mau ngisi biodata? Dan sorry ya gue gak niat buat daftar jadi pacar lo!" Ucap Adeeva di sela tawanya sambil mengusap air matanya yang keluar karena tertawa.

"Ohh gak mau daftar jadi pacar karena maunya daftar jadi istri ya?" Goda Arsen

"Apaan sih lo. Siapa juga yang mau!"

"Elo."

"Apa?"

"Mau."

"Mau apa?"

"Mmm mau apa ya," ucap Arsen heran.

"Lo **** atau ****** sihh!"

"Gue ganteng," balas Arsen dengan pdnya dan sengaja atau tidak, lengannya sudah berada di atas paha Adeeva.

"Ihhh pd amat lo!" Ucap Adeeva di sela tawanya sambil menepuk bahu Arsen.

"Ehhmm kalian ngapain?" Tanya Resya dengan tatapan menggoda.

"Eh eng...gak kok Sya. Gak ngapa-ngapain," balas Adeeva salting.

"Ganggu aja lo!" Omel Arsen sambil berdiri dan berlalu ke tempatnya di belakang.

"Ohh ganggu ya," goda Resya.

"Sya lo udah selesai sama urusan lo?" Tanya Adeeva mengalihkan pembicaraan .

"Oh udah kok," jawab Resya lalu duduk di samping Adeeva dan meminum chocol*tos drink nya. Memang Resya sangat menyukai coklat. Tapi yang uniknya meskipun ia memakan dan minum coklat terus tapi badannya tetap ramping.

"Kira-kira bagaimana ya reaksi Adeeva nanti," batin Resya tertawa.

***

Pulang sekolah Adeeva langsung baring di kamarnya. Ia sangat lelah hari ini. Tiba-tiba ia teringat kejadian di sekolah tadi.

"Kok gue tadi deg degan ya?"

"Arsenio Juvenal Candrakanta, jadi dia yang ngasih gue coklat tadi. Apa itu sebagai permintamaafan dia?

Selain berandal ternyata romantis juga," gumam Adeva sambil terus mengingat kejadian di sekolah tadi.

"Ehh kok malah mikirin dia sih?" Gumam Adeeva aambil memukul kecil kepalanya. Akhirnya Adeeva pun memutuskan untuk mandi dari pada mikirin Arsen mulu. Setelah mandi, ia pun mengambil hpnya dan membuka aplikasi instagramnya. Baru saja ia buka, suara notifikasi sudah berbunyi terus menerus.

"Tumben banget banyak notif," heran Adeeva. Dan tak lama Adeeva membulatkan matanya kaget atas apa yang ia lihat.

resya_anndt26

[Picture]

❤ 💬

119.456 likes

resya_anndt bahagianya😍😍😍 @arsennn.cn and @adeeva.qn

view all 1526 comment

thisisnot_happy gak relaaaaa 😭😭😭 @arsennn.cn

ciaciaciacans so sweet

arsennn.cn wahh siapa tuhhh

keennnaaaannnnn jelmaan lo nyet @arsennn.cn

Bagaiamana tidak kaget? foto yang di posting oleh Resya adalah fotonya dengan Arsen. Di foto itu, Arsen sedang berlutut dengan lengannya di atas paha Adeeva dan tangan Adeeva di bahu Arsen. Dan jangan lupa, keduanya saling tatap dengan tawa yang menghias di bibir mereka. Siapapun yang melihat foto itu pasti akan berfikir kalau mereka adalah sepasang kekasih. Tapi siapa sangka kalau ternyata mereka baru kenal hari itu.

"Resya apa-apan sihh, ngapain coba pake fotoin gue segala, dia pikir gue artis? Ini juga si Arsen ngapain ikutan komen? Bukannya marah kek apa kek," omel Adeeva dengan muka cemberut sambil melihat komentar di postingan Resya itu.

"Huufffttt populer amat sih nih anak, postingannya baru sekitar 3 jam yang lalu tapi yang like + coment udah banyak gini. Ehhh tapi kalau di liat liat, Arsen kalau ketawa ganteng juga ya," gumam Adeeva.

***

Esoknya di sekolah, hampir seluruh siswa perempuan di sekolah memandangnya dan sesekali berbisik. Ada yang memandangnya dengan sinis ada pula yang memandangnya kagum. Jadi pusat perhatian sangat membuatnya risih.

"Sebenarnya ada apa sih? Kenapa pada mandangin gue? Ada yang aneh ya sama gue?" Gumam Adeeva sambil meneliti tampilannya, siapa tau ada sesuatu gitu.

"Gak ada apa-apa kok. Tapi kena-" gumaman Adeeva terpotong karena ada yang menepuk bahunya.

"Hai!!!Lo Adeva kan? Selamat ya semoga langgeng sama si kunyuk itu!" Kata cowok yang bernama Kenan yang sedang menjabat tangan Adeeva.

"Selamat? Langgeng? Kunyuk?? Maksud lo apaan ya? Dan nama gue Adeeva bukan Adeeva. A-D-E-E-V-A bacanya Adiva!" Tanya Adeeva heran sambil melepas jabatan tangan mereka.

"Oh Adeeva ya? Abis gue gak tau.Jadi Adeeva, selamat lo pacaran sama Arsen kunyuk itu kan? Jangan lupa pj nya ya. Bye Adeeva!" Ucap Kenan lalu berlari ke kelasnya yang berada di samping kelas Adeeva.

"Pacaran?" Gumam Adeeva lalu memandang sekelilingnya yang ternyata sedari tadi menguping pembicaraan dia sama Kenan yang sekarang mulai ricuh.

"Jadi semua mandangin gue dari tadi karena ngira gue pacaran sama Arsen? Awas ya Resya kalau ketemu!" Geram Adeeva lalu melanjutkan langkahnya ke untuk ke kelasnya. Tak lama ia duduk datanglah Resya dengan muka sumringan sambil memperbaiki poninya.

"Guten morgen Adeeva," sapa Resya saat sudah duduk di samping Adeeva yang sedari tadi menatapnya tajam.

"Resya Anandita Atmaja! Lo ngapain fotoin gue kemarin hmm?" Geram Adeeva.

"Oohhh ituu...mmmm...gue kemarin ngetes kamera hp gue...iya ngetes....gitu," ungkap Resya cengir sambil memainkan poninya.

"Pinter banget ya ngelesnya. Lo mau gue gunting poni kesayangan lo itu?" Ucap Adeeva dengan sinis dan memainkan gunting di tangannya sambil mendekati Resya. Sontak saja Resya langsung berlari menjauh untuk melindungi poninya. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran dalam kelas. Hingga bruuuukkkkk.....

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!