Part 2

'Kebahagiaan dapat kita peroleh dari hal-hal sepele. Salah satunya dari seorang teman yang kocak.Tak hanya ada ketika kita bahagia, tapi juga saat kita berada di titik sulit sekalipun dia selalu menenangkan. Saat kita sedih dia selalu ada menghibur'

Typo bertebaran...

Happy reading

.

.

.

Dan ternyata orang yang berdiri di depannya ini adalah Fandi. Salah satu siswa populer di sekolah barunya. Nama lengkapnya Muhammad Affandi Nugraha. Kelas 11 Ipa 1, tinggi, ganteng, manis, pintar, merupakan ketua osis dan jangan lupa..tajir. Idaman banget kan? Begitu kata Resya tadi kepadanya.

"Hei!" Panggil Fandi dengan kikuk karena Adeeva memandangnya dari tadi.

"Ehh sorry," ringis Adeeva malu sambil menunduk.

"Lo mau duduk mulu disitu? Gak mau berdiri?" Tanya Fandi dengan masih mengulurkan tangannya pada Adeeva.

"Hah?" Cengo Adeeva yang langsung saja membuat Fandi tertawa.

"Lucu banget sihh. Ayoo gue bantuin berdiri," ucap Fandi masih dengan tawa kecilnya. Adeeva pun akhirnya membalas uluran tangan Fandi dan beruaha berdiri.

"Bisa jalan gak?" Tanya Fandi yang dibalas anggukan oleh Adeeva. Adeeva pun mencoba berjalan tapi lututnya masih sakit hingga membuatnya hampir terjatuh tapi untung saja ada Fandi yang menahan bahunya.

"Gue bantuin. Emang lo mau kemana?"

"Gue mau ke halte sana nungguin bis."

"Gue aja yang nganterin lo pulang, tapi sebelum itu kita obatin dulu luka lo," ucap Fandi lalu membantu Adeeva berjalan ke arah mobilnya dengan merangkul bahu Adeeva.

"Gak usah, gue pulang sendiri aja, gue gak papa cuman luka kecil ini, makasih udah bantu," tolak Adeeva.

"Luka kecil lo bilang? Jalan aja gak mampu. Udah masuk!" Tegas Fandi sambil membukakan pintu mobil untuk Adeeva.

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian, ayo masuk!" Perintah Fandi tak terbantahkan. Dan akhirnya Adeeva pun masuk ke dalam mobil Fandi. Lalu Fandi mengitari mobilnya dan masuk di samping Adeeva.

"Gue obatin dulu luka lo," ucap Fandi sambil mengeluarkan kotak p3k nya.

"Gak usah, gue bisa kok obatin sendiri di rumah,"tolak Adeeva halus.

"Kelamaan kalau di rumah, ntar infeksi lagi."

"Gak usah. Gue gak enak banget sama lo. Lo itu udah baik banget loh sama gue. Dan juga kita belum kenal kan?"

"Yaampun gak usah merasa gak enak gitu. Sesama manusia kan emang harus saling tolong menolong. Yaaa kecuali kalau lo bukan manusia. Dan kenalin nama gue Fandi kalau lo?"

"Adeeva."

"Nah udah kenal kan? Sini gue obatin luka lo."

Dan Fandi pun mengobati luka Adeeva dengan sangat hati-hati hingga selesai .

"Udah," ucap Fandi lalu menyimpan kembali kotak p3k nya.

"Makasih ya," ucap Adeeva tulus ďengan senyum yang menghiasi bibirnya.

"Sama-sama. Alamat rumah lo?" Tanya Fandi.

"Di jalan xxx."

"Ok." Fandi pun melajukan mobilnya. Dan yang tak mereka sadari, sejak tadi mereka diperhatikan oleh seseorang yang sedang duduk di atas motornya. Dialah orang yang tak sengaja menyerempet Adeeva.

"Baru aja gue mau minta maaf. Tapi yaudahlah," gumam orang itu lalu melajukan motornya segera.

***

"Mampir dulu Fan," ajak Adeeva.

"Lain kali aja ya, soalnya gue ada urusan setelah ini."

"Yaudah bye."

"Mau dibantuin?"

"Gak usah, udah mendingan kok. Sekali lagi makasih ya."

"Iya."

Adeeva pun keluar dari mobil dan berjalan tertatih-tatih masuk ke rumahnya. Di ruang tamu, Adeeva terdiam memandangi sekeliling rumahnya yang sepi ini. Ibunya memang belum pulang dari dari kantor tempatnya bekerja. Sedih? Sudah pasti. Ia sedih melihat ibunya yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Adeeva bertekat akan bersekolah sungguh-sungguh hingga ia bisa jadi orang yang sukses di masa depan hingga mengurangi beban ibunya. Karena ibunya sudah lama menderita.

Lamunan Adeeva terhenti ketika hp disakunya berbunyi.

Resya calling......

Via telpon

"Ya halo."

"Va jalan yuk!"

"Gak deh Sya, lutut sama siku gue sakit."

"WHAT!!! Kok bisa?"

"SIAPA YANG NYEREMPET ELO VA BILANG SAMA GUE BIAR GUE HAJAR TUH ORANG!" Teriak Resya yang membuat Adeeva segera menjauhkan hp dari telinganya.

"Gak tau Sya," balas Adeeva sambil mengusap kupingnya.

"Alamat lo dimana?"

"Di jalan xxx."

"Ok gue kesana."

Klikk... (telepon terputus)

"Ehh dasar nih anak belum dijawab malah langsung matiin," omel Adeeva lalu ke kamarnya untuk ganti baju. Dan satu masalah lagi, kamarnya berada di lantai atas yang artinya harus naik tangga. *huufffftttt......dengan susah payah Adeeva naik ke kamarnya untuk ganti baju meskipun dengan waktu yang lama. Setelah itu, Adeeva kembali turun ke bawah untuk memasak mie instan untuk ia makan. Baru saja ia sampai di bawah, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.

"Sebentar!" Adeeva masih dengan tertatih berjalan untuk membuka pintu.

*ceklekkk

"Hai Adeeva!!!" Sapa Resya.

"Hai Sya, yukk masuk."

"Kasian banget sih lo. Gue bantuin ya. Siapa sih yang bikin lo kek gini? Awas aja kalau ketemu gue gibeng tuhh orang!" Omel Resya.

"Udahh gue gpp kok cuma luka kecil."

"Gpp lo bilang? Hellooowww lo jalan aja pincang bilang gpp?" Teriak Resya.

"Lo bawel banget sih sama aja kayak Fandi," ujar Adeeva dengan muka manyunnya.

"Wait! Wait!! Fandi? Fandi anak ipa 1 itu?" Kaget Resya.

"Iya," jawab Resya dengan kikuk.

"Kenapa sih liatin gue gitu amat?" Sambung Adeeva.

"Kok bisa? Ceritain cepet!" Ucap Resya dengan histeris.Dan mengalirlah cerita Adeeva.

"Gitu," ucap Adeeva mengakhiri ceritanya.

"So sweet. Beruntung banget sih lo Va. Baru aja lo sekolah disini tapi udah diperlakuin romantis sama cogan. Kan jadi pengen juga," ucap Resya sambil menopang dagu dengan tangannya dan jangan lupakan dengan mupeng nya (muka pengen).

"Paan sih. Justru gue ngerasa gak enak sama Fandi. Dia udah baik banget sama gue," jelas Adeeva. Resya hanya me-roll eyes lalu berkata

"Ngapain harus ngerasa gak enak? Kan dia nawarin.*ehh atau jangan-jangan dia suka sama lo," tebak Resya sambil menarik turunkan alisnya menggoda.

"IMPOSIBLE!!! Ketemunya aja baru tadi, ngaco lo!" Balas Adeeva tidak percaya.

"Bisa aja kan dia love at first sight sama lo," ucap Resya.

"Dan kalaupun iya, gue gak suka sama dia!" Tegas Adeeva.

"Bener nih? Kalau gitu buat gue aja dehh," Ucap Resya.

"Yaudah sana gebet!" Ujar Adeeva sambil tertawa.

"Ehhh gak jadi dehh," ucap Resya tiba-tiba.

"Lohhh? Kenapa gak jadi?" Tanya Adeeva heran.

"Karena gue lebih suka sama cowok lain di kelasnya," jelas Resya sambil senyam senyum menatap Adeeva.

"Siapa? Bukannya kata lo Fandi itu udah perfect? Pacarable banget? Seberapa perfectnya sihh tuh cowok sampai-sampai buat seorang Resya Anandita klepek-klepek."

"Rahasia! Lagian ya gue masih tahap tertarik bukan suka!" Ujar Resya.

"Jelasin ciri-cirinya," pinta Adeeva.

"Tingginya 183 cm, tinggi banget kan? Putih. Pintar dia itu juara umum 1. Rambutnya brown. Apa lagi rahangnya itu lohh tegas banget. Teruss matanya yang warna coklat  kalau natap tuh tajem banget langsung nyessss sampai ke hati. Aduhhh rasanya gue sesak nafas ngebayanginnya!" Cerita Resya dengan senyum yang terus mengembang dari tadi .

"Lebay deh!" Ejek Adeeva.

"Ihh beneran tau, dan dia itu dingin banget orangnya. Bahkan dia pernah ditawarin jadi ketua osis sama guru tapi dia nggak mau malah langsung pergi dari ruang guru. Dan selama gue sekolah di Sylnd High School gue belum pernah liat dia senyumin gue. Duhh gimana ya kalau dia senyumin gue? Bisa melting gue," ucap Resya sambil menopang dagunya.

"Lebay banget sih lo, lagian cowok dingin gitu lo--"

"Heii cowok dingin, cuek, tapi tampannya kebangetan itu cowok novel banget tau!" Potong Resya sambil menunjuk Adeeva.

"Kebanyakan baca novel lo sampai-sampai bawa ke realita," ucap Adeeva yang hanya dibalas cengiran oleh Resya.

"Gue mau masak dulu ya," pamit Adeeva mau ke dapur.

"Ehhh gak usah masak, tadi sebelum kesini gue beli makanan. OMG gara-gara kebanyakan cerita nihh jadi lupa," ucap Resya. Mereka pun makan bersama. Setelah itu mereka lanjut bercerita hingga pada akhirnya Resya pamit untuk pulang.

Meskipun ia berpikir bahwa hari ini adalah hari yang buruk baginya, tapi setidaknya ada teman yang membuatnya melupakan hari buruk itu. Walaupun baru kenal tadi tapi mereka sudah seperti keluarga.

***

Adeeva menuruni tangga dengan perlahan-lahan lalu menuju meja makan yang sudah ada Mamanya disitu.

"Astagfirullah lutut kamu kenapa Nak?" Tanya Intan dengan khawatir sambil menghampiri Adeeva.

"Adeeva gpp kok Ma, kemarin cuma jatuh di sekolah,"jawab Adeeva menenangkan ibunya.

"Maafkan Mama, Nak. Mama belum bisa jagain kamu dengan baik, belum bisa bahagiain kamu," tangis Intan sambil memeluk Adeeva penuh kasih sayang.

"Nggak, Ma. Adeeva udah bahagia banget sama Mama," balas Adeeva.

"Udahh. Sekarang gak usah sedih-sedih lagi. Mending sekarang kita sarapan," tutur Adeeva dengan senyumnya. Mereka pun duduk dan mulai sarapan bersama.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Intan di sela sarapannya.

"Bagus, Ma. Teman-teman juga baik sama Adeeva. Apalagi teman sebangku Adeeva, dia baik banget. Bahkan kemarin dia dateng kesini," cerita Adeeva dengan antusias.

"Syukurlah kalau begitu, Mama bisa lega."

"Iya Ma."

"Mama sudah selesai.Kamu berangkat sama Mama aja ya."

"Iya Ma."

***

Baru saja Adeeva sampai di sekolah, dia sudah disambut dengan suara cempreng Resya.

"ADEEVA!!!" Panggil Resya dengan teriakannya yang bombastis sambil berlari ke arah Adeeva.

"Iya ada apa Sya?" Balas Adeeva.

"Lutut sama siku lo udah mendingan?" Tanya Resya.

"Iya udah mendingan," jawab Adeeva.

"OMG Adeeva!"

"Ada apa lagi Sya?"

"Gue di chat sama Fandi!" Balas Resya.

"Tumben chat gue lagi," sambung Adeeva dalam batinnya.

"Serius?"

"Iya serius, nihh liat!" Sambil memperlihatkannya kepada Adeeva.

"Mana? Lo save nomor Fandi pake nama apaan sihh?di hp lo tuh cuman ada beliebers, Alicious, Alicious Official, big family Alicious, ******* squad dan blablablablablabla," ujar Adeeva dengan kesal.

"Hehehe sorry, maklumlah. Nihh chatnya tenggelem. Gue buka ya," ucap Resya.

"Dia minta nomor lo Va," ucap Resya.

"Gak usah kasih," balas Adeeva.

"Why?"

"Pokoknya nggak usah."

"Yaudah. Tapi jangan nyesel ya," goda Resya

"Iya Resya cantik."

"Makasih loh. Gue emang cantik, dari dulu malahan," ucap Resya dengan pdnya.

"Tapi jomblo," goda Adeeva yang membuat Resya cemberut.

"Tunggu aja! Gak bakal lama lagi gue jadian sama Zayn Malik."

"Ngimpi!" Ejek Adeeva sambil tertawa. Adeeva pun berniat menyimpan bukunya di laci. Tapi rasanya ada yang mengganjal. Adeeva pun melihatnya yang ternyata sebuah coklat. Adeeva pun mengambil coklat itu. Tapi pada saat mengambil coklat itu, sebuah lipatan kertas jatuh. Adeeva lalu mengambil kertas itu.

"Wahhhh coklat!!!" Seru Resya.

"Mau?" Tawar Adeeva.

"Mauuuuu!!!" Balas Resya dan langsung saja ia mengambil coklat di tangan Adeeva dan langsung memakannya dengan lahap.

Sedangkan Adeeva mulai membuka lipatan kertas yang membuatnya penasaran apa di dalamnya. Setelah Adeeva buka, tertera tulisan 'SORRY'

"Sorry? Siapa yang ngasih gue ini?"

-TBC-

Hello gaesss jangan lupa kritik & sarannya dan pastinya like juga.

And see u next part😋

Terpopuler

Comments

yuli Wiharjo

yuli Wiharjo

🤗🤗

2020-06-08

2

まかなえる OK!!!

まかなえる OK!!!

pengen punya temen kayak resya wkwkwkkw

2020-06-06

5

noname

noname

🖤🖤🖤🖤🖤

2020-05-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!