Cahaya matahari menerpa kami, kami melalui hari ini untuk pergi menjalankan sebuah misi yang tersedia di guild. Setelah sampai di guild kami langsung di sambut oleh Leica di sana.
Diriku berkata kepada Leica bahwa kami ingin mengambil sebuah misi, setelah itu Leica menyebutkan syarat\-syarat yang perlu di lakukan saat mengambil misi, dia juga berkata bahwa ada misi yang harus di kerjakan sesuai Rank petualang tersebut.
Setelah Leica menjelaskan semua yang ia tahu, Leica pun memberikan beberapa quest untuk kami para pemula, aku melihat sebuah kerumunan yang sedang melihat ke papan pengumuman, diriku bertanya kepada Leica tentang orang\-orang tersebut.
Leica merespon pertanyaanku sambil menjelaskan tentang papan pengumuman tersebut, dia bilang kepada diriku ini bahwa setelah petualang keluar dari peringkat pemula maka ia bebas menentukan misi yang ia akan kerjakan nanti, namun juga saat ingin menjalankan misi, petualang juga harus berhati\-hati dalam pemilihan tersebut, mereka juga bisa menentukan kesulitan misinya dengan melihat berapa banyak bintang yang berada di misi tersebut, semakin banyak bintangnya semakin sulit juga tingkatannya.
Aku mengangguk memahami perkataannya tersebut, diriku juga bertanya kepada Leica kapan diriku ini dan juga Ruru bisa cepat\-cepat keluar dari peringkat pemula, Leica menjelaskan bahwa semakin banyak dan rajin para petualang mengambil misi, maka semakin cepat dia akan keluar dari peringkatnya tersebut.
Semangatku langsung membara diriku merasa harus cepat\-cepat keluar dari peringkat pemula ini, setelah itu kami pun pergi menjalankan misi yang Leica berikan kepada kami, misi ini hanya berbintang satu, kami di suruh menyelidiki tentang kasus hilangnya bahan makanan di desa Khidan ini, desa ini berada sedikit jauh ke arah barat sana, jadi kami pun memutuskan untuk pergi ke sana sekarang juga.
Dalam perjalanan ke arah sana kami Cuma melihat dataran yang luas, diriku berpikiran bahwa perjalanan ini pasti jauh dan melelahkan, alhasil ternyata tidak terlalu jauh setelah dua atau tiga jam kami pun sampai di desa tersebut, setelah masuk ke dalam desa kami melihat penduduk sedang di landa kelaparan.
Tak lama kemudian ada seorang kakek\-kakek yang datang kepada kami, beliau bertanya kepada,
“wahai anak muda atas dasar apa kalian berdua datang ke desa kami ini ?”
Kami menjelaskan bahwa kami seorang petualang yang akan menyelidiki hilangnya bahan makanan dari desa ini, tiba-tiba kakek tersebut mengubah ekspresi, beliau bertanya tentang rank kami saat itu, diriku pun menjawab pertanyaan beliau bahwa kami ini memiliki rank pemula, seketika wajah beliau tampak murung, beliau berkata bahwa ada banyak sekali rank pemula yang tidak pernah kembali setelah menyelidiki kasus ini.
Diriku sedikit terkejut tentang hal yang di katakan oleh kakek tersebut, bahwa ada banyak sekali para pemula yang tidak kembali dari misi ini, aku berpikiran apakah misi ini cocok untuk para pemula, dengan percaya diri aku berkata kepada kakek tersebut bahwa semuanya akan baik-baik saja dan kami akan menyelesaikan kasus ini.
Kakek tersebut merasa gembira ia terlihat senang dan percaya kepadaku, setelah berbincang bincang dengan kakek tersebut kami di beri sebuah informasi mengenai hilangnya para pemula, kakek tersebut bilang kepada kami bahwa para pemula menemukan sebuah Gua yang katanya gua tersebut adalah sarang Monster yang menyebabkan kasus ini.
Diriku dengan sigapnya mengetahui keadaan saat itu, aku memutuskan untuk langsung pergi ke gua tersebut, kakek itu memberitahu kami bahwa gua tersebut berada di dalam hutan, tepatnya di bagian Utara hutan tersebut.
Sebelum pergi diriku menanyai tentang identitas kakek tersebut, beliau menjawab bahwa dirinya adalah kepala desa saat ini, kata-kata kakek tersebut sedikit aneh di pikiranku namun diriku tak menghiraukan tentang hal itu.
Di guild Leica yang sedang menangani dokumen-dokumen tentang pekerjaannya tiba-tiba dikejutkan oleh seorang petualang yang terlihat sekarat, di sekujur tubuhnya terdapat banyak sekali darah, petualang tersebut tiba-tiba terjatuh ke tanah, para karyawan yang berada di guild saat itu dengan sigapnya menolong petualang tersebut.
Karyawan tersebut menanyakan tentang perihal yang terjadi kepada petualang tersebut, dengan kalimat yang terbata-bata petualang tersebut, menceritakan secara singkat tentang hal yang menimpa dirinya, dia bercerita bahwa ada sebuah Troll yang berada di desa Khidan, dia berkata bahwa misi tentang hilangnya makanan tersebut hanyalah sebuah umpan untuk memancing para petualang ke sana, Leica terkejut dan terjatuh saat itu, dia langsung berpikiran tentang keadaan Sheida dan juga Ruru saat itu, misi tersebut tiba-tiba meningkat dari untuk petualang pemula menjadi petualangan veteran atau berplat Gold ke atas.
Leica berharap bahwa mereka berdua akan baik-baik saja. Saat itu juga Leica meminta bantuan kepada para petualang kelas veteran untuk pergi menyelamatkan kedua orang tersebut.
Setelah menelusuri hutan yang berada di dekat desa Khidan akhirnya kami menemukan sebuah gua, gua tersebut terlihat menyeramkan, di sekitar gua tersebut ada bekas darah yang menuju ke arah gua itu, kami memastikan darah tersebut adalah darah manusia, kami juga menemukan sebuah kain yang lusuh di sekitar gua, kain tersebut memiliki bekas darah di bagian-bagiannya, kami berpikir bahwa kain ini dimiliki oleh penduduk desa yang diserang saat itu.
Setelah melihat sekeliling gua tersebut kami pun memutuskan untuk memasukinya, di dalam gua tersebut sangat gelap kami tidak bisa melihat dengan jelas, beruntungnya kami karena Ruru memiliki sebuah skill yang bisa menerangi tempat gelap/skill cahaya. Ruru pun menerangi jalan yang kami lalui namun diriku membiarkannya berada di belakangku supaya tidak jadi sasaran di depan.
Setelah memasuki gua tersebut cukup dalam kami melihat sebuah cahaya yang menyilaukan di depan kami, diriku berpikir bahwa mungkin itu adalah ujung gua ini. Kami pun memasukinya dan setelah masuk kami terkejut dengan yang ada di hadapan kami.
Kami melihat bahwa ada banyak orang di dalam sana, diriku melihat darah dimana-mana, sebuah jasad yang berserakan, banyak juga sebuah senjata yang berada di dalam sana, diriku berpikiran mereka ini adalah seorang petualang juga penduduk desa sekitar, kami menelusuri sedikit tentang jasad-jasad tersebut.
Alangkah terkejutnya kami saat melihat seorang kakek tua yang mirip sekali dengan kepala desa waktu itu, diriku merasa kebingungan dan tidak bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi saat itu, Ruru terkejut sekali ia merasa sangat ketakutan saat melihat kakek tua yang mirip dengan kepala desa.
Setelah menyelidiki sedikit tentang hal ini kami pun memutuskan untuk kembali ke desa itu untuk mencari kebenaran tentang hal ini, sebelum sempat kami kembali dari lorong tempat kami masuk terlihat sebuah mata yang sedang melihat ke arah kami, mata tersebut memandang kami dengan tajam, perasaanku ini mengatakan bahwa kami berada dalam bahaya.
Tak lama setelah itu, ada beberapa monster yang memasuki ruangan yang kami masuki tersebut, monster-monster tersebut membawa senjata yang besar, monster tersebut terdiri dari segerombolan goblin dan juga beberapa troll, diriku berpikiran mungkin bisa mengalahkan mereka dengan mudah, namun sayangnya kerja sama mereka sangat hebat, diriku sampai kualahan dengan taktik yang mereka miliki, segerombolan goblin tersebut memiliki 2 tipe, satu yaitu tipe normal atau goblin biasa dan satunya lagi tipe yang bisa menggunakan sebuah sihir, sedangkan para troll melindungi para goblin yang menggunakan sihir.
Dalam tim kami hanya ada diriku dan Ruru, Ruru tidak memiliki daya serang jadi hanya tersisa diriku saja yang memiliki kekuatan tempur, karena situasinya sedikit terdesak diriku pun memikirkan untuk menggunakan jurus Aceleration ku untuk mengalahkan mereka sekaligus, skill tersebut pun aktif diriku bisa melihat pergerakan mereka yang sangat lambat, dalam sekejap diriku membunuh para goblin yang berada di depan dulu lalu menghabisi trollnya.
Setelah membunuh mereka semua kami memutuskan untuk segera pergi dari tempat ini sebelum teman-teman mereka akan datang, terlihat dari kejauhan ada seekor goblin yang tersisa, dia hanya melihat dari kejauhan, diriku berpikiran untuk menghabisinya dengan cepat, diriku pun maju ke arah goblin itu dan ingin menebas lehernya.
Ruru yang melihat dengan teliti goblin tersebut sedikit terkejut, Ruru melihat diriku yang maju tanpa berpikir panjang itu, dia berteriak kepadaku untuk berhenti, diriku sontak terkejut mendadak menghentikan langkahku tersebut, goblin itu melihat ke arahku dia mengajar tongkatnya dan membaca sebuah sihir.
Diriku yang melihat ke arah goblin itu mendadak melihat sebuah cahaya pedang yang di ayunkan kepadaku, diriku pun menghindari ayunan tersebut dan mundur ke belakang, diriku sempat berpikir jika Ruru tidak memberitahuku waktu itu pasti diriku ini pasti sudah mati saat itu.
Ruru menjelaskan bahwa goblin tersebut bukan goblin yang sama seperti kita lawan sebelumnya, tingkatan goblin tersebut lebih tinggi dari goblin-goblin yang bisa menggunakan sihir itu, Ruru juga menjelaskan bahwa goblin tersebut adalah Goblin Shaman di mana kemampuannya bisa membangkitkan teman-temannya yang sudah mati.
Goblin tersebut mengangkat kedua tangannya ke atas, dia mulai membangkitkan teman-temannya yang sudah mati, diriku berpikiran mungkin goblin yang satu ini sulit untuk di tangani, beberapa kali diriku membunuh teman-temannya yang sudah mati namun dia terus menerus membangkitkan mereka, satu satunya cara yang terpikirkan olehku adalah langsung membunuh Goblin Shaman tersebut, namun jika diriku langsung mengincar goblin Shaman tersebut para troll yang sudah mati itu pasti akan melindungi dirinya kekuatan troll meningkat lebih tinggi daripada sebelum mereka menjadi Undead.
Satu satunya cara yang tersisa adalah membunuh mereka sekaligus, setelah diriku berpikiran seperti itu, dalam penglihatanku muncul sebuah senjata yang bisa aku pakai, senjata tersebut bernama Arm Fire yang bisa mengeluarkan ledakan yang sangat dahsyat dari dirinya, diriku pun mencoba untuk memakainya dan melihat bagaimana kemampuannya.
“Keluarlah Arm Fire”
Seketika tubuhku waktu itu dikelilingi oleh api, tanganku diselimuti oleh kobaran api yang membakar, anehnya diriku saat itu tidak merasakan panasnya hanya bisa merasakan kekuatan yang diberikan oleh senjata tersebut, dalam penglihatanku muncul sebuah skill milik Arm Fire tesebut, skill tersebut bernama Hand For Kill di mana kekuatan besarnya ya bisa setara dengan sihir tingkat tinggi, tanpa pikir panjang lagi diriku pun mencoba skill tersebut dan hasilnya adalah diriku menghancurkan gua tersebut, sampai-sampai membuat sebuah lubang yang sangat besar hingga ujung gua.
Kami pun bergegas untuk pergi dari gua tersebut dan menuju desa Khidan, diriku akan bertanya tentang hal yang kami temukan di dalam gua. Dan membuat klarifikasi tentang masalah ini, sesampainya di desa kami sangat terkejut dengan apa yang kami lihat saat itu, desa tersebut terlihat mengerikan, banyak sekali orang-orang yang mati, saat kami menelusuri desa itu, kami menemukan dua orang yang sedang bertarung, dilihat dari sisi kami orang tersebut adalah kakek yang menganggap dirinya sebagai ketua desa sedangkan yang satunya adalah seorang petualang.
Dari sisi petualang kami melihat seratus tersebut adalah seorang veteran, dia memiliki sebuah lencana Gold/emas yang berada di bagian bajunya, petualang tersebut terlihat kalah, yang kami lihat petualang tersebut sudah berdarah darah, dan mungkin akan segera mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Kurogane Byakuya
view orang ke3 aja Thor
2020-12-12
1
Nirvana
ini ganti cover?
2020-07-11
2