Sabila, Cinta Manis Tuan Muda

Sabila, Cinta Manis Tuan Muda

bab1 Pertemuan Kedua

...Selamat datang di karya pertamaku......

°°°

Gadis itu terus mencari buku demi buku di perpustakaan Sekolahnya. Ya dialah Sabila, temanya biasa memanggilnya Sabil, gadis sederhana yang tak pernah bermimpi untuk menjadi kaya. Hanya gadis penuh mimpi, yang terlahir dari ibu yang cantik dan ayah yang hebat menurut nya.

"Dari tadi kita cariin ternyata disini!" kata Rani seraya mengerucutkan bibirnya. disusul gelengan laki-laki di belakangnya, sambil tersenyum.

tukkk

"Kau itu! udah tau Sabil pasti di perpus di jam istirahat masih aja iseng," sahut Dion sambil menyentil dahi gadis itu.

Rani semakin mengerucutkan bibirnya sambil mengusap dahinya yg sakit akibat ulah Dion. Laki-laki itu hobi sekali menyentil dahinya.

Sabil hanya tersenyum melihat tingkah dua sahabat nya itu.

Merekalah yang membuat hari-hari seorang Sabil menjadi sedikit lebih berwarna. Bukan hanya berwarna tapi juga rame sih, dengan tingkah Rani yang ajaib, tapi selalu membuatnya tersenyum.

"Kalian ini apa tidak bisa akur sebentar," tegur Sabil.

"Tuh kak Dion, sakit tau! lama-lama dahiku jadi lapangan basket di sentil terus," keluh Rani

"Mana ada begitu," jawab Dion sambil tertawa.

"Udah yuh Bil, kita ke kantin aja kamu pasti belum makan kan," ajak Rani.

"Kalian duluan aja, aku masih mau di sini,"

"Ya udah nanti nyusul ya, aku sama kak Dion kesana dulu,"

"Siapa juga yang mau bareng sama kamu," tolak Dion.

"Udah cepetan, aku laper banget nih," ucap Rani sambil menarik lengan Dion.

Gadis itu masih membaca buku-buku nya, tak ada niatan untuk menyusul sahabatnya. Dan sahabatnya pun sudah tau kebiasaan nya. Hingga jam istirahat yang hampir selesai, dia baru beranjak dari duduknya.

Duuggg!

"Aduh sakit sekali," keluh Sabil, sambil mengusap kepalanya yang berdenyut akibat menabrak dada bidang seorang di depannya.

"Ahh... maaf saya tak sengaja," seraya menunduk.

Sabil mengangkat kepalanya karena tidak ada sahutan dari orang di depannya.

"Diakan kakak kelas yang terkenal dingin di sekolah ini, gawat kalau sampai dia marah,"

pikir gadis itu.

Ya siapa yang tidak kenal dia. Dialah idola pertama di sekolah ini. Banyak gadis yang mengantri untuk jadi pacarnya, tapi anehnya dia tidak tertarik sedikit pun dengan para gadis itu bahkan dia bisa bertindak kejam jika ada gadis yang terlalu mengusiknya. Dia lah Andra Alfatih Adiguna.

Sepersekian detik mata mereka saling bertemu.

Namun Sabil segera tersenyum dengan sedikit

membungkukkan badannya guna meminta maaf,dia tau siapa yang ada di depannya.

Masih tidak ada suara dari hadapannya, lalu dia melihat laki-laki itu melangkahkan kakinya menjauh.

"Huuuhh," gadis itu menghela nafasnya lega.

Baginya berhadapan dengan orang yang bagiakan langit itu membuatnya sedikit sulit bernafas.

Waktu menunjukkan jam sekolah telah berakhir.

"Bil, nanti sore temenin aku yuk, aku mau cari sesuatu buat idolaku sebentar lagi ulang tahun," ajak Rani sambil tersenyum membayangkan wajah kakak kelas idolanya.

Sabil mengerutkan dahinya,

"Kamu itu tak menyerah juga."

"Hehehe... jadi gimana? mau kan," ujar Rani dengan nada yang memohon.

"Liat nanti ya, kamu tau kan aku harus bantuin ayah di toko, kalau nanti agak sepi aku mau aja," jelas Sabil.

"Ok.. nanti aku jemput ya."

Wahhhh tampan sekali

Aku mau jadi pacarnya

Kapan si dia mau memandang kita

Lihat senyumnya

Bunyi teriakan para gadis disekolah itu sambil terus memandang ke arah lapangan basket.

Hampir tiap hari para anak basket berlatih disana usai pulang sekolah, entah apa tujuannya, tapi pemandangan itu jadi vitamin tersendiri bagi para siswi tentunnya.

Setiap peluh keringat yg menetes dari para pemain basket seperti jadi magnet untuk menarik para gadis. Apalagi sang kapten yang merupakan idola sekolah ini. Tampan, kaya, pintar dalam segala hal. seperti paket lengkap dibuat dalam satu wadah.

Siapa yang tidak akan terpesona di buatnya, tapi bagi sang pemilik wajah tak pernah melihat para gadis itu ada. Baginya para gadis itu seperti sebuah bayangan.

"Lihat Bil," tunjuk Rani ke arah para gadis itu.

Sabil menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Rani

"Mereka lucu ya, tiap hari tidak ada capenya teriakin kakak idola," kata Rani sambil terkekeh.

Sabil tersenyum, "Bukankah kamu juga sama."

"Hehe.. iya sih tapi aku kan tetap jaga sikap, tidak berlebihan seperti mereka," bangga Rani menepuk dadanya pelan.

"Hai girl." sapa Dion tiba-tiba.

Dion itu kakak kelas mereka, jadi mereka beda kelas. Tapi dia tidak ikut club basket padahal wajahnya lumayan tampan, kaya sudah pasti karena orang tua nya punya perusahaan yang cukup besar.

Dion menyerngitkan dahinya pada Sabil, dan menatap heran pada sahabatnya yang satu lagi. Biasanya dia yang paling berisik saat melihat nya. Sekarang dia tau kemana pikiran gadis itu sambil ikut melihat ke lapangan basket.

tukkk

"Awww. ... siapa si?" kesal gadis itu.

"Udah puas belum liatnya, tuh lap dulu liur kamu"

"Apa si kak Dion tidak tau apa, itu tuh vitamin see,"

"Kalau gitu liat kesini aja yang deket," jawab Dion sambil berjalan kedepan gadis itu.

"Liat kamu bukannya dapet vitamin, jadi rabun iya, iya kan Bil," sambil tersenyum mengejek.

"Udah ayoo, aku mau ke toko ayah." ucap Sabil menengahi atau mereka tidak akan berhenti saling mengejek.

Dion dan Rani bersahabat dari kecil, bahkan rumah mereka bertetangga. Tapi entah kenapa setiap bertemu tidak pernah akur di mata orang yang melihatnya.

Tapi di mata Sabil, dia melihat kasih sayang yang begitu tulus di mata Dion saat menatap Rani. Dari perhatian yang begitu berlimpah yang diberikan nya. Dari hal terkecil yang tidak terbayangkan, dia lakukan untuk Rani. Dia begitu menjaganya, dan Rani pun tak bisa jauh darinya.

,,,

"Ayahhh," teriak Sabil begitu sampai di sebuah bangunan kecil.

"Nak, kau sudah pulang,"

Sabil tersenyum mendekati pria paruh baya itu, yang semakin hari rambutnya kian memutih, kulit yang mulai mengeriput menandakan usianya tidak lagi muda.

"Ayah istirahatlah biar aku yang gantikan," sembari mendorong tubuh renta tapi terlihat bugar itu ke sebuah kursi.

"Tidak nak, kau makanlah dulu atau ayah akan jadi ayah yang kejam, karena tidak memberi makan anaknya."

"Duduklah nak biar ayah ambilkan makanan, toko sedang tak ada pelanggan jadi makanlah dulu," ucapnya lagi dengan lembut.

Pak Mul pun mengambil makanan yang sudah di masaknya tadi, di bawanya ke meja makan.

"Ayah juga makan," sambil menyendokan nasi ke piring ayahnya.

"Terimakasih nak."

Sabil terus memandangi wajah ayahnya, wajah yang terlihat amat sangat lelah. Tak pernah sekalipun dia mengeluh, padahal Sabil tau ayahnya tak hanya lelah fisiknya tapi juga batinnya. Setelah ditinggal sang belahan jiwa sepuluh tahun yang lalu.

Sebuah kecelakaan yang menyisakan duka yang teramat dalam, didepan matanya sendiri sang istri tercinta meregang nyawa.

Sang istri ialah orang yang amat baik, penyayang, dan selalu mengutamakan orang lain. Dan karena itulah semua terjadi, ketika melihat seorang anak laki-laki di tengah jalan dan dari arah kanan melaju kencang sebuah kendaraan, dia berlari sebisanya. Dia berhasil mendorong tubuh anak itu, tapi naas justru dialah yang harus menghadap sang pencipta.

Teriakkan yang begitu menyayat hati terdengar dari luar, aku langsung berlari melihat apa yang ada di sana. Tubuh yang penuh darah tergeletak di jalan, perlahan ayahku mendekat, memeluknya, memanggil namanya namun semua telah terlambat. Ayah semakin erat memeluk nya, ku lihat jiwa ayah seakan ikut pergi bersama ibu. Tangisnya begitu memilukan. Aku mendekat melihat tubuh ibuku, wajah yang biasanya begitu cantik, senyuman yang begitu indah, kini hanya ada raga yang tak bernyawa.

Siapa yang tidak terpukul jika tiba tiba di tinggal sang pujaan hati. Dunia seakan runtuh saat itu juga, raganya seolah hidup tapi tak berjiwa. Senyuman sang istri yang slalu menemaninya kini tak ada lagi.

" Sabil... Sabil..??"

Sabil tersadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa nak, apa ada masalah di sekolah?" tanya sang ayah khawatir.

"Tidak ayah," sambil tersenyum.

jangan sampai ayah tau aku memikirkan ibu.

"Lalu kenapa kau tak memakan makananmu?? apa tidak enak, kau mau yang lain??"

"Tidak ayah, masakan ayah selalu enak." puji Sabil sambil tersenyum.

"Terimakasih ayah"

Pak Mul menatapnya bingung.

"Terimakasih sudah jadi ayah yang hebat," lanjutnya lagi.

Sang ayah tersenyum, sambil mengusap pucuk kepala putrinya.

Mentari mulai menyembunyikan sinarnya,

"Sore paman" sapa Rani manja.

Dia memang seringkali datang bermain ke toko roti itu. Bahkan pak Mul pun menyayangi nya bak putri kandungnya.

"Kau sudah datang? Sabil sedang bersiap masuklah, atau kau ingin mencicipi resep baru paman??" tanya pak Mul lembut.

"Apa kau tak takut rugi paman, jika q memakan semua ini," jawab Rani dengan mata berbinar melihat kue di depannya. Sungguh kue adalah makanan kesukaan nya, apalagi kue buatan paman Mul yang tak mungkin untuk di tolak .

"Makanlah sepuasnya nak, paman senang kalau kau suka," pak Mul mengambilkan piring dan menyajikan kue nya untuk Rani. Bagi pak Mul Rani seperti putri kecil yang menggemaskan.

°°°

Jangan lupa like & komen nya ya. Silahkan jika ada saran dan masukan

Xiexie

baca karya author yang baru yuk.

judulnya Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

cari nama penanya: Three ono

Terpopuler

Comments

Ariyani Ariyani

Ariyani Ariyani

hadir

2022-10-25

0

Yuni Triana

Yuni Triana

mampir juga ya Thor ke novel ku Dinding Pemisah.

2022-03-28

0

Yukity

Yukity

Hai Thor salam kenal dan saling dukung ya..

Salam dari
SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA

2022-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 bab1 Pertemuan Kedua
2 bab2 Kecelakaan Kecil
3 bab3 Kucing Kecil
4 bab4 Bertemu Daddy
5 bab5 Kucing Kecil lagi
6 bab6 Kesempatan dalam Kesempitan
7 bab7 Cinta Ayah
8 bab8 Flashback 1
9 bab9 Flashback 2
10 bab10 Penyesalan Mommy
11 bab11 Kini Kucing Manis
12 bab12 Katakan Cinta
13 bab13 Sisi Lain Mommy
14 bab14 Tertarik
15 bab15 Saham
16 bab16 Pacar Dadakan
17 bab17 Panggilan Mommy
18 bab18 Pacaran
19 bab19 Berkunjung
20 bab20 Terkejut
21 bab21 Kruuyuk Kruuyuk
22 bab22 Perhatian Kecil
23 bab23 Menuju Lulus
24 bab24 Ada Sesuatu
25 bab25 Bermain Basket
26 bab26 Pulang Bersama
27 bab27 Pipi Merah Menggemaskan
28 bab28 Menjenguk Mommy
29 bab29 Keadaan Mommy
30 bab30 Awalnya Teman
31 bab31 Perhatian Sekali
32 bab32 Menjemputmu
33 bab33 Gosip Pagi
34 bab34 Jika
35 bab35 Sudah Berbeda
36 bab36 Semakin Dekat
37 bab37 Mampir ke Kantor
38 bab38 Hanya Menempel
39 bab39 Membuat Iri
40 bab40 Semakin Digilai
41 bab41 Usaha Sia-sia
42 bab42 Tak Tau Malu
43 bab43 Ikut Casting
44 bab44 Berhasil
45 bab45 Mommy Pulang
46 bab46 Pujian
47 bab47 Jadi CEO
48 bab48 Jadi CEO 2
49 bab49 Berpisah Lagi
50 bab50 Lagi-lagi Tidak Tau Malu
51 bab51 Tiba-tiba Peluk
52 bab52 Bukan Pencuri
53 bab53 Panggilan Ayah
54 bab54 Taman Bermain
55 bab55 Kincir Ria
56 bab56 Juga Memanggil Ibu
57 bab57 Kedatangan Sahabat
58 bab58 Harapan Ayah
59 bab59 Kesialan Alex
60 bab60 Amarah Alex
61 bab61 Pria Gempal Bikin Kesal
62 bab62 Chat Chat an
63 bab63 Rindu itu Berat
64 bab64 Calon Nona Muda Palsu
65 bab65 Calon Nona Muda Asli
66 bab66 Didalam Ruangan
67 bab67 Deg Deg Deg
68 bab68 Ayo Kita Menikah
69 bab69 Sabil Bimbang
70 bab70 Rencana Andra
71 bab71 Meminta Restu
72 bab72 Terpesona
73 bab73 Aku mau kak...
74 bab74 Ayah ikut senang
75 visual
76 bab75 Sahabat Lama
77 bab76 Mulai Ragu
78 bab77 Ternyata Fans
79 bab78 Lagi-lagi Senam Jantung
80 bab79 Suara Aahhh...
81 bab80 Suara Aahhh lagi...
82 bab81 Sebenarnya ingin juga
83 bab82 Terjangkit Virus
84 bab83 Kiriman Foto
85 bab84 Lapangnya Hati Ayah
86 bab85 Menjelang Pernikahan
87 bab86 Penuh haru
88 bab87 Ketegangan di Malam Hari
89 bab88 Pertama-tama
90 bab89 Bocil Skip Aja Ya
91 bab90 Pagi Harinya
92 bab91 Tahan Godaan
93 bab92 Couple Goals Rani&Dion
94 bab93 Hujaman Kenikmatan
95 bab94 Sakit Pinggang
96 bab95 Pesawat Pribadi
97 bab96 Semakin Cinta
98 bab97 Merasa aneh
99 bab98 Rencana Jane
100 bab99 Suami Idaman
101 bab100 Bocornya Rahasia
102 bab101 Untuk Apa Coklat Cair
103 bab102 Erangan
104 bab103 Pemersatu Bangsa
105 bab104 Obsession
106 bab105 Obrolan Hangat
107 bab106 Hampir Saja
108 bab107 Terbongkar
109 bab108 Menghilang
110 bab109 Sabila kecil
111 bab110 Menemukanmu
112 bab111 Siapa dibalik Itu Semua
113 bab112 Ayah Yang Luar Biasa
114 bab113 Hampir Mati
115 bab114 Kritis
116 bab115 Penyesalan Andra
117 bab116 Andra dan Daddy
118 bab117 Perjuangan
119 bab118 Titik Terendah
120 bab119 Mata yang Ternoda
121 bab120 Happy Wedding Rani & Dion
122 bab121 Otw Launching
123 bab122 Akhir Cerita Sabila
124 Kisah Baru
125 Pesona
Episodes

Updated 125 Episodes

1
bab1 Pertemuan Kedua
2
bab2 Kecelakaan Kecil
3
bab3 Kucing Kecil
4
bab4 Bertemu Daddy
5
bab5 Kucing Kecil lagi
6
bab6 Kesempatan dalam Kesempitan
7
bab7 Cinta Ayah
8
bab8 Flashback 1
9
bab9 Flashback 2
10
bab10 Penyesalan Mommy
11
bab11 Kini Kucing Manis
12
bab12 Katakan Cinta
13
bab13 Sisi Lain Mommy
14
bab14 Tertarik
15
bab15 Saham
16
bab16 Pacar Dadakan
17
bab17 Panggilan Mommy
18
bab18 Pacaran
19
bab19 Berkunjung
20
bab20 Terkejut
21
bab21 Kruuyuk Kruuyuk
22
bab22 Perhatian Kecil
23
bab23 Menuju Lulus
24
bab24 Ada Sesuatu
25
bab25 Bermain Basket
26
bab26 Pulang Bersama
27
bab27 Pipi Merah Menggemaskan
28
bab28 Menjenguk Mommy
29
bab29 Keadaan Mommy
30
bab30 Awalnya Teman
31
bab31 Perhatian Sekali
32
bab32 Menjemputmu
33
bab33 Gosip Pagi
34
bab34 Jika
35
bab35 Sudah Berbeda
36
bab36 Semakin Dekat
37
bab37 Mampir ke Kantor
38
bab38 Hanya Menempel
39
bab39 Membuat Iri
40
bab40 Semakin Digilai
41
bab41 Usaha Sia-sia
42
bab42 Tak Tau Malu
43
bab43 Ikut Casting
44
bab44 Berhasil
45
bab45 Mommy Pulang
46
bab46 Pujian
47
bab47 Jadi CEO
48
bab48 Jadi CEO 2
49
bab49 Berpisah Lagi
50
bab50 Lagi-lagi Tidak Tau Malu
51
bab51 Tiba-tiba Peluk
52
bab52 Bukan Pencuri
53
bab53 Panggilan Ayah
54
bab54 Taman Bermain
55
bab55 Kincir Ria
56
bab56 Juga Memanggil Ibu
57
bab57 Kedatangan Sahabat
58
bab58 Harapan Ayah
59
bab59 Kesialan Alex
60
bab60 Amarah Alex
61
bab61 Pria Gempal Bikin Kesal
62
bab62 Chat Chat an
63
bab63 Rindu itu Berat
64
bab64 Calon Nona Muda Palsu
65
bab65 Calon Nona Muda Asli
66
bab66 Didalam Ruangan
67
bab67 Deg Deg Deg
68
bab68 Ayo Kita Menikah
69
bab69 Sabil Bimbang
70
bab70 Rencana Andra
71
bab71 Meminta Restu
72
bab72 Terpesona
73
bab73 Aku mau kak...
74
bab74 Ayah ikut senang
75
visual
76
bab75 Sahabat Lama
77
bab76 Mulai Ragu
78
bab77 Ternyata Fans
79
bab78 Lagi-lagi Senam Jantung
80
bab79 Suara Aahhh...
81
bab80 Suara Aahhh lagi...
82
bab81 Sebenarnya ingin juga
83
bab82 Terjangkit Virus
84
bab83 Kiriman Foto
85
bab84 Lapangnya Hati Ayah
86
bab85 Menjelang Pernikahan
87
bab86 Penuh haru
88
bab87 Ketegangan di Malam Hari
89
bab88 Pertama-tama
90
bab89 Bocil Skip Aja Ya
91
bab90 Pagi Harinya
92
bab91 Tahan Godaan
93
bab92 Couple Goals Rani&Dion
94
bab93 Hujaman Kenikmatan
95
bab94 Sakit Pinggang
96
bab95 Pesawat Pribadi
97
bab96 Semakin Cinta
98
bab97 Merasa aneh
99
bab98 Rencana Jane
100
bab99 Suami Idaman
101
bab100 Bocornya Rahasia
102
bab101 Untuk Apa Coklat Cair
103
bab102 Erangan
104
bab103 Pemersatu Bangsa
105
bab104 Obsession
106
bab105 Obrolan Hangat
107
bab106 Hampir Saja
108
bab107 Terbongkar
109
bab108 Menghilang
110
bab109 Sabila kecil
111
bab110 Menemukanmu
112
bab111 Siapa dibalik Itu Semua
113
bab112 Ayah Yang Luar Biasa
114
bab113 Hampir Mati
115
bab114 Kritis
116
bab115 Penyesalan Andra
117
bab116 Andra dan Daddy
118
bab117 Perjuangan
119
bab118 Titik Terendah
120
bab119 Mata yang Ternoda
121
bab120 Happy Wedding Rani & Dion
122
bab121 Otw Launching
123
bab122 Akhir Cerita Sabila
124
Kisah Baru
125
Pesona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!