Deru mobil membentang jalanan yang sudah ramai itu,
"Waaahhh perutku kekenyangan," ucap Rani sambil mengusap perutnya yang terisi penuh kue buatan ayah Sabil. "Kue paman memang tidak pernah mengecewakan," pujinya.
Dion tak habis pikir dengan sahabat yang sudah seperti adiknya itu, bagaimana bisa tiap kali dia menghabiskan banyak kue buatan pak Mul.
"Bagaimana Paman bisa cepat kaya kalau kau terus memakan kue nya," sindir Dion.
"Lihatlah pipimu semakin lebar," sembari mencubit gemas pipi Rani.
"Aawww..!!! kak Dion!" kesal Rani.
"Asal kakak tau, aku tak pernah minta kue paman, tapi ia sendiri yang memberinya, paman memintaku untuk mencicipi resep barunya," gaduhnya lagi.
Gadis yang duduk di kursi belakang masih saja diam, menerawang jauh pandangan nya .
Setelah mendengar pujian temannya, Sabil teringat kue buatan ayahnya memang enak, tapi tak seenak buatan ibunya.
Ingatannya menelisik jauh, dia masih sangat ingat dulu ibunya suka sekali membuat kue.
Dan pada akhirnya ayah membujuk ibu untuk membuka toko kue yang sampai sekarang masih bernama "Arum Bread,"
Tokonya sangat ramai setiap hari nya. Pelanggan selalu berdatangan silih berganti, dalam sekejap toko itu pun terkenal. Sampai ketika kecelakaan itu terjadi, ayah bertekad meneruskan toko kue sang ibu. Dia berdalih, tak ingin kenangan bersama istrinya itu hilang begitu saja.
"Bil.. Bil... Sabil," panggil Rani
"Kamu kenapa, kok diam aja dari tadi, kamu lagi gak enak badan ya??" Rani terlihat begitu menghawatirkan sahabatnya itu.
Sabil tersadar dari lamunannya,
"Sabilaaa...!!" teriak Rani karena tak kunjung mendapatkan respon dari sahabatnya.
"Yaa..."
"Aku dengar Rani , yang imutnya kebangetan," jawab Sabil sambil terkekeh.
"Kalian berdua itu kalau sudah berantem, seperti sepasang kekasih yang saling merajuk dan membujuk, mana mau aku mengganggu kalian."
"Apa! kekasih? yang benar saja aku punya kekasih cewek manja seperti nya," ujar Dion.
"Memangnya siapa yang mau jadi pacar kakak," sahut Rani tak mau kalah.
Dan benar saja sedikit pelumas saja, sudah mampu membuat dua orang di depannya mulai pertengkaran lagi.
Melihat dua orang di depan yang asyik berargumen, sudah mampu membuat bibir Sabil terangkat keatas.
Mungkin aneh, tapi bagi Sabil mereka hanya tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka seperti pasangan pada umumnya.
...
Terlihat kendaraan sudah berjejer rapi di sebuah bangunan,
Setelah sampai mereka segera menaiki benda kotak yang biasa bergerak naik turun itu.
Sebuah angka berhenti di tempat tujuan mereka,
"Kak Dion, kakak tau kan apa yang di sukai kak Reza?" tanya Rani manja, dan memasang wajahnya semanis mungkin.
"Mungkin hal yang di sukai cowok pada umumnya," jawab Dion datar.
"Kak Dion ih," kesal Rani dan berjalan menjauhi temannya.
"Nanti malam kak Dion ikut Rani kan ke pesta itu," Sabil mengkhawatirkan sahabat nya, yang berniat datang ke tempat hiburan malam.
Karena pesta ulang tahun sang idola di adakan di sana.
"Tenanglah, aku tidak akan membiarkan gadis kecil itu pergi sendirian." ucap Dion menenangkan.
"Bil.. ayo cepat," panggil Rani yang sudah berada cukup jauh dari keduanya.
...
Satu persatu toko mereka datangi entah apa yang di cari. Sampai tak terasa malam sudah semakin larut.
"Kenapa kita jadi belanja sebanyak ini," heran Sabil.
Rani tersenyum senang, "Kapan lagi kan kak Dion mau bayarin kita,"
"Bukannya setiap hari aku yang traktir," keluh Dion tak habis pikir.
"Ya.. kak Dion memang yang terbaik,"
"Habisnya di sini hanya kakak yang sudah bisa cari uang, beramal sesekali biar uang kakak tambah banyak, iya kan Bil?".
Dion juga seorang tuan muda, perusahaan ayahnya cukup besar, jadi dia di tuntut untuk bisa berbisnis dari jauh hari sebelum akhirnya menggantikan ayahnya.
Sekarang ini, dia di beri tugas mengurus salah satu anak perusahaan. Dan jangan lupakan sekolahnya, dia juga harus berprestasi dalam akademik.
...
"Dahhh Sabil...," Rani melambaikan tangan.
"Terimakasih kak Dion, kalian hati-hati di jalan." Sabil juga melambaikan tangannya.
Setelah mobil itu menjauh, dia melangkahkan kakinya memasuki bangunan kecil yang bertuliskan "Arum Bread" . Tempat itu memang bukan hanya toko, tapi juga tempat Sabil dan ayahnya berteduh.
Dicarinya lelaki yang amat dia sayangi, dia coba membuka pintu kamar sang ayah. Ternyata lelaki itu sedang melamun di depan jendela kamarnya.
"Ayah..., kenapa belum tidur?" didekati nya sang ayah. " Ayah merindukan ibu lagi," sambungnya, karena melihat ayahnya terus memandangi foto pernikahan mereka.
"Tidak nak, kemari lah," dipeluknya sang putri tercinta dengan penuh kasih sayang. "Ibumu pasti bangga, putri kecil nya kini sudah tumbuh dewasa, menjadi gadis yang cantik dan lembut persis seperti ibumu." diusapnya air mata nakal yang keluar begitu saja, karena tak ingin membuat anak gadis nya khawatir.
"Terimakasih ayah, terimakasih atas kasih sayang yang begitu berlimpah untuk ku."
Walaupun ibunda sudah tak ada, tapi perhatikan dan kasih sayang dari ayahnya begitu besar untuk nya.
Sabil semakin erat memeluk tubuh lelaki paruh baya itu. Dia tau selama ini ayahnya begitu kesepian, hatinya selalu merindu sang pujaan hati. Mungkin jika bisa diminta, sang ayah pasti memilih bersama ibunda.
Apa mau di kata, takdir sang pencipta tak ada yang tau. Begitu cepat di tinggal sang kekasih, dan harus membesarkan buah hati seorang diri.
...
Matahari mulai menampakan sinarnya,
Udara pagi yang begitu dingin, tak membuat gadis yang berwajah cantik itu bermalas-malasan. Dia mulai bersiap, mulai memasuki kamar mandi.
Selesai mandi dia berdiri di depan cermin. Mulai menghias diri, menyisir rambut panjang nya. Dia membiarkan rambut panjangnya terurai rapi. Mengoleskan kan pelembab di bibir yang berwarna pink alami. Meski tak ada darah campuran bulenya, tapi wajahnya tercetak begitu sempurna. Mungkin karena sang ibu dulu kembang desa ibaratnya.
"Pagi ayah," sapa Sabil seraya mendudukan tubuhnya nya di kursi makan.
Ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan pun menengok, "Pagi juga putri ayah yang cantik."
"Wahh.. ayah masak Sup ikan kesukaan ku," ucap Sabil dengan mata yang berbinar.
"Makanlah yang banyak,"
Mereka menikmati sarapan pagi itu, dengan di bumbui obrolan ringan antara ayah dan anak.
"Ayah,, Sabil berangkat dulu," meraih tangan sang ayah.
"Hati-hati nak,"
...
Gadis itu melajukan motor kesayangan nya ke sekolah,
Ciiittttt...
Braakkk...!!!
Tiba-tiba saja dia tak sengaja menabrak kendaraan di depan nya. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan.
Gawaattt... Sabila kamu itu kenapa bisa melamun di motor. Gadis itu tampak ketakutan.
Keluarlah pemilik mobil yang tadi tertabrak Sabil. Pemuda dengan badan yang tegak, kaki yang panjang, dan jangan lupa wajah yang rupawan. Mulai berjalan melihat belakang mobil kesayangan nya.
Sejenak Sabil tampak terpaku, akan ketampanan pemuda itu. Namun dia segera tersadar, "ini bukan waktu yang tepat untuk mengagumi nya Sabil," pikir gadis itu sambil menepuk pipinya.
Buru-buru Sabil menghampiri sang pemilik mobil, yang ternyata kakak kelasnya sendiri.
Sabil paham betul sang kakak kelas idola sekolah, Karena hampir setiap hari di jam istirahat, dia juga menghabiskan waktunya di perpustakaan.
Jangan lupa guys, Like ,komen dan vote. 😁😁
salam receh.
baca karya author yang baru yuk.
judulnya Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)
cari nama penanya: Three ono
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Your name
Boom like dulu ya Thor, udah aku fav kok..
2022-01-28
1
Nyonya B
baca karya author yang baru yuk.
judulnya Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)
cari nama penanya: Three ono
2022-01-26
0
Ama
hadir lagi
#AmalliaPenaAutoon
2022-01-01
1