,,,
Setelah kembali dari pertemuan yang singkat dengan sang Daddy, ia berencana kembali ke apartemen nya.
Andra melihat jam di pergelangan tangannya, masih ada waktu sebelum ia menemui sahabatnya.
Permintaan sang Daddy masih berputar di pikiran nya, apa ia harus segera pulang dan memulai kembali semuanya.
Sebenarnya dia sudah memaafkan Mommy nya, tapi entah apa yang masih mengganjal di hatinya, sehingga belum juga menemui sang Mommy.
Ciiittttt
Lampu merah menghentikan laju mobilnya.
Bola matanya menangkap sosok yang tadi pagi sempat mengusiknya, di sebrang jalan terlihat gadis cantik sedang berbicara dengan seekor kucing kecil.
Sudut bibir nya kembali terangkat,
Bukankah dia semakin mirip kucing kecil, mereka berdua terlihat sama-sama menggemaskan. gumamnya gemas
Tinnn... tinnnn
Terdengar suara klakson kendaraan yang di barisan belakang mobilnya. Mereka tampak tak sabar karena memang lampu jalan sudah berubah dari tadi. Tapi sang pemilik mobil masih belum berencana melajukan mobilnya.
Akhirnya Andra pun menginjak gasnya, dan mengakhiri pemandangan yang membuat moodnya sedikit membaik.
"Kita akan bertemu lagi kucing kecil," dengan senyum semirk di bibirnya.
,,,
Di sebuah bangunan toko yang lebih kecil di bandingkan bangunan di sekitarnya, Gadis muda tampak sibuk membantu ayahnya.
"Seperti nya aku mendengar sesuatu."
Meong, meong, meong
Suara itu terdengar semakin keras saat dia mendekat.
"Ohh.. makhluk kecil kenapa kau disini, di mana ibumu tega sekali dia meninggalkan mu sendirian." Sabil bermonolog sendiri.
"Kau pasti lapar, sebentar ya aku carikan sesuatu yang bisa kau makan," ia kembali masuk ke dalam,
Sabil kembali berjalan keluar setelah mendapat apa yang dicari, "Ayo makanlah yang banyak agar kau punya kekuatan untuk mencari ibumu."
Sabil memandangi makhluk kecil itu, kucing kecil dengan bulu berwarna putih dan yang menarik perhatiannya adalah warna mata kucing itu, terlihat begitu indah. Sebelah bola matanya berwarna biru dan yang satu berwarna oranye.
Pemandangan itulah yang Andra lihat tadi dengan senyum semirk nya.
"Kau sudah kenyang, baiklah kau boleh pergi sekarang," ucapnya pada kucing itu, kemudian dia berniat kembali ke dalam. Tapi tanpa ia duga ternyata kucing itu tak mau pergi dari sisinya, malahan mengikuti nya masuk ke dalam.
"Ohh kenapa kau mengikuti ku kucing kecil," ucap Sabil gemas, akhirnya ia menggendong nya karena tak tahan dengan pupi eyes yang di buatnya.
"Kau mau tinggal di sini? Ohh baiklah aku akan meminta ijin pada ayahku?" tanya Sabil seolah kucing itu mengerti bahasa nya.
"Ayah bolehkah aku memelihara nya? lihatlah ia begitu lucu, dan kasihan jika ia harus hidup sendiri di luar sana, dengan tubuh kecil seperti ini aku tidak yakin ia dapat bertahan," ujar Sabil meyakinkan ayahnya, dan menunjukan betapa manisnya kucing yang baru ia temukan.
"Tentu nak, dia terlihat menggemaskan seperti mu," jawab ayahnya sambil mengelus makhluk berbulu itu.
Sabil memutar bola matanya mendengar ayahnya menyamakan dirinya dengan kucing itu, "Ayyaaahhh..." ucapnya mendengus kesal.
Sabil membawanya ke dalam setelah mendapat ijin dari sang ayah. Dengan lembut Sabil membersihkan kotoran yang menempel di bulu-bulu yang terasa halus itu, "Sekarang kau tinggal disini, ohh ya aku belum memberimu nama," ia tampak berfikir, "Bagaimana jika Moli, kau setuju??"
Meeoong
Terdengar sahutan dari kucing itu yang sekarang terlihat cantik setelah di bersihkan.
"Ternyata kau suka nama Moli, baiklah sekarang aku akan memanggil mu Moli."
,,,
Tingg
Kaki panjang nya melangkah memasuki apartemen nya, Andra memang telah lama memilih untuk tinggal sendiri. Perbuatan sang Mommy meninggalkan luka yang mendalam dihatinya.
Selain mencoba melupakan kejadian di masa lalu, ia juga mencoba menjadi pribadi yang lebih kuat dan mandiri. Ya dia telah mencoba berbagai bisnis di usianya yang masih muda.
Walaupun nanti, dia akan mewarisi kerajaan bisnis keluarga nya, tapi tak membuatnya malas-malasan. Dia telah banyak belajar dari banyaknya kegagalan, dari posisi yang terendah. Menyiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi di kemudian hari.
Andra menghempaskan tubuhnya di tempat tidur king size miliknya, mencoba meresapi apa saja yang sudah dilaluinya.
"Mungkin Daddy benar, aku akan segera menemui Mommy,"
Waktu terus berjalan, kini dia mulai bersiap untuk datang ke pesta sahabatnya.
Dia memasuki kamar mandi, dinyalakan nya shower dan langsung membasahi tubuhnya.
Dinginnya air yang mengguyur sekujur tubuhnya, sedikit mendinginkan pikiran nya.
Urat-urat syaraf yang sempat menegang kembali mengendur.
Tak butuh waktu lama ia membersihkan tubuhnya, kini ia sedang memilih pakaian mana yang akan di pakainya. Sejatinya apapun yang menempel di tubuhnya akan terlihat bagus, seperti sekarang ia memakai kemeja polos dan menggulung lengannya sampai ke siku. Terlihat amat sangat tampan, kemeja yang pas di tubuhnya tak mampu menutupi otot lengan dan dadanya.
Selesai bersiap ia menyambar kunci mobilnya.
,,,
Di suatu ruangan dengan cahaya yang sengaja di buat meremang, suara yang menggema begitu dominan.
Untunglah pesta itu di adakan di ruang VIP, jadi tak begitu bising di dengarnya.
"Selamat ulang tahun kak Reza," ucap Rani memberi selamat tak lupa iya pun memberikan hadiah yang kemarin di belinya.
"Thanks Rani cantik," jawab Reza menerima hadiahnya. "Kamu cantik sekali malam ini."
Seketika pipi gadis itu merona malu,
"Ehheemmm!"
Lelaki yang sedari tadi berdiri di samping Rani pun sudah tak sabar bersuara. Menatap tajam pria yang menggoda gadisnya.
"Ayo duduk," ujar Reza santai menanggapi tatapan tajam temannya.
Reza sengaja terus berdekatan dengan gadis yang begitu mengidolakan nya itu, meski seseorang tampak menggertak kan giginya.
Reza tak habis pikir, kenapa tidak mengakui saja bila memang suka. Kenapa tak menunjukkan perhatian langsung pada sang gadis.
Sampai gadis itu salah mengira aku orang yang di idolakan nya pun di biarkan saja. Ya Reza tau jika sebenarnya lelaki yang sebenarnya sepupu sahabat baiknya itu, amat menyukai gadis yang selama ini dianggap adik olehnya. Mungkin dia butuh sedikit bantuan untuk menyadari perasaannya, pikir Andra.
Pintu ruangan itu terbuka, tampak bintang yang sedari tadi di tunggu-tunggu. Riuh suara para gadis menyambut.
"Andra kamu sudah datang," ujar gadis yang mendadak bergerak mendekatinya. Mencoba bergelayut manja di lengan kekar itu.
Dia Shila, salah satu anak pengusaha kaya.
Sudah lama ia berusaha menarik perhatian sang tuan muda.
Plaakk
Seketika Andra menghempaskan gadis itu dengan pandangan jijik. Ya dia paling tidak suka pada para gadis yang sengaja melemparkan tubuh mereka.
Para tamu yang datang pun tampak berbisik, mengejek Shila yang menurut mereka tak tahu malu itu. Wajah nya berubah merah padam menahan amarahnya.
Lihat saja Andra, suatu saat kau akan menjadi milikku. Siapa yang bisa menolak tubuh sexy ku ini. Pikir gadis itu percaya diri.
"Mending sama aku aja dari pada ditolak terus," ucap Alex dengan posisi di belakang gadis itu, dengan sengaja tangannya meraih pinggang Shila dan mendekatkan tubuhnya, menghembuskan nafasnya nya yang terasa panas. Membuat gadis itu bergidik memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut dari lelaki yang memang dikenal sering gonta-ganti pacar itu.
"Aku tidak akan menyerah, aku akan membuatnya menjadi milikku," jawab Shila yakin, kemudian menjauhkan tubuhnya dari sang Casanova, atau tubuhnya akan menginginkan lebih jika di perlakukan seperti tadi.
Alex menanggapinya dengan senyum khas nya,
Maafkan othor yang akhirnya menyelipkan cerita Moli, untuk mengenang kucing othor yang belum lama ini, sudah tidak mengurangi jumlah oksigen di bumi ini.
Like & komen please.
Xiexie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Arin
sy lbih suka pria dingin dan cuek,dri pada pria pemain wanita...
2022-10-04
0
Iiq Rahmawaty
pikir reza kali thor bukan andra
2022-02-15
0
Iiq Rahmawaty
moli.... sprti nma kucing spupuku tapi skrg hilang entah kmna tuh si moli nya ga pulg2😩
2022-02-15
0