,,,
Sabil mendekat, guna meminta maaf dan berniat bertanggung jawab atas kesalahannya.
"Maaf kak, saya sungguh tidak sengaja melakukan nya," ucap Sabil memohon dengan nada yang bergetar. Dia menunduk merasa begitu takut, ya banyak rumor mengatakan, lelaki di depannya sungguh tak akan segan, jika ada yang berani membuat masalah dengannya.
Diam tak ada sahutan seperti sebelumnya, ini kali ke dua Sabil berurusan dengannya.
Wajahnya tampak datar, tak ada niatan menyahuti gadis di depannya.
Sabil memberanikan diri untuk kembali bersuara, "Sekali lagi sungguh saya minta maaf kak, saya akan mengganti biaya perbaikannya."
berkali-kali gadis itu membungkukkan badannya.
Orang-orang di sekitar mulai berkumpul melihat kekacauan itu, ada yang tampak kasian. Tapi tak sedikit yang malah terkesima dengan wajah pemuda itu.
"Apa kau hobby sekali menabrak??" tanya lelaki itu mulai membuka suara.
Sabil sedikit terkejut dibuatnya, namun sedetik kemudian dia tersadar.
"Maaf kak, saya akan mengganti nya,"
"Sudah lah lebih baik kau segera melanjutkan perjalananmu, kalau tak ingin terlambat," sahutnya. Dia berbalik dan berjalan memasuki mobilnya, lalu melajukan kendaraannya.
Meninggalkan gadis yang masih menatap tak percaya, apa benar lelaki barusan adalah orang yang sama, yang sering teman-teman nya bicarakan.
Bukankah seharusnya dia marah dan meminta ganti rugi. Atau rumor yang selama ini beredar itu tidak benar.
"Ahhh... Sabil harusnya kau bersyukur dia tak menuntut mu." batin gadis itu dengan tangan yang mengelus dada.
Bergegas Sabil melajukan motornya takut terlambat, seperti yang tadi lelaki itu ucapkan.
Para warga yang tadinya berkumpul pun sudah kembali ke aktivitas nya masing-masing. Setelah tontonan yang tadi memberikan vitamin see untuk mata mereka. Tak hanya para gadis muda yang serasa bertemu oppa Korea, para ibu pun tampak kegirangan karena serasa bertemu Aldebaran.
Motor yang Sabil kendarai mulai memasuki halaman sekolah yang cukup elit itu.
Sabil memang bersekolah di salah satu SMA elit di kotanya. Selain otaknya yang pintar dan mendapat beasiswa, usaha ayahnya pun salah satu yang mendukungnya.
"Hampir saja terlambat," gumamnya sambil memarkirkan motornya dengan hati-hati.
Sabil memasuki kelas tepat bel masuk berbunyi,
"Tumben kamu baru sampai," tanya Rani heran, karena biasanya sahabatnya itu sudah di sekolah pagi sekali.
"Iya tadi ada sedikit insiden,"
"Apaa....??" tanyanya lagi karena penasaran akan apa yang telah terjadi dengan sahabatnya.
Belum juga ia mendapat jawaban, sang guru sudah tiba di kelas.
"Lanjut lagi nanti, kamu harus cerita ke aku Bil," bisik Rani pelan.
,..
Akhirnya jam istirahat tiba juga, sedikit bernafas lega gadis yang semenjak tadi dilanda rasa penasaran yang mendera.
"Sabil, sekarang kamu ceritakan apa yang terjadi tadi pagi!" seru Rani yang sudah tak sabar.
"Jadi tadi pagi, aku tidak sengaja menabrak bagian belakang mobil kakak kelas Andra,"
"What t. !! Trus kamu tak apakan? kamu ada di apa-apakan ga?," khawatir Rani segera mengecek keadaan sahabat nya. Takutnya ada perubahan dari tubuh sahabatnya.
"Iiisss kamu itu.. apa yang kamu pikirkan?" tanya Sabil bingung, karena Rani melihat nya dengan tatapan yang tak biasa.
"Enggg.. maksudku kamu tadi kecelakaan kan apa kamu tak apa, tak ada yang luka?? Trus apa yang kakak kelas lakukan setelah tau mobilnya lecet karena mu." jelas Rani
"Dia pergi begitu saja,"
"Apa kamu tidak salah orang, apa benar itu mobilnya?"
"Tentu karena aku sempat melihatnya turun, dia melihat keadaan mobil nya. Dan aku sempat menawarkan ganti rugi padanya,"
"Lalu..??" Rani bertanya lagi memastikan apa yang dia dengar tidaklah salah.
"Dia pergi begitu saja, dia hanya menyuruh ku untuk segera menaiki motor ku agar tidak terlambat."
"Ohh kau sungguh beruntung, banyak orang yang berurusan dengannya tak berakhir baik."
Derap langkah kaki lelaki yang baru saja datang, membuat sebagian gadis di kelas menatap tak berkedip.
"Kalian tumben belum lewat depan kelasku,"
ujar Dion yang baru datang dan berdiri didepan kedua gadis itu.
Kalian tau kenapa, Ya Rani suka sekali di jam istirahat melewati ruang kelas Dion. Apa lagi jika bukan untuk melihat idolanya.
"Kak Dion ngapain kesini, tuh suka ya jadi pusat perhatian," cibir Rani yang melihat tatapan lapar dari para gadis di kelas nya.
Wajah Dion memang tak kalah tampan dari Andra dan kawan-kawan. Wajahnya bahkan lebih terlihat menarik dengan senyum yang menawan. Ia adalah lelaki yang amat ramah, dan mudah berteman dengan siapa pun.
Tak sedikit pula gadis yang lebih mengagumi nya, mereka berfikir mungkin mendekati lelaki yang amat ramah itu lebih gampang, dari pada mengejar sang tuan muda yang berwajah amat dingin. Mereka tak tau saja jika di hati sang pemuda yang ramah itu, telah terpatri nama seorang gadis kecil dari sejak dulu kala.
"Ada apa kak," tanya Sabil mencairkan suasana.
"Kau tidak ke perpus?" dia balik bertanya.
"Tidak! kita mau ke kantin!" sahut Rani kesal, dan menarik Sabil keluar kelasnya.
"Apa kau cemburu,"
"Cemburu??" entahlah, kenapa setiap kali hatiku seakan tak rela, jika banyak gadis menatap ingin pada kak Dion nya itu.
"Kenapa melamun," Sabil menepuk pundaknya. "Kalian ini kenapa si, tak bisakah saling mengungkapkan perasaan kalian."
"Apa aku egois jika menginginkan kan perhatian kak Dion hanya untuk ku seorang," lirih Rani.
...
Jam sekolah berakhir, para siswa/i bersiap untuk pulang. Ada juga yang punya rencana berbeda-beda.
"Latihan gak hari ini?" tanya Alex kepada sang kapten.
"Seperti nya tidak bisa, Daddy menyuruhku ke kantor nya."
"Ohh baiklah kalau begitu kita pulang saja, gak akan seru kalau kau tak ada, tak ada teriakan para gadis," ujar Alex lagi, ya dia merasa ketampanan nya bertambah jika para gadis itu berteriak memberi semangat. Walau pun dia tau yang membuat mereka berteriak bukanlah dirinya.
"Kau itu apa tidak bisa jika tak memikirkan gadis cantik sehari saja." ucap Reza, menepuk keras pundak sahabat nya, yang menurutnya dipenuhi oleh pikiran-pikiran nakal.
"Nanti malam kau datang kan?" tanya Reza pada Andra. Ya nanti malam merupakan pesta ulang tahun nya yang ke 18 tahun.
"Belum tau," jawab Andra datar.
"Harus datang dong, pestanya tak akan meriah jika kau tak ada," Alex berusaha membujuk agar sang tuan muda ikut hadir di pesta sahabatnya. Ya dia terlanjur menjanjikan para gadis cantik yang di kenalnya, untuk datang ke pesta maka mereka akan bertemu tuan muda Andra.
"Bilang saja kau yang ingin di kelilingi banyak gadis cantik."
"Bro ingat kamu harus datang," bujuknya tak menyerah.
Mereka bertiga sampai di parkiran,
"Wahhh... kenapa mobilmu An??" pekik Alex yang melihat goresan di mobil bagian belakang sahabatnya yang perfeksionis itu.
Andra tampak berfikir, dia teringat kejadian tadi pagi, "Tidak sengaja tertabrak kucing kecil di jalan pagi tadi."
"Kucing seperti apa yang berani berurusan dengan seorang Andra??"
"Lalu kau apakan kucing kecil itu?" tanya Reza mulai ikut penasaran.
"Aku biarkan pergi," jawab Andra cepat dan tanpa ekspresi.
Kedua sahabatnya tampak menganga tak percaya, baru kali ini mereka melihat sang tuan muda membiarkan mangsanya begitu saja.
jangan lupa like & komennya readers,k
biar othor semangat buat karya receh nya.
xiexie...
Baca karya author juga yang baru yah...
judulnya Bersabar Dalam Luka Perjodohan
Cari nama penanya Three ono
jangan lupa mampir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Your name
Dapet banget nih Feel antar tokohnya Thor
2022-02-13
1
Ama
semangat terus🤗🤗
2022-01-01
0
Titislia
aq udh mampir ya kak
2021-12-29
2