Budayakan like sebelum baca...
Happy Reading
.
.
.
"Nihh!" Ucap Aileen memberikan helmnya pada Vano dengan muka juteknya.
"Kok jutek gitu mukanya? Saya salah apa lagi?" Tanya Vano heran dengan Aileen sebelum berangkat tadi Aileen kelihatan ceria. Terus kenapa sekarang jutek begitu?
"Pikir saja sendiri!" Balas Aileen jutek sambil berusaha membuka ikatan jaket di pinggangnya.
"Huuffttt apa susahnya kamu langsung ngomong apa salah saya. Saya gak bisa main tebak-tebakan."
"Siapa juga yang ngajakin main tebak-tebakan? Udah ihh sekarang bantu bukain. Gak bisa nih!" Omel Aileen yang kesulitan membuka ikatan jaket di pinggangnya.
"Kamu ngikatnya erat sekali terus gak ada simpulnya jadi susah," ujar Vano yang membantu membuka ikatan jaket itu sambil menunduk hingga kening mereka hampir bersentuhan.
Mereka tak sadar bahwa mereka masih berada di parkiran sekolah yang terdapat banyak siswa-siswi yang memerhatikan mereka.
"Tarik napas dulu!" Pinta Vano.
"Kenapa nyuruh gue tarik napas? Ohh gue tau. Lo nyuruh gue nahan napas supaya gue mati gitu?" Balas Aileen kesal.
"Apa di otak kamu cuman pikiran negatif tentang saya?" Tanya Vano memandang Aileen tajam.
"Y..yy..yaa eng..enggak gitt..gitu!" Gugup Aileen pasalnya ia terus dipandang tajam oleh Vano. Bahkan cowok itu semakin mendekatkan wajahnya hingga membuat Aileen menahan napasnya. Jujur. Ia tak pernah berada di posisi seperti ini dengan cowok.
"Nah sudah," ucap Vano sambil memegang jaketnya yang sudah terlepas.
"Napas!" Vano meniup pelan muka Aileen yang masih menahan napasnya.
"Huufftttt. Udah kebuka yaa. Coba aja dari tadi," ucap Aileen.
"Iya. Jaketnya bakal lepas kalau kamu cepat turutin saya tadi."
"Ya mana gue tau kalau kek gitu caranya. Lagian lo cuma nyuruh gue tarik napas tanpa jelasin tujuannya apa!" Balas Aileen sengit.
"Ya harusnya kamu mikir kalau kamu tarik napas otomatis perut kamu mengecil jadi ikatan jaketnya longgar dan mudah dibuka," jelas Vano.
"Ohh maksud lo gue buncit gitu?" Jerit Aileen.
"Bukan saya loh yang bilang," balas Vano.
"Ihhh nyebelin. Nihhh rasain!" Ucap Aileem sambil memukul lengan Vano dengan tasnya.
"Aww udah buncit!"
"Ihh kok malah panggil buncit sihh? Gue pukul terus nih!"
"Yaudah stop!" Ringis Vano. Bagaimana tidak meringis kalau dipukul tas yang isinya beberapa buku?
"Gue bakal berhenti kalau lo memohon sama gue."
"Saya mohon hentikan Aileen."
"Yang bener dong. Lo bilang gini 'Saya mohon jangan pukul saya lagi Aileen yang cantik' gitu. Cepetan!"
"Huufftttt."
"Cepetan!" ucap Aileen masih memukul lengan Vano dengan tasnya.
"Saya mohon jangan pukul saya lagi Aileen yang cantik," ucap Vano sekenanya.
"Yang ikhlas dong!" Pukul Aileen dengan keras di lengan Vano hingga membuat Vano meringis lagi.
"Saya mohon jangan pukul saya lagi ya Aileen yang cantik," ucap Vano dengan lembut sambil memandang Aileen intens. Sontak saja Aileen berhenti memukul lengan Vano.
"Makasih cantik," ucap Vano tersenyum sambil memperbaiki tatanan rambut Aileen yang berantakan setelah itu meninggalkan Aileen yang masih berdiri mematung dengan pipi yang memerah.
"Oh My God!!! Dia senyum tadi. Kok jantung gue dag dig dug gini ya?" Batin Aileen menutup pipinya yang bersemu merah.
×××---
Aileen sedang berjalan di koridor dengan tenang untuk menuju kelasnya. Tapi ketenangan itu terusik kala ia mendengar banyak yang menyebut-nyebut namanya.
Aileen pun menghentikan langkahnya dan memandang orang-orang yang membicarakannya.
"Kenapa pada sebut-sebut nama gue?" Tanya Aileen pada cewek-cewek yang ada di depannya.
"Kita gak nyangka aja sama lo!" Jawab salah satu di antara mereka.
"Gak nyangka gimana?"
"Ya gak nyangka lo bisa kek gitu. Tampang lo aja yang baik. Tapi aslinya..." timpal yang lain.
"Apa sih? Kalau ngomong tuhh yang jelas!" Balas Aileen.
"Alah pake sok-sok an gak tau lagi. Udah yuk cabut," imbuh yang lain lagi lalu meninggalkan Aileen.
"Sebenarnya ada apa sih? Kenapa pada mandangin gue kek gitu. Seakan-akan gue tuh bakteri menjijikkan yang harus dihindari," omel Aileen melangkah menuju kelasnya.
×××---
"Ren kok lo mandang gue kek gitu sihh?" Tanya Aileen karena Rena malah memandangnya kasihan.
"Lo yang sabar ya. Gue gak nyangka lo bisa kek gini. Gue prihatin sama lo. Harusnya lo jujur sama gue. Lo gak usah tutup-tutupin segala dari gue," ucap Rena sambil mengusap lengan Aileen.
"Lo juga kok ikutan aneh gini sih? Maksud kalian tuh apa? Bikin gue pusing aja!" Kesal Aileen melemparkan tasnga asal di atas mejanya.
"Lo pusing? Kata mama gue itu gejalanya. Jadi beneran lin?"
"Beneran apa sih? Yang jelas Rena!" Geram Aileen.
"Jadi beneran kalau lo dihamilin kakak kelas itu?" Tanya Rena cepat memandang Aileen lekat. Tak hanya Rena saja yang menatap Aileen tapi semua siswa yang berada di dalam kelas itu.
"Hamil?" Tanya Aileen memastikan.
"Iya. Lo lagi ngandung anak kak El?"
"Siapa yang hamil? Gue? Ya enggak lah. Gue masih virgin ya. Terus siapa lagi itu kak El? Kenal aja enggak malah gue dituduh lagi ngandung anaknya. Siapa sih yang nyebarin berita hoax kek gini!" ungkap Aileen.
"Ini udah tersebar di grup sekolah. Dan jangan ngelak kalau lo gak kenal sama kak El karena kemarin pas pulang sekolah lo bareng dia," balas Rena.
"Bareng pas pulang sekolah? Gue nggak bareng yang namanya kak El. Karena kemarin gue barengnya sama Vano. Ngerti lo?"
"Vano? Elvano maksud lo?" Tanya Rena.
"Gak tau. Yang penting namanya Vano!" Jawab Aileen kesal.
"Yang ini nggak?" Tanya Rena menunjukkan sebuah foto pada Aileen.
"Ahh iya bener. Kok lo punya fotonya Vano sih?" Tanya Aileen balik.
"Vano yang lo maksud itu kak El, Aileen!" Geram Rena.
"Huh?"
"Iya. Kemarin lo minta pertanggung jawaban sama kak El kan? Terus lo romantis-romantisan di parkiran kemarin dan tadi pagi. Bahkan kalian ciuman tadi pagi. Terus kalian bahas perut lo yang buncit dan itu karena lo lagi hamil kan?" Ungkap Rena.
"Itu gak bener. Gue sama Vano gak ngapa-ngapain tadi pagi! Dan lo bisa liat sendiri perut gue kan? Gak buncit!" Bela Aileen.
"Lo gak usah ngelak lagi deh. Bahkan lo nyebut nama dia doang tanpa embel-embel kakak. Padahal dia kakak kelas lho. Gue gak nyangka kalian ngelakuin itu sampai lo hamil. Gue pikir kak El itu orangnya pendiem ternyata bisa ngerusak gadis juga," ujar Rena.
"Lo jangan ngehakimin gue sama Vano gitu dong. Lo kan temen gue harusnya lo bela gue, lo percaya sama gue kalau gue nggak mungkin ngelakuin hal seperti itu. Gue kecewa sama lo!"
-TBC-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ita Rahayu
waauuu gosip terbaru nich yee 🙈🙈🙈
2021-11-02
0
Riska a
gegara blom bisa move on dr keenan gue bayangin vano itu keenan 😂🤭
ada yg samaan 😂
2021-11-02
0
Rohanisimanjorang Msi Sophie Perbaungan
nih Aileen kabur dari rumah masa gak dicari sih kesekolahnya gitu
2021-10-21
0