Budayakan like sebelum baca...
Happy Reading
.
.
.
"Anjirrr gue kesiangan!!!" umpat Aileen. Kali ini ia benar-benar kesiangan, bukan kesiangan ala anak sekolahan lainnya yang kesiangannya jam 7 atau jam 8 tapi Aileen bangunnya emang saat siang. Bagaimana ini? Hari ini bukan hari libur. Ia sekolah hari ini.
"Eh tapi kan udah siang. Bentar lagi juga jam pulang. Sekalian aja gak sekolah," batin Aileen lalu berbaring lagi.
Namun beberapa saat kemudian dia terbangun lagi. Aileen terduduk dengan tegak.
"Gue harus nyari pekerjaan hari ini!" ucap Aileen dan bergegas ke kamar mandi deangan semangat. Tak lama kemudian keluarlah Aileen dengan pakaian lengkap.
"Sesuai rencana, gue pengen kerja di butik. Nah! Sekarang buka list," gumam Aileen sambil membuka note di ponselnya yang menampilkan daftar butik yang akan ia datangi untuk melamar pekerjaan. Catatan yang berisi daftar butik itu sudah Aileen buat sejak ia berencana kabur dari rumahnya.
Dan tentu Aileen tidak berniat untuk bekerja di banyak butik sebanyak listnya. Dia hanya berantisipasi apabila ia tidak diterima di butik pertama maka ia langsung ke butik kedua. Aileen juga mencatat alamat masing-masing butik jadi nanti tidak perlu pusing-pusing lagi.
Semua memang sudah dipikirkan matang-matang oleh Aileen. Ia tak akan keluar dari rumah dan hanya mengandalkan uang tabungannya saja. Ia butuh pekerjaan karena tak selamanya uang tabungannya itu dapat memenuhi kebutuhannya.
Yaaaaa begitulah hidup memang perlu perencanaan.
×××---
"Ya Allah capek banget!" keluh Aileen mengusap keringatnya yang terus bercucuran tiada henti.
Bagaimana tidak lelah? Dari tadi siang Aileen pergi melamar di butik tapi belum ada yang menerimanya. Bahkan satu pun. Kenapa mereka tidak sebaik di ftv yang sering ditonton oleh mamanya? Hiks Aileen sedih kan jadinya. Tak sesuai harapannya.
"Tinggal satu butik lagi. Huuffttt semangat Aileen. Kali ini pasti lo diterima!" batin Aileen menyemangati diri sambil melangkah masuk ke dalam butik yang terakhir di daftar catatannya.
"Selamat datang di Amoura Boutique," sambut pramuniaga toko dengan senyumnya.
"Permisi Mbak apa ada lowongan pekerjaan di butik ini?" tanya Aileen sopan.
"Maaf sekali Dek tapi disini sedang tidak membuka lowongan pekerjaan."
"Gak ada ya?" ucap Aileen leauh dengan muka sedih.
"Iya. Sekali lagi maaf ya Dek."
"Iya Mbak. Gak apa-apa. Kalau begitu saya permisi."
Aileen pun segera keluar dari butik itu dengan wajah mendung. Untung saja airnya masih bisa ia tahan agar tidak jatuh.
"Hiikkksss ternyata nyari pekerjaan gak segampang di film-film. Masa diantara enam butik gak ada satupun yang nerima gue. Uang gue udah berapaan habis bayar ongkos tapi gak diterima kerja. Sekarang gue harus kerja apaan coba? Jadi OG? Ihhhh gak mau!" gumam Aileen berjalan di trotoar sambil menendang-nendang batu kerikil yang ada.
Tak lama, Aileen memutuskan untuk singgah di salah satu cafe. Kafe yang Aileen singgahi ini nampak nyaman dan instagramable. Kaum muda-mudi yang mendominasi tempat ini. Sambil berjalan Aileen terus menilai kafe ini. Dari angka 10 Aileen memberikan nilai 9.
Aileen pun duduk di salah satu bangku Cafe menunggu pesanannya. Tiba-tiba mata Aileen memicing melihat salah satu barista yang sedang meracik kopi.
"Kayak kenal!!! Hmm..... ohh gue inget. Itu kan cowok tadi malam," gumam Aileen.
Baru saja Aileen berdiri untuk menghampiri cowok itu, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Aileen tak melanjutkan niatnya untuk menghampiri cowok itu. Ia kini merogoh ransel kecilnya untuk mengambil ponselnya yang terus berbunyi pertanda panggilan telepon.
Ternyata salah satu temannya yang menelpon. Akhirnya ia mengangkat panggilan itu masih dengan keadaan berdiri. Selang beberapa saat kemudian Aileen mengakhiri sambungan telpon itu dan berbalik untuk melanjutkan niat awalnya untuk menghampiri si barista.
Bruukkkk
"Awww panas!" jerit Aileen mengibaskan tangannya yang terkena kopi panas.
"Maaf maaf Mbak saya tidak sengaja," ucap seseorang meminta maaf yang tidak sengaja menabrak Aileen dan menumpahkan kopi panas itu.
Ya, saat Aileen berbalik, orang itu sedang berjalan ke arahnya. Hingga terjadilah.
Aileen mendongak melihat orang itu. Orang yang telah menabrak dan menumpahkan kopi panas.
"Elo!" kaget Aileen.
Baru saja Aileen mau mengomel tapi tangannya sudah ditarik ke salah satu sofa yang ada di dekat bar.
"Nanti saja ngomel-ngomelnya, saya obatin kamu dulu!" sela orang itu lalu mengoleskan salep ke tangan Aileen.
"Kenapa sih kalau ketemu lo pasti gue kena sial mulu!" kesal Aileen menatap Vano.
Ya. Yang menabrak Aileen adalah Vano.
"Baru dua kali kok," balas Vano masih mengoleskan salep pada punggung tangan Aileen.
"Hah? Dua kali ? Jadi maksud lo kita bakalan ketemu lagi gitu? Yakin banget lo!"
"Iya Saya yakin, karena barang-barang sama mobil kamu masih di bengkel dan pastinya kita akan ketemu lagi untuk itu." Vano membalas tatapan Aileen padanya.
"Oo..oo...ow..ahh....iya....mmmm..ehh." Entah kenapa Aileen jadi grogi di tatap Vano seperti itu.
Sontak hal itu membuat Vano menaikkan alisnya heran.
"Lo tadi sengaja nabrak gue kan!" tuduh Aileen.
"Saya gak sengaja tadi. Saya cuman mau nganterin pesanan di meja no. 15 tepatnya di samping kamu," jelas Vano.
"Oh ya?" cibir Aileen.
"Saya gak tau kalau kamu bakal balik badan. Saya gak sempat ngehindar," lanjut Vano.
"Udah salah gak minta maaf lagi."
"Saya minta maaf," ucap Vano sambil membereskan kotak P3K-nya.
"Gara-gara lo yah, mood gue makin down. Niatnya nikmatin kopi buat balikin mood karena gak diterima kerja, ehh malah kek gini!" ucap Aileen tanpa sadar malah curhat pada Vano yang terus memandangnya.
Baru saja Vano mau bersuara Aileen sudah lebih dulu menyuruhnya pergi.
"Udah sana pergi, gue eneg liat lo disini!" usir Aileen.
"Ya sudah Saya pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Vano dan berlalu pergi meninggalkan Aileen.
"Waalaikumsalam!"
×××---
"Jadi gimana Bu? Apa Saya diterima?" tanya Aileen was-was pada sang manager cafe.
Tadi dia mendengar percakapan waiters yang membutuhkan waiters lagi. Akhirnya disinilah ia berada sekarang.
"Saya telpon bos Saya dulu ya Mbak," balas sang manager dan setelahnya menelpon. Selang beberapa saat akhirnya selesailah telponan itu.
"Gimana?" tanya Aileen lagi mengigit bibir bawahnya.
"Selamat, Anda kami terima dan bisa mulai kerja besok."
"Serius? Makasih banget ya!" ucap Aileen girang sambil menyalami manager cafe.
"Iya sama-sama."
"Kalau gitu saya pamit dulu. Besok setelah pulang sekolah saya langsung cuzzz ke sini. Permisi," pamit Aileen dengan perasaan senang yang membuncah.
Biarlah ia tidak diterima kerja di butik yang diinginkannya. Karena bekerja jadi waiters tak ada buruknya juga. Yang penting halal. Ya gak? Iya dong!
-TBC-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Suminasa
baca aileeen jadi alieen😅😅😅
saking semangatnya baca
critanya bagu💪💪💪🥳
2021-11-15
0
Ita Rahayu
Gpp jadi waiters yg penting halal 👍👍👍
2021-11-01
0
Anisatul Azizah
ortunya kok g nelponin ya?? iKhlaaas gt aja anaknya kabur 🤣
2021-10-25
0