My Beloved Husband
Budayakan like sebelum baca...
Happy Reading
.
.
.
Perempuan itu terus berlari sesekali melihat ke belakang. Merasa aman, karena tidak ada yang mengikutinya,ia pun berhenti berlari dan mengusap peluhnya akibat berlari.
"Duhh cape banget. Untung aja orang di rumah gak ada yang ngeliat!" gumam cewek yang bernama Aileen itu.
Aileen terus menggerek kopernya menuju mobilnya yang berada di pinggir jalan. Semuanya sudah ia rencanakan, dengan alasan mobilnya yang mogok di jalan dekat rumah. Padahal itu semua tidak terjadi.
Aileen akan menggunakan mobilnya untuk kabur dari rumah menuju rumah kontrakan yang sudah di sewanya jauh hari sebelum kabur. Tepatnya setelah ia mendengar pembicaraan orang tuanya yang akan menjodohkannya. Sejak saat itu ia sudah berniat kabur hingga menyusun rencana sematang-matang ini.
Jangan tanyakan mengapa Aileen menolaknya. Karena jelas saja Aileen menolak, ia masih sekolah di shs tepatnya kelas 11, masih 17 tahun pula.
×××---
Aileen bersenandung ria sambil menyetir dengan santai. Jalanan begitu sepi. Jelas saja karena sekarang sudah jam 2 dini hari.
Tiba di pertigaan, tanpa menengok kiri kanan, ia masih berpikir kalau tidak ada pengendara lain selain dirinya di saat jam seperti ini. Namun sayangnya, ia salah. Saat ia baru saja mau membelokkan mobilnya, ia dikagetkan oleh pengendara motor yang tiba-tiba melesat di depannya. Sialnya, bukan rem mobil yang ia injak, tapi gas-nya. Alhasil bukannya berbelok, mobilnya malah lurus dan menabrak pohon. Untungnya ia tidak terluka parah, hanya lebam di keningnya saja karena terbentur di stir mobil.
Aileen begitu syok atas kejadian yang baru saja menimpanya. Rasanya jantungnya merosot ke perutnya saking syoknya.
Sedangkan sang pengendara motor yang mendengar bunyi benturan keras menghentikan motornya dan berbalik melihat asal benturan itu. Melihat itu, ia langsung memutar arah motornya ke arah mobil yang menabrak pohon. Sesampainya, ia turun dari motornya dan mengintip di kaca mobil untuk melihat apakah pengemudi masih di dalam mobil atau tidak. Dan ternyata pengemudinyabmasih ada di dalam.
Cowok yang bernama Elvano Arion Adinata itu segera mengetuk kaca mobil tapi masih tak diindahkan oleh Aileen yang malah menatap kosong ke depan. Hal itu membuat Vano jadi khawatir. Vano mencoba membuka pintu mobil Aileen dan langsung terbuka. Rupanya tidak dikunci. Harusnya ia melakukan itu sedari tadi. **** lo Van.
Tak ingin membuang banyak waktu, Vano segera menarik pelan Aileen turun dari mobil. Saat itu Aileen langsung tersadar dari keterkejutannya. Gadis itu langsung memeluk Vano dengan tangis yang meledak.
"Hikksss.......gue takut!" isak Aileen memeluk Vano dengan erat. Sedangkan Vano tidak tau harus melakukan apa selain membalas memeluk dan mengelus rambut gadis itu berusaha menenangkan.
"Mbak, sudah ya nangisnya," ucap Vano pada Aileen karena lelah berdiri sedari tadi.
"Hiikkksss.....gak pengertian banget sih! Gue tuh masih syok abis mabrak pohon!" jerit Aileen yang membuat Vano menghela nafas. Sungguh, Vano tidak tau cara menenangkan seorang gadis yang sedang menangis.
"Yaudah deh terserah Mbak," ucap Vano pasrah.
"Huaaaaa gak ikhlas banget sih!" jerit Aileen lagi memukul dada Vano.
"Mbak bisa gak teriak-teriak ngomongnya? Bisa budeg kuping saya." Vano mengelus telinganya yang terasa berdengung.
"Siapa juga yang teriak!" cetus Aileen.
"Gak nyadar apa Mbak," balas Vano yang lama-lama dibuat kesal oleh Aileen.
"Tau ah gue sebel sama lo. Oh ya... jangan manggil gue Mbak. Nama gue Aileen," ucap Aileen kesal memandang Vano yang tak tau bagaimana rupanya karena cahaya temaram.
"Ok Aileen nama saya E..."
"Gue gak nanya siapa nama lo!" potong Aileen.
"Terserah! Sekarang saya mau pulang," ucap Vano menaiki motornya.
"Selain orang yang gak pengertian, gak ikhlas ternyata lo tegaan juga ya? Masa lo tega sihh ninggalin cewek sendirian disini!" kesal Aileen.
"Terus saya harus apa Aileen? Saya salah terus dari tadi!" tanya Vano.
"Kalau gue suruh nemenin gue sampai pagi disini, bisa aja gue ketauan kabur sama bonyok. Kan ini gak jauh amat dari rumah. Kalau gue suruh anterin, barang gue kan banyak, mana nih cowok pake motor lagi. Duhh gimana ya?" batin Aileen terus berpikir.
"Aileen!.....gimana?" tanya Vano yang tak direspon oleh Aileen.
"Aileen!" Panggil Vano yang kedua kalinya.
"Paan sihh!" kaget Aileen.
"Gimana kalau Saya anterin kamu pulang?" usul Vano.
"Barang gue banyak," balas Aileen.
"Seberapa banyak?"
"Koper ada dua,ransel,sama tas sekolah juga."
"Kamu pindah rumah?"
"Kepo!"
"Yaudah bawa yang penting saja."
"Terus gue harus ninggalin barang-barang gue gitu?"
"Besok pagi Saya akan bawa mobil kamu ke bengkel. Dan barang kamu akan Saya bawa ke rumah kamu," jelas Vano.
"Yaudah bentar," balas Aileen lalu memasuki mobilnya.
Tak lama keluarlah Aileen dengan Ransel dan tas sekolah di tangannya.
"Ambil satu aja," ucap Vano
"Gak bisa dong. Di ransel ada baju sekolah gue dan di tas ada buku," tolak Aileen.
"Sini tas kamu." Minta Vano yang langsung disetujui oleh sang pemilik tas.
"Motornya tinggi amat. Gak bisa naik gue. Mana nih ransel berat amat!" kesal Aileen berusaha naik.
"Bukan motornya yang tinggi," balas Vano melihat Aileen di kaca spion.
"Tapi gue yang kependekan! Gitu?"
"Bukan Saya loh yang bilang!" ucap Vano yang langsung dihadiahkan ketokan di helmnya dari Aileen.
"Kenapa? Helm lo rusak abis gue ketok. Huh?" tanya Aileen sinis saat melihat Vano membuka helmnya.
"Nihh kamu pake," ucap Vano memberikan helmnya pada Aileen.
"Kok gue yang pake? Kan punya elo, jadi lo aja yang pake!" tolak Aileen.
"Tapi Saya mau kamu pake buat keselamatan kamu," balas Vano membuat Aileen tertegun.
"Yaudah kalau lo maksa. Ehh tapi helm lo gak bau kan?"
"Bau atau nggak yang penting masih bisa dipake," balas Vano membuat Aileen mendengus lalu mengendus helm yang sudah dipegangnya.
"Hehe gak bau. Yaudah gue pake," cengir Aileen yang mendapat senyum geli dari Vano.
"Pegangan," ucap Vano.
"Apa?" tanya Aileen yang tidak jelas mendengar apa yang diucapkan Vano.
"Pegangan!" ucap Vano menambah volume suaranya.
"Apa sih? Lo ngomong apa? Yang jelas dong!" kesal Aileen.
Dan tiba-tiba tangannya ditarik oleh Vano dan melingkarkannya di perut cowok itu.
"Ehh!" kaget Aileen.
Sedangkan Vano langsung melajukan motornya. Beberapa saat kemudian sampailah Vano dan Aileen di depan kontrakan Aileen setelah lama berputar-putar di jalan karena Aileen yang lupa alamat kontrakannya.
"Huuufffttt akhirnya sampai juga," gumam Aileen seraya turun dari motor Vano.
"Nih helm lo. Inget mobil gue besok. Jangan kabur lo." Sambil memberikan helm Vano.
"Iya besok Saya bawa ke bengkel mobil kamu," balas Vano.
"Dan bayarin!" sambung Aileen.
"Lo mau ngasih gue handphone lo?" tanya Aileen saat Vano menyodorkan ponselnya.
"Saya minta nomor kamu supaya gampang kabarin kamu kalau mobil kamu sudah diperbaiki," jawab Vano
"Nih." Aileen memberikan kembali ponsel Vano.
"Ngapain masih disini? Sana pulang!" usir Aileen.
"Yaudah Saya pulang dulu. Assalamualaikum," pamit Vano
"Waalaikumsalam."
×××---
Aileen mengucek matanya merasa silau.
"Hoooaaammm!" Aileen menggeliat rasanya tidak mau bangun. Tapi cahaya matahari mengganggunya.
"Wait!!! Silau? Matahari? Anjirrrr sekarang jam berapa?" batin Aileen dengan cepat bangun dan melihat jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 11.53 yang artinya sudah siang.
"Anjirrr gue kesiangan!!!"
-TBC-
Hellooooo terima kasih sudah baca...
Suka yang genre romantis? Yang pu cowoknya CEO? Yuk baca ceritaku yang judulnya This Is My Baby. Silakan buka profil aku! Aku tunggu kalian di sana yah 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Siti rayhan
knp nama ea gk alin aja ka biar gk kepeleset lidah pas nyebutin nama ea 😁
2021-12-27
0
BINTANG PENGHACUR
MENARIK
2021-12-26
0
diyah
Bagus
2021-12-25
0