Budayakan like sebelum baca...
Happy Reading
.
.
.
"Emang dia yang punya cafe kok!"
"What?" Kaget Aileen bahkan ia sampai menganga dibuatnya.
"Jadi cowok yang selalu gue omelin itu boss gue? Gimana kalau gue dipecat? Baru juga diterima kerja. Kenapa semenjak gue keluar dari tumah gue selalu sial? Apa gue kena azab? Duh yang benar saja!" Batin Aileen cemas.
"Kenapa? Emang lo gak tau kalau pak Elvano itu pemilik cafe ini?" Tanya teman sesama waitersnya.
"Gue nggak tau," balas Aileen kikuk.
"Gue kira lo temennya pak Elvano soalnya tadi barengan ke sini terus seragam kalian sama."
"Ya emang satu sekolah sihh tapi gue beneran gak tau kalau dia itu owner cafe ini. Gue ngirainnya barista."
"Ya ampun Aileen. Pak Elvano itu emang suka ngebantuin karyawannya. Jadi gak heran kalau dia ngeracik kopi. Pantes aja ya lo berani amat ama pak Elvano."
"Duhh kira-kira gue bakal dipecat gak ya?" Ringis Aileen.
"Berdoa aja semoga enggak. Lagian pak Elvano kan baik jadi tenang aja. Yuk lanjut kerja."
Ucapan temannya itu setidaknya bisa membuatnya sedikit lega. Ia hanya perlu berpikir positif saat ini. Bahwa Vano tidak akan memecatnya. Vano baik. Selama ini dia selalu mengalah pada Aileen. Tapi bagaimana jika Vano akan membalas dendam padanya? Tuh kan Aileen negatif thinking lagi.
×××---
"Duhhh capek juga ya kerja jadi waiters," keluh Aileen berbaring di pulau kapuknya.
Baru saja Aileen memejamkan matanya tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya.
Tak lama disusul dengan ketukan pintu.
"Siapa sihh bertamu malam-malam kek gini. Udah capek juga. Tapi kira-kira siapa ya yang dateng. Kan gak ada yang tau gue tinggal disini. Kecuali...." Aileen segera bangun dan bergegas membuka pintu kontrakannya.
"Tuh kan bener!" Gumam Aileen saat mendapati Vano berada di depan kontrakannya.
"Apa?" Tanya Vano yang tidak mendengar jelas apa yang diucapkan Aileen.
"Ahh nggak. Btw lo ngapain ke sini?" Tanya Aileen tanpa mempersilahkan Vano masuk.
"Saya mau nganterin barang-barang kamu. Saya minta maaf karena baru sekarang bisa membawa ke sini," jawab Vano.
"Astagfirullah. Barang-barang gue. Gue baru inget. Emang lo tuhh nyebelin banget ya. Bilangnya kemarin mau diantar eh baru sekarang. Untung aja ada pakaian lebih di tas gue jadi bisa gue pake!" Ucap Aileen menepuk jidatnya. Memang karena dia melupakan barang-barangnya itu.
"Sekali lagi saya minta maaf karena kemarin saya ada urusan mendadak jadi tidak sempat," balas Vano.
"Perasaan kemarin kita ketemu tuh di cafe!" Cibir Aileen.
"Ya. Saat itu saya ingin ke rumah sakit karena Bunda saya sakit."
"Terus paginya? Lo kan bisa nganterin dulu barang gue sebelum ke sekolah!"
"Saya gak ke sekolah. Pagi-pagi sekali saya ke rumah sepupu saya karena mamanya meninggal."
"Terus tadi? Kenapa buru-buru gitu?" Tanya Aileen lagi.
"Eh kenapa gue kesannya lagi introgasi suami? Bodo amat lah!" Batin Aileen bersidekap dada.
"Saya diminta Ayah saya untuk menggantikan beliau rapat di kantor," balas Vano.
"Yaudah angkatin barang-barang gue ke kamar," pinta Aileen.
Vano pun segera mengambil barang-barang Aileen di mobil Ferrari-nya lalu membawa ke dalam rumah kontrakan Aileen.
Aileen tampak berdecak melihat pemandangan di depannya. Ia percaya jika Vano adalah pemilik kafe tempatnya bekerja. Dan sepertinya Vano bukan memiliki kafe itu saja. Lihat saja saat ini Vano mengendarai Ferrari yang harganya miliaran rupiah. Aileen bahkan merutuki kebodohannya yang tidak menyadari bahwa motor yang dikemdarai Vano sebelum-sebelumnya tak kalah mahalnya.
Mengetahui bahwa Vano adalah bosnya membuat Aileen dilema. Ia ingin sopan kepada Vano. Tapi di satu sisi entah kenapa Vano delalu membuatnya kesal sendiri. Aileen ingin menahan jiwa bar-barnya tapi entah kenapa terasa sulit. Tapi tak salah mencoba sekarang kan? Dimulai dengan membuatkan sebuah jus. Ya benar.
"Bawa langsung ke kamar gue!" Pinta Aileen meletakkan dua gelas jus di meja.
"Saya pamit pulang dulu," pamit Vano pada Aileen.
"Siapa yang nyuruh lo pulang? Nih minum dulu! Udah gue buatin juga. Mibasir tau kalau gak lo minum." Aileen menyodorkan segelas jus pada Vano yang langsung disambut cowok itu. Mana mungkin Aileen tak menjamu tamu yang sudah berbaik mengangkat barang-barangnya? Meskipun hanya segelas jus. Daripada tidak ada sama sekali kan?
"Terima kasih," balas Vano meletakkan gelas yang isinya hanya tinggal setengah. Sepertinya Vano kehausan. Gengsi sih. Eh atau Vano meminum cepat agar cepat pula ia pulang?
"Harusnya gue yang terima kasih udah bawain barang-barang gue yaa meskipun ngaret sihh. Btw emang elo yang punya cafe tempat gue kerja?"
"Iya. Kenapa?"
"Lo nggak bakal pecat gue kan?"
"Kenapa kamu berpikir bahwa saya akan pecat kamu?" Tanya Vano heran.
"Ya soalnya gue kan kadang gak sopan sama lo. Gue suka ngomel-ngomel sama lo padahalkan lo bos gue. Intinya gue gak berperilaku baik lah sama lo," ringis Aileen.
"Gpp Saya tidak akan memecat kamu. Kamu pasti butuh banget kerjaannya kan? Anggap aja kita ini teman bukan bos dan bawahan."
"Abis lo nyebelin sihh. Kalau ketemu tuh sial mulu pasti terjadi tabrakan."
"Tapi kali ini tidak kan?"
"Ya iya sihh. Ehh gue panggil lo apa nih?"
"Vano."
"Ok Vano. Kan kita temen nih. Nah besok jangan lupa jemput gue yaa," ucap Aileen ceria.
"Iya. Kalau gitu saya pamit dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Ternyata dia baik banget. Ganteng lagi. Duhh!" Gumam Aileen tersenyum membayangkan wajah Vano yang barusan bersamanya.
×××---
"Pakai ini!" Vano memberikan helm bermotif doraemon pada Aileen yang langsung disambut cewek itu.
"Wahh doraemon. Ini helm siapa?" Tanya Aileen sambil memasang helm di kepalanya.
"Helm buat kamu," jawab Vano memandang Aileen intens.
"Buat gue? Makasih banget ya. Helm doraemon pula. Lo tau darimana gue suka doraemon?"
"Tadi malam saya liat kamar kamu banyak boneka doraemon. Bahkan sprai kasur kamu pun doraemon jadi saya beliin kamu helm doraemon."
"Oohh gitu. Sekali lagi makasih loh. Lo emang the best. Udah beliin gue helm doraemon. Tau aja kalau gue gak ada duit."
"Ya. Nih pake tutupin paha kamu!" Vano kembali menyerahkan jaketnya pada Aileen.
"Gak usah. Lo pake aja!" Tolak Aileen.
"Terus kamu mau paha kamu keliatan karena rok pendek kamu yang ketiup angin?" Balas Vano dengan tampang datarnya.
"Yaudah iya iya," ucap Aileen menerima jaket Vano dengan cemberut.
"Nih cowok udah kayak suami possessive aja. Huuffttt. Dasar cowok menyebalkan! Untung boss gue!" Gerutu Aileen yang untungnya tidak didengar Vano.
-TBC-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Minuk Sumarah
mungkin orang yang dijodohkan dengan Aileen adalah Vano
2023-08-01
0
Alifatul Marwah
kayakx Vanolah yg mau djodohkan ama aileen... tp aileenx keburu kabur...
2021-10-31
0
riri
dari awal udah di kasih clue bahwa melsrikan diri dan tidak taunya jatuhnya ke tangan tunangannya sendiri.
mumpung masih asek ceritanya tak lanjutin baca yoo.
2021-10-29
1