Salah Jatuh Cinta

Salah Jatuh Cinta

Terpaksa menerima tawaran

"Apa Bapak setuju?" tanya Seno ajudan pribadi Tio.

"Saya akan tanyakan pada putriku, apakah dia mau bertemu dengan atasan anda atau tidak," jawab Setya.

"Baiklah, saya akan tunggu jawaban dari anda esok pagi," ucap Seno.

"Saya akan kabarin secepatnya kepada anda!"

"Baiklah, saya pamit!" Seno menjabat tangan Setya papa Sarah.

Setya menghela napasnya dan duduk kembali dikursi kerjanya. Dia bingung harus berkata apa dengan putrinya.

Malam harinya sekembalinya dari kantor, Setya mengajak putrinya bicara berdua karena ibunya sudah meninggal dunia sedangkan adik laki-lakinya tinggal di luar negeri untuk melanjutkan sekolahnya.

"Nak, maafkan Papa!" ucap Setya terbata

"Papa, kenapa sih?" tanya Sarah heran.

Setya terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya, "Papa, ingin kamu menikah!"

Sarah terkejut kemudian tertawa kecil, "Sarah akan menikah jika memang ada jodohnya, calon aja Sarah belum ada gimana mau nikah?"

Setya menjawab ucapan putrinya, "Papa sudah punya calonnya."

"Papa, tidak bercandakan?" tanya Sarah melihat bola mata Papanya.

"Kali ini, Papa tidak bercanda sayang. Cuma kamu yang bisa menolong Papa!"

"Maksud Papa, apa?"

"Pria itu akan memberi pinjaman kepada Papa dengan syarat, kamu harus menikah dengannya," ucapnya lirih.

Sarah berdiri dari tempat duduknya, "Jadi Papa ingin menjualku dengan pria itu!"

"Papa tidak menjualmu, Nak. Tapi pria itu memilihmu!"

"Tapi dengan syarat menikah denganku agar pinjaman itu cairkan, Pah." Sarah menatap mata papanya tampak berkaca kaca.

"Tolonglah, Nak. Hanya kamu yang bisa menolong Papa, tapi jika kamu menolak Papa ikhlas menutup perusahaan," ujar Setya lirih.

Sarah berpikir sejenak sebelum menerima tawaran papanya, "Baiklah, Sarah akan coba bertemu dengan pria itu!"

Papa menggenggam tangan Sarah, "Terima kasih, Nak!"

...----------------...

Esok paginya Setya menelepon ajudan pribadi Tio bahwa putrinya setuju untuk bertemu dengan atasannya.

"Saya akan sampaikan kepadaTuan Tio bahwa anda telah menyetujui kesepakatan ini," ujar Seno dari ujung teleponnya.

"Kapan putri saya akan bertemu dengan atasan anda?"

tanya Setya.

"Saya akan mengirimkan alamatnya, pastikan putri anda tidak datang terlambat. Karena beliau tidak suka menunggu."

"Baiklah, saya akan katakan pada putri saya. Terima kasih sudah memberikan kesempatan pada saya." Setya menutup teleponnya dengan lemas.

Dia ragu tuk mengambil keputusan ini semua diserahkan kepada putrinya dan dia tidak memaksakan putrinya mengikuti keinginannya.

Sebuah pesan masuk ke gawainya dan membacanya. Pesan dari Seno ajudan pribadi Tio.

"Nak, Tuan Tio ingin kamu menemuinya jam 7 malam ini di kafe depan perusahaan mereka." Ucap Setya saat sarapan pagi bersama putrinya.

"Sarah akan menemui pria itu!" ucapnya mengelap tisu dibibirnya.

"Tapi Nak, Papa tidak memaksakanmu untuk menerima tawaran mereka!" Setya berusaha menahan air matanya.

"Papa tenang saja, semua akan baik-baik saja."

Malam harinya Sarah menemui pria itu, ia menggunakan gaun hitam berlengan panjang dan rambutnya disanggul ia memasuki ruangan khusus dimana ia akan bertemu.

"Nona Sarah, saya akan tunjukkan ruangannya," pelayan wanita itu menuntut Sarah menuju ruangan khusus. "Silahkan, Nona!" ia membukakan pintu untuk Sarah.

Sarah tersenyum ramah, "Terima kasih!"

Lima belas menit Sarah menunggu pria itu dari jadwal yang ditentukan, "Dia bilang, jangan terlambat padahal ia sendiri terlambat," batinnya.

"Selamat malam!" pria itu menyapa Sarah dan duduk dihadapannya.

"Ma..malam juga," ucap Sarah gugup.

"Santai aja, nikmati saja dulu makanan yang sudah dihidangkan ini."

Tio mulai menikmati makanan yang sudah dihidangkan pelayan ketika dia datang. "Kamu hanya melihat makanan itu begitu saja!"

Sarah tidak menjawab dia mulai makan karena dari tadi sudah lapar.

"Apa Ayahmu, sudah bercerita semuanya?" Tio memulai membuka pembicaraan.

"Sudah, apa tidak ada cara lain selain meminta saya menikah dengan anda."

"Ada!"

"Apa itu?"

"Jika Ayahmu mampu melunasi utang tersebut selama tiga bulan saya tidak akan menikahimu apa dia sanggup?" Tio tersenyum sinis menatap wajah Sarah.

"Tiga bulan, anda tidak salah? Bagaimana bisa kami melunasi utang sebanyak itu selama tiga bulan?"

"Itu bukan urusan saya," jawab Tio melanjutkan menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Apa tidak ada cara lain lagi?"

"Menikah dengan ku!"

"Aku tidak mau," Sarah bersiap ingin berdiri.

"Jika kamu siap perusahaan yang di bangun oleh orang tuamu itu hancur!"

Sarah terdiam lalu berkata, "Aku tidak peduli!"

"Oh baiklah, berarti kamu ingin ratusan karyawan menjadi pengangguran!"

Sarah tidak menggubris ucapan Tio, dia lalu berdiri ingin meninggalkan ruangan itu.

"Kamu ingin adikmu tidak melanjutkan kuliahnya hanya karena kakaknya yang egois," sindir Tio.

Mendengar kata-kata itu Sarah mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali duduk.

"Aku gak mau adikku harus berhenti menggapai cita-citanya," batin Sarah. Dia tahu bagaimana adik laki-lakinya ingin sekolah di luar negeri untuk mengejar cita-citanya menjadi pengusaha hebat.

"Kenapa duduk lagi?"

Sarah berpikir sejenak, "Aku menerima tawaranmu!"

"Gitu dong !"

"Kapan kita akan menikah?"

"Esok pagi, aku akan datang melamarmu dan lusa kita menikah !"

"Apa!" ucap Sarah terkejut

"Iya, memangnya kenapa?" tanya Tio santai.

"Secepat itu!"

"Kamu gak suka, baiklah kalau begitu saya juga akan memperlambat memberikan pinjaman!"

"Ya ya, saya terima apa yang anda minta," gerutu Sarah.

...****************...

Pagi harinya rumah Sarah sudah bersiap menyambut kedatangan keluarga Tio Mahendraya persiapannya terburu buru karena Tio menginginkan pernikahannya dipercepat .

Jam sudah menunjukkan angka dua belas tapi keluarga Tio belum juga datang, perasaan cemas dan ragu menjadi satu di dalam hati Sarah. Cemas takut pria itu membohonginya dan buat malu dirinya dan papanya jika tidak jadi datang karena perwakilan keluarga besar Sarah sudah menunggu serta dirinya masih ragu menerima lamaran Tio.

"Mana calon suami mu?" Bibi Wina sepupu papanya menghampiri Sarah dikamarnya ia penasaran dengan lelaki pilihan Sarah.

"Bentar lagi dia datang, Bi!" Sarah berusaha tersenyum.

Sarah meremas tangannya dan mondar mandir di dalam kamarnya. Sejam kemudian keluarga Tio datang akhirnya Sarah bisa bernafas lega.

Tio datang bersama ayah, ibu dan ajudannya.

Acara lamaran berlangsung sejam saja dan akhirnya dari pihak Tio menginginkan pernikahan esok hari dilaksanakan dan hanya akan dihadiri oleh keluarga inti saja.

Esok harinya pernikahan Sarah dan Tio dilangsungkan hanya beberapa orang saja yang hadir tanpa liputan media seluruh orang yang hadir di acara tersebut dilarang mengabadikan momen tersebut dan mengomentarinya jika ada yang melanggarnya maka pihak Tio akan memberikan sanksi tegas.

"Saya, terima nikahnya Sarah Setyara Wihana dengan mas kawin cincin emas seberat sepuluh gram dibayar tunai," Tio mengucapkannya dengan lantang.

"Sah!" ucap serempak seluruh keluarga yang hadir.

Usai mengucapkan janji suci pernikahan tanpa berlama lama Tio segera mengajak Sarah untuk tinggal dirumahnya. Mereka pun berpamitan pada papa dan keluarga yang lain.

"Cepat banget sih, kalian pergi !" ucap Bibi Dwi adik tiri dari papa Sarah pada Tio.

"Iya Bi, Tio ada urusan pekerjaan yang gak bisa ditinggalkan," ucap Sarah berbohong.

Selama perjalanan menuju tempat tinggal mereka Sarah hanya diam membisu begitu juga dengan Tio . Sejam kemudian mereka sampai di sebuah rumah kecil minimalis di lingkungan perkomplekan .

"Turun!" perintah Tio dengan nada dinginnya.

Tanpa menjawab Sarah turun membuka pintu mobil.

"Biarkan, dia membawa barangnya !" saat ajudannya ingin membantu Sarah.

Sarah hanya diam, ia menurunkan koper pakaiannya dari bagasi mobil dan mengangkatnya.

"Kamu cukup mengantar kami sampai disini dan kamu boleh pulang!" perintah Tio pada ajudannya didepan pintu masuk rumah.

"Baik, Tuan!" pamit Seno.

Melihat ajudannya sudah menghilang dari pandangannya, Tio menghampiri Sarah. "Kamar di atas ada dua, kita akan tidur di kamar atas tapi ingat kita tidak tidur sekamar dan satu lagi di rumah ini tidak ada ART, jadi aku harap kamu yang akan membersihkan seluruh rumah ini!"

"Apa aku tidak salah dengar?"

"Tidak!" jawab Tio dingin.

Sarah menapaki satu persatu anak tangga menuju kamarnya sesampainya dikamar yang ditunjuk Tio ia melihat kamarnya begitu berantakan.

"Harusnya di hari pernikahan itu indah tapi aku harus mendapatkan semua ini!" batin Sarah mulai menangis.

Sementara Tio bisa menikmati tidur siangnya tanpa memperdulikan istrinya, "Ini baru awal!" gumamnya.

Hingga sore hari Sarah masih membersihkan kamarnya, hari itu dia sangat kelelahan tanpa sadar dia tertidur di kursi kamar tanpa menutup pintu kamarnya. Melihat Sarah tertidur, Tio membangunkan istrinya dengan kasar, "Malah tiduran, cepat bersihkan bagian bawah!"

"Tapi aku capek!" ucap Sarah memelas .

"Aku gak mau tahu, malam nanti jika aku pulang rumah ini tidak bersih, jangan harap kamu akan dapat makan malam!" ancamnya.

"Tapi..aku di tinggal sendirian di sini!" protes Sarah.

"Iya, aku sudah katakan di rumah ini cuma ada kita berdua!"

Tio berlalu pergi meninggalkan Sarah seorang diri di rumah.

"Aarrghhhhh....!" teriak kecil Sarah.

Pukul sebelas malam Tio pulang dia melihat beberapa sudut ruangan sudah rapi dan bersih dia tersenyum sinis, "Bisa juga wanita itu bersih-bersih!" gumamnya.

Tio mulai mencari istrinya ia melihat Sarah tertidur menutup wajahnya dengan lengan tangan di atas meja makan dan di depannya ada gelas kosong dan teko air putih.

"Hei, bangun wanita pemalas!" Tio menggoyangkan tubuh istrinya.

Sarah mengangkat kepalanya dan mengusap matanya, "Kamu sudah pulang, aku lapar!"

Tio memberi dua buah roti, "Kamu makan ini!"

"Terima kasih!" ucapnya lirih.

...----------------...

Pagi harinya beberapa orang suruhannya Tio datang membawa beberapa belanja makanan seperti sembako, buah, aneka lauk pauk dan sayuran tanpa sepengetahuan Sarah.

"Astaga jam tujuh, aku terlambat!" Sarah tersentak kaget saat ia melihat jam dinding, biasanya dia akan menyetel alarm di telepon genggamnya jika sudah kelelahan tapi suaminya malah menyita barang tersebut. Dia segera berlari ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap untuk bekerja. Sarah berlari kecil menuruni anak tangga menuju dapur untuk sekedar minum air putih. Tapi suara bariton memberhentikan langkahnya.

"Kamu mau kemana?"

Sarah membalikkan tubuhnya, "Hmm...aku mau kerja!"

"Mulai hari ini kamu tidak boleh bekerja di luar rumah!" ucap Tio dengan tegas.

"Maksud kamu?"

"Iya, mulai hari ini kamu hanya di rumah saja tanpa boleh kemana pun tanpa seizinku karna aku suamimu!" ucap Tio dengan tatapan tajam.

"Tapi aku.."

"Kamu ingin aku membatalkan pinjaman itu!"

"Jangan! Baiklah aku akan tetap di rumah."

"Bagus, sekarang buatkan aku kopi dengan gula dikit !"

"Kopi? Tapi gula dan kopi tidak ada ."

"Kamu lihat pakai mata di dalam lemari itu!" Tio menunjuk lemari tempat penyimpanan makanan didapur.

Sarah berjalan ke arah lemari tersebut ia membukanya dan benar saja ternyata ada beberapa kebutuhan makanan tersimpan di dalam lemari itu dia juga memeriksa isi lemari es, "Semalam tidak ada kenapa sepagi ini sudah ada ya?" batinnya.

"Ayo, cepat buatkan ku kopi!" perintah Tio.

"Iya ya ,sebentar ."

Sarah menghidupkan kompor untuk memasak air setelah mendidih ia mematikan kompor lalu menuangkan air panas kedalam gelas berisi kopi dan gula pekerjaan seperti bukan hal baru baginya biasanya ia juga yang menyediakan kopi untuk papanya dan dirinya sendiri di rumah dan untuk pekerjaan rumah tangga yang lain ia lakukan saat sekolah di luar negeri. Ia segera menyajikannya kepada suaminya.

"Rasanya, gimana sih ini?" Tio mengelap bibirnya dengan tisu setelah menyesap kopi buatan Sarah.

"Emangnya kenapa?" tanya Sarah keheranan.

"Kamu bisa buat kopi atau tidak ?" bentak Tio.

"Bi..bisa!" jawab Sarah terbata.

"Ulangi lagi aku tak mau terlalu manis dan encer!"

Sarah mengambil gelas Tio dan mengganti kopinya.

"Cepat dikit!" teriak Tio.

"Ini kopinya!" Sarah menyodorkan kopi yang baru.

"Iya, nanti ku minum!" Tio kembali menatap gawainya.

Selang beberapa menit, "Sarah!" teriaknya.

"Iya, ada apa?" Sarah berlari dari kamarnya karena mendengar panggilan dari suaminya.

"Kamu itu bisa tidak buat kopi , ini pahit sekali!" protesnya.

"Itu sesuai dengan permintaanmu!" Sarah mulai ketakutan.

"Aku tidak mau meminumnya, lebih baik aku ke kantor sekarang!" Tio berdiri dari tempat duduknya kembali berkata, "Nanti siang, aku kembali pulang untuk makan jadi kamu harus menyediakan makanan untukku gunakan bahan masakan yang ada, jangan lupa bersihkan seluruh rumah ini!"

"I...iya!"

Tio berlalu pergi ke kantor, Sarah menghela napasnya, "Aku gak boleh sedih jika papa tau dia akan merasa bersalah, aku harus kuat!"

...****************...

"Apa kamu sudah mengirimkan uang kepada lelaki tua itu?" Tio bertanya pada ajudannya.

"Sesuai permintaan Tuan, aaya sudah mentransfer apa yang diinginkan mertua anda!"

"Huss..jangan kamu bilang lelaki itu mertuaku!" bentak Tio.

"Kenyataan emang begitu," batin Seno. "Maafkan saya, Tuan!"

"Siang nanti saya akan kembali ke rumah. Saya mau pertemuan kita dengan perusahaan Paman diundurkan sore nanti."

"Baik, Tuan. Saya akan sampaikan pada beliau!"

Makan siang Tio kembali ke rumah, "Kemana dia?" gumamnya.

"Kamu sudah pulang?" ucap Sarah mengagetkan Tio.

Tio membalikkan badannya, "Apa makan siangnya sudah kamu siapkan?"

"Su... sudah."

Sarah berjalan ke meja makan menghidangkan makanan yang dimasaknya. Saat ingin menduduki kursi suara Tio mengejutkannya, "Siapa yang menyuruhmu ikut makan?"

Sarah berdiri menggelengkan kepalanya, "Tidak ada ."

"Kamu, berdiri di situ saja!" perintah Tio.

Sarah menggangukkan kepalanya.

Tio mengeluarkan makanan yang di kunyah ya, "Rasanya asin sekali, kamu bisa masak atau tidak?" bentak Tio.

"Saya tidak terlalu mahir memasak."

"Nyesel saya menikahimu, masak gak enak dan buat kopi pun gak bisa!"

"Ma.. maafkan saya!"

"Kamu habiskan makanan ini, jangan sampai tersisa atau besok kamu tidak aku beri makan lagi!" Tio menatap dengan tatapan tajam.

"Saya akan habiskan semua makanan ini!" ucap Sarah dengan gemetar.

"Bagus!" Tio menempelkan jari telunjuknya dikening Sarah. "Malam ini, aku pulang terlambat!" lanjutnya.

Tio kembali ke kantor selera makannya benar-benar terganggu karena masakan Sarah.

Sarah melahap semua makanan yang dimasaknya, "Enak begini, dibilang gak enak walau sedikit asin, aku 'kan bukan koki maklumlah," gumamnya.

...**...

Di kantor Tio

"Seno, pesankan saya makan siang nanti kamu bawa keruangan kerja!" Tio menelepon ajudannya.

Seno ingin bertanya tapi keburu teleponnya ditutup atasannya, "Katanya pulang makan siang tapi disuruh pesankan makanan," gumamnya.

Setengah jam kemudian pesanan makanan Tio datang. Di dalam ruangannya Tio melahap makanannya, "Besok kamu carikan koki !"perintahnya pada ajudannya.

"Untuk apa, Tuan?"

"Mengajari wanita itu masak!"

"Aku baru tau jika Nona tidak bisa masak pantas saja Tuan pesan makanan," batin Seno. "Baik, Tuan. Saya akan mencarinya," ucapnya.

"Saya mau kokinya seorang wanita atau lelaki tua!"

"Tuan, cemburu jika Nona dekat dengan koki muda," batin ajudannya. "Baik , Tuan!"

"Kamu, bereskan meja kerja saya !" Tio menenggak air putih dan mengelap bibirnya dengan tisu.

Di rumah, Sarah mengelus perutnya, "Kenyang banget aku." Karena kekenyangan Sarah akhirnya ia tertidur di sofa ruang santai.

Jam lima sore dia terbangun, "Sudah sore, nyenyak sekali aku tidur!" gumamnya. Dia segera mencuci piring dan membersihkan rumah walau tidak terlalu kotor Tio mau Sarah membersihkannya walau harus berulang kali. Selesai membersihkan rumah dia segera membersihkan diri.

Tio memutuskan pulang lebih awal karena urusan kantor selesai lebih cepat, Tio memang memegang kunci rumah sendiri jadi dia tidak perlu membangunkan Sarah untuk membukakan pintunya.

Sarah asyik menonton televisi ia mendengar suara pintu terbuka ia bangkit dari tempat duduknya untuk melihat siapa yang datang dan ternyata yang pulang suaminya.

"Aa...kamu sudah pulang?" tanya Sarah gugup.

"Hmm." ujar Tio dingin.

Tio memandang seluruh tubuh Sarah dari kepala hingga kaki. Sarah yang mendapati tubuhnya di pandang Tio lantas menutup bagian dadanya dengan kedua telapak tangannya. Malam itu Sarah memakai daster tidur selutut dengan belahan dada. Dia tidak tahu Tio akan pulang secepat itu. Pria itu berjalan mendekati Sarah.

Sarah memundurkan langkahnya, "Ka..kamu mau apa!"

"Kamu, sengaja berpakaian seperti ini di depan saya," Tio tersenyum jahat.

"Bukannya, kamu pulang terlambat malam ini?" Sarah mulai ketakutan.

"Terserah saya, ini adalah rumah saya," ucap Tio.

"Ma..maaf..!"

Terpopuler

Comments

M.J.M

M.J.M

hai ka, story' About Of Tiara mampir nih

2021-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menerima tawaran
2 Belajar masak
3 menghadiri acara pesta pernikahan
4 Lepaskan aku!
5 Ketidaksukaan mayang
6 Marahnya Tio
7 Terungkap
8 Mau kemana?
9 Bertemu
10 Masih takut
11 Aku merindukan mu
12 Sadar
13 Mulai cinta
14 Melamarmu
15 Kebenaran
16 Belum bisa memaafkan
17 Balada ayam bakar
18 Cemburu
19 Masih cemburu
20 Memaafkan
21 Gaun kondangan
22 Hari bahagia Mayang dan Wisnu
23 Bertemu mantan
24 Tamu tak diundang
25 Citra dan Celin
26 Pria misterius
27 Teror lagi
28 Kelahiran di tengah teror
29 Tuan muda junior
30 Bertemu pria misterius
31 Bertemu pria misterius lagi
32 Terungkap rahasia pria misterius
33 Bertemu peneror
34 Bertemu peneror lagi
35 Arina pindahan
36 Mencari kebenaran
37 Menyelesaikan Kesalahpahaman
38 Tentang Rasti dan Reno
39 Alasan Rasti
40 Makan malam dengan mantan musuh
41 Kembali bertemu
42 Mayang Ngidam
43 Tabung bibit
44 Penolakan
45 Kehilangan
46 Kecelakaan
47 Penyesalan
48 Penggemar
49 Tetangga baru
50 Ketakutan Mischa
51 Lumpuhkan ingatan
52 Undangan
53 Rencana meninggalkan
54 Menjelang Pernikahan
55 Sindiran Lewat Lagu
56 Mendadak Dilamar
57 Pilihan Yang Sulit
58 Ingin Mengungkapkan Kebenaran
59 Kejutan buat Arina
60 Reno mulai curiga
61 Masih Curiga
62 Belajar Menerima
63 Masa Lalu Mischa
64 Mencari Pelaku Sebenarnya
65 Mengatakan Kejujuran
66 Pengakuan Rayyan
67 Berdamai
68 Hamil lagi
69 Belum Sepenuh Hati
70 Cek Kandungan
71 Menolak Kenyataan
72 Menolak Kenyataan 2
73 Dia Cucuku Bukan Anakmu
74 Tangisan Penyesalan
75 Mirip
76 Duda Keren
77 Mira
78 Keputusan Reno
79 PENGUMUMAN PROMO
80 SJC2- bag.1
81 SJC2- bag. 2
82 SJC2-bag. 3
83 SJC2-bag. 4
84 SJC2-bag. 5
85 SJC2-bag. 6
86 SJC2-bag. 7
87 SJC2-bag. 8
88 SJC2-bag. 9
89 SJC2-bag. 10
90 SJC2-bag. 11
91 SJC2-bag.12
92 SJC2-bag. 13
93 SJC2-bag.14
94 SJC2-bag.15
95 SJC2-bag.16
96 SJC2-bag.17
97 SJC2-bag.18
98 SJC2-bag. 19
99 SJC2-bag. 20
100 SJC2-bag. 21
101 SJC2-bag. 22
102 SJC2-bag. 23
103 Karya Baru ..
104 Promo Novel Baru (Bertahan Walau Terluka)
105 Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
106 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Terpaksa menerima tawaran
2
Belajar masak
3
menghadiri acara pesta pernikahan
4
Lepaskan aku!
5
Ketidaksukaan mayang
6
Marahnya Tio
7
Terungkap
8
Mau kemana?
9
Bertemu
10
Masih takut
11
Aku merindukan mu
12
Sadar
13
Mulai cinta
14
Melamarmu
15
Kebenaran
16
Belum bisa memaafkan
17
Balada ayam bakar
18
Cemburu
19
Masih cemburu
20
Memaafkan
21
Gaun kondangan
22
Hari bahagia Mayang dan Wisnu
23
Bertemu mantan
24
Tamu tak diundang
25
Citra dan Celin
26
Pria misterius
27
Teror lagi
28
Kelahiran di tengah teror
29
Tuan muda junior
30
Bertemu pria misterius
31
Bertemu pria misterius lagi
32
Terungkap rahasia pria misterius
33
Bertemu peneror
34
Bertemu peneror lagi
35
Arina pindahan
36
Mencari kebenaran
37
Menyelesaikan Kesalahpahaman
38
Tentang Rasti dan Reno
39
Alasan Rasti
40
Makan malam dengan mantan musuh
41
Kembali bertemu
42
Mayang Ngidam
43
Tabung bibit
44
Penolakan
45
Kehilangan
46
Kecelakaan
47
Penyesalan
48
Penggemar
49
Tetangga baru
50
Ketakutan Mischa
51
Lumpuhkan ingatan
52
Undangan
53
Rencana meninggalkan
54
Menjelang Pernikahan
55
Sindiran Lewat Lagu
56
Mendadak Dilamar
57
Pilihan Yang Sulit
58
Ingin Mengungkapkan Kebenaran
59
Kejutan buat Arina
60
Reno mulai curiga
61
Masih Curiga
62
Belajar Menerima
63
Masa Lalu Mischa
64
Mencari Pelaku Sebenarnya
65
Mengatakan Kejujuran
66
Pengakuan Rayyan
67
Berdamai
68
Hamil lagi
69
Belum Sepenuh Hati
70
Cek Kandungan
71
Menolak Kenyataan
72
Menolak Kenyataan 2
73
Dia Cucuku Bukan Anakmu
74
Tangisan Penyesalan
75
Mirip
76
Duda Keren
77
Mira
78
Keputusan Reno
79
PENGUMUMAN PROMO
80
SJC2- bag.1
81
SJC2- bag. 2
82
SJC2-bag. 3
83
SJC2-bag. 4
84
SJC2-bag. 5
85
SJC2-bag. 6
86
SJC2-bag. 7
87
SJC2-bag. 8
88
SJC2-bag. 9
89
SJC2-bag. 10
90
SJC2-bag. 11
91
SJC2-bag.12
92
SJC2-bag. 13
93
SJC2-bag.14
94
SJC2-bag.15
95
SJC2-bag.16
96
SJC2-bag.17
97
SJC2-bag.18
98
SJC2-bag. 19
99
SJC2-bag. 20
100
SJC2-bag. 21
101
SJC2-bag. 22
102
SJC2-bag. 23
103
Karya Baru ..
104
Promo Novel Baru (Bertahan Walau Terluka)
105
Cinta Asisten Dingin (Novel Baru)
106
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!