Episode 4 talenta terpendam

Gerakan Ali begitu cepat, sampai Agas dan kawan kawannya kewalahan dan kesusahan di buatnya, dengan langkah santai tapi pasti gerakan kembang kembang Ali menghindari serangan demibserangan yang Agas dan kawan kawannya beri.

Dengan kecepatan dan kelenturan tubuh Ali, mudah saja baginya untuk menghindar dan membalas tiap-tiap pukulan dan tendangan yang di berikan Agas dan teman-temanya.

Ali memutar kan tubuhnya ke udara, sambil memberikan sebuah tendangan salto ke arah Agas dengan cepatnya.

BUKKK....

karena begitu cepat dan sangat kuat sampai sampai, Agas terpental dan mengenai teman-temanya sampai mengenai tembok kamar kemudian mereka terkapar semua di lantai.

"Apa-apa an ini.. Rini, kamu ngak papa nak?"

Karena suara yang berisik dan gaduh akibat pertarungan kecil mereka, serta teriakan Rini yang tadi memanggilnya. Pak Rouf langsung berlari untuk menemui asal dari sumber suara ribut tadi. " Pak Rouf, saya bisa jelaskan!? " Rouf masih panik karena melihat kondisi Rini yang tengah pingsan jadi dia tidak menghiraukan pernyataan Ali.

" Sudah Nak, hari ini Bapak tahu kamu bukan masalahnya. Biar bapak yang urus masalah ini."

Kerumunan murid yang datang melihat, segera membantu Pak Rouf untuk membawa Agas dan teman temanya.

Ali hanya bisa menunduk dan menyesali atas masalah barunya kali ini. karena, meskipun bukan dia yang bersalah.

Tapi, tak sepatutnya Ali untuk membalas kelakuan Agas, itulah yang Ali sesali kali ini.

" Ali bapak tau kamu tidak salah, dan bapak pun sudah tau kelakuan Agas dan temanya terhadap kamu. Sudah, jangan di pikirkan masalah hari ini nak.. Kalaupun Agas tidak terima biar bapak yang beresin ini semua." kata Rouf sambil mengusap kepala Ali.

Tubuh Ali tiba-tiba gemetar, bukan karena ketakutan. Melainkan dia mengingat kejadian yang dulu menimpa seniornya karena menghukum berat Agas.

Agas yang terlalu angkuh dan sangat sulit di atur membuat seniornya dulu sangat marah sehingga menghukumnya.

Tapi setelah hukuman tersebut, Agas malah melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya. Orang tuanya kebetulan merupakan seorang kepala Desa yang cukup kaya di desanya.

Sehingga mendesak Rouf, untuk segera mengeluarkannya atau dia akan membunuh keluarga-keluarga senior Agas yang telah menghukumnya tersebut.

Karena posisi yang sulit itu, demi tidak memunculkan sebuah dendam atau linkaran iblis yang terus menerus itu. Rouf terpaksa mengeluarkan senior Agas itu dengan segera karena tidak berdaya.

Di kamarnya Ali hanya bisa diam, sambil kebingungan memikirkan masalah-masalah yang mungkin akan datang ke padanya.

" Uhuk-uhuk Ali " kata Rini di rumahnya sambil merintih..

" Sudah ndo.. Ali sudah enggak apa-apa."

" Pak Ali ngak salah, Agas dan temenya yang duluan sakitin Ali, Rini yang mencoba untuk Ali membantu ajah ikut serang mereka."

Sambil terdiam memandangi anaknya, Rouf merasa ini semua adalah salahnya! Kalau saja dia bisa lebih tegas untuk mendidik Agas agar lebih baik lagi.

Dia memijat keningnya sambil merasakan pusing yang tiba-tiba ia rasakan, dia paham mungkin masalah ini akan menjadi masalah yang akan besar.

' Lebih baik, aku segera kasih tau bapaknya Agas, sebelum dia terprofokasi anaknya." gumam Rouf dalam hatinya, dia mengingat muridnya yang dulu terpaksa dia keluarkan karena ancaman bapak Agas.

Dia tidak mau melihat muridnya kembali menderita lagi, apalagi Ali adalah anak dari kakak seperguruanya dulu yang sering membantu dia.

Dia mungkin tidak bisa mendirikan pedepokan sampe sebesar ini, kalau tanpa bantuan ayahnya Ali dulu.

" Andai kang mahmud masih hidup, jangan kan mentri raja, bandit ajah dia berani tantang kalau mereka benar salah."

Dia tiba-tiba mengingat masa, ketika masih bersama bapaknya Ali.

Ketika mereka masih belajar bersama di perguruan mereka dulu, Rouf sebenarnya salah satu murid yang sedikit terlambat.

Ketika teman-temanya sudah menguasai tenaga dalam, Rouf masih tertinggal ketika waktu itu. Ketika Mahmud mulai dekat denganya baru dengan cepat Rouf bisa mengendalikan tenaga dalam miliknya.

Ketika masih di pedepokan, bakat Rouf dan Mahmud bagaikan sebuah langit dan bumi. Meski sering bertemu, tapi karena bakat mereka tetap terlalu jauh. Perbedaan tehnik dan jurus Rouf dengan ayah Ali tidak membuat pertemanan mereka malah meluntur.

Justru mereka semakin akrab dan saling berbagi pemahaman mereka bahkan membuat janji menjadi seorang saudara angkat. Itulah kenapa Rouf selalu mengingat kenangan dia bersama dengan Mahmud, Karena Mahmud merupakan Guru, teman, dan juga saudara angkatnya.

" Mungkin kisah Kang Mahmud akan di lanjutkan oleh anaknya." batin Rouf  dalam hati sambil tersenyum. Dia yakin Ali adalah anak yang berbakat.

Terpopuler

Comments

Rise Mawi

Rise Mawi

Ini kayaknya sang penulis baru belajar nulis Novel, jadi dia bingung cara menempatkan kalimat....😭😭😭

2020-08-19

2

Sakuraichiie Itha

Sakuraichiie Itha

maaf saran aja author..
setiap kalimat tolong kasih tanda baca seperti tanda koma.. biar baca nya ga bingung..

2019-08-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!