Episode 2 kitab jurus garuda bambu runcing

Sebelum matahari muncul, Ali lekas bergegas merapikan tempat tidurnya. Dia bergegas mandi, dan menunaikan kewajiban seorang muslim. Bersama dengan ibu nya Ali berlari girang dan bermain-main layaknya seorang anak yang berumur lima tahun.

Di perjalanan mereka, kemudian mereka berpapasan dengan ibu-ibu tetangga mereka.

" Ehh awas bu! itu anak dan istrinya mahmud.."

" Oh.. Mahmud, pendekar yang bodoh itu ya bu? Gara gara ada dia, emang pertamanya ajah desa ini aman, ehh.. pas dia mati kita yang nanggung pajak makin besar, sama suami kita di aniyaya gara-gara abis di bantu tuh orang! Mending dari dulu enggak usah berani-berani sok jadi pahlawan deh kalo akhir-akhirnya malah jadi rugiin kita."

" Emang pantes dia mampus dari dulu.. Yuk jangan deket deket mereka yuk."

Ibu ali hanya bisa pasrah, dan menahan emosinya karena apa yang mereka katakan tadi. " Bu.. Emang salah bapa apa? kenapa warga desa semuanya kok pada benci almarhum bapak? padahal ali ajah belum pernah liat bapa kaya apa?.." Nur Leli hanya bisa menangis dan memeluk anak tercintanya tanpa berkata apapun.

Selepas mereka selesai melaksanakan kewajiban mereka, mereka pulang sampai rumah mereka. Karena perkataan ibu-ibu yang mereka temui tadi entah kenapa rasa sesak di dada mereka masih terasa sampai saat ini.

" Bu, Ali kepikiran sama ibu-ibu tadi, emang Bapak kenapa sih bu? " Nur Leli terkejut dan juga bingung apa yang harus iya katakan. Dia melihat Ali sambil tersenyum, lalu dia bercerita sepatah atau dua patah kata untuk menceritakan perjuangan suaminya, sebenarnya dia tidak mau anaknya juga menanggung rasa sakit keluarga kecil mereka ini, tapi memang tidak bisa ia hindari Ali pun pasti akan terkena hinaan atau cemoohan warga desa mereka.

" Ali kamu harus kuat, kamu harus jadi pemuda yang tabah!? Kalau bisa jadilah seorang pendekar layaknya seperti bapakmu, kalo bapak mu masih hidup. Bapak mu pasti jagain kita dan lindungin kita, dulu bapak mu pendekar yang hebat dia lindungin desa ini dari kejahatan Ki Aji Geni, setiap orang suruhan Ki Aji Geni buat ngumpulin pajak bapakmu maju lindungi desa ini dari keangkuhan dan ketidak adilan Ki Aji Geni tapi...

Ketika waktu Ibu tengah mengandung kamu sudah lebih dari sembilan bulanan, ibu waktu itu sedang melahir-kanmu, ibu denger kepala desa bersama orang-orang desa di tangkap oleh Ki Aji Geni...

Dan mereka di jadikan seorang Sandra bagi komplotan Ki Aji Geni. Mereka sengaja supaya bapak mu bisa pergi ke alas roban, buat nolongin warga-warga yang di sekap mereka.

Lalu bapak mu! Masuk jebakan mereka. Kata temen bapak mu Pak Rouf, bapak mu di kroyok dua puluh murid sakti Ki Aji Geni tapi bapakmu berhasil ngalahin mereka.

Sebagai bayaran-nya setelah bersusah payah melawan puluhan murid sakti Ki Aji Geni, saat Bapak mu tiba melawan Ki Aji Geni hanya dengan beberapa jurus Bapakmu akhirnya kalah oleh Ki Aji Geni ini."

Karena umurnya yang masih kecil, Ali masih sulit mencerna semua cerita yang ibunya sampaikan.

" Ali paham Bu, Kelak Ali akan menjadi anak yang kuat kayak bapa Bu"

Melihat tingkah Ali yang sok dewasa membuat Nur Lely tersenyum, dia tiba-tiba teringat kata-kata mantan suami yang telah meninggal dulu, dia kemudian pergi meninggalkan Ali dan masuk ke dalam kamarnya itu.

Setelah keluar Nur Lely membawa sebuah buku di tangan-nya.

" Itu apa bu? " kata ali.

" Ini kitab beladiri, yang bapakmu titipkan dan kasih ke ibu buat nanti di pelajari kamu." kalo kamu ingin pelajari buku ini, Kamu harus belajar dasar beladiri dulu.

" Tapi, kemana Bu? " Tanya Ali bingung.

Ke temen bapak kamu, Yaitu pak Rouf dia dulunya adik seperguruan bapak kamu.

" Emang pak Rouf-nya dimana Bu? " kata Ali.

***

Ali seketika itu langsung terbangun dari tempat tidurnya, keringat peluh masih keluar dari keningnya.

' Ahh.. Mimpi itu lagi.. ' Batin Ali sekarang dia telah berguru ke Pak Rouf, Rouf sudah resmi menjadi gurunya sampai saat ini.

Sudah hampir beberapa tahun Ali sudah berguru kepada Rouf.

" Aku harus lebih kuat." Dia bergegas berlatih kembali setelah mimpinya tadi. Setelah tertidur dari latihan malamnya, Rouf sudah mengetahui bagaimana perjuangan Ali saat berlatih dan semangatnya agar menjadi pendekar hebat.

Suatu hari Rouf menggilnya untuk masuk ke rumahnya. " Ali, sudah waktunya aku harus memberikan kitab yang di titipkan bapakmu padaku ke kamu! "

" Tapi guru! Apakah memang aku ini sudah pantas? "

Rouf menepuk pundak Ali, " Aku percaya kau sudah pantas Nak!? "

Ali langsung berterima kasih, dan langsung mengambil tangan Rouf untuk segera ia ciumi.

Penghormatan ini, melambangkan arti seorang guru sesungguhnya bagi seorang murid, karena seorang guru adalah wali atau orang tua pengganti mereka.

Meski Guru hanya mengajar satu hari...

Tetapi tetap saja, Ilmu yang mereka berikan

Akan bermanfaat seumur hidup..

Sebelum Ali resmi belajar ilmu kitab jurus garuda bambu runcing, Ali menyakinkan hatinya kembali untuk menjadi seorang pendekar.

Di tengah malam dia masih berlatih, setelah pelatihan-nya dia kemudian bersujud dan meminta keyakinan kepada Tuhan yang maha esa agar menjadi seorang pendekar yang hebat dan bisa berdiri di jalan pendekar yang benar.

Ali memegangi Kitab tersebut sambil memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan ke depan-nya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

kitab jurus, garuda bambu runcing.

2022-10-24

0

Darto Toink Katrok

Darto Toink Katrok

baru baca udah bingung
tujuh belas tahun berlalu tapi masih jadi bocah kecil yg lincah?????

2022-02-21

0

@elang_raihan.Nr☕+🚬🐅🗡🐫🍌

@elang_raihan.Nr☕+🚬🐅🗡🐫🍌

Lanjutkan thor

2020-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!