Ke esokan harinya Rini dan ayahnya Rouf baru sudah terbangun sebelum matahari terbit. Rini memulai paginya seperti biasa, "tok tok tok..." pak pak Rouf, ada yang nyari pak!? " Rini terperangah dari kegiatanya. " Ada apa ya? " gumamnya.
Singkat cerita Rouf mempersilahkan tamunya memasuki rumahnya. " Eh.. Ada pak Kepala desa!? " sapa Rouf sambil berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
" Kau pasti sudah tau kan prihal aku datang kesini? Aku berniat cari perhitungan atas nama anakku yang babak belur!? " Rouf langsung tersenyum kecut sambil menatapnya, mendengar apa yang di katakan pria parubaya tersebut dia langsung membalas.
" Jadi, kau sudah tau masalah anakmu? Pak kepala desa? Apa boleh aku bertanya padamu? "
" Silahkan pak Rouf, apapun yang kau tanyakan aku akan menjawabnya dengan sejujurnya setidaknya aku sudah mengetahui dengan mata kepalaku sendiri bagaimana keadaan anak ku saat ini!? " pria paruh baya itu sambil cengengesan dia tau kalau orang di hadapanya akan menanyakan sesuatu berkaitan dengan anaknya itu.
Seolah dia yang paling tau dan paham tentang apa yang terjadi sekarang dengan orang yang ada di hadapan-nya. " Pak Kepala Desa! Kau tau kalau anakmu sangat susah di atur kan? Memang ini kesalahanku yang kurang tegas mendidik Agas anakmu, tapi itupun juga tidak seharusnya dia mencidrai teman seperguruanya!? Aku sudah bosan menghukum dia, kalaupun muridku otu tidak membalas tingkah jahatnya!? Aku pun tidak akan tinggal diam saja aku juga akan segera menghukum anakmu sebagaimana kejahatan-nya. Kali ini, selain mencelakakan teman seperguruanya dia juga mencelakakan anakku, kau saja begitu marah ketika anakmu terluka begitupula aku pak kepala desa."
Setelah berkata itu Rouf memandang Bapak dari Agas dengan tajam.
Merasa tidak senang dengan apa yang telah dia dengar tadi! Wajahnya sedikit demi sedikit langsung berubah merah. Kalaupun dia murka atau balik mengancamnya dia tau betul sehebat apa orang yang duduk di depannya tersebut. " Jadi, kau menentang ku Rouf? Kau tau siapa aku, aku bisa saja mencari guru buat anaku yang lebih hebat dari mu. Aku pun bisa menghancurkan perguruanmu dengan mudah." Rouf hanya diam sambil memejamkan matanya.
" Jadi, kau tetep ingin aku menghukum anak yang melukai anakmu? " setelah berkata demikian, tiba-tiba Rouf langsung menatap pria paruhbaya yang ada di hadapanya itu.
Rouf kemudian memanggil Rini anaknya, untuk cepat memanggil Ali untuk segera menemuinya.
" Li.. Ali... Bapak mencarimu!? "
DEG..DEG..
Ali nampak terkejut dengan apa yang dia dengar tadi. 'Ada apakah ini.' gumamnya dalam hati, dia kebingungan dan juga nampak sedikit gemetar karena takut.
Wajahnya sedikit pucat karena semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang sore tadi terjadi. " Baiklah Rin, aku akan ikut kamu, oh ya ngomong ngomong kamu udah baikan? " tanya Ali sambil tersenyum getir.
Rini tiba-tiba langsung berubah wajahnya memerah seketika. " Apa kamu mengkhawatirkan aku Ali? "kata rini sambil tertunduk malu.
" Yaaah.. hah hah hah." Ali tertawa sambil menggaruk rambutnya, Rini kembali tersenyum sambil memandanginya malu-malu.
" Tenang, kamu udah tau kan aku cewek terhebat disini." sambil tertawa kecil dengan mengangkat tangan kananya seolah dia wanita super kuat, mereka kemudian berangkat ke rumahnya Rini bersama-sama.
" Ayah."
Setelah berkata demikian Ali dan Rini segera memasuki keruangan tamu, Ali langsung terkejut setelah melihat seseorang yang kini sedang duduk di hadapan Rouf. Dia sangat kenal dan tidak asing dengan orang ini.
" Ho.. Jadi anak ini yang berani macam-macam dengan anakku, rasakan ini." Saat bapak Agas hendak memukulnya. Rouf dengan cepat langsung menahan lengan pria paruhbbaya tersebut.
Pria paruh baya itu mengerutkan dahinya. "Kau terlalu bernafsu, dan mudah termakan emosimu." dia langsung menarik tangannya.
" Aku ingin anak ini di keluarkan dari perguruan mu!? Kalau tidak, aku akan membawa anakku keluar dari pedepokan mu." Rouf hanya bisa terdiam untuk sesaat, dia kemudian memijat keningnya.
Tiba-tiba dia memiliki sebuah ide.
" Dari pada kau mengusir dia, atau membiarkan anak mu keluar. Lebih baik kau menghukum saja anak ini!? Tapi untuk menghukum dia kita buat, dia berduel dengan orang yang kau pilih entah siapa saja." Pria paruh baya ini langsung tersenyum. Dia paham maksud dari Rouf tadi.
Dia membayangkan hal yang mungkin akan menyakiti anak itu lebih dari pada dia di keluarkan, dia berpikir mungkin akan melihat tontonan yang lebih menarik besok. " Baiklah, aku setuju." sambil tertawa si kepala desa itu merasa akan senang besok.
" Hari ini cukup sampai disini, aku pamit terimakasih untuk hidanganya." dia langsung pergi sambil menutup pintu dengan tersenyum. sesaat dia melihat ke arah Ali yang tengah berdiri sambil mematung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
MAULANA - i hate my Life-
ini baru kah? :p
2020-08-19
1