004. Episode 04

Bimo duduk termangu di kursi taman belakang sekolah. Ia satukan tangannya membentuk kepalan dan bertopang dagu. Pikirannya masih tertancap pada kejadian siang tadi. Dirinya merasa malu sendiri oleh perbuatan tidak dewasanya tersebut.

 

“Hei,” sebuah teguran kecil milik wanita tiba-tiba terngiang membuyarkan lamunan tidak bergunanya tersebut. Ia menoleh ke arah sumber suara. Ia dapati Adeth berdiri dengan senyuman sambil membawa sesuatu yang dibungkus indah.

“H-hai juga,” sapa balik Bimo yang masih tak percaya dengan penglihatannya. “Sedang apa kau di sini?”

 

“A-anu,” jawab Adeth malu-malu. Ia serahkan bungkusan yang dipegangnya itu kepada Bimo. “I-ini untukmu.”

“Untukku? Ah, yang benar saja.”

“Iya, benar. Kau pasti belum makan karena berkelahi dan… kau pasti lapar sekarang, kan?”

“Jadi ini makanan?”

“Iya.”

“Wah, seharusnya kau bilang dari tadi,” tawa Bimo dengan salah tingkah. “Terimakasih, ya, sudah peduli padaku dan untuk makanannya.”

Pipi Adeth bersemu merah. Ia garuk kepalanya yang tidak gatal. “Sama-sama.”

Bimo membuka isi bungkusan itu. Ia melihat pudot talas kesukaanya dan beberapa keripik singkong manis-gurih favoritnya. Matanya langsung berbinar-binar. “Wah! Kamu, kok, tahu, sih, makanan favoritku? Terimakasih banyak, ya, kamu ternyata baik dan pengertian.”

“Gombal!” seru Adeth sambil menjotos lengan Bimo. “Padahal tadi pagi kita berkelahi lho, hehe.”

“Sebenarnya, ada satu hal yang sedikit kubingungkan. Kita, kan, baru bertemu dan kenalan pagi ini, tapi kenapa, kok, sudah sedekat teman yang bertahun-tahun berteman?”

“Jangan tanya hal itu padaku karena aku juga tidak tahu,” jawab Adeth yang disambut tawa kecil dari Bimo. “Dan ngomong-ngomong, pagi ini juga bukan pertama kali kita bertemu. Tempo hari, kan, kamu menabrakku.”

“Ingatan kamu yang paling bagus, deh. Oh, iya lupa. Sini duduk, biar enak bicaranya.”

“Wah, malu, Kak, kalau sampai terlihat dan dipergoki anak lain bagaimana? Nanti parahnya, kita malah dikira pacaran.”

“Sudahlah, jangan pedulikan omongan orang. Itu hanya orang iri yang tidak suka melihat kebahagiaan orang lain.” Bimo menggeret lengan Adeth dan mendudukkannya di samping dirinya.

“Ta-tapi ....”

“Ah, sudahlah. Tidak ada tapi-tapian,” Bimo tetap menggeret paksa lengan Adeth dan menyuruhnya duduk di sampingnya. “Nah, begini, kan, enak. Memangnya, kamu mau berdiri di sana sepanjang waktu menungguku makan?”

Adeth hanya tertawa kecil.

Sepertinya, Bimo telah memilih pilihan yang salah. Mereka berdua sekarang terikat situasi yang sangat canggung. Untuk waktu yang lama, mereka hanya saling membisu hingga makanan di tangan Bimo tinggal sedikit.

“Hei, ada semut di kakimu,” ujar Bimo santai sambil tetap memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Ia melihat semut angkrang yang mendaki sepatu pantofel milik Adeth.

“Hah? Di mana?! Singkirkan dariku!”

Bimo sangat terkejut mendengar teriakan Adeth. Segera, ia mengambil semut dari sepatunya dan membuangnya jauh-jauh. Melihat ketakutan dan ekspresi Aseth sekarang, Bimo bisa menyimpulkan sesuatu.

“Kamu ... takut semut atau phobia semut?”

“Phobia,” jawab Adeth lirih yang kelihatan masih syok.

“Ya, sudah. Lain kali lagi, aku akan bawa pestisida biar semua semut yang mengganggumu pergi.”

“Ya, tidak sampai seperti itu juga.”

Adeth tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Bimo. Sesaat setelah berhenti tertawa, Bimo memandang wajah Adeth sebentar.

“Tawamu bagus, aku suka.”

“E-eh?”

Bimo terlihat gugup. “B-bukan seperti itu, maksudku, aku suka tawamu yang bagus itu. Ah, sudahlah! Aku tidak tahu bagaimana akan mengatakannya!”

Sekali lagi, Adeth hanya tertawa terbahak-bahak.

Mereka terlihat bahagia dengan canda tawa yang menyelingi perbincangan mereka.

Tidak demikian dengan Nita, anak XI-VIII IPA. Ia menggertakkan giginya sambil memandang kedua anak itu dari balik tembok. Ia kepalkan tangannya dengan geram. Ia membanting badan berpaling dari arah mereka. “Awas kau, Adeth. Akan kubuat kau menangis setelah tertawa bersama lelaki yang kucintai!”

___________________________________

Maapkeun saia telah memberi kalian chapter yang sedikit. Besok-besok, akan update banyak-banyak, deh!

Hai, terima kasih sudah mampir! Bagikan ke teman-teman kalian, ya, siapa tahu suka. Karena, dukungan dari kalian semua sangat warbyasah!

Find me on social media

IG: @dernatasw or @dahelart

FB: Derna Taswara

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

laaaaa...
waahhhh
ternyata..
ada saingan mu, Deth....

2024-02-23

0

Keita Puspa

Keita Puspa

Hai thor...
Saya suka gaya berceritanya. Ngalir... dan juga tidak memakai bahasa gaul elo-gue. Semangat thor...

Oh, iya, sekalian promo, ya... Hehee

Bagi pembaca yang suka cerita remaja, baca juga HE IS NOT MY BROTHER, ya ^^

2020-06-12

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!