SMA Perguruan TA, adalah sebuah sekolah swasta elit dengan fasilitas terbaik hasil kerja sama dengan sekolah di luar negeri dan merupakan salah satu bagian dari komplek sekolah yang terdiri dari pendidikan tingkat TK hingga perguruan tinggi. Hanya orang-orang mampu dari segi finansial atau memiliki kecerdasan diatas rata-rata yang dapat menjadi murid disana. Dan SMA tersebut adalah tempat Junna menimba ilmu.
Terdengar keributan kecil diantara para murid di ruang kelas tempat Junna belajar saat ini, XII-A. Junna yang baru saja tiba dengan napas terengah-engah dan peluh keringat di dahinya dikarenakan rutinitas hariannya mengendarai sepeda, menjadi penasaran pada keributan itu. Tentu saja dengan memastikan bahwa ia sudah berganti pakaian dari kaos menjadi seragam sekolahnya.
Usut punya usut, ternyata bersumber dari empat orang sahabat Junna yang menjadi penyebab keributan satu kelas tersebut. Ia terkadang bingung sendiri dengan dirinya yang berkepribadian ambivert cenderung introvert ini bisa memiliki keempat sahabat yang notabennya berkarakter ekstrovert...
"Ada apaan nih, pagi-pagi sudah ribut-ribut begini?" Tanya Junna sambil duduk di bangku favoritnya tepat berada di tengah-tengah ruangan kelas.
"Lihat!" Dengan penuh semangat, Tia sang gadis rambut bergelombang sebahu menunjukkan sebuah majalah tepat di depan wajah Junna. "Keren banget kan...cover Rhine? KYAA!! Kenapa sih Tuhan menciptakan makhluk sesempurna dia? Gue bisa meleleh nih kalau terus-terusan memandang wajahnya yang cool itu! Setuju kan teman-teman?"
"Setuju!!!" Anak-anak murid lainnya berteriak serempak baik laki-laki maupun perempuan. Bagi penggemar wanita, sosok Rhine adalah selain karena suara dan lagu yang dinyanyikan olehnya berkualitas sempurna, ia merupakan standar tertinggi bagi mereka untuk dijadikan kekasih atau pasangan, sementara bagi penggemar pria, selera fashion-nya membuat mereka berlomba-lomba meniru gayanya. Yah, walaupun ujung-ujungnya untuk menarik hati wanita sih...
Ooo..., jadi ini pangkal keributannya...kirain ada yang dapat durian runtuh 1 miliar...
Junna memandang dengan tatapan malas kearah majalah dengan cover depan Rhine. Pose yang ditunjukkan Rhine begitu menunjukkan gaya yang menggoda iman dengan tatapan setajam pisau namun dengan kelima jarinya yang menyentuh bibir meronanya terkesan seksi dan fashionable. Jika Junna merupakan salah satu dari fans Rhine, mungkin ia akan melakukan tindakan yang sama gilanya seperti sahabat dan teman-temannya yang lain. Untung saja Yang Mahakuasa masih memberikannya kewarasan. "Enggak menarik sama sekali."
"Eh, jangan salah..., majalah yang gue punya ini eksklusif lho Na," Tia berpromosi. "Di sekolah ini cuma gue duluan yang punya majalah ini sebelum besok dipasarkan ke orang-orang."
"Ya eyalah..., bokap lo kan Kepala Redaksi majalah yang lo bawa itu! Wajar kan kalau lo duluan yang punya," Junna melipat tangannya dan ditempelkan ke dada sambil menghela napas dan memberikan penekanan nada suara yang sarkastik. "Berkali-kali lo meyakinkan gue untuk suka sama orang itu, enggak akan bisa! kemungkinannya nol koma nol nol nol sekian-sekian! Dibandingin si idola nggak jelas itu mending pacar gue si Ega."
"Coba bilang sekali lagi...," Tiba-tiba hawa di kelas menjadi gelap dan aura gelap memancar dari belakang segerombolan murid-murid yang pro alias fans setia Rhine. Mereka menunjukkan wajah yang garang tidak terima dengan ucapan Junna. "Idola yang nggak jelas katamu?!"
"Eh...?!" Junna tertegun. Ia menjadi sedikit ketakutan. Sepertinya ia telah salah bicara. "Ukh..., iya-iya gue nyerah! Rhine itu keren!" Ucapnya dengan nada terpaksa.
Sialan! Untuk kesekian kalinya aku dipaksa mengakui bahwa si makhluk narsis itu keren! Junna menangis dalam hati. Awas saja kau Rhine! Kukutuk kau jadi batu!
Memang ada hubungan apa antara kau dan Rhine? Ibunya saja bukan...
"Nah gitu dong...," Riri, gadis dengan penampilan kutu buku namun tidak suka membaca itu menepuk-nepuk pundak Junna dengan cukup keras sehingga membuat Junna meringis kesakitan. "Jadilah fans Rhine, so kita-kita pasti nggak akan ngomel sama lo lagi deh..."
"Hehehe..., kayaknya untuk yang satu itu nggak usah deh...makasih," Junna memasang senyum terpaksa di wajahnya. Sampai manusia bisa menjelajah galaksi terjauh dari Bimasakti juga nggak bakalan aku mau!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
AngghyShifah_chy
segitu amattttt Junnn😁😁😁
2020-12-22
1
ami
iya in aja dah ah... 😊
2020-02-28
0