4

Sejak pertemuan terakhir di malam itu, suasana hati Mundika menjadi semakin tidak nyaman. Sampai detik ini ia masih belum dapat bertemu dengan Mansoor meskipun sudah diniati dalam hati untuk dapat bertemu hanya karena ingin mengucapkan terima kasih atas makanan dan minuman yang telah dibelikan olehnya waktu itu. Kesibukannya menjadi pelayan pasien-pasien yang mengeluh dengan berbagai macam penyakit menyita waktunya. Hingga ia lelah dan lupa niat awalnya tenggelam dan larut dalam profesinya.

Mundika memarkirkan mobilnya di garasi rumah utama. Dengan wajah yang begitu kelelahan dan langkah yang gontai, ia berjalan menuju rumah utama untuk memberikan salam kepada ayah dan Mama Latifa serta kakak-kakaknya jika mereka masih terjaga. Hari ini pasien yang diperiksa olehnya lebih banyak dari biasanya. Mungkin karena sudah memasuki musim panas di Dubai sehingga penyakit kelelahan karena hectic pekerjaan dan cuaca panas mulai menghinggapi masyarakat yang tinggal di Dubai. Bagaimanapun Dubai adalah salah satu kota tersibuk di Dunia dan ia adalah salah satu bagian mata rantai itu. Namun ia tidak pernah menyesal dengan keputusannya menjadi seorang dokter. Dengan tenaga dan kemampuan yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa, ia bisa membantu banyak orang. Bahkan jika ia diberi kesempatan, ia ingin menjadi sukarelawan di daerah-daerah yang dilanda kemiskinan dan kekurangan tenaga medis. Namun ia yakin ayahnya yang sangat protektif itu tidak akan pernah mengizinkannya.

Mundika mengernyitkan dahinya ketika ia begitu familier dengan dua mobil Jeep Mercy berwarna putih dengan plat nomor satu dan bewarna hitam dengan plat nomor delapan. Itu adalah mobil orang terpenting di Dubai dan salah satu anaknya! Bagaimana bisa?! Ada apa gerangan orang terpenting di Dubai berkunjung ke rumahnya? Seingatnya tidak ada perayaan apapun. Bahkan jika waktu Lebaran tiba, ayah dan kakak lelakinyalah yang berkunjung ke istana Raja Dubai tersebut. Sambil terus membatin, Mundika berjalan menuju pintu samping yang langsung menghubungkannya dengan ruang keluarga khusus wanita. Namun betapa terkejutnya dirinya melihat ibunya, Mama Latifa dan dua kakak perempuannya berbincang-bincang dengan dua orang wanita paruh baya. Minus ekspresi tidak suka kedua kakak perempuannya. Ada apa ini sebenarnya? Mengapa perasaannya berdebar-debar seperti ini? Ayolah, ia sudah cukup dikejutkan dengan hal-hal yang sangat aneh bin ajaib di luar kebiasaannya akhir-akhir ini.

"Assalamu'alaikum," Ucap Mundika memasuki ruangan tersebut.

"Wa'alaikumsalam anakku, sini Nduk, duduk di tengah-tengah Ibu dan Mama Latifa," Oh tidak, ekspresi Kak Maitha dan Kak Haya semakin tidak suka menatap dirinya setiap kali kedua ibunya itu memberikan perhatian lebih kepada dirinya. Hal yang paling tidak ia inginkan. "Dan dengarkan baik-baik yang akan diutarakan Sheikh Maktoum. Beliau menyempatkan waktu sibuknya untuk berkunjung kemari dengan niat baik."

"Iya," Mundika merapat duduk diantara kedua Ibunya. Sambil mendengarkan pembicaraan para lelaki di ruang keluarga khusus lelaki. Budaya di negaranya memang memisahkan tempat berkumpul untuk lelaki dan perempuan. Sehingga pertemuan penting pun dilakukan dengan cara terpisah seperti ini.

"Pak Dalmouk, saya datang kemari karena permintaan anak saya yang bernama Mansoor bin Maktoum,"

Apa?! Mansoor bin Maktoum?! Jantung Mundika semakin berdetak kencang tak karuan. Apakah lelaki tersebut masih memiliki dendam padanya? Bukankah ia sudah minta maaf? Apakah rasa kecewanya akibat penolakan dirinya untuk berbincang-bincang malam itu masih berlanjut? Ya Allah, mengapa hidupku seperti ini? Aku hanya ingin tenang dan jauh dari kericuhan, mohon jangan ditambahi lagi dengan hal-hal yang aneh, Mundika hanya bisa berkomat-kamit dalam hatinya sambil berdoa semoga saja bukan hal yang buruk yang akan terjadi.

"Kedatangan kami ke sini untuk melamar salah satu putri Bapak untuk anakku Mansoor," Sontak tampak kebahagiaan terpancar pada Maitha dan Haya. Bagaimana tidak jika lelaki yang melamarnya adalah salah satu putra pemilik Kota Dubai ini? Sungguh kebanggaan dan kebahagiaan tak terkira jika menjadi bagian dari keluarga Emir Dubai. Sementara Mundika hanya tersenyum kecil menatap kebahagiaan dari dua kakak perempuannya karena salah satu dari mereka akan menjadi bagian keluarga Emir Dubai. Ia yakin tidak mungkin jika Emir tersebut memilih dirinya yang setengah darah emirati untuk menjadi menantunya. Lho, mengapa dirimu bisa berpikir seperti itu? Mundika, jangan terlalu berharap, ingat statusmu, bisa menjadi dokter saja sudah alhamdulillah, jangan mengkhayal yang tidak-tidak!

"Jika saya boleh tahu, putri saya yang mana Sheikh?" Dalmouk lanjut bertanya. Kedatangan Sheikh Maktoum cukup mengejutkannya karena selama ini mereka hanya bertransaksi dalam urusan bisnis saja. Kecuali persahabatan putranya Majid dan lelaki yang duduk disebelah Sheikh Maktoum, Mansoor.

"Mundika," Jawab Maktoum membuat seluruh orang yang ada di sana terdiam hening. Sementara sang pemilik nama yang disebut hanya terkejut dan ternganga tak percaya dengan apa yang didengarnya. Dirinya? Dengan Mansour bin Maktoum? Menikah? Mimpi apa dia semalam? Perasaan tidak mimpi apa-apa? Seingatnya hanya beberapa kali ia bertemu dengan lelaki tersebut dan berakhir tidak menyenangkan dan mengenakkan.

"Mengapa harus dia Mama?!" Teriak Maitha tidak terima. Ia kesal setiap kali ia menginginkan sesuatu selalu Mundika yang mendapatkannya.

"Maitha," Latifa berkata lirih sambil menggenggam tangan kiri anaknya itu untuk duduk kembali ditempatnya semula. Ia tidak enak dengan istri Emir Dubai, Sheikha sekaligus Ibu dari Mansoor, lelaki yang akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Mundika. "Tenanglah."

"Anda," Dalmouk menelan udahnya seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Anaknya yang sengaja ia jaga agar tidak mendapat bully-an dari anak-anak perempuan dan keluarga besarnya. "Anda serius dengan ucapan anda?"

"Tentu saja Pak Dalmouk, anakku sendiri yang memintanya padaku," Maktoum tertawa melihat ekspresi tak percaya dari Dalmouk. Awalnya, ekspresi pria di hadapannya itu sama dengan dirinya. Namun setelah ia mencari tahu siapakah Mundika itu, ia segera langsung menyetujuinya. Siapa yang tidak kenal dengan Mundika binti Dalmouk, Dokter spesialis bertangan dingin yang bekerja di salah satu rumah sakit miliknya. Hampir sebagian pasien yang ditanganinya dapat kembali sembuh dan sehat sedia kala bahkan mencap diri mereka jika sakit tidak akan sembuh jika bukan Mundika yang menanganinya. Ia pernah mendengar sekali dari Emir Abu Dhabi sekaligus presiden UEA bahwa ada gadis yang ingin ia tunjuk untuk menjadi kandidat menteri kesehatan karena kemampuannya itu. Siapa yang tidak ingin memiliki menantu sehebat itu? Meskipun gadis itu lahir dari istri kedua, yang terpenting adalah secara legitimasi gadis itu adalah putri dari Dalmouk Al Hassimi. Ibarat pepatah, Uceng dilepaskan, Gabus di air dikejar, apa yang sudah pasti di tangan jangan sampai dilepaskan. Belum tentu ia akan mendapatkan menantu seperti putri dari Dalmouk ini.

"Saya harus bertanya terlebih dahulu dengan anaknya sendiri, apakah ia bersedia menerima lamaran putra Sheikh atau tidak. Karena bagi saya, kebahagiaan anak saya lebih penting dibandingkan dengan jabatan, harta, dan kekuasaan. Saya sendiri yang sudah merasakan kehidupan macam apa yang saya jalani karena perjodohan yang awalnya tidak saya setujui demi menjaga nama baik keluarga besar saya. Saya bersyukur istri pertama saya yang dijodohkan oleh orang tua saya berbesar hati membagi cintanya dan suaminya dengan istri kedua saya."

"Saya mengerti Pak Dalmouk, biarkan dua insan ini saling berkomunikasi secara intens," Maktoum mengelus-elus jenggotnya sambil tertawa. "Bagaimana Mansoor, datangilah Mundika, dan berkenalanlah kalian berdua."

Mansoor yang sudah mendapat lampu hijau segera menghampiri Mundika untuk mengajaknya duduk ditaman. Ia yakin banyak pertanyaan yang ingin diajukan padanya mengenai niat nekadnya untuk melamar gadis itu.

***

Terpopuler

Comments

Callysta Najla

Callysta Najla

mundika berhak berbahagia..jangan terus mengalah meski setengah emirati..manshoor memilih wanita yang tepat ..

2021-06-17

1

nowhere🌱

nowhere🌱

kok, aku deg degan ya baca chapter ini😭

2020-12-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!