Ayana terbangun di pagi hari, dia melihat ke kamar Sky, pemuda itu tidak ada, mungkin dia sudah berangkat lebih dulu atau pergi semalam dan tidak pulang. Ayana menghela nafasnya lelah, dengan terpaksa dia harus merasa sepi lagi.
...
"Ayana …!!!" Flora dan Aino berteriak memanggil saat gadis itu baru tiba di sekolah.
"Flora, Aino … kalian juga baru datang?" tanya Ayana dengan senyum yang mengembang, di sekolah dia merasa bahagia, dia bisa tertawa bersama sahabatnya.
Sampai di kelas dia melihat Sky, tatapan mereka bertemu, ternyata benar pemuda itu berangkat lebih dulu. Sebenci itukah dirinya pada Ayana?
Pikiran Ayana yang kusut segera tergantikan dengan sesuatu yang mengejutkan. Flora terlihat mendekati Sky. Ada apa dengan gadis enerjik itu. Ayana hanya mengernyitkan alis saat melihat tingkah Flora.
"Sky?" Flora memanggil Sky dan pemuda itu menatapnya. "Mm … terima kasih untuk yang kemarin, dan ini sebagai ucapan terima kasihku, terimalah!" ucap Flora semua orang yang berada di kelas melihat dan mendengarnya.
Flora mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas, sepertinya itu adalah kotak makan siang, tanpa diduga Sky mengangguk dan menerima kotak tersebut, membuat wajah Flora merona.
"I-itu untuk makan siangmu, aku yang membuatnya sendiri," ucap Flora dan Sky kembali mengangguk sebagai ucapan terima kasih.
Ayana mengalihkan pandanganya pada Aino seolah meminta penjelasan, si gadis blonde hanya tersenyum dan berbisik. "Akan kujelaskan nanti."
Bel berbunyi, sebenarnya Ayana ingin sekali bertanya, dia tidak fokus selama jam pelajaran, dia terus melihat Flora yang selalu melirik ke arah Sky kemudian tersenyum. Entah kenapa dia merasa kesal.
Jam istirahat, semua siswa berlarian menuju kantin, begitupun Ayana dan temannya. Mereka duduk bersama di bangku yang dilengkapi dengan mejanya, Ling juga sudah bergabung, mereka sedang menyantap makanan yang sudah mereka pesan.
"Hey, Flora … kenapa kau terus tersenyum? Apa kau mau disebut orang gila?" Aino tertawa mendengar ucapan Ling, sedangkan Flora gadis itu terlihat kesal.
"Ling …." ucap Ayana menyadarkan Ling, bahwa gadis itu sudah berkata kasar.
"Tega sekali kau berkata seperti itu, Ling?" Flora terlihat kesal, Ling hanya tertawa.
"Maaf aku cuma bercanda, sensitif sekali, tidak biasanya," jawab Ling, gadis itu benar-benar cuek.
"Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian, dan aku ingin tahu pendapat kalian?" ucap Flora ketiga sahabatnya mendengarkan.
"Sepertinya aku menyukai seseorang, dan kalian pasti terkejut saat mendengar siapa nama orang yang kusukai, tapi kuharap kalian tidak menentangku untuk menyukainya." Ayana merasa sedikit berdebar mendengar ucapan Flora, ada rasa takut dalam hatinya.
"Orang yang kusukai adalah, Sky Violet!" ucap Flora, Ling terbatuk saat mendengarnya sedangkan Aino hanya tersenyum karena dia sudah tahu sebelumnya.
Ayana merasakan sesak di dadanya, matanya memanas, tapi dia tidak menangis, keempat gadis tersebut terdiam.
"Hey … kenapa kalian diam, bagaimana?" Flora berteriak melihat ketiga sahabatnya yang terdiam.
"Aa … Flora, selamat, ya! Siapapun itu aku tetap dukung," ucap Ling yang terkejut karena sedang melamun.
Ling dan Aino memeluk Flora, sedangkan Ayana tidak tahu harus bagaimana, di satu sisi dia merasakan sakit yang luar biasa dan di sisi lain dia juga ingin memberi dukungan pada sahabatnya.
"Ayana kau tidak memelukku?" tanya Flora, membuat Ayana sadar dari lamunannya, dengan terpaksa dia memeluk Flora, karena tidak ingin menyakiti sahabatnya.
...
Ayana semakin kalut, Flora terlihat makin dekat dengan Sky. Sedangkan hubunganya dengan Sky malah memburuk, pemuda itu semakin menjauh, padahal Ayana sudah mencoba berkomunikasi dengannya.
Berkat Flora, satu per satu siswa mulai berteman dengan Sky. Untuk hal itu Ayana merasa senang. Sky sudah tidak dipandang sebelah mata lagi, setidaknya itu yang Ayana lihat sekarang.
Flora selalu menceritakan kebaikan Sky,bahkan alasan dirinya menyukai pemuda itu. "Sky itu orang yang sangat baik, walaupun terkadang aku tidak mengerti ucapannya. Maksudku kadang dia menulis di ponsel atau di note dan kadang dengan bahasa isyarat, menurutku itu sangat unik," ucap Flora dengan senyum bahagia.
"Wah … sepertinya kau memang benar-benar menyukainya, ya?" ucap seorang gadis bernama Saara, kali ini Ayana sedang berada di kelas, menunggu bel masuk berbunyi. Dia mendengar pembicaraan Flora dengan temannya yang lain.
"Tidak, aku tidak menyukainya." ucapan Flora terhenti, kepala Ayana yang sedang menunduk menegak seketika, dan semua temannya pun terlihat kaget.
"Tapi aku mencintainya sekarang," kata Flora dengan yakin.
'Tidak ....'
Ayana merasakan dadanya diremas sesuatu yang tidak terlihat, dia tidak terima, Sky bersikap buruk padanya, tapi tidak dengan Flora
'Cemburu?'
Ayana cemburu pada Flora. Bagaimana itu terjadi? Bahkan nomor ponsel Sky pun dia tidak tahu, padahal dia sering melihat Flora bertukar pesan dengan Sky.
"Teman-teman aku membutuhkan bantuan kalian semua!" Flora berjalan kedepan kelas kemudian mulai bersuara.
"Aku ingin menyatakan cintaku pada Sky. Mumpung dia belum datang, aku minta kalian memberikan semangat padaku nanti, mengerti?" teriak Flora dengan lantang.
"Tenang saja, Flo. Kami akan membuat Sky menerima cintamu." Itu ucapan Rocky, pemuda bermata safir itu berteriak semangat.
Bel sudah berbunyi sebagian siswa yang masih di luar segera masuk. Sky pun masuk kedalam kelas, sudah sepuluh menit tapi belum ada guru yang masuk. Flora tidak melewatkan kesempatan untuk melancarkan aksinya.
Semua tampak antusias kecuali Ayana, gadis itu meremas kedua tanganya, rasa dingin mulai terasa di jemarinya.
"Teman-teman aku ingin minta perhatian kalian semua." teriak Flora di depan kelas, semua siswa yang tadinya sedang mengobrol, mengalihkan perhatian pada gadis itu.
"Hari ini adalah hari yang penting bagiku, aku ingin menyatakan perasaanku pada seseorang ...."
Semua tampak terdiam.
"Sky … aku menyukaimu, apa kau mau jadi kekasihku?" Semua orang bersorak minus Ayana. Semua teriakan terasa menghilang berganti sepi di dadanya.
'Terima … terima … terima ....'
Teriakan seperti itu terdengar dari semuanya.
"Ayo berdiri, Sky! Flora sangat menyukaimu, terima saja cintanya!" teriak Rocky semangat.
Sky berdiri kemudian mendekati Flora, sekarang mereka berhadapan. Pemuda itu mengalihkan pandangan pada Ayana, tatapan mereka bertemu, Ayana merasakan Sky menatapnya dingin.
"Sky, apa jawabanmu?" tanya Flora antusias.
Sky terlihat menghela napas, kemudian mengangguk pelan, tetapi tak ada senyuman di wajahnya, hanya raut datar yang dia tunjukan.
Senyum Flora mengembang, dengan segera gadis itu memeluk Sky, semua bersorak, Sky menatap Ayana kembali, tetapi gadis itu mengalihkan wajahnya pada jendela kelas, Sky bersumpah melihat air mata menetes di pipi Ayana. Apa gadis itu menangis?
Kontras dengan semua orang yang bahagia, gadis itu justru terluka, tak ada yang menyadari betapa dia menderita dengan semua ini. Ayana berlari meninggalkan keramaian yang menyesakan, tangisannya tak mau berhenti, tanpa disadarinya, seseorang juga tengah menyesal dengan keputusannya sendiri.
To be continue
See u next chap …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🌈pelangiku
emak ikut mewek thor 😭😭😭
2022-03-25
0
🌈pelangiku
betul bangeettt⚡⚡
2022-03-25
0
Ratih gianti
Nyesek aku thor
2021-11-03
0