First Kiss
SMA Bangun pagi ini memasuki semester baru, anak-anak muridnya memasuki sekolah dengan keadaan bahagia karena kembali kesekolah. Semua murid saling berkumpul untuk slaing bertukar kabar dan saling menyapa satu sama lainnya dengan teman yang sudah lama tidak bertemu.
Tiba-tiab keheningan terjadi di sana akibat kedatangan seorang gadis yang baru melewati pintu gerbang sekolah itu. Semua mata menatap kearahnya dengan pandangan yang nampak aneh.
Bagaimana tidak aneh jika di sekolah populer dan bergengsi di kota mereka dimasuki seorang siswa yang terlihat culun. Rambut di kuncir dua dan kacamata baca bulat yang ada di wajahnya membuatnya menjadi perhatian karena lain sendiri.
Di sekolah itu semua murid tampil trendi dan modis meski mengikuti aturan sekolah. Tidak seperti murid yang baru masuk itu.
"Siapa dia? murid baru ya?" bisik-bisik siswa lain mulai terdengar, terutama kaum perempuan.
"Culun banget sih penampilannya"
"Ieuh gak banget gayanya"
"Wah calon mangsa baru nih untuk di bully"
Suara para perempuan itu terus bersautan di telinga perempuan yang masih tetap melangkah tanpa merasa terganggu itu. Ia tetap diam walau mendengar ucapan para warga sekolah yang begitu sadis, bahkan ada para laki-laki yang sudah berniat menjahilinya hingga ingin menjadikannya bahan taruhan.
Karena tidak tahu dimana runag kepala sekolah untuk ia melaporkan kedatangannya, siswa baru itu mendekati seorang laki-laki yang sedang berjalan sendirian dengan earphone di telinganya.
Gadis itu menepuk pundak laki-laki yang di depannya hingga membalikkan wajah menatapnya. Wajah tampan namun dingin laki-laki itu juga tatapan tajamnya tidak di perdulikan oleh gadis itu.
"Boleh tahu dimana ruang kepala sekolah?" tanyanya sopan.
Yang ditanya malah menatap lekat si gadis muda lekat, entah apa yang membuatnya demikian. Tapi tingkahnya itu membuat para perempuan berteriak histeris karena memang dia salah satu pria paling populer di sekolah alias most wanted.
Karena tidak mendapatkan jawaban tapi malah mendengar teriakan dari para perempuan dan juga tatapan sinis padanya membuat perempuan itu berlalu begitu saja. Most wanted rupanya, pantas pada teriak kaya di hutan batinnya.
Tiba-tiba tangan perempuan itu di pegang oleh laki-laki yang tadi di tanyainya, dan tanpa bicara apapun lagi laki-laki itu menarik tangan si perempuan. Meski tidak tahu kemana ia akan dibawa tapi perempuan itu tidak protes dan mengikuti saja, mungkin dia bisu pikirnya.
Sampai di depan ruang kepala sekolah laki-laki itu langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.
"Huh, mimpi apa aku tadi malam di pegang sama patung hidup" gumamnya lalu mengetuk pintu ruangan kepala sekolah itu. Setelah di suruh masuk batulah perempuan itu masuk.
"Permusi pak, saya Karina Febriani" ucap perempuan itu.
"Oh kamu siswa baru itu ya, anaknya bapak Handoko" ucap si kepala sekolah.
"Iya pak itu saya" sahutnya tersenyum tipis.
"Baiklah kamu tunggu saja di sofa situ sebentar ya, bapak panggilkan wali kelas kamu sekalian nunggu bel masuk"
"Iya pak" sahut Karin sopan lalu duduk di sofa yang tidak jauh dari meja kerja kepala sekolah.
Sedangkan kepala sekolah itu sendiri melakukan panggilan melalui telepon yang ada di mejanya dan memanggil seseorang.
Bel berbunyi menandakan waktu masuk kelas, semua murid bergerak menuju kelas masing-masing termasuk kelas 12 A yang menjadi kelas elite yang tidak sembarangan siswa bisa masuk kesana.
Sekolah itu terkenal dengan prestasi siswanya, begitupun dengan kelas itu yang merupakan unggulan di sekolah. Bukan hanya pintar tapi kelas itu juga berisi anak orang kaya yang terkemuka, tapi bagi pihak sekolah semua siswa sama saja.
Semua murid duduk di kursi masing-masing menunggu guru mereka datang. Meskipun pintar tapi tidak semuanya jujur karena nyatanya jika di tes secara langsung maka hanya dua tiga orang yang mampu selebihnya ya seperti siswa pada umumnya jika ujian berlangsung.
Kelas itu ribut karena guru belum datang, jadi ada yang duduk di meja karena bergosip dengaan teman, ada yang nyanyi di kelas dan lain sebagainya hingga satu orang yang tidur. Dialah si most wanted beku panggilan untuk laki-laki yang bahkan jarang berbicara kalau tidak penting, suaranya begitu mahal untuk di umbar.
Anak pemilik sekolah itu begitu tampan, tubuh tinggi tegap dengan hidung mancung dan pandangan mata yanng tajam nyatanya mampu membuat para perempuan di sekolah maupun di luar yang bertemu dengannya akan mengira ia seorang artis.
Tidak ada yang berani mengganggunya jika sudah masuk kedunianya sendiri yaitu alam mimpi. Sebagai laki-laki tampan tentu memiliki resiko banyak yang suka dan mengaku sebagai kekasihnya, hal itu berlaku pada dirinya yang mendapat cap playboy akibat banyaknya perempuan yang mengaku pacarnya.
Diamnya laki-laki itu membuat para perempuan semakin senang mengaku-aku sebagai pacarnya. Meski mengetahui hal itu Aldi Ardiansyah yang biasa di sapa Aldi itu tidak pernah mengatakan apapun.
Bahkan ia hanya diam saja saat ada seorang perempuan yang mendekatinya, selama tidak menyentuh atau mengatakan langsung di depan matanya sebagai pacarnya maka Aldi akan diam.
Tapi kalau terdengar langsung oleh telinganya seorang perempuan mengakui ia sebagai pacar atu menyentuhnya seujung kuku saja, maka akibatnya akan sangat fatal. Karena kalau Aldi sudah marah pihak sekolah tidak berani menegurnya, bahkan orang tuanya sekalipun.
Suasana kelas yang tadinya riuh dan ribut kini mendadak hening kala masuk wali kelas mereka bersama seorang siswa yang sempat menjadi pusat perhatian dan gosipan tadi.
"Pagi anak-anak" sapa bu Sari.
"Pagi bu"
"Pagi ini kita kedatangan teman baru yang akan sama-sama belajar dengan kita di kelas ini, jadi ibu harap kalian akan bisa akrab dan mau berteman dengannya"
Baru saja bu Sari menatap Karin untuk memintanya memperkenalkan diri, salah seorang perempuan yang terkenal akan kecantikan dan kekayaan orang tuanya angkat bicara.
"Siapa juga yang mau berteman sama si culun bu, euh gak banget" ucap Sisi dengan wajah jijiknya.
"Lebih baik dia di suruh jadi tukang bersih kelas aja buk atau pesuruh launnya asal jangan di kelas ini" kata teman sebangku Sisi.
"Uya bu, dia cuma akan jadi kuman di kelas kita yang bakal ganggu konsentrasi kita belajar" kata teman Sisi yang lainnya.
Bu Sari yang mendengar itu menjadi kesal sendiri, bagaimana mungkin seorang siswa bisa berkata demikian.
"Kalian bertiga keluar sekarang juga dan berdiri di bawah berdera sampai jam istirahat" kata bu Sari yang juga seorang guru BP kiler.
Mata Sisi dan dua teman gengnya melotot tidak terima mendapat hukuman begitu pagi-pagi. Apa lagi matahari di luar sangat cerah dan di bawah bendera pasti panas pikir mereka.
"Gak bisa gitu dong bu, masa cuma gara-gara dia ibu hukum kita sih" protes Sisi.
"Keluar sekarang atau ambil surat cinta di ruangan ibu untuk orang tua kalian, tentu kalian tahu bukan apa resikonya kalau orang tua kalian gak datang" ancam bu Sari melototi Sisi dan dua temannya dengan galak.
Sisi dan dua temannya terpaksa berdiri dan berjalan keluar kelas dari pada panggilan orang tua. Saat melewati Karin, Sisi menatap marah dan mengancam.
"Awas kamu ya" ucapnya tanpa suara.
Karin sama sekali tidak perduli dengan ancaman Sisi yang baginya tidak penting. Setelah kepergian Sisi dan dua temannya, Karin memperkenalkan dirinya lalu di minta duduk di sisi dinding dekat jedela yang kebetulan tinggal itu yang kosong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments