Sampah mahal

Bel pulang sekolah berbunyi membuat seluruh siswa bersorak dalam hati karena akhirnya bisa pulang juga setelah seharian berkutat dengan pelajaran yang memusingkan.

Karin memasukkan buku-buku dan semua alat tulisnya kedalam tas, ia duduk sejenak sembari menunggu semua temannya keluar dari kelas barulah ia bangkit dari duduknya untuk berjalan keluar kelas.

Sepanjang koridor sekolah yang di laluinya ada beberapa murid yang belum pulang dan masih duduk atau sekedar bergosip ria. Ternyata gosip di sekolah itu cepat sekali tersebar, seperti sekarang ini.

Karin mendengar beberapa gosip mereka yang mengatakan tentang dirinya yang tadi sempat di bela Aldi di kelas dari Sisi yang marah. Walau bagi Karin itu bukan pembelaan melainkan pengusiran karena mengganggu.

"Itu dia si cupu yang di belain Aldi kita"

"Enak banget hidupnya bisa di belain sama most wanted sekolah"

"Katanya dia juga duduknya di dekat Aldi loh"

"Wah minta di beri dia, ayo"

Mendengar bisik-bisik itu membuat Karin hanya menghela napas saja, ia tidak perduli dengan apa yang mereka katakan itu. Tukang gosip selalu ada dimana-mana pikirnya.

"Berhenti!" ucap seorang siswi yang menghadang jalan Karin di koridor bersama beberapa orang lainnya.

Karin menatap mereka penuh tanya karena tampang mereka terlihat tidak bersahabat. Yah sudah di mulai batinnya.

"Kamu si cupu yang suka ganjen sama Aldi kita ya! hey sadar bentuk dong, kamu itu cupu jadi jangan sok cantik" sewot siswi yang paling depan.

"Tahu lu jelek aja banyak gaya"

"Merasa cantik karena bisa duduk di dekat Aldi ya?"

"Aldi itu punya kita bukan punya cewek cupu kayak kamu itu" tunjuk siswi di depan wajah Karin.

Tidak suka dengan tindakan yang menunjuk wajahnya itu Karin menepiskan tangan siswi yang menunjuknya. Wajah datarnya semakin terlihat masam akibat malas meladeni para buciners seperti mereka itu.

"Wah si cupu udah berani melawan ya sekarang"

"Masih baru udah sok mau berkuasa ya cuma karena bisa dekat Aldi"

"Kamu belum kenal siapa kita, jadi jangan sok kamu ya"

"Gak penting juga kenal siapa kalian" acuh Karin hendak melangkah tapi di tahan lagi dengan di dorong.

"Hey! urusan kita belum selesai cupu jadi jangan kemana-mana dulu"

Karin menghela napas panjang, kesabarannya mulai menipis menghadapi para perempuan obsesi.

"Minggir, aku mau pulang" kata Karin datar.

"Wohoho si cupu mulai kesal kayaknya" ucap seorang siswa yang sejak tadi di depan Karin.

"Kamu boleh pulang dan kita akan maafkan kamu kali ini, ta.."

"Gak butuh maaf kalian" sela Karin santai.

"Heh tentu kamu harus minta maaf sama kita karena udah berani dekati Aldi, sukur kita mau maafin kalau gak udah kita habisi kamu tahu!" bentaknya.

"Terserah" sahut Karin.

"Udah Jes langsung aja, kitakan butuh pembantu supaya lebih mudah bawa tas" ucap salah satu perempuan itu.

"Benar juga" senyum perempuan yang di panggil Jes itu menatap Karin.

"Sebagai tanda permintaan maaf sama kami, kamu harus bawain tas kami semua sampai ke parkiran mobil kita" Jes membuka tasnya lalu di serahkan pada Karin.

Begitupun dengan yang lainnya yang ikut menyodorkan tas mereka pada Karin. Karin menatap mereka satu-satu yang tersenyum meremehkan dirinya.

Tangan Karin terulur menerima tas 6 orang di depannya lalu tersenyum tipis menatap mereka si pemilik tas.

"Ya sudah kalian jalan duluan ku ikuti di belakang" ujar Karin membuat keenam perempuan itu tertawa puas dan mengejek Karin.

Sedangkan Karin hanya bersikap biasa saja dan sangat santai tanpa perduli dengan tatapan mengejek orang-orang yang melihatnya. Jes dan teman-temannya berbalik dan berjalan lebih dulu.

Karin juga berjalan setelah Jes dan temannya melangkah, sepanjang koridor banyak mata yang melihat Karin membawa tas rombongan Jes. Mereka menertawakan Karin dengan mencemooh.

Saat melewati lapangan basket ada seseorang yang menatap dengan tidak suka akan apa yang lewat di lapangan itu. Saat akan mendekati apa yang membuatnya tidak suka itu, tapi langkahnya tertahan ketika melihat apa yang terjadi selanjutnya.

Karin berjalan santai di belakang Jes dan teman-temannya yang tertawa bersama. Saat melewati lapangan basket Karin berbelok menuju satu tempat yang cukup di hindari para murid di sana karena kotor.

Dengan santainya Karin membuang tas yang dibawanya sejak tadi, setelah keenam tas itu masuk tempat sampah Karin menepuk-nepuk tangannya puas.

"Mahal juga sampahnya" gumam Karin pelan.

Setelahnya barulah Karin berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang.

Bagus batin seseorang tersenyum tipis melihat keberanian Karin.

Beberapa siswa yang melihat kenekatan Karin membuang tas geng Jes melongo karena geng wanita itu cukup di takuti selain gengnya Sisi. Jes dan teman-temannya yang asik tertawa dan bergosip ria tidak tahu kalau tas mereka sudah di buang.

Ketika sampai di parkiran baru mereka melihat kebelakang untuk menyuruh Karin memberikan tas mereka kembali. Tapi ketika membalim badannya barulah mereka sadar kalau yang memebawa tas mereka sudah tidak ada di belakang.

"Loh kemana si cupu?" tanya Jes heran.

"Bukannya tadi dia dibelakang kita ya! kemana dia bawa tas kita?" ucap teman Jes.

"Huh, pasti dia pergi duluan untuk jual tas kita karena gak punya uang bayar sekolah" ucap Jes meremehkan.

"Gak mungkin dia bayar uang sekolah, dari yang ku dengar-dengar dia itu dapat beasiswa makanya bisa sekolah disini"

"Ck, apapun alasannya yang pasti dia jual tas kita buat makan titik" keyakinan Jes akan argumennya tidak di bantah lagi oleh teman-temannya.

"Trus buku-buku kita gimana nih kalau tas kita dijualnya!"

"Ya udah besok kita minta dia balikin tas kita" kata Jes.

"Eh, kitakan ada tugas tuh dari guru matematika killer, mending biarin aja dia bawa tas kita besoj kalau bapak tanya tugas kita baru kita bilang kalau tas kita di curi si cupu" usul teman Jes membuat mereka tersenyum senang.

"Ide bagus, dengan begitu kita gak usah susah-susah ngerjain tugas, yang di marahin pasti nanti si cupu itu"

"Ya udah ayo pergi ke tempat biasa" ajak Jes dengan senangnya yang di sambut sorakan bahagia teman-temannya.

Mereka pergi begitu saja meninggalkan sekolah tanpa mendengarkan panggilan teman dan seorang guru yang sudah memanggil-manggil mereka.

Sedangkan Karin sudah memasuki bus yang akan membawanya menuju halte bus tujuannya. Karin duduk santai di dalam bus tanpa perduli dengan apa yang sudah dia lakukan dengan tas-tas mahal itu.

Sesampainya di halte tujuannya Karin turun dari bus kemudian melanjutkan langkahnya menuju sebuah perumahan mewah yang ada di seberang halte itu. Beberapa saat berjalan Karin memasuki salah satu hunian megah yang ada di sana.

"Selamat siang non" sapa seorang satpam yang membuka gerbang kecil untuk satu orang.

"Siang pak" sahut Karin tersenyum ramah.

Langkahnya terus maju mendekati pintu utama kemudian membukanya dan terus berjalan menyusuri rumah besar itu.

"Karin, kamu sudah pulang, mana papa?" tanya seorang wanita paruh baya yang merupakan mamanya Karin.

"Memangnya papa kemana ma?" tanya Karin sembari mendekati mamanya lalu menyalami wanita itu.

Nampak raut kaget sekaligus heran pada wanita itu mendengar penjelasan anaknya.

"Loh, bukannya papa jemput kamu ke sekolah! tadi nelpon mama katanya mau jemput kamu sekalian makan siang, gak ketemu papa memangnya" Karin menggeleng.

Wanita itu meraih ponselnya lalu menelpon sang suami yang ternyata sedang kebingungan mencari anak gadisnya di sekolah. Papa Karin yang terlambat tidak bertemu dengan anaknya, untung mama Karin memberitahu kalau anak mereka sudah pulang jadi papa Karin langsung pulang juga.

Terpopuler

Comments

Siti Jubaedah

Siti Jubaedah

suka.....

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Siswa baru
2 Patung bernyawa atau mumi
3 Acuh
4 Sampah mahal
5 Bunglon
6 Mengikuti
7 Bunglon datar
8 Didi dan Nana
9 Tetap sederhana
10 Peringatan
11 Hukuman
12 Wali murid
13 Aldi Gunawan Prasetya
14 Perbaiki mood
15 Kejahilan Karin
16 Momen abang adik
17 Panggilan masa kecil
18 Permen dan cabe
19 Sengaja atau tidak
20 Kotak bekal
21 Berkelahi
22 Disegi tiga
23 Sugar daddy
24 Marahnya Karin
25 Niatan Neli
26 Supir!
27 Rencana jalan jalan
28 Makan di kantin
29 Langkah seribu Neli
30 Bunglon yang berubah jadi beruang
31 Cewek di goncengan
32 Foto
33 Karin manja
34 Ulet keket
35 Pengganggu
36 Bekas apa?
37 Sebentar rasa dua jam
38 Kecelakaan
39 Insting papa
40 Koma
41 Gadis tangguh
42 Menanti
43 Sadar
44 Perasaan tidak enak
45 Kaget
46 Ternyata
47 Mengulang kenangan walau lupa
48 Kalung liontin merah delima
49 Jangan gegabah karena panik
50 Felling
51 Sedikit mengenang
52 Dokter modus
53 Duo ulet
54 Nambal pakaian
55 Bercerita
56 Sikap yang tidak biasa
57 Nikungan
58 Godaan mama
59 Enam pria berotot
60 Hilang pantat hilang tempat
61 Beruang kutub
62 Persiapan papa
63 Ajakan teman
64 Roti sobek
65 Nenek lampir
66 Bikin baper
67 Tanya tanya
68 Usaha sia sia
69 Memaksa
70 Safety
71 Nasi uduk
72 Godaan mama
73 Karma langsung
74 Beda pendapat
75 Anak yang malang
76 Mamanya Kiko
77 Keributan di mulai
78 Keributan yang masih berlanjut
79 Pemandangan indah
80 Naik vespa
81 Menceritakan semuanya
82 Nonton film
83 Masih truma
84 Mengatakan kejadian
85 penangkapan
86 Suara Kiko
87 Keributan di parkiran
88 jeweran para ibu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Siswa baru
2
Patung bernyawa atau mumi
3
Acuh
4
Sampah mahal
5
Bunglon
6
Mengikuti
7
Bunglon datar
8
Didi dan Nana
9
Tetap sederhana
10
Peringatan
11
Hukuman
12
Wali murid
13
Aldi Gunawan Prasetya
14
Perbaiki mood
15
Kejahilan Karin
16
Momen abang adik
17
Panggilan masa kecil
18
Permen dan cabe
19
Sengaja atau tidak
20
Kotak bekal
21
Berkelahi
22
Disegi tiga
23
Sugar daddy
24
Marahnya Karin
25
Niatan Neli
26
Supir!
27
Rencana jalan jalan
28
Makan di kantin
29
Langkah seribu Neli
30
Bunglon yang berubah jadi beruang
31
Cewek di goncengan
32
Foto
33
Karin manja
34
Ulet keket
35
Pengganggu
36
Bekas apa?
37
Sebentar rasa dua jam
38
Kecelakaan
39
Insting papa
40
Koma
41
Gadis tangguh
42
Menanti
43
Sadar
44
Perasaan tidak enak
45
Kaget
46
Ternyata
47
Mengulang kenangan walau lupa
48
Kalung liontin merah delima
49
Jangan gegabah karena panik
50
Felling
51
Sedikit mengenang
52
Dokter modus
53
Duo ulet
54
Nambal pakaian
55
Bercerita
56
Sikap yang tidak biasa
57
Nikungan
58
Godaan mama
59
Enam pria berotot
60
Hilang pantat hilang tempat
61
Beruang kutub
62
Persiapan papa
63
Ajakan teman
64
Roti sobek
65
Nenek lampir
66
Bikin baper
67
Tanya tanya
68
Usaha sia sia
69
Memaksa
70
Safety
71
Nasi uduk
72
Godaan mama
73
Karma langsung
74
Beda pendapat
75
Anak yang malang
76
Mamanya Kiko
77
Keributan di mulai
78
Keributan yang masih berlanjut
79
Pemandangan indah
80
Naik vespa
81
Menceritakan semuanya
82
Nonton film
83
Masih truma
84
Mengatakan kejadian
85
penangkapan
86
Suara Kiko
87
Keributan di parkiran
88
jeweran para ibu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!