Karin duduk di bangkunya yang berdampingan dengan jendela hingga membuatnya bisa melihat pemandangan di luar. Karena kelasnya yang berada di lantai tiga maka pemandangannyapun lumayan bagus, jalanan yang ada di.seberang sana nampak jellas.
"Kalian tunggu sebentar di dalam ya, guru pelajaran pertama sebentar lagi datang" ucap Bu Sari lalu keluar setelah mendapat jawaban.
Karin membuka tasnya lalu mengambil sebuah buku Ensiklopedia untuk di bacanya. Kegemarannya membacaa membuatnya masuk kesekolah itu jadu mudah karena pengetahuannya yang luas dan pintar.
Sedang asik-asiknya membaca buku tiba-tib ada seseorang yang meletakkan tasnya dengan kasar di meja Karin hingga perempuan itu kaget. Karin mengelus dadanya lalu melihat siapa di pelaku yang sudah mengganggunya.
"Kamu!" Karin melihat laki-laki yang tadi memberitahunya ruang kepala sekolah yang duduk di smapingnya dengan tas yang masih di meja.
Tanpa mengatakan apapun Aldi langsung tidur kembali dengan menjadikan tasnya sebagai bantal. Karin melongo melihat laki-laki yang menenggelamkan kepalanya di tas itu.
Beberapa saat kemudian guru datang dan langsung memulai pelajarannya, Karin sangat senang karena guru menjelaskan dengan sangat bagus dan mudah di pahami. Ia kira pindah ke kota akan membuatnya sedikit kesulitan mengikuti pembelajaran karena di kota standarnya lebih tinggi.
Tapi ternyata hanya berbeda sedikit dengan di sekolah Karin dulu. Dan karin bertekat akan terus belajar dengan giat supaya bisa lebih memenuhi standar yang ada di sekolah itu. Sikap Karin yang lebih suka totalitas dalam melakukan pembelajaran membuatnya sangat terpacu belajar.
Lain Karin lain pula Aldi yang justru malah memperhatikan Karin di sampingnya. Perempuan yang sedang fokus belajar itu tidak menyadari tatapan Aldi padanya, ia juga tidak melihat kesamping sama sekali saking fokusnya.
Hingga jam pelajaran berganti dan guru keluar, Karin mengganti bukunya dengan buku yang lain. Ketika tidak sengaja melihat ke arah samping barulah Karin sadar kalau ada yang menatapnya.
Kenapa dia menatapku? batin Karin lalu menatap bukunya, ia tidak mau menegus karena takut dikira ge'er. Tapi semakin lama guru belum juga muncul kecuali ketua kelas yang memberi pengumuman kalau guru selanjutnya tidak hadir.
Kelas jadi ricuh dan mulailah mereka dengan kesibukan masing-masing. Bermain ponsel, bergosip, tertawa bersama hingga menatap orang tanpa lelah seperti Aldi.
Yang ditatap terus-terusan jadi merasa risih sendiri dan tidak nyaman akibat tatapan Aldi itu. Selain sorot matanya yang tajam dan wajah datarnya, alis tegas Aldi yang lumayan tebal juga menjadi alasan tersendiri bagi Karin yang merasa tertekan.
Untuk memastikan kalau laki-laki di sampingnya memang menatapnya, Karin menatap balik pada Aldi dengan sungguh-sungguh. Mereka saling pandang hingga beberapa menit Karin mengalihkan pandangannya karena merasakan kesan familiar saat menatap mata Aldi.
Seperti aku pernah melihat sorot matanya, tapi dimana ya? gumam Karin dalam hati. Aldi mengangkat sudut bibirnya kecil tapi tidak terlihat.
"Kenapa kamu menatapku terus?" tanya Karin melihat Aldi kesal.
Bukannya menjawab Aldi malah semakin menatap Karin dengan menopangkan kepalanya pada tangan kanannya. Pandangan mata Aldi terus mengarah kewajah Karin, bukannya merasa malu atau tersipu seperti para siswi lainnya.
Karin malah merasa jengkel dan tidak suka dengan tatapan Aldi yang menurutnya bagaikan orang mesum saja.
"Jangan menatapku seperti omes begitu" kesal Karin melotot pada Aldi.
"Aldi bukan omes" hanya tiga kata itu saja yang keluar dari bibir Aldi karena ia mengira jika Karin memanggil nama omes.
"Ck, omes itu otak mesum bukan nama,gak ada yang nanyak nama juga" cemberut Karin.
Baru kali ini ia bertemu dengan laki-laki ngeselin modelan Aldi begini. Wallaupun penampilannya biasa saja tapi di sekolahnya dulu Karin di sebut sebagai siswi teladan oleh para guru karena penampilannya yang rapi dan apa adanya.
Aldi memajukan wajahnya mendekati Karin yang langsung memundurkan wajahnya akibat perbuatan Aldi.
"Kamu apa?" tanya Karin melototi Aldi.
"Ada beletnya" Aldi kembali menelungkupkan kepalanya di tas yang sejak tadi jadi bantal tidurnya. Laki-laki itu tersenyum tipis sekali karena mengerjai Karin hingga kesal.
Sedangkan Karin yang mendengar ucapan Aldi langsung menarik kacamatanya sedikit untuk membersihkan sudut matanya. Sungguh memalukan jika sampai ada kotoran di matanya.
Karin mendengus kesal karena ternyata ia di kerjai oleh Aldi. Mana ada belet di matanya sebab ia mandi dengan bersih dan Karin selalu melihat seluruh penampilannya sebelum berangkat sekolah, jadi tidak mungkin ada yang kotorkan pikirnya.
"Kamu ngerjaain aku ya! hey!" Karin menggoyangkan lengan Aldi tapi tidak ada respon.
Karin mendengus kesal menatap Aldi yang memang layaknya patung bernyawa.
"Dasar patung bernyawa, untung di sekolah kalau di luar ku hajar juga dia" gumam Karin pelan dengan bersungut-sungut.
Meski ucapan Karin pelan, Aldi dapat mendengarnya dengan jelas karena berada di sebelah perempuan itu dan pendengarannya yang memang lumayan tajam.
Aldi kembali menarik ujung bibirnya tersenyum kecil, boleh juga batin Aldi yang merasa ekspresi kesal Karin lucu dengan kacamata bulat dan mata melototnya. Di tambah kuciran Karin yang begitu membuatnya terlihat seperti boneka bermata bulat.
Karin memang memiliki kulit yang putih dan halus, juga wajah cantik. Tapi Karin merasa lebih nyaman jika berpenampilan seperti itu, karena baginya penampilannya itu sudaj seperti orang pintar yang suka membaca dan berpikir tentang hal yang menyangkut ilmu pengetahuan.
Walau terkesan polos tapi begitulah pendapat Karin tentang penampilannya dan ia tidak perduli akan pendapat orang lain mengenai dirinya.
Bel tanda istirahat berbunyi, semua murid kembali bergerak untuk keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut. Ada yang ke perpustakaan, ada yang bersantai di taman ada pula yang tetap di kelas seperti Karin dam Aldi.
Karin menatap Aldi yang tetap pada posisinya dalam diam tidurnya. Karin mencolok-colok lengan Aldi bermaksud membangunkan laki-laki itu. Tapi yang ada hanya keheningan, Aldi tetap pada posisinya tidur di sampingnya.
Karin menghela napas lelah, patung bernyawa di sampingnya itu akan tetap seperti itu. Bahkan sudah dua jam berlalu sejak laki-laki itu tertidur, hingga kini belum bergerak walau sedikitpun.
Antara patung dengan mumi mana yang paling cocok untuknya ya gumam Karin dalam hati sembari menggelengkan kepalanya heran. Karin mengambil bekal makan siangnya dari dalam tas lalu meletakkannya di atas meja.
Ketika membuka kotak bekal itu terlihatlah nasi goreng buatan mamanya yang sangat menggugah seleranya. Perutnya yang lapae sudah minta diisi, jadilah Karin makan dengan nikmatnya seakan hanya dia seorang diri di kelas itu.
Rupanya aroma makanan yang sedang di nikmati Karin tercium oleh Aldi hingga membuat laki-laki itu merasa lapar juga. Aldi mengangkat kepalanya dan mendapati Karin yang masih makan dengan lahapnya.
Tergoda dengan makanann itu Aldi menyambar sendok yang di pegang oleh Karin lalu menarik kotak bekal perempuan yang kaget itu. Bagaimana tidak kaget kalau sedang asiknya makan tiba-tiba di rebut.
Makanan yang tinggal setengah itu langsung dilahap Aldi dan dengan cepat sudah habis tanpa sisa. Karin semakin tercengang melihat hal itu.
"Hey apa yang kau lakukan? kenapa kau menghabiskan bekalku?" marah Karin menarik memegang kotak bekalnya yang sudah bersih tanpa sisa.
"Besok lagi bawa" ucap Aldi lalu meminum air milik Karin yang juga ada di meja hingga tinggal setengahnya.
Karin menatap Aldi dengan sangat kesalnya hingga ia melayangkan pukulan di kepala laki-laki itu dengan cukup kerasnya. Ia tidak peduli lagi dengan dirinya yang murid baru dan harus memberi kesan baik di hari pertama sekolah.
Yang penting bagi Karin melampiaskan marah dan kesalnya pada orang yang sudah menghabiskan bekal spesial buatan mamanya itu.
TAK
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Rusme Juthec
bagus ceritanya
2023-07-30
0
Siti Jubaedah
suka.....
2022-09-13
0