Restart: Mafia Second Chance
cerita ini mengambil waktu di tahun 2225 di masa depan. di jaman itu Indonesia sudah menjadi negara maju dan ibu kota negara telah di pindahkan ke pulau Kalimantan.
******
di sebuah gang sempit tampak seorang siswa SMA sedang di hajar habis-habisan oleh beberapa siswa lainya yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya.
siswa yang di hajar itu adalah seorang yang menyandang julukan pecundang di sekolahnya dan nama sebenarnya dari siswa itu adalah Erwin Aksa.
"sial*n kau Erwin! berani-beraninya kau merebut Santi dariku!" ucap salah seorang pria yang sedari tadi memukuli wajah Erwin.
Erwin terjatuh ke tanah karena pukulan pria itu sangat kuat.
"ma.... maafkan aku, tapi bukankah dia itu tak suka padamu. bahkan dia juga bukan pacarmu, jadi tidak cocok jika aku di sebut merebut." ucap Erwin dengan suara yang bergetar ketakutan.
"duh, aku sudah membuat masalah dengan orang yang menakutkan." batin Erwin.
"apa katamu hah!!" bentak pria itu dan langsung menendang kepala Erwin hingga wajah Erwin menghantam tanah. "tidak ada yang tahu apakah dia menyukaiku atau tidak! camkan itu!!"
kemudian pria itu meninggalkan Erwin yang masih terkapar di tanah. pria itu tampak sangat kesal pada Erwin, bagaimana tidak, gadis yang di sukainya di pacari oleh orang lain, dan parahnya yang menjadi pacarnya adalah si pecundang Erwin.
hari-hari berikutnya, Erwin di hajar lagi oleh mereka, hampir setiap pulang sekolah ia di hajar dan di palak oleh orang yang sama. bukan hanya itu, ia juga bahkan sering di hajar di sekolah.
suatu hari di sekolah, tepatnya di sebuah atap gedung tempat Erwin biasanya menyendiri, Erwin sedang duduk bersama pacarnya yang bernama Santi Astina. saat itu mereka sedang makan siang di jam istirahat. Santi membuka bekal makan siangnya dan menunjukkan bekalnya pada Erwin sambil tersenyum manis menatap Erwin.
"aku memasaknya sendiri loh.... ku harap kau menyukainya." ujar Santi sambil menyodorkan bekal tersebut.
kemudian Erwin meraih bekal itu sambil memegang kedua tangan Santi yang menyodorkan bekal itu.
"terimakasih, aku sangat senang menerimanya." balas Erwin sambil membalas senyuman Santi.
seketika wajah Santi langsung memerah saat Erwin tersenyum sambil memegang kedua tangannya. lalu Santi menoleh dengan ekspresi yang malu-malu dan berusaha menyembunyikan wajah malu-malunya dari Erwin.
"a..... apa kau mau ku su.... suap?" tanya Santi dengan nada ragu-ragu.
"hmm..... boleh juga!" jawab Erwin dengan cepat sambil mempertahankan senyumnya.
"baiklah..... buka mulutmu." ucap Santi sambil menyendok makanan di bekal itu.
"ah....." Erwin membuka mulutnya sesuai perintah Sinta.
belum sampai satu suapan ke mulut Erwin, tiba-tiba kepala Erwin di tendang dari belakang oleh seorang pria yang sebelumnya selalu menghajarnya.
hal itu membuat Erwin terjatuh ke lantai.
Santi terkejut melihat hal itu, dan ia langsung berdiri dan membentak pria yang menendang Erwin.
"Rimo!! apa-apaan kau ini!?" bentak Sinta dengan ekspresi yang tampak sangat marah.
"apa-apaan? bukankah sudah jelas aku ingin kau sadar bahwa pria lemah ini tak pantas untukmu!" balas Rimo dengan tegas.
"pantas dan tidaknya bukan urusanmu! jadi jangan seenaknya menghajar pacarku!" bentak Santi lagi.
kemudian Rimo langsung menoleh pada Erwin dengan tatapan penuh kebencian. lalu Rimo memberi kode pada kedua temanya untuk menahan Santi.
kemudian Rimo langsung menendang perut Erwin dengan kuat.
"ayo bangun sial*n!! lawan aku!!" bentak Rimo yang terung menendang Erwin.
Erwin pun berusaha untuk berdiri untuk melawan Rimo.
sementara itu, Santi yang melihat tindakan Rimo langsung bergerak untuk mencegah Rimo menghajar Erwin, namun dirinya langsung di hadang oleh kedua teman Rimo.
"kasihan sekali kau! selalu di lindungi oleh wanita! dasar tak berguna!" ucap Rimo sambil menatap Erwin dengan tatapan yang angkuh.
setelah itu Rimo langsung melanjutkan serangan berikutnya dan menghajar Erwin tanpa ampun.
namun Erwin tak menyerah, ia terus berusaha berdiri meskipun berkali-kali terkena pukulan hingga terjatuh.
"selama aku masih hidup! itu artinya aku masih belum kalah! aku masih punya kesempatan menang!" ucap Erwin dengan lantang sambil berdiri sempoyongan dengan wajah penuh memar pukulan Rimo.
melihat Erwin yang terus berjuang dengan cara itu membuat Santi tersentuh sekaligus takut karena itu bisa saja membunuh Erwin.
"tchi..... bikin jengkel saja!" ucap Rimo sambil ngos-ngosan karena kecapean menghajar Erwin. "dia yang di hajar malah aku yang capek!"
kemudian Rimo menegakkan tubuhnya sambil mengangkat wajahnya dengan angkuh dan menatap Sagit dengan tatapan yang mengintimidasi.
"hari ini cukup di sini saja! jangan sampai mati ya, bisa-bisa aku kena masalah!" ucap Rimo dengan nada mengejek.
setelah itu Rimo dan kawan-kawannya langsung pergi dan berlalu dari tempat itu. sementara itu, Santi tampak meneteskan air matanya, lalu ia langsung berlari menghampiri Erwin dan langsung memeluk Erwin erat-erat sambil menangis tersedu-sedu.
Erwin yang melihat Santi menangisi dirinya hanya bisa diam tak bersuara sambil mengelus kepala Santi dengan lembut.
sejak kejadian hari itu, setiap libur sekolah, Erwin selalu mengunjungi rumah kakeknya yang tinggal di desa pedalaman. tujuan Erwin selalu berkunjung adalah untuk mempelajari bela diri 'silat' yang sudah di turunkan secara turun-temurun di desa itu. selain bela diri, ia juga bahkan di berikan ilmu tenaga dalam yang sangat kuat oleh kakeknya, dan bukan hanya itu, ia juga di turunkan ilmu-ilmu gaib yang sudah tak di percayai keberadaanya oleh masyarakat di jamannya itu.
note: di jaman ini masih banyak masyarakat yang masih bertahan di daerah pedalaman.
*****
suatu malam, tepatnya di malam Natal, Erwin berkencan dengan Santi. mereka mengunjungi sebuah bukit yang menjadi salah satu tempat favorit para muda-mudi dalam menghabiskan waktu bersama.
saat itu, Santi dan Erwin sedang duduk di sebuah kursi khusus di tempat itu.
saat itu, keduanya tampak tenggelam dalam kenikmatan asmara.
dan saat sebuah petasan meledak di udara, timbullah bunga-bunga api yang indah mewarnai langit malam itu. saking indahnya, tanpa sadar keduanya pun mulai berciuman dan menikmati suasana itu, terlebih lagi saat itu tak ada orang di sekitaran mereka.
saat itu, Erwin tidak mengetahui bahwa ciuman pertama Santi dengannya adalah ciuman terakhir bagi Santi.
ketika mereka berdua pulang dari tempat itu. di perjalanan mereka di hadang oleh sekelompok orang yang tak di kenal.
orang-orang itu berusaha merebut Santi dari Erwin.
Erwin pun tidak tinggal diam dan langsung menghajar kelima orang yang menghalangi jalan mereka.
meskipun saat ini Erwin sudah mempelajari ilmu silat dan lain sebagainya, akan tetapi ia tetap tak bisa menang melawan lima pria itu karena dirinya masih belum cukup kuat untuk menguasai semua yang ia pelajari.
pada akhirnya Santi pun terbunuh dan kelima orang itu pergi meninggalkan Erwin yang tengah sekarat. saat terbangun, ia sudah berada di rumah sakit.
kejadian malam itu sudah di tangani kepolisian, dan di ketahui pelakunya adalah anggota kelompok Mafia Elang Hitam.
Erwin hanya bisa menangisi hal itu, dan sejak saat itu Erwin pun memperdalam ilmunya dan berniat untuk balas dendam pada pembunuh Santi.
******
lima tahun kemudian, Erwin memutuskan untuk mendatangi pamannya setelah ia mendengar informasi rahasia bahwa pamannya itu sedang mengembangkan sebuah mesin waktu.
"mungkinkah aku punya kesempatan untuk mengubah garis dunia ini?" ucap Erwin sambil berseringai licik.
Kalau ada yang minat baca karya saya yang lainnya bisa cek di profil author ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
harie insani putra
nyimak dan ninggalin jejak dulu ya kak....sapam kenal
2022-10-24
0
Ady Jha
ceritanya mirip anime dari jepang tokyo revengers
2022-04-14
1
Ady Jha
kok alur ceritanya agak" mirip ama anime tokyo revengers
2022-04-14
2